Nama kelompok:

1. Ahmad Rido'i Yuda Prayogi 101711535002

2. Pramudya Santoso Aji 101711535027
3. Amira Dhisa Fakhira 101711535029
4. Nadiyah Rahmasari 101711535031
5. Alifatu Rosyida Yuri 101711535035
6. Ajeng Grandis Puspita 101711535036

Notulensi agama:
1. Apakah hewan yang mati karena tertabrak itu halal? Dan apakah pemotongan daging
hewan yang menggunakan mesin halal? Karena kita tidak tau apakah membaca basmalah
atau tidak. (Bagas Aidi)
Jawab: Halal apabila pada saat ditabrak, masih ada kehidupan dan masih sempat
disembelih. Haram apabila sudah menjadi bangkai. Kemudian untuk yang pemotongan
daging halal, karena biasanya membaca basmalah sebelum melakukan pemotongan
dengan mesin.
2. Bagaimana hukumnya jika operasi menggunakan benang dari babi? Karena hukum dari
babi sendiri adalah haram. (Ristiana)
Jawab: Bahan babi diperbolehkan apabila keadaan sudah benar-benar darurat dan tidak
ada alternatif lain. Penggunaannya juga tidak boleh melebihi batas. Apabila sudah
ditemukan alternatif lain yg lebih halal dan aman, bahan babi harus ditinggalkan tidak
boleh digunakan lagi. Namun, pada zaman sekarang sudah banyak benang operasi yang
terbuat dari bahan yang halal. Jadi, benang operasi yang terbuat dari babi sudah harus
ditinggalkan.
3. Apa hukum memakan dede (darah beku)?
Jawab: Haram. Di Al-Quran sudah tertera keharaman dari darah. Tidak melihat darah cair
atau beku, apapun yg terbuat dari darah, itu haram.
4. Apa saja jenis-jenis makanan yang halal menurut Al-Quran? (Fiko Ainun Nur A.)
Jawab:
a. Buah tin
b. Buah zaitun
 c. Kurma
d. Buah delima
e. Buah anggur
f. Mentimun
g. Madu
h. Susu
5. Dijelaskan bahwa dhab itu merupakan biawak. Namun, biawak sendiri merupakan hewan
yang haram di makan. Apakah dhab dan biawak itu sama? Namun hukum memakan dhab
sendiri bagaimana?
Jawab: Dhab itu hewan sejenis biawak, diharamkan karena termasuk hewan yang
menjijikkan bagi sebagian kaum, ada hukum haram memakan makanan yang dilihat saja
sudah menjijikkan. Namun secara hukum, dhab halal untuk dimakan. Namun, menjadi
haram jika kaum tersebut jijik untuk memakan dhab.