Anda di halaman 1dari 8

Nama : Restu Damayanti

NIm : 181010200468
Kelas : 04HUKP005 (Ruang V-338)
 

1. Mengapa di Indonesia perlu diberlakukan kebijakan otonomi daerah, berikanlah

penjelasan anda dan jelaskan mengenai latar belakang ( kaji hal ini dari sisi sejarah dimasa lalu,
baik dari masa Orde Lama ke Orde Baru), dan berikan dasar hukum yang mengatur sistem
Otonomi Daerah, tujuan, serta asas-asas yang diterapkan pada sistem Otonomi Daerah di
Indonesia!

Jika ditanya mengapa Indonesia peelu diberlakukan kebijakan otonomi daerah agar daerah
memiliki kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-
masing. Mengapa demikian? Seperti yang kita tahu pada masa orde lama Indonesia hanya
mengenal satu jenis daerah otonom, otonomi di indonesia diatur oleh pemerintah pusat,
semua penghasilan daerah disetorkan ke pusat dan di bagikan kembali sama rata ke seluruh
daerah Indonesia. Rupanya sisten tersebut tidak efektif karena dengan begitu daerah tidak
dapat mengembangkqn daerahnya masing-masing. Pada masa orde baru tidak ada perubahan
yang signifikan, pada masa ini pemerintah memperketat pengawasan atas pemerintah daerah
dari Pelaksanaan tanggung jawab pemerintah pusat.

Dan pada awal reformasi pemerintah mengeluarkan kebijakan daerah diberikan kewenangan
mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah daerah diluar yang menjadi urusan
pemerintah pusat. Daerah memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dalam
memberikan pelayanan,dll yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

a. Dasar hukum yang mengatur otonomi daerah

* UUD 1945 pasal 18 Ayat 1 - 7, Pasal 18A ayat 1 dan 2, Pasal 18B ayat 1 dan 2.

* Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah,


Pengaturan, pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan, serta
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI.

* Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam


Penyelenggaraan Otonomi Daerah.

* UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.


* UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.

* UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Revisi UU No.32 Tahun 2004

b. Tujuan

* Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.

* Pengembangan kehidupan demokrasi.

* Keadilan nasional.

* Pemerataan wilayah daerah.

* Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam
rangka keutuhan NKRI.

* Mendorong pemberdayaaan masyarakat.

* Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,


mengembangkan peran dan fungsi DPRD.

c. Asas

 Desentralisasi

Adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mengurus Urusan daerahnya sendiri berdasarkan asas otonom.

 Dekonsentrasi

Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi


kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali
kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.

 Tugas pembantuan

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota
untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
provinsi.

2. Berbicara mengenai Otonomi Daerah, apakah pelaksanaan Otonomi Daerah saat ini sudah
berhasil dan sesuai dengan harapan rakyat, jika belum tercapai apa saja kendala dan
problematika yang dihadapi dan bagaimana solusi untuk mengatasinya agar kedepannya lebih
baik, berikan analisa anda!

Seharusnya dengan adanya otonomi daerah ini tujuan tujuan dari diadakannya otonomi daerah
bisa tercapai, seperti Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik, Pemerataan wilayah
daerah, Pengembangan kehidupan demokrasi dan masih banyak lagi. Tetapi pada kenyataanya
otonomi daerah tidak sepenuhnya memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal, karena
otonomi daerah seolah-olah dibajak oleh kepentingan-kepentingan tertentu.

Permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan otonomi daerah antara lain yaitu semakin
maraknya penyebaran korupsi diberbagai daerah atau bisa disebut raja raja kecil , munculnya
fenomena pragmatism politik di masyarakat daerah, legitimasi politik dan stabilitas politik belum
sepenuhnya tercapai, dan kesejahteraan masyarakat ditingkat local belum sepenuhnya
diwujudkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut bisa di atasi dengan Pelaksanaan otonomi
daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab, Pelaksanaan otonomi
daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan daerah kota sedang pada
daerah propinsi merupakan otonomi yang terbatas, Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai
dengan konstitusi negara, Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih mengikatkan kemandirian
daerah otonomi dan Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peran dan fungsi
badan legislatif daerah.

3. Apa implikasi Otonomi Daerah di bidang hukum, sosial budaya, ekonomi, dan politik baik
segi positif maupun negatifnya? Jelaskan!

1. Implikasi politik dari Otonomi Daerah

Dari aspek politik , pemberian otonomi dan kewenangan kepada Daerah merupakan suatu
wujud dari pengakuan dan kepercayaan Pusat kepada Daerah. Pengakuan Pusat terhadap
eksistensi Daerah serta kepercayaan dengan memberikan kewenangan yang luas kepada
Daerah akan menciptakan hubungan yang harmonis antara Pusat dan Daerah. Selanjutnya
kondisi akan mendorong tumbuhnya dukungan Daerah terhadap Pusat dimana akhirnya akan
dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Kebijakan Otonomi Daerah sebagai upaya
pendidikan politik rakyat akan membawa dampak terhadap peningkatan kehidupan politik di
Daerah.
Dampak positif di bidang politik yaitu daerah lebih aktif mengelolah daerahnya karena
sebagian besar keputusan dan kebijakan ada dan diputuskan di daerah. Sedangkan dampak
negatif dibidang politik yaitu adanya euforia berlebihan apabila kewenangan tersebut
disalahgunakan untuk kepentingan golongan, kelompok tertentu, atau kepentingan pribadi
seperti pengelolaan keuangan, makin membesarnya dana yang dikelola oleh pemerintah
daerah ternyata ada kecenderungan dibelanjakan untuk kepentingan para elite daerah.

2. Implikasi ekonomi dari Otonomi Daerah

Dari aspek ekonomi , kebijakan Otonomi Daerah yang bertujuan untuk pemberdayaan
kapasitas daerah akan memberikan kesempatan bagi Daerah untuk mengembangkan dan
meningkatkan perekonomiannya. Peningkatan dan pertumbuhan perekonomian daerah akan
membawa pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat di Daerah.
Melalui kewenangan yang dimilikinya untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat,
daerah akan berupaya untuk meningkatkan perekonomian sesuai dengan kondisi, kebutuhan
dan kemampuan. Kewenangan daerah melalui Otonomi Daerah diharapkan dapat memberikan
pelayanan maksimal kepada para pelaku ekonomi di daerah, baik lokal, nasional, regional
maupun global.

Dampak positif Kemandirian tersebut, bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih baik,
termasuk pengelolaan pariwisata daerah yang lebih profesional dan mengena. Dengan adanya
otonomi, maka otomatis daerah akan lebih kreatif dalam menggali penerimaan daerahnya.
Dampak negatifnya adalah dengan adanya otonomi daerah banyaknya raja raja kecil dan
korupsi yang terjadi di daerah.

3. Implikasi sosial budaya dari Otonomi Daerah

Dari aspek sosial budaya, kebijakan Otonomi Daerah merupakan pengakuan terhadap
keanekaragaman Daerah, baik itu suku bangsa, agama, nilai-nilai sosial dan budaya serta
potensi lainnya yang terkandung di daerah. Pengakuan Pusat terhadap keberagaman Daerah
merupakan suatu nilai penting bgi eksistensi Daerah. Pelestarian dan pengembangan nilai-nilai
budaya lokal akan dapat ditingkatkan dimana pada akhirnya kekayaan budaya lokal akan
memperkaya khasanah budaya nasional.

Dampak positifnya Daerah akan merasa setara dan sejajar dengan suku bangsa lainnya, hal ini
akan sangat berpengaruh terhadap upaya mempersatukan bangsa dan negara.

4. Mengapa provinsi DKI Jakarta, Aceh, DI Yogyakarta, dan Papua mendapat status daerah
istimewa dan mendapatkan status daerah otonomi khusus, apa yang menjadi latar
belakangnya? Dan apakah daerah lain bisa mendapatkan status sebagai daerah Istimewa juga?
Jika iya, apakah untuk menjadi daerah istimewa itu memiliki persyaratan khusus, jelaskan!

Status keistimewaan Yogyakarta dan Aceh tidak lepas dari karena faktor sejarah pada masa lalu.
Perjuangan pada zaman kolonial Belanda, penjajahan Jepang, maupun zaman perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Terjadi perjanjian antara presiden soekarno dan pemimpin
daerah tersebut sebelum bergabung ke Indonesia. Dki jakarta di jadikan daerah istimewa karena
menjadi ibu kota Negara Indonesia.

Tidak semua daerah bisa menjadi daerah istimewa, daerah istimewa yang sudah adapun
dilatarbelakangi karena ada perjanjian sebelum bergabung dengan Indonesia dan ada yang
dilatarbelakangi karena adanya permasalahan seperti gerakan papua merdeka dan aceh
merdeka.

5. Jelaskan perbedaan karakteristik pengawasan Perda yang preventif dengan yang bersifat
represif?

1. Pengawasan Preventif

Pengawsan Preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum pelaksanaan, yakni


pengawasan yang dilakukan terhadap sesuatu yang bersifat rencana. (Sujamto, 1986 :
85).  

2. Pengawasan Represif

Pengawasan Represif merupakan pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan atau


kegiatan dilaksanakan. Dapat pula dikatakan bahwa pengawasan represif  sebagai salah
satu bentuk pengawasan atas jalannya pemerintahan (Sujamto, 1986 : 87).   

Ø  misalnya  : penangguhan dan atau pembatalan PERDA, PERBW, KEPBW yang


bertentangan dengan kepentingan umum.

6. Jelaskan hubungan Otonomi Daerah dengan kearifan lokal dan berikan contoh Otonomi
Daerah dalam perspektif kearifan lokal?

Hubungan otonomi daerah dan Kearifan lokal adalah salah satu amanat yang di emban dalam
penyelenggaraan otonomi daerah. Menjadi suatu kenaifan bagi suatu daerah ketika menjadi
daerah otonom tetapi tidak mampu untuk mengembangkan serta melestarikan kearifan lokal
dalam konteks seni dan kebudayaan daerah tersebut yang mana kebudayaan yang lahir adalah
salah satu simbol identititas dari setiap daerah. Jadi otonomi daeerah dan kearifan lokal saling
berhubungan karena otonomi daerah yang baik maka terciptalah suatu kearifan lokal atau
kearifan daerah.

Contoh:

Nilai-nilai kearifan lokal berupa keberadaan lembaga adat, sistem demokrasi pancasila yang
bernafaskan adat yang tumbuh dan masih terjaga dengan sangat kuat di lingkungan
masyarakat Daerah Apau Kayan menjadi sebuah nilai khas dan modal dasar yang kuat serta
dapat menjadi sebuah instrumen penting dalam penyelenggaraan desentralisasi pemerintahan
di kawasan perbatasan negara. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang- Undang No. 23
Tahun 2014 tentang arah penyelenggaraan desentralisasi, khususnya penataan daerah dengan
memelihara keunikan adat istiadat, tradisi dan budaya daerah. Peran strategis nilai-nilai lokal
masyarakat di kawasan Apau Kayan baik dari segi aspek ekonomi, hukum, politik, dan sosial
budaya kemasyarakatan maupun terhadap pengakuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
merupakan salah satu pertimbangan khusus bag

7. Berikan contoh kasus yang konkrit tentang keberhasilan dan kegagalan dari penerapan
Otonomi Daerah di salah satu daerah otonom yang ada

di Indonesia, serta jelaskan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dan faktor-faktor yang
menghambat penerapan otonomi daerah diwilayah tersebut!

Contoh saja di banten , padahal jarak banten dengen ibu kota Negara sangat dekat tetapi
dalam penerapan otonomo daerah banten sangat tertinggal jauh dari daerah-daerah lain
seperti pembangunan yang belum merata, hal yang menghambat yaitu Banten terlalu otonom.
Gubernur, bupati, dan wali kota di Banten berlindung di balik UU Otonomi Daerah yang terus
menerus menghambat program infrastruktur yang dicanangkan Presiden.

Contoh penerapan otonomi daerah yang berhasil di bandung barat bahkan bandung barat
mendapat meraih penghargaan otonomi daerah terbaik, faktor yang mendukung keberhasilan
bandung barat adalah pemimpin daerah di Bandung melaksanakan otonomi daerah dengan
strategi yang baik,kreatif dan otonom.

Anda mungkin juga menyukai