Anda di halaman 1dari 5

LAMPIRAN

Sumber: https://m.hukumonline.com/berita/baca/hol20668/saat-hubungan-kemitraan-menjadi-
hubungan-kerja/

Login 

Sign Up

Berita · Pusat Data · Jurnal · Klinik · Events · Produk · Pro

Selasa, 09 Desember 2008

Saat Hubungan Kemitraan Menjadi


Hubungan Kerja
IHW

Hubungan kemitraan meluruh menjadi hubungan kerja ketika terbukti ada


unsur pekerjaan, perintah, dan upah.

Pengalaman PT Bahana Prestasi Linc Express bisa menjadi


pelajaran berharga bagi perusahaan lain yang bergerak di bidang
jasa pengangkutan barang. Intinya, pikir ulang dulu sebelum
membuat perjanjian mitra kerja antara perusahaan dengan
pengemudi.

Gara-gara masalah perjanjian mitra kerja itu, PT Bahana Prestasi


mesti berurusan dengan hukum. Adalah Nurudin, mantan
pengemudi yang membuat perusahaan yang berdomisili di
Sunter, Jakarta Utara itu harus mondar-mandir ke Pengadilan
Hubungan Industrial (PHI) Jakarta, di bilangan Pancoran, Jakarta
Selatan.

Sejak Juli 2006, PT Bahana Prestasi mengikat Nurudin sebagai


pengemudi melalui perjanjian mitra kerja yang berlaku hingga
Juli 2007. Di dalam perjanjian itu, Nurudin berkewajiban
LAMPIRAN
Sumber: https://m.hukumonline.com/berita/baca/hol20668/saat-hubungan-kemitraan-menjadi-
hubungan-kerja/

mengantarkan barang, sementara perusahaan memberi imbalan


uang dengan sistem borongan yang nilainya rata-rata Rp2 juta
per bulan.

Meski perjanjian kemitraan berakhir pada Juli 2007, Nurudin


tetap bertugas seperti biasa. Masalah mencuat ketika pada Mei
2008, perusahaan menyodorkan surat yang isinya menghentikan
perjanjian kemitraan. Perusahaan berdalih, kelalaian Nurudin
mengakibatkan truk yang dia kendarai rusak berat. Atas
kerusakan itu, perusahaan mengaku rugi besar.

Nurudin tak terima perlakuan perusahaan yang memutuskan


perjanjian secara sepihak. Perundingan antara kedua pihak tak
membuahkan hasil. Anjuran Disnaker DKI Jakarta yang
menyarankan agar Nurudin dipekerjakan kembali juga diabaikan.

Alhasil, melalui Federasi Transportasi dan Angkutan Serikat Buruh


Sejahtera Indonesia, Nurudin melayangkan gugatan ke PHI
Jakarta. Ia menuntut agar hakim menyuruh perusahaan
mempekerjakannya lagi. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Majelis
hakim pimpinan Makmun Masduki, beranggotakan Juanda
Pangaribuan dan Dudy Hidayat, mengabulkan keinginan Nurudin
untuk bekerja kembali.

Dalam putusannya, hakim berpendapat bahwa PT Bahana


Prestasi salah kaprah dalam menerapkan perjanjian mitra kerja.
Hakim lebih melihat hubungan antara Nurudin dengan PT Bahana
Prestasi adalah sebagai hubungan kerja. Penggugat (Nurudin,
red) mendapat dari Tergugat (perusahaan, red) pekerjaan, upah
LAMPIRAN
Sumber: https://m.hukumonline.com/berita/baca/hol20668/saat-hubungan-kemitraan-menjadi-
hubungan-kerja/

dan perintah. Artinya, penggugat melaksanakan isi perjanjian


sesuai dengan perintah tergugat, kata hakim.

Mengenai imbalan yang diberikan dalam sistem borongan, kata


hakim, juga dimungkinkan dalam UU Ketenagakerjaan. Pasal 157
Ayat (3) UU Ketenagakerjaan.

Saling Menguntungkan

Agus Mulya Karsona, pengajar Hukum Perburuhan Universitas


Padjadjaran, Bandung menandaskan ada perbedaan mendasar
antara hubungan kemitraan dengan hubungan kerja. Secara
umum, hubungan kemitraan memang tidak tunduk dengan UU
Ketenagakerjaan, kata Agus, lewat telepon, Jumat (5/12).

Hubungan kemitraan, kata Agus, bersifat lebih mengedepankan


mutualisme di antara para pihak. Prinsipnya, kemitraan lebih
menekankan pada hubungan saling menguntungkan. Posisi para
pihak setara, kata dia. Berbeda dengan posisi majikan-buruh
dalam hukum ketenagakerjaan yang sifatnya atasan-bawahan.

Pada beberapa perusahaan pengangkutan, masih menurut Agus,


seperti perusahaan Taksi ada perjanjian kemitraan yang
menguntungkan kedua pihak. Banyak perusahaan taksi yang tak
LAMPIRAN
Sumber: https://m.hukumonline.com/berita/baca/hol20668/saat-hubungan-kemitraan-menjadi-
hubungan-kerja/

memberi gaji kepada sopirnya. Padahal sopir itu tetap harus


menyetor sejumlah uang tiap harinya. Nah setelah sekian tahun,
nanti taksi itu menjadi miliknya si Sopir. Kalau seperti ini masih
boleh. Karena ada keuntungan bagi si sopir.

Hubungan kemitraan akan menjadi berbeda, lanjut Agus, ketika


perusahaan tak menjanjikan apapun selain imbalan uang tiap
bulan. Apalagi kalau mobil untuk mengangkut adalah milik
perusahaan.

Pendapat Agus senada dengan pertimbangan hakim. Dalam


perkara ini, Nurudin hanya menjalankan truk milik perusahaan.
Jika penggugat (Nurudin, --red) menerima order dari Tergugat
(perusahaan, --red) dan menjalankannya dengan truk milik
penggugat sendiri, maka itu dapat disebut sebagai mitra kerja,
kata hakim.

Atas putusan ini, kuasa hukum perusahaan dari kantor


hukum Purbadi & Associatesmenyatakan siap mengajukan upaya
hukum kasasi.

4 Komentar | Kirim Komentar

Back »

Ke Atas · Berita · Search

Lihat Versi Desktop


Home · Tentang Kami · Redaksi · Pedoman Media Siber · Kode
Etik · Kebijakan Privasi · Bantuan dan FAQ· Karir ·

Copyright © 2019 hukumonline.com, All Rights Reserved


LAMPIRAN
Sumber: https://m.hukumonline.com/berita/baca/hol20668/saat-hubungan-kemitraan-menjadi-
hubungan-kerja/

Anda mungkin juga menyukai