Anak lamban belajar dikenal dengan istilah slow learners, backward, dull,
atau borderline. Anak lamban belajar berbeda dari anak yang mengalami retardasi
mental, under achiever, ataupun anak berkesulitan belajar (learning disabled).
Beberapa ahli mengidentifikasi anak lamban belajar berdasarkan tingkat
kecerdasan atau hasil tes IQ.
Cooter, Cooter Jr., dan Wiley (Nani Triani dan Amir, 2013: 3) menjelaskan
bahwa anak lamban belajar adalah anak yang memiliki prestasi belajar rendah
atau sedikit di bawah rata-rata anak normal pada salah satu atau seluruh area
akademik dan mempunyai skor tes IQ antara 70 sampai 90. Mumpuniarti (2007:
14) mengidentifikasi anak lamban belajar sebagai anak yang mempunyai IQ di
antara 70 sampai 89. Berdasarkan skala inteligensi Wechsler (Sugihartono, dkk.,
2007: 41), anak dengan IQ 70 sampai 89 termasuk borderline (70-79) dan low
average atau dull (80-89). Kebanyakan anak lamban belajar mengalami masalah
dalam pelajaran membaca dan berhitung.
Ana Lisdiana (2012: 1) menambahkan bahwa anak lamban belajar mengalami
hambatan atau keterlambatan perkembangan mental. Fungsi intelektual anak
lamban belajar di bawah anak normal seusianya, disertai kekurangmampuan atau
ketidakmampuan belajar dan menyesuaikan diri, sehingga membutuhkan layanan
pendidikan khusus. Anak lamban belajar membutuhkan waktu yang lebih lama
dan berulang-ulang untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik dan nonakademik.
Anak lamban belajar sulit diidentifikasi karena penampilan luarnya sama seperti
anak normal dan dapat berfungsi normal pada sebagian besar situasi. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa anak lamban belajar atau slow learners adalah
anak yang mengalami keterlambatan perkembangan mental, serta memiliki
keterbatasan kemampuan belajar dan penyesuaian diri karena mempunyai IQ
sedikit di bawah normal, yaitu antara 70 sampai 89, sehingga membutuhkan
waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk menyelesaikan tugas-tugas
akademik dan nonakademik.
2. Faktor-Faktor Penyebab Anak Lamban Belajar
Faktor prenatal dan genetik yang dapat menyebabkan anak lamban belajar
meliputi: 1) kelainan kromosom yang menyebabkan kelainan fisik dan
fungsi kecerdasan; 2) gangguan biokimia dalam tubuh, seperti
galactosemia dan phenylketonuria; dan 3) kelahiran prematur, di mana
organ tubuh bayi belum siap berfungsi maksimal, sehingga terjadi
keterlambatan proses perkembangan (Nani Triani dan Amir, 2013: 4-5).
b. Faktor Biologis Nonketurunan
h. Sosial