Pemberdayaan masyarakat secara umum memiliki output kemandirian masyarakat. Terkait pemaknaan konsep pemberdayaan masyarakat, Ife (1995) “Empowerment is a process of helping disadvantaged groups and individual to compete more effectively with other interests, by helping them to learn and use in lobbying, using the media, engaging in political action, understanding how to work the system, and so on”(Ife, 1995). Definisi tersebut mengartikan konsep pemberdayaan (empowerment) sebagai upaya memberikan otonomi, wewenang dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin. Konsep pemberdayaan yang lain menjelaskan bahwa, konsep pemberdayaan (masyarakat desa) dapat dipahami juga dengan dua cara. Pertama, pemberdayaan dimkanai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat. Posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan dapam posis sebagai subyek (agen atau partisipasi yang bertindak) yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggung jawab negara. Pemberian layanan public (kesehatan, pendiikan, transportasi dan seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas (kewajiban) negara secara given. Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbuka ruang dan kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan sumberdayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut menentukan proses politik diranah negara. Masyarakat itu berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pemerintahan (Sutoro Eko, 2007).
2. Definsi Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Shardlow (1998 : 32) “Pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan dengan keinginan mereka”
Menurut Agus Surjono&Trilaksono Nuugroho, pemberdayaan masyarakat merupakan
suatu proses dimana masyarakat (khususnya yang kurang memiliki akses terhadap pembangunan) didorong untuk meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan perikehidupan mereka. Menurut John Friedman (1992) pemberdayaan dapat diartikan sebagai alternative development, yang menghendaki ‘inclusive democracy,appreciate economic growth, gender equality and intergenerational equaty” Jadi pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya yang berdifat non instruktif untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi, merencanakan dan melakukan pemecahan masalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi dan sumberdaya yang ada di wilayah tersebut. 3. Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat a. Bidang Ekonomi b. Bidang Politik c. Bidang Sosial Budaya d. Bidang Lingkungan
Daftar Pustala
Agus Surjono&Trilaksono Nugroho.Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunan,
dan Pemberdayaan Masyarakat di era Otonomi Daerah, (Malang: Banyumedia Publisihing, 2008) Ginanjar K, Pembangunan Sosial dan Pemberdayaan: Teori, Kebijaksanaan, dan Penerapan (1997:55) Riza Risyanti, Roesmidi.2006.Pemberdayaan Masyarakat.Sumedang : ALQAPRINT JATINANGOR Hadi Purbathin A.2013.Konsep Pembardayaan, Partisipasi dan Kelembagaan dalam Pembangunan. Diperoleh dari http://suniscome.50webs.com/32%20Konsep%20Pemberdayaan%20Partisipasi %20Kelembagaan.pdf diakses pada 13-04-2019 pukul 11.17 Widayanti Sri. 2011. Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan Teoritis. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial. Vol.1 No.1 Januari-Juni 2012 http://digilib.uin-suka.ac.id/13931/1/Welfare%20Vol%201%20No1%20Januari%20- %20Juni%202012%20CHAPTER%205.pdf diakses pada 13-04-2019 pada pukul 11.58 Power Point Perkuliahan PMBK pada materi Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan