Anda di halaman 1dari 70

PENGANTAR

Modul Kuliah Ilmu Perundang-undangan

SONY MAULANA S.
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
LATAR BELAKANG
Pada negara yang berdasarkan atas hukum
(rechtstaat) yang menyelenggarakan kesejahteraan
umum (verzogingsstaat), perat. per-uu-an
.
merupakan wahana kontribusi pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan pada berbagai bidang
kehidupan masyarakat di negara tersebut.
Hal ini menunjukkan sisi penting dari perancangan
perat. per-uu-an, yaitu membentuk perat. per-uu-an
yang efektif dan mampu membawa perubahan
sosial bagi kemajuan kesejahteraan umum.
Pembentukan Perat. Per-uu-an

KODIFIKASI

cara mengadopsi
.
Merupakan pembentukan perat. per-uu-an dengan
norma2 yang berlaku di
masyarakat. Artinya, norma2 tersebut dituliskan
dalam satu naskah dan ditetapkan menjadi perat.
per-uu-an (formil).

Saat naskah2 perat. per-uu-an tersebut telah


bertambah banyak,. pengertian kodifikasi
berkembang menjadi cara pengumpulan naskah2
perat. per-uu-an tentang suatu bidang hukum
tertentu dan menyusunnya sebagai suatu perangkat
hukum (set of laws) di dalam satu buku. Misalnya:
Kitab Undang-undang tentang Hukum Perdata.

Selain sekedar menuliskan dan menetapkan norma2


.
yang berlaku di masyarakat sebagai perat. per-uu-
an, pengadopsian meliputi pula cara menjadikan
norma2 yang berlaku di masyarakat sebagai bahan
dasar dalam penyusunan perat. per-uu-an.
Misalnya: UU 5/1963 disusun dengan berbahankan
norma adat tentang tanah.

MODIFIKASI
.
Merupakan pembentukan perat. per-uu-an dengan
cara memberlakukan norma2 yang baru bagi
masyarakat.

Pembangunan sebagai upaya untuk mengejar


ketertinggalan dari. negara lain menuntut
pengaturan atas perilaku yang tidak atau belum
diatur oleh masyarakat. Artinya, tidak ada norma
terkait di masyarakat yang bisa dijadikan bahan bagi
negara untuk pengaturan atas perilaku tersebut.
Dengan demikian, negara dituntut untuk
menciptakan (sendiri) norma untuk pengaturan atas
perilaku tersebut. Misalnya: UU …/… yang
mengharuskan pejabat negara untuk melaporkan
harta kekayaannya.

Selain itu, pembangunan seringkali menuntut


.
perubahan atas perilaku di masyarakat yang dinilai
oleh negara bisa menghambat upaya untuk
memajukan
mem kesejahteraan umum. Artinya, norma
yang berlaku di masyarakat yang mengatur perilaku
bermasalah tersebut harus diganti dengan norma
baru yang diusulkan melalui pembentukan perat.
per-uu-an.

Oleh karena itu, negara dituntut untuk menciptakan


.
norma untuk menggantikan norma yang berlaku di
masyarakat. dengan bersumberkan pada ilmu
pengetahuan dan pengalaman negara lain yang
disesuaikan dengan kondisi sendiri.

Dengan demikian, negara menciptakan norma baru


.
atas perilaku2 tersebut dengan bersumberkan pada
ilmu pengetahuan dan pengalaman negara lain yang
disesuaikan dengan cita negara dan sistem hukum
negara, serta kondisi masyarakat dan lingkungan
yang ada pada negara yang bersangkutan.
NORMA HUKUM
PENGANTAR

Modul Kuliah Ilmu Perundang-undangan

SONY MAULANA S.
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Setiap warganegara yang telah berusia 17 (tujuh belas)
tahun harus memiliki Kartu Tanda Penduduk.

Pradnya Prameswari, Nomor Pokok Mahasiswa


0508807447 dapat menghadiri National Course in
Socio-Legal Studies pada tanggal 29 Maret s.d. 5 April
2010 di Kampus Universitas Indonesia.
Ragam Norma
Hukum
Sebagai salah satu jenis norma, ragam norma hukum
bisa ditinjau berdasarkan 2 (dua) segi pokok yang
terkandung dari pengertian norma, yaitu:
Øpihak yang dituju;
Øhal atau perilaku yang ditentukan.

Selain kedua hal tersebut, ragam norma hukum bisa


pula ditinjau berdasarkan:
Ømasa laku;
Øwujud.
Segi Pihak Yang Dituju
Didasarkan pada pihak yang dituju oleh ketentuan2-nya,
norma hukum bisa dibedakan dalam 2 (dua) macam,
yaitu:

NORMA HUKUM UMUM


Ketentuan2-nya ditujukan pada banyak orang atau
beberapa orang yang tidak tertentu (indicated but
unnamed). Misalnya: Setiap warganegara yang telah
berusia 17 (tujuh belas) tahun harus …

NORMA HUKUM INDIVIDUAL


Ketentuan2-nya (hanya) ditujukan pada seseorang atau
beberapa orang yang tertentu. Misalnya: Pradnya
Parameswari, Nomor Pokok Mahasiswa 0508007447
dapat …
Segi Hal atauPerilaku Yang
Ditentukan
Didasarkan pada hal atau perilaku yang ditentukan oleh
ketentuan2-nya, norma hukum bisa dibedakan dalam 2
(dua) macam, yaitu:

NORMA HUKUM ABSTRAK


Ketentuan2-nya mengenai perilaku yang tidak tertentu
(nonrepresentasional). Misalnya: …harus memiliki Kartu
Tanda Penduduk.
NORMA HUKUM KONGKRIT
Ketentuan2-nya (hanya) mengenai perilaku yang
tertentu (kasuistik). Misalnya: …dapat menghadiri
National Course in Socio-Legal Studies pada tanggal 29
Maret s.d. 5 April 2010 di Universitas Indonesia.
Segi Masa Laku
Didasarkan pada masa laku ketentuan2-nya, norma hukum
bisa dibedakan dalam 2 (dua) macam, yaitu:

NORMA HUKUM TERUS-MENERUS


Ketentuan2-nya terus berlaku walaupun seseorang atau
beberapa orang telah memenuhinya. Norma hukum ini,
misalnya yang mengharuskan memiliki KTP, terus berlaku
walaupun telah ada pihak2 yang memenuhi kewajiban itu.
NORMA HUKUM SEKALI-SELESAI
Keberlakuannya selesai setelah ketentuan2-nya dipenuhi
oleh pihak2 yang dituju. Keberlakuan norma hukum ini,
misalnya hak yang terkait dengan izin untuk mengikuti
suatu lokakarya, selesai setelah diikutinya kegiatan
tersebut oleh pihak yang dituju.
Sifat Norma
Hukum
Agar menjadi norma yang utuh, suatu norma hukum
terbangun dari gabungan ragam2 norma hukum.
Didasarkan pada pola gabungan ragam2-nya, norma
hukum bisa dibedakan dalam 3 (tiga) sifat, yaitu:

ØNorma hukum yang bersifat pengaturan;


ØNorma hukum yang bersifat penetapan;
ØNorma hukum yang bersifat berentang-umum.

NORMA HUKUM YANG BERSIFAT PENGATURAN

Norma hukum yang terbangun dari gabungan ragam


norma yang umum, abstrak, dan terus-menerus, yaitu:
ditujukan pada banyak orang atau beberapa orang
yang tidak tertentu (indicated but unnamed);
mengenai perilaku yang tidak tertentu
(nonrepresentasional);
terus berlaku walaupun seseorang atau beberapa
orang telah memenuhinya.
Misalnya: Setiap warganegara yang telah berusia 17
(tujuh belas) tahun harus memiliki Kartu Tanda
Penduduk.

NORMA HUKUM YANG BERSIFAT PENETAPAN

Norma hukum yang terbangun dari gabungan ragam


norma yang individual, kongkrit, dan sekali-selesai,
yaitu:
ditujukan pada seseorang atau beberapa orang yang
tertentu;
mengenai suatu perilaku tertentu (kasuistik);

selesai berlakuan setelah ketentuan2-nya dipenuhi


oleh pihak2 yang dituju.
Misalnya: Pradnya Prameswari, Nomor Pokok
Mahasiswa 0508007447 dapat menghadiri National
Course in Socio-Legal Studies pada tanggal 29 Maret
s.d. 5 April 2010 di Universitas Indonesia.

NORMA HUKUM YANG BERSIFAT BERENTANG-UMUM

Norma hukum yang terbangun dari gabungan ragam


norma selain kedua pola gabungan tersebut
sebelumnya.
Misalnya: Pradnya Prameswari, Nomor Pokok
Mahasiswa 0508007447 dapat menghadiri kegiatan
kemahasiswaan di luar kampus selama menjadi
mahasiswa di Sekolah Tinggi Sandi Negara.
LATIHAN:
Ø Setiap pegawai baru Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI harus
mengikuti upacara peringatan Hari
Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober.
Ø Mahasiswa yang namanya tercantum
dalam daftar di atas dilarang mengikuti
perkuliahan Perancangan Peraturan
Perundang-undangan pada semester
genap tahun ajar 2009/2010.
Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya
sekali dalam lima tahun di ibukota negara.

Setiap orang dilarang membunuh.


Segi Wujud Normanya
Para drafter dituntut untuk selalu memikirkan
kemungkinan efektivitas dari rancangan norma hukum
yang disusunnya. Penilaian drafter atas hal ini terlihat
dari pilihannya atas wujud norma hukum yang
dirancangannya.
didasarkan pada wujud norma-nya, terdapat 2 (dua)
macam norma hukum, yaitu:
ØNorma Hukum Tunggal;
ØNorma Hukum Berpasangan.
Norma hukum dapat berwujud :

1. Norma Tunggal
Norma hukum yang berdiri sendiri dan tidak diikuti oleh norma
hukum lainya. Isinya hanya “suruhan” tentang bagaimana kita harus
bertingkah laku

Jika merasa yakin bakal dipatuhi, maka drafter menyusun norma hukum
yang dirancangnya dengan satu norma (yang berisi perintah
berperilaku) kepada pihak yang dituju.

Norma hukum yang dibentuk oleh drafter itu adalah norma hukum
tunggal, yaitu norma hukum yang bisa berlaku efektif walaupun hanya
terdiri dari satu norma.

2. Norma Berpasangan
Norma yang terdiri dari norma primer dan sekunder

Sebaliknya, jika merasa tidak yakin akan dipatuhi, maka hukum yang
dirancangnya didampingi dengan norma yang lain.
Norma hukum yang dibentuk itu oleh drafter itu jadinya adalah norma hukum
berpasangan, yaitu norma hukum yang bisa berlaku efektif jika terdiri dari dua
norma yang berpasangan.
Norma Hukum Primer
Norma hukum yang berisi aturan/patokan bagaimana cara kita
harus berperilaku dalam masyarakat----Das sollen (hendaknya)
Norma Primer, yaitu norma yang berisi perintah berperilaku
kepada pihak yang dituju
Contoh : Hendaknya engkau tidak mencuri
Hendaknya engkau tidak membunuh

Norma Hukum Sekunder


:Norma hukum yang berisi tata cara penanggulangan apabila
norma hukum primer tidak dipenuhi
Contoh : “……, apabila engkau dicuri engkau dihukum 3 bulan”

Norma Sekunder, yaitu norma yang berisi ketentuan2 untuk


mendorong kepatuhan pihak yang dituju atas norma primer, dan
sebagai petunjuk berperilaku bagi lembaga pelaksana bila terjadi
pelanggaran atas norma primer.
Hubungan Antara
Norma Primer dan Sekunder
Suatu peristiwa pidana yang terjadi karena
ketidakpatuhan atas norma primer tidak serta-
merta mengakibatkan setiap orang yang
didakwa melakukan hal tersebut dikenai
hukuman, atau dikenai hukuman yang sama.
Penerapan norma sekunder akibat dakwaan
ketidakpatuhan atas suatu norma primer
bukan didasarkan oleh hubungan sebab-akibat
melainkan oleh penilaian atas tanggungjawab
dari perbuatan (zurechnung) orang yang
didakwa melanggar norma primer tersebut.
norma sekunder yang diterapkan oleh majelis
hakim kepada seseorang yang tidak mematuhi
smarticle/fhui/ilper/2011
norma primer dinilai berdasarkan
Bila kita melihat norma hukum primer dan norma
sekunder, disebut apakah hubungan antara
keduanya?

Contoh :
Hendaknya engkau tidak membunuh, apabila
engkau membunuh dihukum 15 tahun.

Apakah hubungan diatas adalah kasualitet (sebab


akibat) ?

“Kasualitet adalah perbuatan tertentu selalu akan


mengakibatkan kondisi atau keadaan tertentu”.
Kasualitet dikenal dalam ilmu alam.
Ct. air akan membeku pada 0 derajat, air
mendidih pada 100 derajat
dimana kondisi atau keadaan tertentu akan
menimbulkan gejala/akibat yang tertentu pula.

Dari contoh norma hukum primer dan sekunder,


akibat yang ditimbulkan karena tidak
terpenuhinya norma hukum primer tidak selalu
mengakibatkan dipidana/dihukum dengan
hukuman yang sama
Jadi hubungan antar norma hukum primer
dan sekunder adl Zurechnung atau
pertanggung jawaban.

Dimana seorang yang melakukan suatu


perbuatan yang dikenankan pidana hanya
dapat dijatuhi sanksi pidana sebatas apa yang
dapat dipertanggung jawabkan terhadap
perbuatan
tersebut.
NORMA HUKUM
Modul Kuliah Ilmu Perundang-undangan

SONY MAULANA S.
Fakultas Hukum Universitas Indonesia

smarticle/fhui/ilper/2011
PENGERTIAN & MACAM NORMA
Norma adalah ketentuan2 yang mengatur perilaku
seseorang di dalam kehidupan bermasyarakat yang
mengandung perintah yang hendaknya (ougt to
be/do atau das sollen) dipatuhi.
Terdapat berbagai macam norma di masyarakat
yang mempengaruhi bentuk dan cara berperilaku
seseorang, antara lain: norma agama, norma adat,
norma moral, dan norma hukum.
Ukuran patokan seseorang dalam bertindak atau bertingkah
laku dalam masyarakat

Segala aturan yang harus dipatuhi


isinya suruhan / das sollen
Pedoman, patokan,smarticle/fhui/ilper/2011
atau aturan
Norma Yang Ada dalam
Masyarakat
• Norma Adat, Norma Moral, Norma HUkum
• Dapat berbentuk norma hukum tertulis dan hukum tidak
tertulis
• Norma moral dan adat berkembang dari kebiasaan yang
ada dalam masyarakat. Fakta yang dipahami masyarakat
tentang nilai yang baik yang baik dan buruk
Norma Agama, Adat & Moral

Norma agama, adat, dan moral terbentuk oleh


kebiasaan yang tumbuh dari penilaian terus-
menerus masyarakat atas suatu perilaku. Perilaku
yang dinilai baik dikehendaki untuk dilaksanakan,
sedangkan perilaku yang dinilai buruk dikehendaki
untuk ditinggalkan. Hal ini terjadi berulangkali
sehingga berkembang menjadi perintah yang harus
dipatuhi.

Mengingat penilaian atas suatu perilaku bergantung


pada agama dan budaya masyarakat, maka terdapat
berbagai norma agama, adat, dan moral pada
negara dengan beragam agama dan budaya.
Masing-masing norma agama, adat, dan moral
smarticle/fhui/ilper/2011
tersebut hanya berlaku bagi suatu masyarakat
Norma Hukum

Norma hukum dibentuk oleh lembaga2 negara yang


berwenang membentuknya.
Mengingat kedaulatan negara meliputi seluruh
wilayah negara, maka hanya terdapat satu norma
hukum yang berlaku bagi semua masyarakat yang
berada di dalam wilayah negara yang bersangkutan.

smarticle/fhui/ilper/2011
NORMA HUKUM & NORMA2 LAINNYA

PERSAMAAN:
norma hukum dan norma2 lainnya merupakan
ketentuan2 yang mengatur perilaku seseorang di
dalam kehidupan bermasyarakat yang mengandung
perintah yang hendaknya (ougt to be/do atau das
sollen) dipatuhi.

Merupakan Pedoman Berperilaku / aturan bertindak

smarticle/fhui/ilper/2011

 HANS KELSEN : STUFENTHEORIE
Norma2 dalam suatu macam norma tersusun secara
berjenjang dan berlapis dalam suatu tata susunan
yang bersifat hierarkhis.
Suatu norma bersumber dan berdasar pada norma
yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi ini
bersumber dan berdasar pada norma yang lebih
tinggi lagi, demikian seterusnya sampai
pergerakan ke atas ini berhenti pada suatu norma
tertinggi yang sumber dan dasar
pembentukannya tidak dapat ditelusuri lagi.

Mengingat sumber dan dasar pembentukannya tidak


dapat ditelusuri lagi, maka norma tertinggi –- oleh
Kelsen disebut dengan Grundnorm -– ditetapkan
smarticle/fhui/ilper/2011
lebih dahulu secara hipotetik (presupposed) dan

PERBEDAAN:
norma hukum dibentuk oleh pihak di luar
masyarakat, yaitu oleh lembaga negara yang
berwenang membentuknya;
norma hukum dapat mengancamkan sanksi
pendorong kepatuhan yang bisa diterapkan kepada
pelanggar ketentuan2-nya;
norma hukum dapat memberikan kewenangan
kepada lembaga pelaksana untuk mendorong
kepatuhan dan menerapkan sanksi.

smarticle/fhui/ilper/2011

PERBEDAAN:
norma2 yang lain dibentuk oleh masyarakat itu
sendiri;
meskipun dapat mengancamkan sanksi pendorong
kepatuhan, namun pihak2 yang melanggar
ketentuan2 dalam dapat menghindar dari sanksi
tersebut;
meskipun norma2 yang lain dapat memberikan
kewenangan untuk mendorong kepatuhan dan
menerapkan sanksi kepada lembaga pelaksana,
namun kewenangan tersebut sangat terbatas .

smarticle/fhui/ilper/2011
Perbedaan
Norma Lainnya Norma Hukum

1.Otonom 1.Hetronom
2.Tidak ada sanksi 2.Dapat dilekati
fisik/pemaksa sanksi
3.Tidak ada aparat 3.Ada aparat
resmi pelaksana
4.Hanya pada 4.Berlaku di seluruh
wilayah Indonesia
tertentu
 HANS KELSEN : STATIKA & DINAMIKA NORMA …
didasarkan pada sumber keberlakuannya, norma2
bisa dibedakan dalam 2 (dua) sistem, yaitu:

Ø Sistem Norma Statik (Nomostatic)


norma dengan sistem yang statik mendasarkan pada
isi dari ketentuan2-nya sebagai sumber
keberlakuannya.
artinya, isi dari ketentuan2 dalam suatu norma
menjadi dasar penilaian seseorang mengenai
keberlakuan norma tersebut atas dirinya.
Ø Sistem Norma Dinamik (Nomodynamic)
norma dengan sistem yang dinamik mendasarkan
pada pembentukan atau penghapusan dari
ketentuan2-nya sebagai sumber keberlakuannya.
smarticle/fhui/ilper/2011
artinya, pembentukan atau penghapusan dari

HANS KELSEN :
Hukum adalah norma dengan sistem yang dinamik
norma hukum mendasarkan sumber keberlakuannya
pada pembentukan atau penghapusan dari
ketentuan2-nya bukan pada isi-nya.
suatu norma hukum dikatakan sah berlaku (valid)
apabila dibentuk oleh lembaga2 negara yang
berwenang membentuknya.

smarticle/fhui/ilper/2011
PERTANYAAN

• Mengapa kita membicarakan Norma?


• Apa kaitannya Norma dengan Peraturan
(Perundang-undangan)?
Mengapa kita butuh Norma?

• Setiap manusia mempunyai berbagai


kepentingan
• Ketika hidup bermasyarakat, kadang
bersinggungan antara satu sama lain
• Apa yang terjadi apabila ia hidup
sendiri ?
• Apakah dalam hidup bermasyarakat, kita
membutuhkan norma?
• Indonesia terdiri dari berbagai pulau dan
dibelah oleh lautan, dan terdiri pula dari
berbagai suku bangsa dan agama.
• Sehingga kita mempunya berbagai macam
norma adat, kesopanan, kesusilaan dan norma
agama yang berbeda satu sama lain.
• Bagaimana dengan norma hukum?
Termasuk
Sistim
Manakah norma
hukum
dibentuk dan dihapus oleh lembaga yang berwenang
membentuknya,

tidak dilihat dari segi isi norma tersebut, tapi segi


pembentukannya.

norma hukum berjenjang dan berlapis membentuk


hirarkhie.

Hukum adalah sah/valid apabila dibentuk oleh


lembaga atau otoritas yang berwenang dan berdasar
norma yang lebih tinggi
Dinamika norma hukum :
:
1.Dinamika hukum vertikal
Dinamika yang norma hukumnya berjejang dari
atas ke bawah atau dari bawah ke atas.
Contoh : Tata Susunan Norma Hukum RI

2. Dinamika hukum horisontal


Dinamika yang normanya bergerak kesamping,
dinamika ini tidak membentuk norma baru tapi
bergerak kesamping dengan analogi. Yaitu
suatu penarikan norma hukum untuk kejadian-
kejadian yang serupa
Validity dan efficacy

suatu norma berlaku karena ia mempunyai


daya laku
atau karena mempunyai
keabsahan(validity), validity
ini berlaku apabila norma tsb dibentuk oleh
norma yang lebih tinggi atau dibentuk oleh
lembaga yang berwenang
Selain itu, berhubungan dengan berlakunya
suatu norma kita dihadapkan pula dengan
efficacy dari norma tersebut.

Dalam hal ini kita melihat apakah suatu


norma yang ada dan berlaku itu bekerja
atau berdaya guna secara efekif atau tidak,
atau apakah norma itu ditaati
Norma Hukum Negara
Menurut Hans Nawiasky

4 Tingkatan dalam Norma Hukum Negara


• Staatsfundamental Norm
• Staatsgrund gesetz
• Formelle gesetz
• Verordnung dan Autonom satzung
Karakteristik Norma Hukum
• Staatsfundamentalnorm

Menurut : Notonagoro : Pokok kaidah fundamental negara


Hamid S.A : Norma fundamental negara
UUD 1945 : Norma dasar/dasar negara

 bersifat presupposed, axiomatis


 merupakan tujuan/kebijakan pada umumnya
 Masih merupakan norma hukum tunggal
 sumber dan dasar pembentukan staatsgrundgesestz
• Staatsgrundgesetzs
 berisi tujuan dan kebijakan negara pada
 umumnya tapi lebih konkrit (sudah ada pasal-
pasalnya)
 dirumuskan dalam norma tunggal
 merupakan sumber dasar pembentukkan
formel gesetz/peraturan perundang-undangan

• Formell Gesetz
 Merupakan tujuan dan kebijakan lebih konkrit lagi, sudah
dapat berlaku bagi masyarakat (dalam pasal-pasal)
 Dapat dirumuskan dalam norma tunggal (hanya ada cara
berperilaku/mengatur) atau dalam norma berpasangan (ada
sanksi)
 Produk legislatif
 Sumber dan dasar dari verordnung dan autonome satzung
Verordnung & Autonome Satzung
• Kelompok norma hukum terakhir adalah peraturan pelaksanaan
(Verordnung) dan peraturan otonom (Autonome satzung)
• Peraturan pelaksana & peraturan otonom ini berfungsi
menyelenggarakan ketentuan dibawah UU, dimana peraturan
pelaksana berdasar kewenangan delegasi, sedang peraturan
otonom berdasar dari kewenangan atribusi

Atribusi kewenangan :
pemberian kewenangan membentuk peraturan perundang-undanganyang diberikan
oleh UUD/UU kepada lembaga pemerintah/lembaga negara.kewenagan ini melekat
terus menerus & dapat dilaksanakan atas prakarsa sendiri, dapat digunakan setiap
waktu sesuai dgn batas2 yang diberikan
Delegasi Kewenangan :
pelimpahan kewenangan membentuk peraturan perundang-undangan yang
dilakukan oleh pearturan perundang-undangan yang lebih tinggi ke peraturan yang
rendah, baik tegas maupun tidak tegas. Kewenangan in tidak diberikan melainkan
diwakilkan, bersifat sementara, dapat diselenggarakan sepanjang pelimpahan itu
masih ada.
Perkembangan
Hirakhie Norma
Adolf
Merk Hans Hans
Teori Kelsen Nawiasky
berwajah
ganda
Benjamin Azkin, dikembangkan dari
Stufenbau theori Hans Kelsen

Struktur Norma Struktur Lembaga

Supra struktur
Norma Pejabat
Hukum Negara &
Publik
pemerintahan

NORMA RAKYAT
HUKUM Infra
PERDATA & struktur
PERIKATAN
TATA SUSUNAN
(HIRARKHIE)
NORMA HUKUM DI
NEGARA REPUBLIK
INDONESIA

Fitriani A Sjarif, SH, MH


Ilmu Perundang-undangan
HIRARKHI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
dalam HUKUM POSITIF

• UU no.1 tahun 1950


• TAP MPRS no.XX/1966
• TAP MPR no.III/2000
• Pasal 7, UU no.10 tahun 2004
• UU no.12 Tahun 2011
UU no.1 tahun 1950 Tentang Jenis dan
Peraturan yang dikeluarkan
Pemerintah Pusat

• Pasal 1, Jenis-jenis peraturan perundang-


undangan adalah :
1.UU/Perpu
2.PP
3.Permen
TAP MPR NO. XX/1966
Bentuk-bentuk peraturan perundang-undangan di
Indonesia menurut UUD adl sebagai berikut :
• UUD 1945
• Ketetapan MPR
• UU/Perpu
• PP
• Keppres
• Peraturan Menteri
• Instruksi Mentri
• Lainnya
TAP MPRS
no.III/MPRS/2000

Tentang
SUMBER HUKUM dan TATA URUTAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 1

(1) Sumber hukum adalah sumber


yang dijadikan bahan untuk
penyusunan peraturan perundang-
undangan
(2) Sumber hukum terdiri atas hukum
tertulis dan tidak tertulis
(3) Sumber hukum nasional adalah
Pancasila sebagaimana yang
tertulis dalam pembukaan UUD
1945 dan batang tubuh UUD 1945
Pasal 2
Tata urutan peraturan
perundang-undangan
adalah:
1.UUD 1945
2.Ketetapan MPR
3.UU
4.Perpu
5.PP
6.Keputusan Presiden
7.Peraturan Daerah
PENGELOMPOKAN berdasar HANS
NAWIASKY

1. Staatsfundamental Norm
2.Staatsgrundgezets Norm
3.Formeel Gesetz
4.Autonome dan Verordnung Satzung
KRITIK & KOMENTAR
• Pasal 1 >< Pasal 2
• UUD 1945 terdiri atas pembukaan dan batang
Tubuh
• Karakteristik norma Hans Nawiasky : UUD
1945 ditempatkan dapat dalam 2 kelompok
• TAP MPR masuk dalam Staatsgrundgesetz
PERPU
• Pasal 22 ayat (1) UUD 1945
• Penjelasan : peraturan ini mempunyai kedudukan
setingkat dengan UU, walau tanpa persetujuan DPR
• Perpu dibawah UU?
• >< Pasal 5 ayat (2) , Presiden membentuk PP untuk
menjalankan UU
• Keadaan mendesak dan berisi : mengatur hal baru,
merubah, menunda atau membatalkan
• KETETAPAN MPR adalah keputusan yang mengikat
Presiden, amanat yang harus dijalankan dalam
pemerintahan dan tidak mengatur umum
• KETETAPAN MPR masih berupa kebijakan
umum/pedoman presiden dalam menjalankan
pemerintahan.
• ATURAN DASAR NEGARA
(STAATSGRUNDGESETZ)

Bukan peraturan perundang-undangan : Sumber


Hukum/Aturan dasar negara
UU no.10 tahun 2004
• Pasal 2 : Pancasila adalah sumber hukum negara
• Pasal 3 UUD merupakan hukum dasar bagi
peraturan perundang-undangan
• Pasal 7 : Jenis dan hirarkhi peraturan perundang-
undangan :
a.UUD 1945
b.UU/PERPU
c.PP
d.Perpres
e.Perda
Pasal 7 UU no.12 Tahun 2011
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
• Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
• Undang-Undang . . .
• Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
• Undang-Undang;
• Peraturan Pemerintah;
• Peraturan Presiden;
• Peraturan Daerah Provinsi; dan
• Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai