Anda di halaman 1dari 44

RUANG LINGKUP DAN SASARAN LAYANAN

MANAJEMEN BK
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Kesiswaan dan Bimbingan Konseling)

Dosen pengampu: Dr. Salman Tumanggor, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 2

Siti Khodijah (11190182000040)


Zahra Zaituna Khalida
(11190182000049)
Muhammad Hilal Hibrizi (11190182000026)

Semester 2
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur di ucapkan ke hadirat Allah SWT. Dialah


Tuhan yang menurunkan agama melalui wahyu yang
disampaikan kepada Rasul pilihan-Nya, Muhammad SAW.
Melalui agama ini terbentang luas jalan yang lurus yang
dapat mengantarkan manusia kepada kehidupan bahagia
di dunia dan akhirat, agama yang memiliki karakteristik
yang jauh berbeda dengan agama yang datang
sebelumnya maupun sesudahnya. Shalawat dan salam kita
doa’akan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang memberi limpahan kenikmatan kepada kita serta
kemudahan dan kelancaran dalam aktivitas kita.
Makalah ini membahas tentang “Ruang Lingkup dan
Sasaran Layanan Manajemen BK”, serta hal hal yang
berkaitan dengannya. Beberapa hambatan dan kesulitan
kami hadapi dalam proses pembuatan, namun kami sadari
bahwa semua itu adalah rintangan yang harus dihadapi
demi hasil yang baik. Untuk itu kami berterima kasih
kepada segenap pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini. Begitu pula dengan dukungan
dan motivasinya yang diberikan kepada kami. Kami
berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan
bisa membantu saat dibutuhkan sebagai pendukung mata
kuliah Pengantar Studi Islam.
Namun demikian, diakui bahwa masih ada banyak
kekurangan dalam makalah ini. Kekurangan itu akan

i
diupayakan untuk terus disempurnakan sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki.
Akhirnya, kami berdo’a kehadirat Allah SWT. Mudah-
mudahan upaya ini senantiasa mendapat bimbingan dan
ridha Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Depok, 17 Maret 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Rumusan.............................................................................. 2
C. Tujuan Makalah....................................................................2
D. Manfaat Makalah..................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................4

A. Ruang Lingkup BK................................................................4


B. Hakekat Layanan BK..........................................................12
C. Sasaran Layanan BK..........................................................14

BAB III PENUTUP...........................................................19

A. Kesimpulan........................................................................19
B. Saran................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA.........................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan
zaman, baik di bidang teknologi maupun
ilmu pengetahuan sekarang ini, tidak
hanya mempermudah kita dalam
kehidupan. Namun dibalik kemudahan-
kemudahan dalam kehidupan ini, tetap
saja ada efek negatif dari itu semua. Salah
satunya dibidang psikologi, banyak kasus-
kasus psikologi yang muncul yang dialami
masyarakat sekarang.
Untuk menanggulangi permasalahan
yang muncul maka ilmu pengetahuan
yang mumpuni dalam pemecahan
permasalahan psikologi itu tentunya ilmu-
ilmu yang berhubungan dengan psikologi
manusia. Oleh karena itu sekarang sedang
marak ahli-ahli yang profesional dibidang
psikologi. Salah satunya profesi BK yang

1
tidak hanya menjadi BK Pendidikan tetapi
juga BK-BK lainnya.
Pada makalah ini kita akan
membahas tentang ruang lingkup, hakikat
serta sasaran BK.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Ruang Lingkup Bimbingan
dan Konseling
2. Bagaimana Hakikat Bimbingan dan
Konseling
3. Bagaimana Sasaran Bimbingan dan
Konseling

C. Tujuan Makalah
1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi persyaratan
kelulusan mata kuliah manajemen
kesiswaan dan bimbingan konseling di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Tujuan umum
Tujuan umum dari disusunya makalah ini
adalah sebagai berikut:
a) Memahami ruang lingkup bimbingan
dan konseling
b) Mengetahui hakikat bimbingan dan
konseling
c) Mengetahui sasaran bimbingan dan
koseling
2

D. Manfaat Makalah
Adapun beberapa manfaat dari disusunya
makalah ini adalah sebagai berikut :
3

1. Sebagai bahan pedoman dalam


pembelajaran Studi.
2. Sarana pembelajaran dan bahan
diskusi antar kelompok kelas dalam
mata kuliah manajemen kesiswaan dan
bimbingan konseling
3. Meningkatkan pemahaman tentang
ruang lingkup, hakikat, dan sasaran
bimbingan dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling


Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki
peranan penting, baik bagi individu yang berada
dalam lingkungan sekolah, rumah tangga
(keluarga), maupun masyarakat pada umumnya.
Ruang lingkup berarti persekitaran, sekitar yang
ada dalam lingkungan. Uraian dibawah ini
membicarakan peranan bimbingan dan konseling
pada masing-masing ruang lingkup kerja tersebut.

1. Ruang ligkup dari segi pelayanan


a) Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara
khusus dibentuk untuk menyelengarakan
pendidikan bagi warga masyarakat dalam
kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang
kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan
konseling mempunyai kedudukan dan peranan yang
khusus.

1) Keterkaitan antara bidang pelayanan


bimbingan konseling dan bidang-bidang
lainnya.
Dalam poses pendidikan, khususnya
disekolah, Mortensen dan Schmuller (1976)

4
mengemukakan adanya bidang-bidang tugas
atau pelayanan yang saling terkait. Bidang-
bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada
apabila diingikan agar pendidikan di sekolah
dapat berjala dengan sebaik-baiknya untuk
memenuhi secara optimal kebutuhan

4
5

peserta didik dalam perkembangannya.


Terdapat tiga bidang dalam pelayanan
pendidikan, yaitu:

1) Bidang kurikulum dan pengajaran,


meliputi semua bentuk pengembangan
dan kurikulum dan pelaksanaan
pengajaran yaitu keerampilan, sikap dan
kemampuan berkomunikasi peserta
didik.
2) Bidang administrasi atau kepemimpinan,
yaitu bentuk-bentuk perencanaan,
pembiayaan, pra-sarana dan sarana fisik
dan pengawasan.
3) Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang
meliputi berbagai fungsi dan kegiatan
yang mengacu pada layanan kesiswaan
secara individual.

2) Tanggung jawab konselor sekolah


Tenaga inti (dan ahli) dalam bidang
pelayanan bimbingan konseling ialah konselor.
Konselor inilah yang mengendalikan dan
sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi
tanggung jawabnya.

1) Tanggung jawab konselor kepada siswa


5

2) Tanggung jawab konselor kepada orang


tua
3) Tanggung jawab konselor kepada sejawat
4) Tanggung jawab konselor kepada sekolah
dan masyarakat
5) Tanggung jawab konselor kepada diri
sendiri
6

6) Tanggung jawab konselor kepada profesi1

Ruang lingkup layanan bimbingan dan


konseling pribadi hendaknya diarahkan untuk
menciptakan peserta didik yang dapat
memenuhi kebutuhannya dan dapat
mengembangkan perilaku efektif serta
keterampilan-keterampilan hidupnya yang
mengacu pada tugas-tugas perkembanganya.
Adapun ruang lingkup layanan bimbingan dan
konseling menurut Nurihsan dan Yusuf
(2005:27) meliputi:

1) Komitmen hidup beragama


2) Pemahaman sifat dan kemampuan diri
3) Bakat dan minat
4) Kemampuan mengatasi masalah-
masalah pribadi, seperti stress, frustasi,
dan konflik pribadi.

Dengan mengacu kepada ruang lingkup


layanan bimbingan dan konseling pribadi
sebagaimana dikemukakan diatas untuk
meningkatkan tingkat penyesuaian diri siswa,
maka hal-hal yang perlu diperhatikan konselor
antara lain:

1
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2013), h. 239-244.
6

1) Belum mampu membebaskan diri dari


perasaan dan perilaku kekanak-kanakan
2) Belum mampu menghormati orang tua
atau orang lain secara ikhlas
7

3) Masih kurang mampu menghadapi atau


mengatasi situasi frustasi (stress) secara
positif
4) Kurang motivasi untuk mempelajari
agama
5) Kurang berdisiplin
6) Kurang mampu mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan yang matang
7) Kurang merasa bangga dengan keadaan
diri sendiri
8) Merasa rendah

Secara ringkas dapat dikemukakan bahwa


salah satu aspek yang perlu mendapatkan
layanan bimbingan dan konselin pribadi dalam
rangka meningkatkan penyesuaian diri individu
ialah aspek kemandirian emosional, yakni
kemampuan mengatasi masalah-masalah
pribadi seperti stress, frustasi, dan konflik
pribadi menjadi salah satu yang perlu
dikembangkan dalam bimbingan dan konseling
pribadi guna mencapai penyesuaian diri
konseli. 2

b) Pelayanan Bimbingan Konseling di luar sekolah


Warga masyarakat yang memerlukan pelayanan
bimbingan dan koseling ternyata tidak hanya

2
Ahmad Susanto, Bimbingan Konseling di Sekolah,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), h. 92.
7

mereka yang beada di lingkungan sekolah atau


pendidikan formal saja. Warga masyarakat di luar
sekolah pun banyak yang mengalami masalah yang
perlu dientaskan, dan jika mungkin timbulnya
masalah-masalah itu justru dapat dicegah.
8

1) Bimbingan dan konseling keluarga


Bimbingan konseling keluarga, menurut
Palmo, dkk., sebenarnya bukanlah sesuatu yang
baru. Dikatakan, pelayanan tersebut telah
dimulai sejak pertengahan tahun 1940-an, dan
sejak tahun 1980-an pelayan yang melayani
permasalahan dalam keluarga itu tampak
berkembang dengan cepat. Pelayanan tersebut
ditujukan kepada seluruh anggota keluarga
yang memerlukannya. Segenap fungsi, jenis
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
pada dasarnya dapat diterapkan dengan
memperhatikan kesesuaiannya dengan masing-
masing karakteristik anggota keluarga yang
memerlukan pelayanan itu. Khusus untuk
anggota keluarga yang masih duduk dibangku
pendidikan formal, peranan konselor sekolah
amat besar. Konselor sekolah justru diharapkan
agar mejembatani program bimbingan dan
konseling disekolah dengan kebutuhan keluarga
dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

2) Bimbingan dalam lingkungan yang lebih luas


Permasalahan yang dialami oleh warga
masyarakat tidak hanya terjadi dilingkungan
sekolah dan keluarga saja, melainkan juga di
luar keduanya. Warga masyarakat di lingkungan
perusahaan, industri, kantor-kantor (baik
pemerintah maupun swasta) dan lembaga-
8

lembaga kerja lainnya, organisasi pemuda dan


organisasi kemasyarakatan lainnya, bahkan di
lembaga permasyarakatan, rumah jompo,
rumah yatim piatu atau panti asuhan, rumah
sakit dan lain sebagainya. Seluruhnya tidak
terhindar dari kemungkinan
9

menghadapi masalah. Oleh karena itu, disana


diperlukan jasa bimbingan dan konseling. 3

2. Ruang lingkup dari segi fungsi


Yaitu memberi kemudahan dalam tindakan
konseling (pada konselor).
Fungsi bimbingan konseling:

a) Fungsi pemahaman
Dalam fungsi pemahaman, terdapat beberapa
hal yang perlu kita pahami, yaitu: pemahaman
masalah konseli. Dalam pengenalan, bukan saja
hanya mengenal konseli, melainkan lebih dari itu,
yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang
pribadi konseli, kekuatan dan kelemahannya, serta
kondisi lingkungan konseli.
Pemahaman tentang lingkungan yang “lebih
luas”. Lingkungan konseli ada dua, ada sempit dan
luas. Lingkungan sempit yaitu linkungan sekitar
individu yang secara langsung mempengaruhi
individu, contohnya rmah tempat tinggal, kondisi
sosioekonomi dan sosioemosiona keluarga, dan
lain-lain. Sedangkan lingkungan yang lebih luas
adalah lingkungan yang memerikan informasi
kepada individu, seperti informasi pendidikan dan
jabatan bagi siswa, informasi promos dan
pendidikan tempat lanjut bagi para karyawan, dan
lain-lain.

3
Opcit, Prayitno dan Erman Amti, h. 244-246.
9

b) Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan ini berfungsi agar konseli
tidak memasuki ketegangan ataupun gangguan
tingkat lanjut dari
10

hidupnya agar tidak memasuki hal-hal yang


berbahaya tingkat lanjut, yang mana perlu
pengobatan yang rumit pula.

c) Fungsi pengentasan
Dalam bimbingan konseling, konselor bukan
ditugaskan untuk mengentaskan dengan
menggunakan unsur-unsur fisik yang berada diluar
diri konseli, tapi konselor mengentas dengan
menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada
didalam diri konseli sendiri.

d) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan


Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala
yang baik yang ada pada diri individu, baik hal yang
merupakan pembawaan, maupun hasil
pengembangan yang telah dicapai selama ini.
Dalam bimbingan dalam konseling fungsi
pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan
melalui berbagai peraturan, kegiatan, dan program.

3. Ruang lingkup dari segi sasaran

a) Perorangan atau individual;


Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi
dan kecakapan, bakat dan minat serta kondisi
10

sesuai dengan karakteristik kepribadian dan


kebutuhan dirinya secara realistik.

b) Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok
mengarahkan layanan kepada sekelompok individu.
Dengan satu kali kegiatan, layanan
11

kelompok itu memberikan manfaat atau jasa


kepada sejumlah orang.

4. Ruang lingkup dari segi:

a) BK pendidikan:
Siswa, prestasi, pergaulan, dan lain-lain.
Pengembangan kemampuan belajar, yaitu
bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka
mengikuti pendidikan sekolah atau madrasah dan
belajar secara mandiri.

b) Bimbingan konseling karir:


Pekerja, motivasi, dan lain-lain.
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan
yang membantu peserta ddik dalam memahami
dan menlai iinformasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.

5. Ruang lingkup dari segi sosial budaya:


Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.4
4
Daryanto, Mohammad Farid, Bimbingan Konseling
Panduan Guru BK Dan Guru Umum, (Yogyakarta, Penerbit
Gava Media, 2015), h. 20-22.
11
12

B. Hakikat Bimbingan Konseling


Secara etimologis kata bimbingan merupakan
terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari kata
kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan,
membimbing, menuntun, ataupun membantu”.
Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum
bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan
atau tuntunan.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seorang atau beberapa orang individu, baik anak-
anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
 Djumhur dan Moh. Surya, berpendapat bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis kepada individu
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,
agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami
dirinya (self understanding), kemampuan untuk
menerima dirinya (self acceptance), kemampuan
untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan
kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self
realization) sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan
12

masyarakat. Dalam peraturan pemerintah No. 29


Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam
rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan”.
Bimbingan tidak dapat terlepas dari adanya
bantuan yang diberikan kepada orang lain oleh
seseorang. Bimbingan yang diberikan lebih bersifat
tuntunan, bersifat pencegahan agar masalah-
masalah jangan sampai timbul, sekalipun juga tidak
lepas sama sekali dari segi pemecahan masalah.
13

Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan


sebagaimana tersebut di atas, dapatlah diangkat
makna bimbingan sebagai berikut:

1. Bimbingan merupakan proses yang berkelanjutan.


Bahwa bimbingan dilakukan secara sistematis,
disengaja, berencana, terus menerus, dan terarah
kepada tujuan.
2. Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan (helping,
aiding, assisting, availing), maka yang aktif dalam
mengembangkan diri, mengatasi masalah, dan
mengambil keputusan adalah individu terbimbing
(konseli) sendiri. Pembimbing (konselor) tidak
memaksakan kehendaknya tetapi berperan sebagai
fasilitator bagi perkembangan individu terbimbing.
3. Bantuan diberikan kepada individu yang sedang
berkembang dengan segala keunikannya dengan
mempertimbangkan keragaman dan keunikan individu.
Tidak ada teknik bantuan yang berlaku umum, setiap
individu akan dipahami dan dimaknai secara individual
sesuai dengan pengalaman, kebutuhan, dan masalah
yang dihadapinya.
4. Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal, yaitu
perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem
nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Perkembangan optimal bukan semata-mata pencapaian
tingkat kemampuan intelektual yang tinggi yang
ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan, melainkan suatu kondisi dinamik di mana
13

individu mampu mengenal dan memahami diri, sistem


nilai, dan melakukan pilihan mengambil keputusan atas
tanggung jawab sendiri.5

5
Bimo Walgito, Bimbingan & Konseling Perkawinan,
(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2017), h. 6-7.
14

Sedangkan konseling, secara Etimologi berasal dari


bahasa Latin “consilium “artinya “dengan” atau bersama”
yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” .
Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling
berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau
“menyampaikan”
Winkel, mendefinisikan konseling sebagai serangkaian
kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha
membantu konseli secara tatap muka dengan tujuan agar
klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus. Konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi konseli.
Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang konselor terhadap konseli agar
konseli dapat menemukan dan menyelesaikan masalahnya
sendiri yang dilakukan melalui wawancara. Kata konseling
mencakp bekerja dengan banyak orang dan berhubungan
yang mungkin saja bersifat pengembangan diri, dukungan
terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau pemecahan
masalah.
Tugas konseling adalah memberikan kesempatan
kepada konseli untuk mengeksplorasi, menemukan, dan
menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan cerdas
dalam menghadapi sesuatu. Konseling
mengindentifikasikan hubungan professional antara
14

konselor terlatih dengan konseli. Hubungan ini biasanya


bersifat individu ke individu, walaupun terkadang
melibatkan lebih dari satu orang.
15

Konseling di desain untuk menolong konseli untuk


memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap
kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan
penentuan diri mereka. 6

Konseling memiliki beberapa makna, misalnya Burks


dan Stefflre (1997) menekankan ide hubungan profesional
dan pentingnya tujuan penetuan diri. Definisi BAC
memberikan penekanan pada eksplorasi dan pemahaman
ketimbang aksi. Feltham dan Dryden (1993) menggaris
bawahi daerah tumpang tindih antra konseling dalam
bentuk pertolongan lain seperti perawatan, pekerjaan
sosial, dan bahkan pertemanan sehari-hari. Ekistensi
interpretasi dan definisi yang kontras tersebut bersumber
dari proses yang memunculkan konseling dalam
masyarakat modern. Konsling berkembang dan berubah
dngan sangat cepat sepanjang abad 20, dan mengandung
berbagai tema penekanan, praktik, dan aliran pemikiran. 7

C. Sasaran Bimbingan Konseling


Secara umum sasaran bimbingan dan konseling adalah
mengembangkan apa yang terdapat pada diri setiap
individu secara optimal agar setiap individu bisa berguna
bagi dirinya sendiri, lingkungan, masyarakat pada
umumnya.
Mengarahkan sasaran dan merencanakan strategi
merupakan kelanjutan dari assessment setelah dilakukan
secermat mungkin oleh konselor, maka yang dilakukan
6
John McLeod, Pengantar Konseling Teori & Studi Kasus,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 5-6.
7
Ibid., h. 8.
15

konselor selanjutnya adalah menetapkan sasaran dan


merencanakan startegi yang paling tepat untuk
mengembangkan kualitas diri konseli dan
mengeluarkannya dari masalah.
Sasaran dalam bimbingan dan konseling merupakan
suatu langkah yang digunakan oleh konselor dan konseli
untuk menunjukkan arah
16

tindakan dalam konseling. Sasaran yang telah ditetapkan


merupakan pedoman yang digunakan untuk melakukan
evalusi apakah bimbingan dan konseling berjalan sesuai
yang diharapkan atau tidak membantu sama sekali.
Seorang konselor tidak dapat menetapkan sasaran
seorang diri. Ia harus bekerja sama dengan konseli, karena
sasaran konseling ditujukan untuk konseli dan harus
dilakukan dengan kesediaan konseli. Menyesuaikan
sasaran dan kesiapan konseli akan membuat tujuan
konseling menjadi lebih maksimal.

1. Fungsi sasaran
Sasaran sangat bermanfaat bagi kepentingan
konselor dan konseli. Melalui sasaran, konselor dapat
menetapkan langkah-langkah memgambil tindakan
yang lebih mengerucut (jangkauannya sesuai dengan
kebutuhan klien). Sementara fungsi sasaran bagi klien
secara umum adalah konseli memiliki gambaran yang
lebih spesifik mengenai tindakan apa yang harus ia
lakukan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi,
sasaran harus memberikan umpan balik bagi konseli
sehingga ia bersedia untuk terlibat.
Secara khusus Hackney dan Cormier, menyatakan
bahwa ada empat fungsi sasaran konseling yaitu:

a) Motivasional
b) Edukasional
c) Evaluative
d) Assessment untuk intervensi
16
17

2. Kesulitan penetapan sasaran


Penetapan sasaran akan mudah dilakukan apabila
pada saat eksplorasi masalah, apa yang menjadi isu
sentral masalah dapat terungkap. Selanjutnya konselor
dan konseli sama-sama memahami tujuan yang ingin
dicapai dalam konseling. Dalam hal ini, Krumboltz dan
Toheresen (Lesmana, 2005) menyebutkan unsur-unsur
dalam sasaran yaitu:

a) Sesuai dengan kinginan konseli


b) Konselor bersedia membantu konseli mencapai
sasaran yang telah ditetapkan

Konselor mampu menilai sejauh aman konseli sudah


mencapai sasaran.8

3. Sasaran Umum BK
Secara umum BK ialah pribadi peserta didik. Yakni
setiap peserta didik ditolong, ditemukan dan
dikembangkan potensinya secara optimal; atau
ditolong, diatasi masalahnya.

4. Sasaran Khusus BK Sasaran khusus BK adalah


sebagai berikut.
a. Pengungkapan pengenalan, dan penerimaan diri
Hal-hal yang perlu diungkap dari peserta didik
antara lain data diri dan keluarga, agar yang
8
Namora Lumongga, Memahai Dasar-Dasar Konseling
Dalam Teori Praktek, (Jakarta: PT Kharisma Utama,2011),
h. 117
17

bersangkutan bisa lebih mengenali diri dan


keluarganya sehingga bisa menerima diri sendiri
apa adanya.
b. Pengenalan lingkungan Peserta didik perlu
ditolong untuk mengenali lingkungan dalam diri
sendiri (insider); dan
18

lingkungan luar diri sendiri (outsider), yang


meliputi organik. Anorganik. Dan supra natural.
c. Pengambilan keputusan Peserta didik perlu di
tolong untuk setiap saat mengammbil
keputusan terhadap segala hal yang akan
dilakukannya sesuai keadaan diri dan
lingkungannya.
d. Pengarahan diri peserta didik pelu didorong
untuk mengerahkan dirinya terhadap apa yang
telah menjadi keputusannya.
e. Aktualisasi diri (perwujudan diri) pada akhirnya
peserta didik bisa mengaktualisasi dirinya dalam
performanya yang sehat secara fisik, psikis, dan
sosial, serta agama dalam kehidupann sehari-
harinya.9

9
Firman Kurnia, “Sasaran BK” ,(http://firman-
radjay.blogspot.com/2015/05/sasaran-bimbingan-
konseling.html, pada 19 Desember 2015, 2015).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ruang lingkup merupakan suatu batasan. Dalam
bimbingan konseling, terdapat ruang lingkup yang
dapat dilihat dari segi pelayanan, fungsi, sasaran dan
beberapa dari segi lainnya.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling merupakan proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh seorang konselor terhadap konseli
agar konseli dapat menemukan dan menyelesaikan
masalahnya sendiri yang dilakukan melalui
wawancara.
Tugas konseling adalah memberikan kesempatan
kepada konseli untuk mengeksplorasi, menemukan,
dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan
cerdas dalam menghadapi sesuatu.
Sasaran bimbingan dan konseling adalah
mengembangkan apa yang terdapat pada diri setiap
individu secara optimal agar setiap individu bisa

19
berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan, masyarakat
pada umumnya. Dalam Sasaran bimbingan dan
konseling, terdapat fungsi sasaran dan kesulitan
penetapan sasaran.

19
20

B. SARAN
Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga
dapat bermanfaat dan mejadi ilmu pengetahuan untuk
semua. Penulis juga mohon maaf apabila terdapat
kesalahan ejaan di dalam penulisan kata atau kalimat
yang kurang jelas untuk di mengerti.
Karena bagaimanapun juga penulis hanya manusia
biasa yang tak pernah luput dari segala kesalahan.
Dan tentunya penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah yang dibuat. Sekian semoga dapat
bermanfaat, terima kasih.
21

DAFTAR PUSTAKA

Bimo, Walgito. 2017. Bimbingan & Konseling


Perkawinan, Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Daryanto, Mohammad Farid. 2015. Bimbingan
Konseling Panduan Guru BK Dan Guru Umum.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Amti, Erman dan Prayitno. 2013. Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Lumongga, Namora. 2011. Memahai Dasar-Dasar
Konseling Dalam Teori Praktek, Jakarta: PT Kharisma
Utama.
McLeod, John. 2015. Pengantar Konseling Teori &
Studi Kasus, (Jakarta: Prenadamedia Group.
Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan Konseling di
Sekolah, Jakarta: Prenadamedia Group.
Kurnia, Firman. (2015, 19 Desember). Sasaran BK.
Diakses pada 19 Desember 2015, dari http://firman-
radjay.blogspot.com/2015/05/sasaran-bimbingan-
konseling.html.
21

Anda mungkin juga menyukai