Anda di halaman 1dari 4

Nama: Yohanes Mario Lamabahir

NIM: 1906050035

VIRUS CORONA (COVID-19) MENGINVEKSI TUBUH MANUSIA

Virus corona penyebab COVID-19 bisa menular melalui beberapa jalur. Pertama, virus itu
akan menyebar melalui droplet pasien yang keluar saat berbicara, bersin, atau batuk. Kedua, virus
bisa bertahan di permukaan benda. Ketika kita menyentuhnya, virus akan tertransfer. Kemudian saat
tangan mengarah ke mata, hidung, dan mulut, virus pun masuk ke tubuh. Setelah itu, virus tentu akan
menginfeksi tubuh kita.

Saat virus ini berkembang, mereka mulai menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Gejalanya
biasanya mulai terasa di belakang tenggorokan, berupa rasa nyeri tenggorokan dan batuk kering. Lalu
virus dengan cepat merambat masuk ke saluran pangkal paru-paru, hingga masuk ke paru-paru. Proses
ini merusak jaringan pada paru-paru denga merusak sel – sel epitel, membuat jaringan ini
membengkak, sehingga lebih sulit bagi paru-paru untuk memasok oksigen dan menyalurkan keluar
karbondioksida. 

Pembengkakan pada jaringan paru dan kurangnya oksigen dalam darah membuat jaringan
tersebut terisi dengan cairan, nanah dan sel yang mati. Pneumonia, radang paru-paru, bisa muncul. Ini
bisa membuat pasien mengalami kesulitan bernapas sehingga butuh alat bantu pernapasan (ventilator).
Dalam beberapa kasus, terjadi yang disebut Sindrom Kesulitan Pernapasan Akut (Acute Respiratory
Distress Syndrome), sehingga bahkan dengan ventilator pun, pasien bisa meninggal karena kesulitan
pernapasan.

Virus mulai bergerak dari wilayah pinggiran kedua belah paru-paru, dan mungkin butuh
waktu untuk naik ke saluran pernapasan atas, trakea dan pusat pernapasan lainnya. Proses pengetesan
awal di berbagai RS di Tiongkok tidak selalu bisa mendeteksi infeksi di sisi luar paru-paru, sehingga
biasanya orang yang menunjukan gejala disuruh pulang tanpa diberikan perawatan. Dan terkadang,
mereka tidak merasa cukup sakit untuk mencari perawatan, dan tetap tinggal di rumah. Mereka inilah
yang kemudian menulari anggota keluarganya. Ini salah satu alasan kenapa penyebarannya menjadi
luas.

Sebuah studi menemukan bahwa lebih dari 50 % pasien yang diteliti, yakni 121 pasien, di
Tiongkok, mempunyai hasil CT Scan yang normal pada awal mereka sakit. Begitu sakitnya mulai
parah, CT Scan mulai menunjukan gambar seperti “pecahan kaca buram”, semacam selaput asap yang
menutupi beberapa bagian paru-paru. Ini merupakan tanda-tanda infeksi. Selaput ini bisa tersebar di
berbagai wilayah paru-paru, dan menebal di wilayah yang parah, sehingga muncul pola “tempelan
acak” dalam hasil pemindaian.
Infeksi bisa menyebar melalui membran mukus, dari hidung sampai ke anus. Jadi, walaupun
sepertinya virus menyerang paru-paru, tetapi virus juga bisa menginfeksi saluran pencernaan. Inilah
kenapa beberapa pasien menunjukan gejala pencernaan seperti diare atau sembelit. Virus ini juga bisa
masuk ke dalam darah. Akan tetapi, walaupun ditemukan RNA dari virus ini dalam darah dan
kotoran, belum dapat dijelaskan apakah virus akan dapat bertahan lama dalam darah ataupun kotoran.

Sum-sum tulang belakang dan organ tubuh lain, seperti hati bisa membengkak juga. Selain
itu, bisa terjadi pembengkakan di pembuluh darah kapiler, seperti yang terjadi pada penyakit SARS di
tahun 2002 dan 2003. Pada akhirnya, virus akan masuk ke organ tubuh seperti jantung, ginjal, hati dan
bisa menyebabkan kerusakan langsung pada organ tubuh tersebut. Dan saat sistem imunitas tubuh
tengah berperang keras melawan virus, organ-organ tubuh ini dapat mengalami kegagalan fungsi.
Hasilnya, pasien bisa mengalami kerusakan organ tubuh tidak hanya karena virus, tetapi juga karena
sistem imunitas badan mereka menyerang sel-sel tubuh yang sehat saat peperangan berlangsung. Ahli
masih belum mendokumentasikan apakah virus juga menyerang otak. Tetapi ahli yang mempelajari
SARS telah melaporkan beberapa bukti bahwa virus SARS bisa menginfeksi otak pada beberapa
pasien. Melihat kesamaan antara SARS dan SARS-CoV-2, ada sebuah jurnal di Jurnal Kedokteran
Virologi yang mengatakan bahwa virus baru ini mungkin bisa menyerang sistem syaraf.

Tim peneliti dari Oswaldo Cruz Institute (Fiocruz) Brazil berhasil menangkap momen ketika
virus mempenetrasikan diri ke sel tubuh manusia melalui mikroskop elektron.

1. Virus corona tampak seperti titik-titik hitam yang menempel pada sel

Tahap infeksi pertama. Débora F. Barreto-Vieira/Fiocruz, artwork by IFLScience

Virus corona atau SARS-CoV-2, Ia dinamakan coronavirus karena memiliki duri-duri yang
tampak seperti mahkota. Selain itu, tubuhnya juga dilapisi oleh molekul lipid (lemak) yang
berminyak. Virus ini juga memiliki ukuran yang sangat kecil, yakni 100 nanometer. Jauh lebih
kecil daripada sel tubuh kita. Pada gambar di atas, virus corona terlihat seperti bulatan-bulatan
hitam (di area biru). Mereka sedang menempel pada membran sel untuk memulai aksinya.
2. Virus kemudian memasuki membran sel

Virus corona masuk ke membran sel. Débora F. Barreto-Vieira/Fiocruz

Tahap berikutnya adalah masuknya virus ke dalam sel. Artikel review dari Research Gate
tahun 2012 mengatakan duri-duri yang ada di sekujur tubuh virus corona berfungsi untuk
menginjeksikan dirinya ke dalam sel. Mereka kemudian meleburkan molekul lipid dengan
membran sel. Dari situlah virus bisa masuk dengan mudah.

Terdapat dua kemungkinan untuk hal ini. Pertama, menurut penelitian terdahulu, kelompok
coronavirus (penyebab SARS, MERS, dan COVID-19) melekatkan dirinya ke sel pernapasan yang
memproduksi protein ACE2.

Kedua, menurut penelitian Nankai University, SARS-CoV-2 bukan bergantung pada protein
ACE2, melainkan enzim furin. Ini adalah protein sel jenis lain yang lebih banyak ditemukan pada
sistem pernapasan dan tubuh kita. 

3. Virus corona akan menggandakan dirinya hingga jutaan kali lipat di dalam sel tubuh kita

Virus corona menggandakan diri. Débora F. Barreto-Vieira/Fiocruz

Berikutnya, setelah virus dan sel melebur, mereka akan melepaskan ribuan materi genetik
yang bernama RNA. Secara sederhana, proses ini dilakukan untuk memanipulasi sang inang. Sel
kita akan mengenali RNA tersebut dan membantu virus untuk menggandakan dirinya. 

Secara bertahap, virus-virus baru dalam sel akan tumbuh. Mulai dari membentuk duri,
protein, hingga menjadi virus yang sempurna. Terlihat pada gambar di atas, setiap bulatan putih
(sel kita) diisi oleh titik-titik hitam. Itu adalah tampak dari sel yang telah dibajak oleh virus corona.
Satu sel bahkan bisa menampung jutaan virus, lho!
4. Infeksi pun menyebar ke berbagai jaringan

Débora F. Barreto-Vieira/Fiocruz

Perlu diketahui bahwa proses-proses yang telah disebutkan tidak hanya terjadi pada satu buah
sel saja. Nantinya, setiap sel akan mengeluarkan jutaan virus sebelum akhirnya rusak dan mati.
Virus yang terlepas dari sel pun masih bisa menginfeksi sel lain di sekitarnya dan masuk ke dalam
droplet kita, seperti itulah penjelasan dari New York Times.

5. Ketika sakit mereda, virus akan meninggalkan sel-sel kita

Virus corona meninggalkan sel tubuh. Débora F. Barreto-Vieira/Fiocruz

Walaupun tidak disebutkan di proses-proses di atas, sebenarnya sistem imun kita tidak diam
saja ketika ada virus yang masuk. Mereka akan mengerahkan semua komponennya untuk
melawan, termasuk sel T, granulosit, interferon, dan lainnya. 

Ketika sistem imun mulai berhasil menekan laju pertumbuhan dan membunuh virus, gejala
yang dirasakan pasien pun mereda. Mereka yang tersisa akan meninggalkan sel tubuh kita. Ini
artinya, virus corona tidak lagi memiliki sel yang bisa diinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai