Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

PENERIMAAN MARGINAL, BIAYA MARGINAL DAN


ELASTISITAS

Deskripsi Singkat
Memahami konsep penerimaan marginal, biaya marginal dan elastisitas.
Sub Capaian Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan konsep penerimaan marginal, biaya
marginal dan elastisitas.

Uraian Materi
A. Pendahuluan

Dalam pandangan Purcell dan Varberg (1989), banyak masalah ekonomi


sebenarnya merupakan masalah Kalkulus. Dikemukakan, konsep marjinal
(dalam ekonomi) sebenarnya dapat dijelaskan secara lebih analitis dengan
menggunakan bahasa matematika, khususnya kalkulus.
Penggunaan derivatif dalam analisis yang berkaitan dengan pendapatan,
biaya, dan laba dibahas oleh Budwick (1988) serta Purcell dan Varberg (1989),
sedangkan Chiang (1987) memberikan bahasan yang lebih luas dan
komprehensif dalam tajuk analisis statis-komparatif dan masalah-masalah
optimasi.

B. Penerimaan Marginal
Setiap produsen menghasilkan barang dan jasa dan dijual ke konsumen.
Penerimaan yang akan diterima produsen dipengaruhi oleh jumlah barang dan
jasa yang terjual (dikalikan dengan harga perunitnya). Jadi, penerimaan atau
revenue merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual. Secara matematis
ditulis:
TR = f(Q) …… (4.1)

30
disini:
TR : total revenue
Q : jumlah barang yang terjual
Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah besarnya perubahan
pada penerimaan apabila produsen menjual satu unit tambahan output atau
barang. Marginal Revenue (MR) merupakan derivatif pertama dari TR terhadap
Q.
Penerimaan Rata-rata (Average Revenue) adalah besarnya penerimaan
produsen untuk setiap unit barang yang terjual. Dengan demikian, Average
Revenue (AR) adalah total penerimaan dibagi dengan jumlah barang yang
terjual.
Di dalam pasar persaingan sempurna, seorang produsen tidak bisa
menentukan harga. Produsen hanya sebagai pengambil harga (price taker). Jadi,
harga merupakan besaran yang sudah given (merupakan konstanta). Seorang
produsen pada pasar monopoli dapat menentukan harga jual atas barang yang
dihasilkan. Produsen berperan sebagai penentu harga (price maker).
Contoh 1
Pada pasar persaingan sempurna, seorang produsen memiliki fungsi
penerimaan TR=100Q
Tentukan:
a. fungsi penerimaan marginalnya
b. fungsi penerimaan rata-ratanya
c. total penerimaannya, apabila ia menjual 5 unit
Jawab
a. Fungsi penerimaan marginal (MR)
dTR
MR   100
dQ
b. Fungsi penerimaan rata-rata (AR)
TR 100Q
AR    100
Q Q
c. Jika Q = 5 maka TR = 100.5 = 500

31
Contoh 2
Seorang produsen memiliki fungsi penerimaan total yang ditunjukkan oleh
persamaan TR = -2Q2 + 40 Q
Tentukan:
a. fungsi penerimaan marginalnya
b. fungsi penerimaan rata-ratanya
c. total penerimaan dan penerimaan rata-rata, apabila ia menjual 5 unit
d. total penerimaan maksimum
Jawab
a. Fungsi penerimaan marginal (MR)
dTR
MR   4Q  40
dQ
b. Fungsi penerimaan rata-rata (AR)
TR  2Q2  40Q
AR    2Q  40
Q Q
c. Jika Q = 5
 TR = - 2 Q2 + 40 Q = 150
 AR = - 2 Q + 40 = 30
d. Total penerimaan maksimum (TRmaks)
dTR
  MR  4Q  40  0  Q = 10
dQ

d 2TR
  40
dQ2
Jadi, TRmaks = - 2 Q2 + 40 Q = -2 (10)2 + 40(10) = 200

C. Biaya Marginal
Untuk menghasilkan barang dan jasa, seorang akan mengeluarkan
sejumlah biaya, yang dapat diklasifikasikan ke dalam biaya tetap dan biaya
variabel. Hasil penjumlahan biaya tetap (fixed cost= FC) dan biaya variabel
(variable cost= VC) dikenal sebagai total biaya (total cost= TC).

32
Biaya marginal (marginal cost=MC) adalah tambahan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan output. Marginal Cost (MC)
merupakan derivatif pertama dari TC terhadap Q.
Contoh 3
Seorang produsen akan mengeluarkan biaya sebesar Rp 100.000
walaupun ia tidak menghasilkan satu pun unit output. Biaya variabel yang harus
1 3
dikeluarkan ditunjukkan oleh persamaan VC = Q  5Q 2  50Q .
3
Tentukan:
a. fungsi biaya total
b. fungsi biaya marginal
c. fungsi biaya tetap rata-rata
d. fungsi biaya variabel rata-rata
e. fungsi biaya rata-rata
f. biaya rata-rata minimum
g. biaya marginal minimum
Jawab
a. Fungsi biaya total
TC = FC + VC
1 3
= 100.000 + Q  5Q 2  50Q
3
b. Fungsi biaya marginal
dTC
MC   Q 2  10Q  50
dQ
c. Fungsi biaya tetap rata-rata (AFC)
FC 100.000
AFC  
Q Q
d. Fungsi biaya variabel rata-rata (AVC)
VC 1 2
AVC   Q  5Q  50
Q 3
e. Fungsi biaya rata-rata (AC)

33
TC 1 2 100.000
AC   Q  5Q  50 
Q 3 Q
f. Biaya variabel rata-rata minimum (AVCmin)
dAVC 2
  Q  5  0  Q = 7,5
dQ 3

d 2 AVC 2
  0
dQ2 3
1 1
AVC  Q 2  5Q  50  (7,5) 2  5(7,5)  50  31,25
3 3
g. Biaya marginal minimum (MCmin)
dMC
  2Q  10  0  Q = 5
dQ

d 2 MC
  2 0
dQ2

MC  Q2  10Q  50  52  10(5)  50  25

D. Elastisitas
(Koeffisien) elastisitas dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan
dalam variabel tak bebas (dependent variable) dibagi dengan persentase
perubahan dalam variabel bebas (independent variable). Secara matematis, jika
y=f(x) dan (koeffisien) elastisitas dilambangkan dengan  maka:
y
y
 ………. (4.2)
x
x
Persamaan (5.2) dapat dinyatakan sebagai:
y x
 . ………… (4.3)
x y
Dengan mengambil x  0 maka (4.3) dapat ditulis sebagai:
y x dy x
  lim .  . … (4.4)
x  0 x y dx y

34
Persamaan (4.4) dapat dinyatakan sebagai:
dy
  dx ... (4.5)
y
x
Persamaan (4.2) menyatakan elastisitas busur sedangkan (5.4) menyatakan
elastisitas titik (dari y terhadap x).
dy y
Jika y=f(x) menyatakan fungsi total maka dan masing-masing
dx x
merupakan representasi fungsi marginal dan fungsi rata-rata sehingga (4.5)
dapat ditulis:
  fungsi marginal/fungsi rata-rata …… (4.6)
Harga  bersifat absolut; artinya, jika dalam perhitungan diperoleh nilai
negatif maka harga  diambil dari harga mutlaknya. Suatu fungsi disebut elastis
jika memiliki harga  1. Jika   1 atau  1 maka fungsi tersebut disebut
unity elastis atau nelastic pada titik yang telah ditentukan.
Perhatikan gambar berikut.

Gambar 4.1 Gambar 4.2

Berdasarkan (4.6), dari Gb 4.1 dapat dikemukakan bahwa AB menyatakan


fungsi marginal sedangkan AO mempresentasikan fungsi rata-rata. Harga  
sehingga tg  tg . Akibatnya, harga fungsi marginal di titik A kurang dari harga

35
fungsi rata-rata. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat ditarik adalah
elastisitas fungsi total di titik A kurang dari 1 atau nelastic. Sebaliknya, pada Gb
2,   sehingga tg tg . Akibatnya, fungsi total di titik A bersifat elastis.
Untuk kasus unity elastis dapat dijelaskan menggunakan gambar berikut ini.

Gambar 4.3 Gambar 4.4


Pada Gb 4.3, fungsi total mempunyai slope negatif. Ditentukan titik A pada
kurva tersebut sedemikian sehingga garis OA dan AB membentuk sudut yang
sama besar dengan sumbu X positif (dengan arah yang berlawanan) atau
dengan arah yang sama bila fungsi totalnya berslope positif (Gb 4.4). Akibatnya,
   sehingga tg  tg . Dengan demikian harga fungsi marginal di titik A
akan sama dengan fungsi rata-rata sehingga diperoleh   1.

E. Elastisitas Permintaan
Skedul perminataan (demand schedule) adalah daftar yang menghubungkan
antara kuantitas barang yang diminta konsumen dengan harga, dengan asumsi
faktor-faktor lain ceteris paribus. Skedul permintaan yang digambarkan secara
grafis disebut kurva permintaan (demand curve).

36
Perhatikan gambar berikut.

Pada tingkat harga Po, kuantitas barang yang diminta sebesar Q o. Kuantitas
barang yang diminta akan mengalami kenaikan (Qo  Q2) jika harga barang
turun (Po  P2), dan sebaliknya. Sifat kurva permintaan yang demikian
dinamakan hukum permintaan yang turun miring (the law of downward-sloping
demand). Hukum ini dapat dijelaskan dari 2 (dua) aspek, yaitu:
a. turunnya harga akan berakibat masuknya pembeli-pembeli baru
b. turunnya harga dapat mendorong masing-masing konsumen untuk
memperbesar konsumsinya.
(Samuelson, 1970)
Kuantitas barang yang diminta merupakan fungsi dari harga. Secara
matematis dapat ditulis QD = f(p). Dengan demikian, elastisitas permintaan
(suatu barang terhadap harga) dapat didefiniskan sebagai ratio perubahan relatif
jumlah barang yang diminta dan perubahan relatif harga barang yang
bersangkutan (Legowo, 1984).
Elastisitas permintaan dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu elastisitas harga
permintaan dan elastisitas silang permintaan.
a. Elastisitas Harga Permintaan
Adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan kuantitas permintaan
suatu barang berkaitan dengan perubahan harga barang yang bersangkutan

37
(Wantara, 1995). Berdasarkan persamaan (4.5), elastisitas harga permintaan
dapat dirumuskan sebagai:
dQD
  dP … (4.7)
QD
P
Untuk memperjelas uraian yang telah dikemukakan, berikut ini disajikan
berbagai contoh soal secara variatif.
Contoh 4
Suatu fungsi permintaan memiliki persamaan: QD = 100 – 2P. Tentukan besar
elastisitas harga untuk P=20 serta berikan interpretasi ekonominya.
Jawab
Diketahui: QD = 100 – 2P
dQ D
*) Persamaan fungsi marginal:  2
dP
QD 100 100
**) Persamaan fungsi rata-rata: QD   2  2  3 , untuk p=20
P p 20
2 2
Dari *) dan **) diperoleh    sehingga   .
3 3
 Interpretasi ekonominya adalah kuantitas barang yang diminta akan
mengalami kenaikan sebesar 66,67 % jika harga barang yang bersangkutan
turun 100 %.
Contoh 5
Diketahui: QD = p2-14p+48. Berapakah besar elastisitas harga untuk p = 4 serta
berikan interpretasi ekonominya.
Jawab
dQ D dQ D
*)  2p  14 . Untuk p = 4 maka = -6
dP dP
48
**) QD  p  14  . Untuk p = 4 maka QD  2
p

Dari *) dan **) diperoleh  = -3. Jadi,  = 3.

38
Interpretasi ekonominya adalah kuantitas barang yang diminta akan mengalami
kenaikan sebesar 300 % jika harga barang yang bersangkutan turun 100 %.
Contoh 6
k
Diketahui: Q D  n
; k , n  B
p
a. Apakah besar elastisitas harga (permintaan) tergantung harga barang (yang
bersangkutan) ? Selidikilah.
b. Jika n = 1, apa artinya ?

Jawab
dQ D
*)  np  n 1
dP
**) QD  kp  n 1

Dari *) dan **) diperoleh    n atau   n

 Besar elastisitas harga adalah suatu konstanta n. Jadi, tidak tergantung pada
harga barang (yang bersangkutan). Jika n=1 maka kuantitas barang yang
diminta akan mengalami kenaikan sebesar penurunan harga barang yang
bersangkutan atau bersifat unity elastis.
b. Elastisitas Silang Permintaan
Adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu
barang berkenaan dengan perubahan harga barang yang lain (Wantara,
1995).
Hubungan antara 2 jenis barang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
substitusi dan komplementer. Barang A disebut barang substitusi barang B
jika setiap kenaikan harga barang A akan berakibat pada kenaikan
permintaan kuantitas barang B, dan sebaliknya. Sebagai contoh, setiap
kenaikan harga beras akan berakibat pada penurunan kuantitas beras yang
diminta konsumen. Masyarakat (konsumen) akan mengkonsumsi jagung ata
sagu sebagai pengganti beras. Akibatnya, kuantitas sagu atau jagung yang
diminta akan mengalami kenaikan. Sagu dan jagung merupakan barang
substitusi bagi beras.

39
Hubungan antara pena dan tinta, kamera dan film, atau botol dan tutup
botol berbeda dengan beras dan jagung. Hubungan barang-barang tersebut
dinamakan komplementer. Artinya, setiap kenaikan harga kamera akan
berakibat pada penurunan kuantitas film yang diminta, dan sebaliknya.
Kuantitas barang A yang diminta dipengaruhi oleh harga barang A dan B.
Secara matematis dapat ditulis:
QDA  f (pA , pB ) ... (4.8)
Dari persamaan (3), elastisitas silang permintaan dapat dirumuskan sebagai:
Q DA p B QDB p A
AB  . dan BA  . …….. (4.9)
p B Q DA p A QDB
dengan kriteria:
 jika AB  0 atau BA 0 maka hubungan antara barang A dan B adalah
substitusi
 jika AB  0 atau BA  0 maka hubungan antara barang A dan B adalah
komplementer
Contoh 7
Suatu fungsi permintaan dua macam barang yang berkaitan dirumuskan
sebagai berikut.
c c
Q DA  2
dan Q DB  ;c  0
p .p B
A p A .p B
Tentukan elastisitas harga permintaan barang A, B, dan elastisitas silang AB.
Jawab
1) Elastisitas Harga Permintaan Barang A
QDA  2c
*)  3
p A p A . pB
 2c p
Jadi, A  2
. A = -2
p A .p B c
2
p A .p B
 artinya, kuantitas barang A yang diminta akan mengalami kenaikan sebesar
200 % jika terjadi penurunan harga barang A sebesar 100 %.

40
2) Elastisitas Harga Permintaan Barang B
QDB c
*) 
p B p A .p 2B
c p
Jadi, B  2
. B = -1
pA pB c
pA pB
 artinya, kuantitas barang B yang diminta akan mengalami kenaikan
sebesar penurunan harga yang terjadi pada barang yang bersangkutan.
3) Elastisitas Silang Permintaan
QDA c
*)  2 2
pB p A pB
c p
Jadi, AB  2 2
. B = -1
pApB c
p 2A p B
Q DB c
*)  2
p A pApB
c p
Jadi,  BA  2
. A = -1
p A pB c
p A pB

 artinya, kuantitas barang A yang diminta konsumen akan mengalami


kenaikan sebesar kenaikan harga barang B. Elastisitas silang permintaan
( AB , BA 0 ) menunjukan barang A dan B saling mengganti (substitusi)
Contoh 8

Diketahui: QDA  c1e p A p B dan Q DB  c1e  p A p B , c1, c2  0


Selidiki hubungan antara barang A dan B.
Jawab
QDA
*)  c1. p A .e  p A . pB
sehingga
pB
QDA PB
 AB  .   PA PB
PB QDA

AB 0 sebab p A , p B  0

41
QDB
*)  c1. pB .e  p A pB
sehingga
p A
QDB PA
 BA  .   PA PB
PA QDB

BA  0 sebab p A , pB  0

 artinya, hubungan barang A dan B adalah substitusi sebab AB 0


sedangkan BA  0.

F. Elastisitas Pendapatan
Kondisi ceteris paribus merupakan asumsi yang harus dipenuhi bagi
keberlakukan hukum permintaan. Perhatikan gambar berikut.

Pendapatan merupakan salah satu unsur ceteris paribus. Jika pendapatan


konsumen berubah maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan. Pada
umumnya, kuantitas barang yang diminta akan mengalami kenaikan bila
pendapatan yang diterima naik sehingga kurva permintaan akan bergeser ke
kanan (D  D’). Hal ini akan berlaku sebaliknya, yaitu terjadi pergeseran kurva
permintaan ke kiri (D  D”), khsususnya untuk barang inferior, seperti jagung
kualitas rendah.
Bila dikaitkan dengan hubungan antara 2 jenis barang, misal A dan B
maka kuantitas barang A yang diminta, selain dipengaruhi oleh harga barang A

42
dan B, juga oleh pendapatan konsumen (I). Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai:
QDA  f (p A , , I) …. (4.10)
Dari persamaan (5.4) maka elastisitas pendapatan ( AI ) dapat ditulis:
Q DA I
AI  . .... (4.11), dengan kriteria:
I Q DA

Jika AI  0 maka barang A adalah barang superior. Jika AI  0 maka
barang A adalah barang netral. Jika AI 0 maka barang A adalah barang
inferior.
Contoh 9
Fungsi permintaan terhadap barang A adalah: QDA  2p A  5p B  0,5I
Tentukan elastisitas pendapatan jika harga perunit barang A dan B masing-
masing Rp 100 dan Rp 200 sedangkan pendapatan konsumen sebesar Rp
500.000.
Jawab
Q DA
*)  0,5 , Untuk pA  100, pB  200, dan I = 500.000 maka
I
QDA  250.800
500.000
*)  AI  0,5. = 0,9968
250.800
 artinya, jika pendapatan konsumen mengalami kenaikan sebesar 100 %
maka kuantitas barang A yang diminta akan naik sebesar 99,68 %. AI  0
berarti barang A merupakan barang superior.

G. Elastisitas Produksi
Adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan produksi suatu
barang berkaitan dengan perubahan input yang digunakan untuk memproduksi
barang tersebut (Wantara, 1995). Input produksi meliputi (1) tenaga kerja (TK),
(2) tanah (T), (3) modal (M), dan entrepreunership (E). Hubungan berbagai input

43
untuk menghasilkan output (Q) membentuk suatu fungsi produksi, dan dapat
dirumuskan sebagai:
Q = f(TK, T, M, E) ... (4.12)
Dalam jangka panjang, keempat input produksi dapat mempengaruhi
output (produk) secara interaktif, tetapi dalam jangka pendek analisis lebih
difokuskan pada interaksi input tenaga kerja dan modal dengan mengasumsikan
input modal sudah given (dilambangkan dengan M ). Akibatnya, formula (11)
berubah menjadi:
Q = f(TK, M) … (4.13)
Hubungan antara output total (total product = TP), produk rata-rata
(average product=AP), dan produk marginal (marginal product=MP) disajikan
pada gambar berikut.

44
Berdasarkan persamaan (4.5) dan (4.6), dari Gb 7 dan 8 di atas dapat
dikemukakan:
(1) pada kurva TP, garis OB memiliki slope terbesar (Gb 7) sehingga kurva AP
akan mencapai titik maksimum (Gb 8). Titik B merupakan titik optimum kurva
TP,
(2) pada saat kurva TP mencapai maksimum (Gb 7), produk marjinal sama
dengan nol (Gb 8),
(3) bila dikaitkan dengan elastisitas produksi maka:
(a) untuk 0TK TK1 ,  1 sebab MP berada di atas AP,
(b) untuk TK  TK1 ,   1 sebab MP = AP (MP memotong AP),
(c) untuk TK1 TK TK 2 , 0 <  < 1, sebab MP berada di bawah AP,
(d) untuk TK  TK 2 ,   0 sebab MP = 0, dan

(e) untuk TK TK 2 ,   0 sebab MP < 0.

Dari persamaan (3), elastisitas produksi ( p ) dapat ditulis:

dTP TK
p  . … (4.14)
dTK TP
Persamaan (13) dapat dinyatakan sebagai:
dTP
p  dTK … (4.15)
TP
TK
Contoh 10
2
Fungsi produksi jangka pendek dinyatakan dalam persamaan TP=- TK 3  4TK 2 .
3
Tentukan elastisitas produksi jika produsen menggunakan input TK=10.
Jawab
 Cara 1:
2  800
*) TP =- TK 3  4TK 2 . Untuk TK=10  TP=
3 3
dTP dTP
**)  2 TK 2  8TK . Untuk TK=10   120
dTK dTK

45
Dari *) dan **) maka p  4,5

 Cara 2:
dTP
*) MPTK   120 , untuk TK=10
dTK
TP 2 80
**) APTK    TK 2  4TK . Untuk TK=10  APTK =
TK 3 3
MPTK
Dari *) dan **) maka P  = 4,5.
APTK

 Dari cara 1 dan 2 diperoleh hasil yang sama, yaitu P  4,5 . Artinya, bila
input TK ditambah dengan 100 % maka output yang dihasilkan akan
bertambah 450 %.

H. Rangkuman
1. Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah besarnya perubahan pada
penerimaan apabila produsen menjual satu unit tambahan output atau barang.
2. Biaya marginal (marginal cost=MC) adalah tambahan biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan satu unit tambahan output.
3. (Koeffisien) elastisitas dapat didefiniskan sebagai persentase perubahan
dalam variabel tak bebas (dependent variable) dibagi dengan persentase
perubahan dalam variabel bebas (independent variable).

Latihan 1
1. Jelaskan pengertian:
a. Penerimaan marginal
b. Biaya marginal
c. Elastisitas
2. Tentukan elastisitas parsial permintaan bagi tiap-tiap pasang fungsi
permintaan dua macam barang berikut ini.
a a
x dan y , a 0
p 2q pq

46
Latihan 2
1. Jelaskan pengertian:
a. Elastisitas harga permintaan
b. Elastisitas silang permintaan
c. Elastisitas produksi
2. Tentukan elastisitas parsial permintaan bagi tiap-tiap pasang fungsi
permintaan dua macam barang berikut ini.
x  ae  pq dan y  bep  q , a 0 , b 0

47

Anda mungkin juga menyukai