Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Pengertian Manajemen Pemasaran Bank Syariah....................................3
B. Konsep Manajemen Pemasaran Bank Syariah.........................................5
C. Karakteristik Manajemen Pemasaran Bank Syariah................................6
D. Nilai-nilai Manajemen Pemasaran Bank Syariah.....................................9
E. Proses Manajemen Pemasaran Bank Syariah...........................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari dalam melaksanakan kegiatan ekonomi
sering kita dengar istilah pemasaran dimana kegiatan ini berorientasi untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana produk dan keseluruhan
kelompok barang yang dihubungkan dengan proses menciptakan suatu
produk, menyerahkan hingga nantinya dikonsumsi oleh konsumen.
Seperti yang kita ketahui manajemen pemasaran merupakan
manajemen dengan sistem yang berpegang pada hakikat hubungan antara
semua bidang fungsional sebagai dasar pengambilan putusan di bidang
pemasaran. Untuk dapat menghasilkan laba tentunya suatu perusahaan
membutuhkan suatu strategi pemasaran yang baik dan tersusun secara
komprehensif karena tanpa adanya stretegi pemasaraan yang baik maka
permintaan konsumen atas produk atau jasa juga kurang optimal hal ini
disebabkan karena keberhasilan keuangan lebih banyak bergantung pada
strategi pemasaran hal ini juga berdampak pada proses seperti akunting,
operasi keuangan dan fungsi keuangan lainnya yang tidak akan berjalan
secara maksimal apabila kemampuan pemasaran tidak disusun secara baik.
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada kita umat islam
bagaimana sistem pemasaran yang islami. Akan tetapi karena
dimasyarakat kita lebih dahulu berkembang sistem pemasaran
konvensional maka sistem pemasaran islam akhirnya kurang dikenal. Hal
inilah yang harusnya menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk
memperkenalkan lebih jauh tentang sistem pemasaran islam dikalangan
masyarakat sekitar.
Didalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari
manajemen pemasaran bank syariah, konsep manajemen pemasaran bank
syariah, karakteristik manajemen pemasaran bank syariah,nilai-nilai atau
etika apa saja yang digunakan dalam manajemen pemasaran bank syariah,
dan bagaimana proses berlangsungnya manajemen pemasaran bank
syariah.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Manajemen Pemasaran Bank Syariah ?
2. Bagaimana konsep Manajemen Pemasaran Bank Syariah ?
3. Bagaimana karakteristik Manajemen Pemasaran Bank Syariah ?
4. Bagaimana nilai-nilai Manajemen Pemasaran Bank Syariah ?
5. Bagaimana proses Manajemen Pemasaran Bank Syariah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Pemasaran Bank Syariah ?
2. Untuk mengetahui konsep Manajemen Pemasaran Bank Syariah ?
3. Untuk mengetahui karakteristik Manajemen Pemasaran Bank Syariah?
4. Untuk mengetahui nilai-nilai Manajemen Pemasaran Bank Syariah ?
5. Untuk mengetahui proses Manajemen Pemasaran Bank Syariah ?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Suhardi, pengantar Manajemen dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Gava Media, 2018), 275.
2
T. Hani Handoko, Manajemen edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 1984), 6.
4
layanan, dan ide), value, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi,
hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar. 3
Sedangkan secara sepesifik pengertian pemasaran bagi lembaga
jasa keuangan adalah: 4
1. Mengidentifikasi pasar yang paling menguntungkan sekarang dan
dimasa depan.
2. Menilai kebutuhan konsumen atau anggota saat ini dan dimasa yang
akan datang.
3. Menciptakan sasaran pengembangan bisnis dan membuat rencana
untuk mencapai sasaran tersebut.
4. Promosi untuk mencapai sasaran.
Menurut Ben M. Enis (1974), Manajemen pemasaran ini
merupakan suatu proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau perusahaan.
Efektifitas yang dimaksud adalah memaksimalkan hasil yang hendak
dicapai yang telah ditetapkan lebih dahulu, sedangkan efisiensi adalah
sumber apa saja yang digunakan untuk mencapai hasil yang maksimal.5
Kata syariah berasal dari Kata syara’a al-syai’a yang berarti
menerangkan atau menjelaskan sesuatu. Atau berasal dari kata syir’ah dan
syari’ah yang berarti suatu tempat untuk mengambil air secara langsung
sehingga orang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain.
Pengertian manajemen pemasaran syariah adalah sebuah disiplin strategis
yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values
dari suatu inisiator kepada stakeholdernya, yang dalam keseluruhannya
proses sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam
Islam. 6
Dalam Syariah Marketing atau pemasaran syariah rangkaian
kegiatan yang berada dalam ruang lingkup manajemen pemasaran syariah
3
Philips Khotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: SMTG Desa Putra, 2002), 9.
4
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: (UUP) AMP YKPN 2005), 226.
5
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfbeta, 2013),
130.
6
Fathul Aminudin Aziz, Manajemen dalam Prefektif Islam, (Cilacap: Pustaka El-Bayan
BPFE, 2001), 4.
5
7
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, 220.
6
1. Siddiq
Artinya memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan,
keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran islam. Allah SWT
senantiasa memerintahkan kepada setiap orang beriman untuk
memiliki sifat siddiq dan menciptakan lingkungan yang siddiq.
Didalam Al-Quran siddiq disebut sebanyak 154 kali.
Nabi Muhammad SAW menegaskan, “wajib bagi kalian berlaku
jujur, sebab jujur membawa pada kebaikan, dan kebaikan
menunjukkan jalan ke surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan
memperhatikan kejujuran, ia akan termaktub disisi allah atas
kejujurannya. Sebaliknya, janganlah berdusta, sebab dusta mengarah
pada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. Seseorang yang
berdusta dan memperhatikan kedustaannya, ia tercatat disisi Allah
sebagai pendusta.
2. Fathanah
Artinya mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam
segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban. Fathanah
berkaitan dengan kecerdasan, baik secara rasio, rasa, maupun
kecerdasan ilahiyah. Dengan demikian bila dibandingkan dengan
good governance dengan konsep intellegensinya, maka konsep ini
sebetulnya hanya berhubungan dengan kecerdasan intellegensia
semata. Padahal fathanah menekankan kecerdasan lain, seperti
kecerdasan emosional dan spiritual. Seorang pemasan di bank syari’ah
harus paham tentang seluruh produk yang ditawarkan oleh perbankan
syari’ah termasuk fiqihnya secara dasar. Sifat ini akan menumbuhkan
kreativitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi
11
Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, 25.
10
3. Amanah
Memiliki makna tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas
dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran,
pelayanan prima, dan ihsan (berupaya menghasilkan yang terbaik)
dalam segala hal. Sifat amanah harus dimiliki oleh setiap mukmin
apalagi yang memiliki pekerjaan terkait dengan pelayanan kepada
masyarakat.
Amanah mementingkan tanggung jawab yang sangat hakiki dalam
hubungannya dengan umat manusia, yang selalu yakin bahwa ada
yang selalu mengawasi pelaksanaan tugasnya. Dalam islam diyakini
bahwa setiap tindak-tanduk kita selalu dalam pengawasan malaikat
yang senantiasa mencatat kebaikan dan keburukan manusia. Dalam
konteks inilah amanah berkiprah.
11
4. Tabligh
Artinya mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain
untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran islam dalam setiap
gerak aktivitas ekonomi yang dilakukan sehari-hari. Tabligh yang
disampaikan dengan hikmah, sabar, argumentatif dan persuasif akan
menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang semakin solid dan kuat.
Seorang pemasar syariah harus memposisikan dirinya tidak hanya
sebagai representasi dari perusahaan namun turut pula sebagai juru
dakwah dalam pengembangan ekonomi syariah. Masih banyak
masyarakat yang belum mengerti tentang ekonomi syari’ah, dan itulah
yang menjadi tugas bagi seorang pemasar syariah untuk menjelaskan
sekaligus menjual produk syariah yang akan ditawarkan kepada
kosumen.
5. Istiqamah
Artinya konsisten. Hal ini memberikan makna seorang pemasar
syariah dalam praktik pemasarannya selalu istiqamah dalam
penerapan aturan syariah. Seorang pemasar syariah harus dapat
dipegang janjinya, tidak diperkenankan bagi seorang pemasar syariah
berubah-ubah dalam memberikan janji. Sebab dalam suatu perusahaan
12
2. Khidmah
Artinya bersikap melayani dan rendah hati. Seorang pemasar
haruslah memiliki sikap melayani yang rendah hati dalam
kepribadiannya. Melayani secara rendah hati tersebut meliputi sikap
sopan dan santun. Orang yang beriman diperintahkan untuk bermurah
hati ,sopan dan bersahabat saat berelasi dengan mitra bisnis.
3. Su’uzh-zhann
Artinya tidak suka berburuk sangka. Saling menghormati satu
sama lain merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW yang harus
diimplementasikan dalam perilaku bisnis modern. Tidak boleh satu
pengusaha menjelekkan pengusaha yang lain dengan hanya
bermotifkan persaingan bisnis.
4. Ghibah
Artinya tidak suka menjelek-jelekkan karena gibah merupakan
perbuatan yang sia-sia dan membuang-buang waktu. Akan lebih baik
baginya jika menumpahkan seluruh waktunya untuk bekerja secara
profesional. Orang yang memiliki akhlaqul karimah pasti disenangi
semua orang, dan orang asing mengenangnya karena kebaikan
12
Kamsir, Pemasaran Bank, 69.
13
5. Risywah
Artinya tidak melakukan suap karena dalam islam menuap
hukumnhya haram dan menyuap termasuk dalam kategori makan
harta orang lain dengan cara batil.
13
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA,
2000), 99
14
16
DAFTAR PUSTAKA
2013.
2005.
2018.
17