Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

KELOMPOK HUKUM LINGKUNGAN


1. Ketentuan Umum:
a. Makalah dikumpulkan tepat pada waktunya, yaitu pada saat presentasi.
b. Penilaian didasarkan pada:
• Kemampuan memberikan analisa kritis atas pertimbangan hakim
• Kemampuan memberikan analisa kritis atas putusan hakim
c. Tidak perlu secara panjang lebar menjelaskan: duduk perkara, para pihak, kutipan
putusan
d. Makalah sebagian besar berisi analisis, dan bukan kutipan putusan hakim.
e. Makalah setidaknya memuat jawaban atas beberapa pertanyaan/fokus pembahasan
yang diminta.
f. Semua referensi yang diwajibkan harus digunakan dalam analisa, dan bukan hanya
dicantumkan dalam daftar pustaka.
g. Referensi yang dicantumkan dalam makalah, harus benar-benar digunakan untuk
menganalisa.
h. Referensi minimal 5 literatur (setidaknya memuat literatur yang dianjurkan).
i. Literatur yang dianjurkan dapat diambil di Bidang Studi HAN.

2. Kasus PTUN: Pencemaran Sungai Cikijing (Putusan PTUN Bandung No.
178/G/2015/PTUN-BDG, Walhi, dkk. v. Bupati Sumedang, dkk., 2015)
a. Dikumpulkan tanggal: 13/11/18
b. Fokus pembahasan pada analisa kritis atas pertimbangan/putusan hakim terkait:
- Sudah tepatkah penggunaan hak gugat oleh penggugat dalam kasus ini? Sudah
tepatkah pendapat hakim atas hak gugat para penggugat?
- Bagaimana pandangan para pihak mengenai kewenangan tergugat
mengeluarkan objek sengketa? Bagaimana pendapat Anda?
- Bagaimana pendapat para pihak dan hakim pada tingkat pertama mengenai
hubungan antara Amdal, izin pembuangan limbah (IPLC), pencemaran air, baku
mutu air, baku mutu air limbah, dan daya tampung beban pencemaran (DTBP).
Bagaimana pendapat hakim pada tingkat banding dan Kasasi tentang hal
tersebut? Bagaimana pendapat Anda?
- Bandingkan hubungannya antara IPLC, DTBP, dan baku mutu dengan effluent
standard, water quality standard, total daily maximum load (TDML) di AS.
c. Referensi yang digunakan setidaknya berikut ini:
- Robert W. Adler , “Integrated approaches to water pollution: Lessons from the
Clean Air Act”, Harvard Environmental Law Review, Vol. 23(1), 1999, hal. 202-
295.
- Robert L. Glicksman dan Matthew R. Batzel, “Science, Politics, Law, and the Arc
of the Clean Water Act: The Role of Assumptions in the Adoption of a Pollution


Control Landmark”, Washington University Journal of Law & Policy, Vol. 32,
2010, hal. 99-138.

3. Kasus Perdata: Kasus Kalista Alam (Putusan PN Meulaboh dan Putusan MA No. 651
K/Pdt/2015, Menteri LH v. Kalista Alam, 2015)
a. Dikumpulkan tanggal: 27/11/18
b. Fokus pembahasan pada analisa kritis atas pertanyaan berikut ini:
- Bagaimana para pihak mengartikan serta membuktikan unsur-unsur PMH dan
Strict liability?
- Berikan kritik saudara atas didalilkannya unsur kesengajaan. Berikan pula
komentar saudara atas pertimbangan hakim mengenai kesengajaan/kelalaian.
- Mengapa penggugat meminta agar hakim merujuk pada Putusan
Mandalawangi? Bagaimana pendapat hakim atas hal ini? Bagaimana pendapat
anda?
- Berikan kritik anda terkait penggunaan dan penafsiran doktrin res ipsa loquitur.
- Berikan kritik anda terkait penggunaan dan penafsiran precautionary principle
dalam kasus ini.
- Berikan tanggapan Anda mengenai in dubio pro natura. Bagaimana konsep ini
terkait dengan precautionary principle (persamaan dan perbedaan)? Apakah
penerapan konsep in dubio pro natura dalam kasus ini tepat?
- Berikan komentar anda terkait penghitungan kerugian.
c. Referensi yang digunakan setidaknya berikut ini:
- William K. Jones, “Strict Liability for Hazardous Enterprise”, Columbia Law
Review, Vol. 92, 1705-1779 (1992)
- Vernon Palmer, “A General Theory of the Inner Structure of Strict Liability:
Common Law, Civil Law, and Comparative Law”, Tulane Law Review, Vol. 62
(1988)
- Elizabeth van Schilfgaarde, “Negligence under the Netherlands Civil Code: An
Economic Analysist”, California Western International Law Journal, Vol. 21
(1991).
- Vivienne Harpwood, Principles Of Tort Law, 4th Ed. (London: Cavendish
Publishing, 2000)—[terutama sub-bab terkait strict liability ( 1.9 dan 11.13) dan
sub bab terkait res ipsa loquitur (7.3, 7.4., dan 7.5). à e-book bisa di download

4. Kasus Pidana: PT. KARAWANG PRIMA SEJAHTERA STEEL (PT. KPSS) (Putusan MA No.
1405 K/Pid.Sus/2013)
a. Dikumpulkan tanggal: 06/12/2018
b. Fokus pembahasan pada analisa kritis atas pertimbangan/putusan hakim dengan
menjawab pertanyaan:


- Bagaimana penentuan terdakwa oleh Jaksa? Bagaimana pendapat hakim atas
penentuan terdakwa ini?
- Sudah tepatkah penentuan terdakwa apabila ditinjau dari teori tentang
pertanggungjawaban pidana korporasi? Kaitkan ulasan kasus ini dengan
pembedaan antara tindak pidana korporasi dan konsep penyertaan menurut
KUHP
- Bagaiaman komentar Anda terkait penjatuhan pidana untuk pengurus korporasi
(Direktur) dalam kasus ini? Bagaimana jika kasus ini diadili di AS, Australia, dan
Inggris?
- Bagaimana komentar anda atas kesimpulan/pertimbangan hakim terkait
pembuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan? Bagaimana Anda
melihat pandangan hakim (pada pertimbangan unsur yang memberatkan).
Kaitkan komentar Anda dengan konsep delik materil dan delik formil.

c. Referensi yang digunakan setidaknya berikut ini:
- Michael Faure, “Towards a New Model of Criminalization of Environmental
Pollution: the Case of Indonesia”, dalam: M. Faure dan N. Niessen (eds.),
Environmental Law in Development: Lessons from the Indonesian Experience
(Cheltenham: Edward Elgar, 2006), 188-207. à HARD COPY di HAN
- Guy Stessens, “Corporate Criminal Liability: A Comparative Perspective”, The
International and Comparative Law Quarterly, Vol. 43(3), 1994, hal. 493-520
- Andri G. Wibisna, “Kejahatan Lingkungan oleh Korporasi: Mencari Bentuk
Pertanggungjawaban Korporasi dan Pemimpin/Pengurus Korporasi untuk
Kejahatan Lingkungan di Indonesia”, Jurnal Hukum & Pembangunan, Vol 46(2),
2016, hal. 149-195., http://dx.doi.org/10.21143/jhp.vol46.no2.74

TTD.
Tim Pengajar

Anda mungkin juga menyukai