Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema : Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Judul : Alat Pelindung Diri (APD)

Pokok Bahasan : Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Penggunaan


Alat Pelindung Diri (APD)
Sub pokok bahasan :
1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Tujuan Keselamatan dan kesehatan Kerja
3. Faktor-faktor pada saat Bekerja yang meningkatkan risiko
Cedera
4. Alat pelindung Diri (APD) bagi pekerja
5. Pentingnya pemakaian Alat pelindung Diri (APD)

Sasaran : 1. Desa Kolese : Nelayan agar-agar


2. Desa Mataindah
Waktu :16.00-16.30 ( 1x30 menit)
Hari/Tanggal : Rabu / 18 April 2018
Tempat : Charlie Sport 2 jl. Cipacing, Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang - Jawa barat

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :


Setelah mendapatkan ceramah dan tanya jawab tentang pendidikan keselamatan dan
kesehatan kerja : penggunaan alat pelindung diri (APD) selama 30 menit, peserta
penyuluhan dapat menjelaskan keselamatan dan kesehatan kerja salah satunya
penggunaan alat pelindung diri (APD).
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
Setelah mendapatkan ceramah dan tanya jawab tentang keselamatan
dan kesehatan kerja salah satunya penggunaan alat pelindung diri (APD).
selama 30 menit, peserta penyuluhan dapat :
a) Menyebutkan kembali Pengertian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
b) Menyebutkan kembali minimal 2 tujuan Keselamatan dan kesehatan
Kerja
c) Menyebutkan kembali minimal 2 faktor-faktor pada saat Bekerja yang
meningkatkan risiko Cedera
d) Menyebutkan kembali minimal 2 Alat pelindung Diri (APD) bagi
pekerja
e) Menyebutkan kembali minimal 2 pentingnya penggunaan Alat
pelindung Diri (APD)

C. Pokok Materi :
(Terlampir)

D. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab
2. Strategi Pelaksanaan :
Kegiatan
No Kegiatan Waktu Media
Pengisi Acara Peserta
1. Persiapan 16.00-16.02 -memastikan Kertas
persiapan acara - Menghadiri absen
sudah selesai Kegiatan
-Menginstruksikan -Melakukan
peserta untuk Absensi
melakukan absensi

2. Pendahuluan 16.02-16.05 -Mengucapkan -Menjawab salam -


salam
-Memperkanalkan -Memperhatikan
diri dengan seksama
-Membuat -Menyetujui
Kontrak waktu kontrak waktu
yang dibuat
3. Penyampaian 16.05-16.20 -Pemateri -Peserta Lapto
Materi & menyampaikan memperhatikan p
Evaluasi materi dengan seksama (ppt+v
-Pemateri -Peserta aktif ideo)
memimpin diskusi mengajukan dan
pertanyaan saat poster
diskusi
-Memberikan -Menjawab
evaluasi pertanyaan yang
pertanyaan secara diberikan pengisi
lisan acara

4. Penutup 16.20-16.30 -Membagikan -Menerima -


leaflet dan leaflet dan
souvenir souvenir

-Mengucapkan -Menjawab salam


salam

3. Media : Power point , Leaflet, dan poster


4. Setting :

Pembawa acara/pemateri

Peserta

5. Organisasi :
Pembawa Acara : Qomariah
Pemateri :
1. Denis Zildjian
2. Janet Jessica Audini
3. Anindita Tiara P.
4. Astri Eka Wulandari

6. Evaluasi :
a. Evaluasi Proses :
 Peserta mampu fokus dan memperhatikan ketika penyampaian
materi berlangsung
 Peserta aktif mengajukan pertanyaan saat diskusi berlangsung
b. Evaluasi Isi Penyuluhan :
 50% dari jumlah peserta yang hadir dapat menjelaskan kembali
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 50% dari jumlah peserta yang hadir dapat menjelaskan kembali
minimal 2 tujuan Keselamatan dan kesehatan Kerja
 50% dari jumlah peserta yang hadir dapat menjelaskan minimal
2 faktor-faktor pada saat bekerja yang meningkatkan risiko
cedera
 50% dari jumlah peserta yang hadir dapat menjelaskan kembali
minimal 2 Alat pelindung Diri (APD) bagi pekerja
 50% dari jumlah peserta yang hadir dapat menjelaskan kembali
minimal 2 pentingnya penggunaan Alat pelindung Diri (APD)

7. Sumber
Lampiran

Materi Penyuluhan

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari


luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,
kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Sedangkan kesehatan kerja
menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan
merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode
waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan
fisik

Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Keselamatan dan kesehatan kerja menuju pada kondisi kondisi fisiologis dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan
dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedkit pekerja yang menderita cedera atau
penyakit jangkapendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka
diperusahaan tersebu

Kondisi fisiologis meliputi penyakit-penyakit kecelakaan kerja seperti kehilangan


nyawa atau anggota badan, cidera yang diakibatkan gerakan yang berulang, sakit
punggung. Kondisi-kondisi fisikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan
kehidupan kerja yang berkualitas rendah.

B. Tujuan Keselamatan dan kesehatan Kerja

1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.


2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.

3. Mencegah/ mengurangi kematian.

4. Mencegah/mengurangi cacat tetap.

5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat


kerja, . mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.

6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin


kehidupan produktifnya.

7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi


lainnya.

8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta


pembangunan

C. Faktor-faktor pada saat Bekerja yang meningkatkan risiko Cedera

1. Postur dan pergerakan saat bekerja


Beberapa posisi tubuh saat bekerja dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan
fatique, jika posisi ini terjadi dalam waktu yang lama.
Sebagai contoh posisi berdiri. Berdiri merupakan posisi normal yang
dilakukan seseorang, dan posisi tersebut tidak menyebabkan bahaya pada
seseorang. Selain itu, ketidaksesuaian tata letak suatu area pekerjaan dan
tugas-tugas tertentu dapat membuat pekerja menggunakan posisi yang tidak
wajar
2. Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja yang beresiko tinggi
mengalami cedera
3. Bahan kerja
Bahan-bahan yang digunakan saat bekerja juga dapat berkontribusi
meningkatkan resiko cedera bagi para pekerja.
4. Repetitiveness (keadaan yang berulang-ulang) dan kecepatan kerja.
Gerakan yang berulang-ulang berbahaya terutama ketika melibatkan
kelompok otot dan snedi yang sama. Apalagi ika dilakukan terlalu sering,
terlalu cepat, dan terlalu lama. Faktor lain untuk WMSD seperti posisi tubuh
yang tetap, pekerjaan yang mengharuskan posisi leher dan bahu tetap unutk
mencapai kekuatan yang sesuai.
5. Kekuatan gerak
Kekuatan merupakan sejumlah usaha yang dilakukan untuk melakukan
sesuatu seperti mengangkat objek memindahkan dan menggunakannya.
6. Getaran
Getaran akan mempengaruhi otot, sendi dan saraf. Getaran dapat mengenai
bagian tubuh menyeluruh atau terlokalisir.Eksposur lokal getaran : alat-alat
listrik. Gejala umum : kebas pada jari, kehilangan sensasi sentuhan dan
pegangan, dan rasa sakit. Selain itu, pekerja mungkin akan merubah posisi
tangan menjadi tidak simetris akibat getaran.
7. Suhu
Suhu yang terlalu panas atau lembab, menyebabkan utbuh lebih rentan cedera.
8. Kurangnya pengaruh atau control lebih dari satu pekerjaan
Salah satu upaya untuk menghilangkan keadaan bekerja yang berulang-ulang
adalah dengan mengatur mekanisme kerja. Mekanisme kerja yang dimaksud
seperti rotasi kerja(Job Rotation), perluasan dan pengayaan kerja (Job
Enlargement and Enrichment), serta bekerja secara tim (team work).
9. Komunikasi yang buruk
Komunikasi yang buruk antara pekerja dengan manager atau co-worker
menyebabkan jika terdapat kondisi-kondisi dalam desain area bekerja yang
kurang memadai, pekerja sulit mengkomunikasikannya. Area bekerja
dibiarkan tetap dalam kondisi yang tidak nyaman bagi pekerja. Pekerja harus
berani memberikan evaluasi terhadap area bekerja, Desain area bekerja yang
tepat mengurangi kebutuhan terhadap usaha pekerja untuk mempertahankan
posisi tubuh saat bekerja. Pekerja harus tau bagaimana area bekerja yang tepat
serta sesuai dengan kebutuhannya.

Anda mungkin juga menyukai