Anda di halaman 1dari 10

RESUME KEPERAWATAN ASFIKSIA SEDANG

DI RSUD DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO


MAKASSAR

OLEH :

RAHMATANG

19.04.023

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020
STUDY KASUS : BROCHOPNEUMONIA

Seorang bayi berumur 3 bulan 24 hari masuk ke Picu RSUP Wahidin


sudirohusodo Makassar dengan alasan mengalami sesak nafas, demam dan batuk
7 hari yang lalu dan memberat 1 hari yang lalu, pasien mengalami baruk sejak
umur 16 hari, sembuh ketika berobat, namun saat obat habis batuk kembali
kambuh. Pasien sempat dirawat di Rs. Padjonga dg. Ngalle takalar dengan 5 hari
perawatan namun tidak mengalami perubahan sehingga di rujuk ke Rs Wahidin
Sudirohusodo Makassar, Saat ini tampak pasien terpasang alat bantu pernapasan
ETT dan ventilator, pada pemeriksaan fisik di dapatkan : terdapat lendir pada
mulut pasien yang berwarna putih bercampur bening seperti busa-busa kecil,
terdapat suara nafas tambahan ronchi, demam naik turun, keadaan umum tampak
lemah, teraba akral hangat, DJB : 140 x/i, P: 80 x/i, S: 39 0C, pada pemeriksaan
foto thoraks didapatkan kesan pneumonia dekstra dan bronchopneumonia
bilateral.

1. Analisis kasus : Patomekanisme penyakit


Bronchopneumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut
bagian bawah dari parenkim paru yang melibatkan bronkus / bronkiolus
yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara anatomi mengenai
bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus
yang dapat disebabkan oleh bermacam – macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan
cuping hidung, sianosis sekitar hidung/mulut)

Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya


disebabkan oleh virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke
saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus.
Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi
demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman
sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps
alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas,
sesak napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan
fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang
berpungsi untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema (tertimbunnya
cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan.
Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia,
acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang
akan mengakibatkan terjadinya gagal napas.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis Keperawatan Tanggal Tanggal


NANDA 2015 – 2017 ditemukan teratasi

1. Ketidak efektifan bersihan jalan napas


14 April 2020
berhubungan dengan adanya lendir pada
jalan napas
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 2 : Cedera fisik
Kode : 00031
2. Hipertermia b.d
14 April 2020
peningkatan laju metabolisme
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termogulasi
Kode : 00007
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


No. Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
1 Ketidak efektifan bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Manajemen jalan napas
berhubungan dengan adanya lendir pada jam, pasienakan : Aktivitas Keperawatan:
jalan napas a. Menunjukkan status respirasi : ventilasi, yang 1. Buka jalan nafas, gunakan teknik
dibuktikandengan: dibuktikan dengan indicator sebagai berikut (4-5: chin lift atau jaw thrust bila perlu
DS : - sebagian besar adekuat, sepenuhnya adekuat). 2. Posisikan pasien untuk
DO: b. Menunjukkan status pernapasan : kepatenan memaksimalkan ventilasi
a. Ada batuk jalan napas, yang dibuktikan dengan indicator 3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
b. Ada lendir sebagai berikut: (4-5 = Sebagian besar adekuat – 4. Keluarkan secret dengan batuk atau
c. Terdapat suara napas tambahan sepenuhnya adekuat) suction
yaitu ronchi Kriteria Hasil: 5. Monitor respirasi dan status O2
d. DJB :140 x/menit, pernafasan : 80 a. Bayi menunjukkan tangisan keras, suara nafas 6. Berikan O2 dengan menggunakan
x/menit yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu tidak nasal knul
e. Terdapat otot bantu pernapasan ada penumpukan cairan dimulut)
f. Terpasang ETT dan Ventilator b. Menunjukkan jalan nafas yang paten (irama 3350. Monitor Pernapasan
nafas spontan, frekuensi pernafasan dalam rentang Aktivitas Keperawatan:
normal: 40-60 x/I ,tidak ada suara nafas abnormal) 1. Evaluasi kecepatan, irama, kedalaman
dan kesulitan bernapas.
2. Monitor pergerakan dada, ketidak
simetrisan, penggunaan otot bantu
pernapasan, dan retraksi pada otot
supraclaviculas dan interkosta..
3. Tinggikan kepala tempat tidur 30º
2 Domain 11 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, 3900 Pengaturan Suhu
1. Monitor suhu setiap 2 jam
Keamanan/Perlindungan klien dapat mempertahankan suhu tubuh stabil,
2. Monitor nadi dan respirasi
Kelas 6 : Termogulasi dengan kriteria :
3. Monitor suhu dan warna kulit
Kode : 00007 1. Suhu normal 36- 37,5 C
4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Hipertermia b.d peningkatan laju 2. Bayi tidak menggigil dan tidak kepanasan
adekuat
metabolism, ditandai dengan :
5. Sesuaikan suhu lingkungan untuk
DS:-
kebutuhan pasien
DO:
a. Akral hangat 6. Berikan pengobatan antipiretik
b. Suhu badan : 39oC
c. KU Lemah
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosis Hari / Jam Implementasi dan Hasil Evaluasi


Keperawatan Tanggal
Ketidak Selasa, 14 13.00 1. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan Selasa, 14 April 2020, Jam13.45 wita
efektifan April 2020 kesulitan bernapas. S: -
bersihan jalan Hasil: Kecepatan pernapasan 80 kali / menit, O:
napas 13.05 irama cepat dan dangkal a. Nampak ada lendir
2. Memonitor pergerakan dada, ketidak b. Bayi masih batuk-batuk
simetrisan, penggunaan otot bantu c. Terdapat otot bantu pernapasan
pernapasan, dan retraksi pada otot d. Posisi head up 15º
13.15 supraclaviculas dan interkosta. e. Tanda – tandavital :, DJB : 140 x/menit, pernapasan :
Hasil :Klien bernapas menggunakan otot 80 x/menit, suhu : 39OC
bantu pernapasan. f. Terpasang ETT dan ventilator
3. Memberikan posisi head up 30º untuk A: Masalah Ketidak efektifan bersihan jalan napas belum
mengurangi dispnea. teratasi
13.20 Hasil: Pasien diberikan posisi head up 15º P :Lanjutkan intervensi
4. Melakukan fisioterapi dada 1. Monitor pergerakan dada, ketidak simetrisan,
Hasil : Reflex pernasanada, dan bayi nampak penggunaan otot bantu pernapasan, dan retraksi pada
13.25 batuk otot supraclaviculas dan interkosta..
5. Mengeluarkan secret dengan batuk atau 2. Buka jalannafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
13.27 suction thrust bilaperlu
Hasil: Bayi batuk dan menangis, lendir 3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
nampak encer 4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
13.30 6. Memonitor respirasi dan status O2 5. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
Hasil : Pernapasan 80 kali/menit, 6. Monitor respirasi dan status O2
7. Memberikan O2 7. Berikan O2.
13.35 Hasil : terpasang ETT dan ventilator

Ketidak Selasa, 14 11.30 1. Memonitor suhu dan tanda – tanda vital Selasa, 14 April 2020, jam 14.00 wita
efektifan April 2020 lainnya. S:-
termoregulasi Hasil : DJB : 140 x/menit, P : 80 x/menit, O :
S: 39°C a. Akral masih teraba hangat
11.35 2. Memonitor suhu dan warna kulit b. Suhu badan : 39oC
Hasil :Suhu kulit teraba hangat dan warna c. Bayi nampak pucat
kulit nampak pucat A : Masalah ketidak efektifan termoregulasi belum
11.40 3. Menjaga kehangatan bayi teratasi
Hasil : Bayi diselimuti dan diolesi minyak P : Lanjutkan intervensi
telon. Bayi nampak tenang 1. Monitor suhu dan tanda – tanda vital lainnya.
11.30 4. Menganjurkan keluarga untuk selimuti 2. Monitor suhu dan warna kulit
pasien untuk mencegah hilangnya 3. Menjaga kehangatan bayi
kehangatan tubuh. 4. Anjurkan keluarga untuk selimuti pasien untuk
Hasil : Ibu bayi mengerti apa yang mencegah hilanganya kehangatan tubuh.
disampaikan
ANALISA OBAT PARACETAMOL

1. DEFINISI
Acetaminophen atau paracetamol adalahobatuntukpenurundemam dan
peredanyeri, sepertin yeri haid dan sakit gigi. Paracetamol tersedia dalam bentuk
tablet 500 mg dan 600 mg, sirup, drop, suppositoria, dan infus.
Paracetamol bekerja dengan cara mengurangi produksi zat penyebab
peradangan, yaitu prostaglandin. Dengan penurunan kadar prostaglandin di dalam
tubuh, tanda peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang.

2. MEREK DAGANG
Panadol, Naprex, Paramol, Mixagrip Flu, Hufagesic, Paramex SK, Sanmol,
Tempra, Termorex, dan Poro

3. INDIKASI
Meredakan sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, menurunkan demam yang
menyertai flu & paska vaksinasi.

4. KONTRA INDIKASI
Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap
Paracetamol. Penderita gangguan fungsi hati berat.

5. EFEK SAMPING

Paracetamol jarang menyebabkan efek samping. Namun, paracetamol bisa


menimbulkan beberapa efek samping berikut jika digunakan secara berlebihan:

 Demam
 Muncul ruam kulit yang terasa gatal
 Sakit tenggorokan
 Muncul sariawan
 Nyeri punggung
 Tubuh terasa lemah
 Kulit atau mata berwarna kekuningan
 Timbul memar pada kulit
 Urine berwarna keruh atau berdarah
 Tinja berwarna hitam atau BAB berdarah

Anda mungkin juga menyukai