Anda di halaman 1dari 4

AYAT AL-QUR’AN YANG MENGENAI GIZI

1. Q.S. Al-An’am Ayat 141

Artinya : Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah
dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya
di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin) dan janganlah
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan.

Tafsir : Hanya Allahlah yang menciptakan berbagai kebun. Ada yang ditanam dan
disanggah tiang, ada pula yang tidak. Allah menciptakan pula pohon korma dan
tanaman-tanaman lain yang menghasilkan buah- buahan dengan berbagai warna, rasa,
bentuk dan aroma yang berbeda-beda. Juga, Allah menciptakan buah zaitun dan
delima yang serupa dalam beberapa segi, tetapi berbeda dari beberapa segi lain.
Padahal, itu semua tumbuh di atas tanah yang sama dan disiram dengan air yang sama
pula. Makanlah buahnya yang baik dan keluarkan zakatnya saat buah-buah itu masak.
Namun, janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memakan buah-buahan itu, sebab
hal itu akan membahayakan diri sendiri dan akan mengurangi hak orang miskin. Allah
tidak akan memberi perkenan atas perbuatan orang-orang yang berlebih-lebihan.

2. Q.S. Al-Araf Ayat 31

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.

Tafsir : Wahai anak cucu Adam, pastikan diri kalian ketika akan melaksanakan shalat
berada dalam kondisi berhias sesuai yang disyariatkan dengan mengenakan pakaian
yang menutup aurat, memperhatikan kebersihan dan kesucian dan lain sebagainya.
Makan dan minumlah dari barang yang baik-baik yang di karuniakan Allah kepada
kalian, dan janganlah kalian melampaui batas kewajaran dalam hal itu. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas dan berlebihan dalam
makanan dan minuman dan hal lainnya.

3. Q.S. Thoha Ayat 81

Artinya : Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan
janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu.
Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.

Tafsir : (Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah kami berikan kepada kalian)
yakni nikmat yang telah dilimpahkan kepada kalian (dan janganlah melampaui batas
padanya) seumpamanya kalian mengingkari nikmat-nikmat itu (yang menyebabkan
kemurkaan-Ku menimpa kalian) bila dibaca Yahilla artinya wajib kemurkaan-Ku
menimpa kalian. Dan jika dibaca Yahulla artinya, pasti kemurkaan-Ku menimpa
kalian (Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku) lafal Yahlil dapat pula dibaca
Yahlul (maka sungguh binasalah ia) terjerumuslah ia ke dalam neraka.

4. Q.S. Al-Baqarah Ayat 173

Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging


babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.

Tafsir : Bukanlah yang haram itu apa yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi dan
orang-orang musyrik. Tapi sesungguhnya yang haram bagi kalian, orang-orang
beriman itu adalah bangkai binatang yang mati bukan karena disembelih, daging babi
dan binatang yang disembelih bukan atas nama Allah tapi atas nama berhala dan
sejenisnya. Dengan ketentuan bahwa siapa saja yang berada dalam keadaan darurat(1)
dan terpaksa harus makan yang haram itu karena rasa lapar dan tidak mendapatklan
makanan lain kecuali yang terlarang atau diperintah secara paksa, maka ia tidak
berdosa, asalkan tidak dengan cara yang dilakukan oleh orang-orang pada masa
jahiliah–di mana mereka cenderung menyukai yang haram dan selalu meminta kepada
Tuhan untuk memperbolehkan makan yang haram–dan tidak lebih dari hanya sekadar
mengobati rasa lapar. {(1) Kondisi darurat membolehkan seseorang untuk memakan
bangkai, berdasarkan kaidah Ilmu Fikih bahwa risiko kematian yang jelas, lebih
diutamakan daripada adanya bahaya yang relatif. Dan dari sisi lain, seorang yang
sangat lapar mungkin sekali terdorong untuk makan apa saja yang justru barangkali
lebih membahayakan dirinya. Oleh alasan inilah maka yang kebetulan mendapat
keringanan untuk makan makanan haram, agar tidak melampaui batasan kondisi
darurat. }

5. Q.S An-Nahl Ayat 66

Artinya : Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benarbenar terdapat pelajaran
bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang
yang meminumnya.

Tafsir : Wahai manusia, sesungguhnya di dalam diri binatang ternak–unta, sapi,


kambing dan sebagainya–terdapat pelajaran berharga yang dapat kalian renungkan,
yang mengeluarkan kalian dari kebodohan menuju pengetahuan akan adanya Pencipta
Yang Mahabijaksana. Kami suguhkan kepada kalian dari sebagian yang ada dalam
perut binatang-binatang itu, dari sisa-sisa makanan dan darah, susu murni beraroma
yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya (1). (1) Pada buah dada
binatang menyusui terdapat kelenjar yang bertugas memproduksi air susu. Melalui
urat-urat nadi arteri, kelenjar- kelenjar itu mendapatkan suplai berupa zat yang
terbentuk dari darah dan chyle (zat-zat dari sari makanan yang telah dicerna) yang
keduanya tidak dapat dikonsumsi secara langsung. Selanjutnya kelenjar-kelenjar susu
itu menyaring dari kedua zat itu unsur-unsur penting dalam pembuatan air susu dan
mengeluarkan enzim-enzim yang mengubahnya menjadi susu yang warna dan
aromanya sama sekali berbeda dengan zat aslinya.

6. Q.S An-Nahl Ayat 69

Artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah


jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Tafsir : Kemudian Allah memberi petunjuk pada lebah untuk menjadikan buah-
buahan dari berbagai jenis pohon dan tumbuhan sebagai makanannya. Berkat
petunjuk yang telah diberikan oleh Tuhan itu, lebah menjalankan tugas-tugas
hidupnya dengan sangat mudah. Dari dalam perut lebah keluar sejenis minuman
beraneka warna dan berguna sekali bagi kesehatan manusia. Dan sesungguhnya pada
ciptaan yang unik itu terdapat pertanda akan wujud sang Pencipta Yang Mahakuasa
lagi Mahabijaksana. Orang-orang yang berakal akan merenungkan hal itu sebagai cara
untuk mendapatkan kebahagiaan abadi(1). (1) Madu merupakan jenis zat yang
mengandung unsur glukosa dan perfentous (semacam zat gula yang sangat mudah
dicerna) dalam porsi cukup besar. Melalui ilmu kedokteran modern didapat
kesimpulan bahwa glukosa berguna sekali bagi proses penyembuhan berbagai macam
jenis penyakit melalui injeksi atau dengan perantaraan mulut yang berfungsi sebagai
penguat. Di samping itu, madu juga memiliki kandungan vitamin yang cukup tinggi
terutama vitamin B kompleks.

Anda mungkin juga menyukai