Anda di halaman 1dari 13

NAMA : NURBARIYA PANE

NIM : 7192441004

PRODI : PENDIDIKAN EKONOMI KELAS A 2019

TUGAS RUTIN PENGANTAR EKONOMI MAKRO

1. Paparkanlah data APBN Indonesia dua tahun terakhir!


2. Diketahuif fungsi konsumsi : C = 0,75 Yd + Rp. 20 Tr
I = Rp. 40 Tr
Tx = Rp. 20 Tr
G = Rp, 60 Tr
Tr = Rp. 40 Tr
Berdasarkan data tersebut hitunglah Pendapatan nasional keseimbangan, konsumsi
keseimbangan, dan saving keseimbangan.
3. Dalam perekonomian tiga sektor terdapat pengeluaran pemerintah (G), Pajak (Tx) dan
Transfer Paymen (Tr).
Diminta:
- Turunkanlah persamaan keseimbangan pendapatan nasional 3 sektor
- Turunkan persamaan angka pengganda (Multiflier), konsumsi (Kc), Investasi (Ki),
pengeluaran pemerintah (Kg), Transfer payment (KTr) dan Pajak (KTx)
4. Diketahui : Periode sebelum 2019:
Investasi I = 40 Tr
G = 60 Tr
Tr = 40 Tr
Tx = 20 Tr
Sesudah tahun 2018
Investasi I = 50 Tr
G = 60 Tr
Tr = 60 Tr
Tx = 40 Tr
Fungsi konsumsi = 0,75 Yd + 20 Tr.
Dengan menggunakan angka pengganda (Multiflier) hitunglah besarnya pendapatan
nasional keseimbangan, konsumsi keseimbangan, saving keseimbangan untuk periode
sesudah tahun 2018.
5. Dalam mengatasi dampak COVID 19 terhadap perekonomian masyarakat berbagai
upaya kebijakan telah dilakukan pemerintah terutama kebijakan fiscal. Anda diminta
menjelaskan apa sebenarnya kebijakan fiscal ? kebijakan fiscal apa yang telah dilakukan
pemerintah untuk mengatasi persoalan ekonomi saat ini.

Jawab :
1. a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia Tahun 2018
 Pendapatan Negara
Dalam postur APBN 2018, pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp1.894,7
triliun. Jumlah ini berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.618,1 triliun,
Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp275,4 triliun dan Hibah sebesar Rp1,2
triliun.
 Belanja Negara
Belanja negara dalam APBN 2018, pemerintah dan DPR RI menyepakati belanja
sebesar Rp2.220,7 triliun. Besaran ini meliputi belanja pemerintah pusat sebesar
Rp1.454,5 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp766,2 triliun.
 Pengelolaan Pembiayaan
Berdasarkan perkiraan pendapatan negara dan rencana belanja negara, maka
defisit anggaran pada APBN tahun 2018 diperkirakan mencapai Rp325,9 triliun
(2,19 persen PDB). Besaran ini lebih rendah dibandingkan outlook APBN
Perubahan tahun 2017 sebesar 2,67% terhadap PDB. Keseimbangan primer juga
turun menjadi negatif Rp87,3 triliun dari outlook tahun 2017 sebesar negatif
Rp144,3 triliun.

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia Tahun 2019


 Pendapatan Negara
Dalam postur APBN 2019, pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp. 2.165,1
triliun. Jumlah ini berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.786,4 triliun,
Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.378,3 triliun dan Hibah sebesar
Rp0,4 triliun.
 Belanja Negara
Belanja negara dalam APBN 2019, pemerintah dan DPR RI menyepakati belanja
sebesar Rp2.461,1 triliun. Besaran ini meliputi belanja pemerintah pusat sebesar
Rp1.634,3 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp826,8 triliun.

 Pengelolaan Pembiayaan
Berdasarkan perkiraan pendapatan negara dan rencana belanja negara, maka
defisit anggaran pada APBN tahun 2019 diperkirakan mencapai Rp296,0 triliun.
Keseimbangan primer turun menjadi negatif Rp20,1 triliun dari outlook tahun
2017 sebesar negatif Rp64,8 triliun.
2. Diketahui :
C = 0,75 Yd + Rp. 20 Tr

I = Rp. 40 Tr

Tx = Rp. 20 Tr

G = Rp, 60 Tr

Tr = Rp. 40 Tr

Ditanya : Pendapatan nasional keseimbangan, konsumsi keseimbangan, dan saving


keseimbangan.

Penyelesaian :

 Pendapatan nasional keseimbangan


Y=C+I+G
Y = a + bYd + I + G
Y = a + b (Y + Tr – Tx) + I + G
Y = 20 + 0.75 (Y + 40 – 20) + 40 + 60
Y = 20 + 0.75Y + 30 -15 + 40 + 60
(1-0.75)Y = 20 + 15 +40 + 60
(1-0.75)Y = 135
0.25Y = 135
Y = 540
 Konsumsi Keseimbangan
C = a + bYd
C = a + b (Y + Tr – Tx)
C = 20 + 0.75 (Y + 40 -20)
C = 20 + 0.75Y +15
C = 0.75Y + 35
C = 0.75 (540) + 35
C = 440
 Saving Keseimbangan
Y–C=S
S=Y–C
S = Y – (a-bYd)
S = Y –a – b (Y + Tr – Tx)
S = -a + (1-b)Y – bTr + bTx
S = -20 + (1-0.75)540 – 30 +15
S = -20 + 135 – 30 + 15
S = -20 + 135 – 15
S = 100

3. GNI
Y = C + S + Tx
GNP
Y = C + I + (G + Tr)

C + S + Tx = C + I + (G + Tr)
S + Tx = I + (G + Tr)

Kc = 🜂Y / 🜂C
Kc = 1/1 – MPC

Y=C+1
🜂Y = 🜂C + 🜂I
🜂Y / 🜂Y = I
🜂C / 🜂Y = MPC, MAKA
I = MPC + 🜂I / 🜂Y
🜂I / 🜂Y (Ki) = 1 / MPS

Kg = 🜂Y / 🜂G
Kg = 1 / 1 – MPC

KTx = 🜂Y / 🜂Tx
KTx = -MPC / MPS

KTx bernilai negatif karena penerapan pajak berdampak turunnya daya beli masyarakat.
KTr = 🜂Y / 🜂Tr
KTr = MPC / MPS
KTr = b / 1 – b
KTr bernilai positif karena penerimaan transfer payment berdampak terhadap naiknya
daya beli masyarakat.

4. Dik: Periode sebelum 2019:


Investasi I = 40 Tr
G = 60 Tr
Tr = 40 Tr
Tx = 20 Tr
Sesudah tahun 2018
Investasi I = 50 Tr
G = 60 Tr
Tr = 60 Tr
Tx = 40 Tr

Fungsi konsumsi = 0,75 Yd + 20 Tr


Dit: Y = …?

C = …? Dengan menggunakan angka pengganda (Multiflier) sesudah tahun

S = …? 2018

Penyelesaian:

Yd = y – Tx + Tr

Y=C+I+G

= (0,75 Yd + 20) + 50 + 60

= 0,75 (Y – Tx + Tr) + 20 + 50 + 60

= 0,75 Y – 30 + 45 + 130

Y = 0,75 Y + 145

Y = 580

C = Cyd + Co = 0,75 (580 - 30 + 45) + 20

= 0,75 (595) + 20

= 466,25

S = Yd – C = (580 – 30 + 45) – 466,25

= 595 – 466,25

= 128,75

Jadi, pendapatan nasional dalam keseimbangan sebesar 580 Tr

Konsumsi dalam keseimbangan sebesar 466,25 Tr

Tabungan dalam keseimbangan sebesar 128,75 Tr

5. Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pihak pemerintah guna
mengelola dan mengarahkan kondisi perekonomian kearah yang lebih baik atau yang
diinginkan dengan cara mengubah atau memperbarui penerimaan dan pengeluaran
pemerintah, salah satu yang ditonjolkan dalam kebijakan ini adalah pengendalian
pengeluaran dan penerimaan pemerintah atau negara berupa pajak. Kebijakan Fiskal
yang telah dilakukan pemerintah dalam persoalan covid 19 saat ini yaitu.
 Pengurangan pajak Pph pasal 25 sebesar 30% untuk sektor tertentu
 Penundaan pembayaran pokok dan bunga selama 6 bulan untuk KUR
 Penurunan Tarif Pph Badan menjadi 22% untuk tahun 2020 dan 2021 serta menjadi
20% untuk tahun 2022
 Restitusi Pph dipercepat bagi 19 badan sektor tertentu untuk menjadi crast flow dan
likuiditas keuangan pelaku perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai