Inayah Rahmawati
P17324419013
Jalum 1A
Pencegahan infeksi merupakan upaya untuk mencegah transmisi silang dan diterapkan
dengan mengacu pada kewaspadaan standar yang meliputi beberapa hal sebagai berikut.
1. Setiap orang dapat merupakan sumber infeksi.
2. Membudayakan cuci tangan.
3. Menggunakan barier protektif (misalnya: sepatu, masker, kacamata, gaun bedah,
sarung tangan).
4. Penggunaan aseptik dan antiseptik.
5. Memproses instrumen agar aman digunakan.
6. Budaya aman dalam setiap prosedur.
7. Pengelolaan limbah berbahaya secara adekuat.
Tidakan pencegahan infeksi terdiri dari berbagai hal antara lain, cuci tangan, memakai
alat perlindungan diri, seperti sarung tangan, masker dan lain-lain, dekontaminasi sterilisasi,
dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas hal tersebut satu persatu.
2
Cuci tangan dilakukan pada aktifitas berikut ini.
1) Saat datang dan pulang dari tempat kerja.
2) Sebelum dan setelah memeriksa klien.
3) Sebelum dan setelah pakai sarung tangan.
4) Setelah terpapar darah atau sekret tubuh.
5) Setelah tersentuh material berbahaya/toksik.
6) Sebelum dan setelah makan.
7) Setelah menggunakan toilet/buang air.
Menurut WHO, prosedur cuci tangan yang benar terdiri dari tujuh langkah. Gambar 1.
memberikan gambaran tujuh langkah cuci tangan tersebut.
2. Pelaksanaan Praktik
Sebelum melakukan cuci tangan, perlu dilakukan persiapan berikut ini.
a. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan:
1) Sabun biasa/antiseptik.
2) Handuk bersih / tissu untuk mengeringkan.
3) Wastafel atau air mengalir.
b. Letakkan peralatan di tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.
c. Lepas cincin, jam tangan, dan gelang sebelum melakukan cuci tangan.
Untuk lebih jelasnya marilah kita lihat prosedur cuci tangan pada daftar tilik berikut ini.
Tabel 1.4 Daftar Tilik Cuci Tangan
NO LANGKAH KETERANGAN
1 Pertama basuh terlebih dahulu kedua tangan Anda
menggunakan air bersih yang mengalir. Ambil sabun, lalu
ratakan pada kedua telapak tangan Anda.
2 Gosok secara merata dan bergantian kedua telapak
tangan Anda serta jari-jari Anda serta punggung telapak
tangan Anda dan sela-sela jarinya.
3 Bersihkan juga ujung jari-jari Anda dengan
mengatupkannya.
4 Gosok ibu jari tangan kiri memutar dengan
menggenggamnya menggunakan tangan kanan, lakukan
juga untuk ibu jari sebelah kanan.
5 Gosok ujung jari-jari Anda di telapak tangan dengan
gerakan memutar secara bergantian.
6 Gosok juga pergelangan tangan Anda secara bergantian.
7 Akhiri dengan membilas tangan Anda menggunakan air
bersih yang mengalir lalu keringkan dengan kain atau tisu
bersih.
Sarung tangan merupakan salah satu alat yang sangat dibutuhkan dalam pelayanan
asuhan kebidanan, hampir setiap hari dan setiap saat kita menggunakan sarung tangan,
apalagi yang berhubungan dengan tindakan langsung ke klien atau pasien.
Sarung tangan digunakan dengan alasan mengurangi resiko petugas terkena infeksi
bakterial dari pasien, mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien, mengurangi
kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari
satu pasien ke pasien lainnya (kontaminasi silang). Sarung tangan dipakai bila:
1. Akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah dan duh tubuh lainnya, selaput
lendir, atau kulit terluka.
2. Bila akan melakukan tindakan invasif (misal pemasangan alat-alat vaskuler seperti
intra vena, perifer dan lain-lain)
3. Membersihkan sampah terkontaminasi atau memegang permukaan yang
terkontaminasi.
NO LANGKAH KETERANGAN
1 Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang di
tarik ke atas.
2 Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka.
3 Mencuci tangan.
4 Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan
dengan memisahkan sisi-sisinya.
5 Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan bagian
dalam pembungkus.
6 Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung
tangan pada tangan yang dominan terlebih dahulu.
7 Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non
dominan pegang tepi mancet sarung tangan untuk
menggunakan sarung tangan dominan.
8 Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan
selipkan jari - jari ke dalam mancet sarung tangan kedua.
9 Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non
dominan.
10 Jangan biarkan jari -jari tangan yang sudah bersarung
tangan menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka.
b. Tujuan Dekontaminasi
Menurut Uliyah (2008), tujuan dekontaminasi yaitu:
1) Untuk menurunkan transmisi penyakit dan pencegahan infeksi pada alat-
alat instrumen persalinan yang telah dilakukan pencucian.
2) Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora,
yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.
3) Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan
lingkungan.
4) Untuk membuang kotoran yang tampak.
5) Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
6) Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril
atau desinfektan.
7) Untuk melindungi personal dan pasien.
c. Pelaksanaan Praktik
Adapun uraian prosedur dekontaminasi, pencucian, dan pembilasan instrumen
dijelaskan pada daftar tilik berikut ini.
Tabel 1.6 Daftar Tilik Dekontaminasi, Pencucian, dan Pembilasan Alat/ Instrumen
NO LANGKAH KETERANGAN
1 Menyiapkan alat:
a. Alat/instrumen yang akan didekontaminasi.
b. Baskom non logam besar (2/3 buah).
c. Stopwatch.
d. Sediaan klorin cair/padat.
e. Ember dan gayung/gelas ukur.
f. Sikat.
g. Sabun/detergen.
h. APD: apron, sarung tangan, kaca mata, masker,
NO LANGKAH KETERANGAN
sepatu boot.
i. Air mengalir.
j. Tempat instrumen bersih (dengan penirisnya).
2 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan.
3 Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD):
a. Menggunakan celemek/apron plastik.
b. Menggunakan kaca mata dan masker wajah untuk
melindungi dari resiko terkontaminasi.
c. Memakai sarung tangan rumah tangga (sarung
tangan tebal dari bahan karet atau polivinil).
d. Menggunakan sepatu karet (boot).
4 Membuat larutan klorin 0,5%
a. Sediaan cair: campur 1 bagian klorin 5,25% dengan
9 bagian air bersih (1 liter larutan: 100 mL sediaan
klorin, 900 mL air bersih).
b. Sediaan padat: larutkan klorin padat konsentrat
35% sebanyak 14 gram ke dalam 1 liter air bersih
Jumlah cairan harus cukup untuk merendam
seluruh instrument.
5 Merendam semua instrumen dalam keadaan terbuka
selama 10 menit.
6 Setelah 10 menit, mencuci alat dengan air sabun,
menggunakan sikat yang lembut untuk membersihkan
bagian yang bergerigi dan sekrup alat dari darah dan
lendir yang tertinggal di bawah permukaan air sabun.
7 Membilas alat pada air yang yang mengalir, kemudian
ditiriskan, untuk selanjutnya dilakukan tindakan DTT
atau sterilisasi.
8 Melepas APD, cuci tangan dengan sabun dan air
mnegalir dan mengeringkan dengan handuk bersih.
Tabel 1.7 Daftar Tilik Desinfeksi Tingkat Tinggi dengan Cara Merebus
NO LANGKAH KETERANGAN
1 Menyiapkan alat, bahan, dan perlengkapan :
1) APD
2) Panci bertutup
3) Kompor
4) Air bersih secukupnya
5) Stopwatch
6) Koorntang
7) Tromol/ bak instrumen (wadah instrumen steril)
8) Lakban khusus/ plester putih dan ballpoint/spidol
2 Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)
1) Menggunakan celemek/apron plastik.
2) Menggunakan kaca mata dan masker wajah untuk melindungi
dari resiko terkontaminasi.
3) Memakai sarung tangan rumah tangga (sarung tangan tebal
dari bahan karet atau polivinil).
4) Menggunakan sepatu karet (boot).
3 Memasukkan instrumen/alat ke dalam panci, pastikan alat
dalam keadaan terbuka, serta air 2 – 2,5 cn di atas
permukaan instrumen.
4 Menutup panci perebus, mengecilkan api agar air tetap
mendidih, tetapi tidak terlalu bergolak. Jangan mebuka
tutup/menambah air/instrumen selama proses belum
selesai.
5 Menghitung waktu saat air mulai mendidih, dan merebus
selama 20 menit.
6 Setelah 20 menit, mengeluarkan instrumen segera dengan
NO LANGKAH KETERANGAN
menggunakan korentang, tidak menunggu sampai air
menjadi dingin.
7 Menyimpan dalam wadah DTT tertutup dan siap untuk
digunakan.
8 Mencuci tangan setelah melakukan tindakan.
9 Mencatat tanggal dilakukannya DTT dan masa berlakunya (1
minggu) dengan lakban khusus.
Tabel 1.8 Daftar Tilik Desinfeksi Tingkat Tinggi dengan Cara Mengukus
NO LANGKAH KETERANGAN
1 Menyiapkan alat, bahan, dan perlengkapan :
1) APD
2) Panci bertutup
3) Kompor
4) Air bersih secukupnya
5) Stopwatch
6) Koorntang
7) Tromol/bak instrumen (wadah instrumen steril)
8) Lakban khusus/plester putih dan ballpoint/spidol
2 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih.
3 Menggunakan APD
1) Menggunakan celemek/apron plastik.
2) Menggunakan kaca mata dan masker wajah untuk
melindungi dari resiko terkontaminasi.
3) Memakai sarung tangan rumah tangga (sarung tangan
tebal dari bahan karet atau polivinil).
4) Menggunakan sepatu karet (boot).
4 Memasukkan air ke dalam panci bagian bawah,
menempatkan panci kedua yang kosong yang dasarnya
kering (tanpa lubang) disamping sumber panas (kompor).
5 Melipat pergelangan sarung tangan. Menempatkan sarung
NO LANGKAH KETERANGAN
tangan pada panci pengukuran yang berlubang. Susun sarung
tangan menghadap keluar mengarah ke pinggir panci. Untuk
penyerapan uap air dapat disimpan alas kain di atas
pengukusan.
6 Mengulang proses ini sampai 2 panci pengukus sarung
tangan Menempatkan panci kosong disamping sumber
panas. Jika sarung tangan akan di DTT dengan kapas/kassa,
maka kapas/kassa ditempatkan pada pengukusan paling atas.
7 Menutup kelakat dan memanaskan air mendidih.
8 Mengukus selama 20 menit mulai menghitung saat air mulai
mendidih.
9 Mengangkat pengukus atas dan menutup panci berikutnya.
10 Mengguncangkan pengukus agar air turun dari pengukus
yang baru diangkat.
11 Menempatkan pengukus yang baru diangkat ke atas panci
kosong dan menutup panci yang paling atas.
12 Mengulangi prosedur diatas sampai semua pengukus
ditempatkan dipanci kosong. Jangan meletakkan panci yang
berisi sarung tangan diatas meja atau permukaan lain karena
sarung tangan akan terkontaminasi.
13 Membiarkan sarung tangan sampai kering dalam kelakat
sebelum dipakai dengan cara didiamkan dalam klakat selama
1 – 2 jam.
14 Mencuci tangan setelah melakukan tindaka.
15 Mencatat tanggal dilakukannya DTT dan masa berlakunya (1
minggu) dengan lakban khusus.
10