Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ni Komang Ayu Wandira Sari

NPM : 1733121351

Kls : D7 Akuntansi

M. Kuliah : Manajemen Perpajakan

KASUS JASA KONTRUKSI

PT. Adi Karya merupakan perusahaan yang mempunyai Sertifikat Badan Usaha Jasa
Pelaksanaan Kontruksi di Bali yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi
(LPJK) sebagai Badan Usaha Jasa Pelaksanaan kontruksi Bidang Sipil sub bidang bangunan –
bangunan non perumahan lainnya dengan kualifikasi sebesar gred 6.

PT. Adi Karya pada tahun 2018 ditunjuk oleh CV. Brawijaya selaku pemilik Rumah Sakit
Brawijaya Usada untuk membangun gedung baru yang akan digunakan sebagai unit kesehatan
ibu dan anak dengan nilai kontrak sebesar Rp. 25.000.000.000 tidak termasuk PPN.

PT. Adi Karya menerima uang muka kontrak pada saat dimulai pembangunan yaitu pada
tanggal 15 juli 2019 sebesar Rp. 5.000.000.000 Termin pembayaran akan dilakukan sesui dengan
tingkat penyelesaiannya, yaitu:

1. Termin pertama sebesar Rp. 5.000.000.000 setelah pekerjaan selesai 25%


2. Termin keduan sebesar Rp. 5.000.000.000 setelah pekerjaan selesai 50%
3. Termin ketiga sebesar Rp. 5.000.000.000 setelah pekerjaan selesai 75%

Sisa Rp. 5.000.000.000 akan di bayar setelah pekerjaan dan masa pemeliharaan selesai.
Pembangunan Rumah Sakit Brawijaya Usada harus diselesaikan oleh PT. Adi Karya paling lama
tanggal 31 desember 2019 dengan masa pemeliharaan selama 6 bulan.

Pertanyaanya :

Bagaimana Kewajiban Pemotongan atau pemungutan PPh yang dilakukan oleh CV. Brawijaya
terkait pembayaran uang muka kontrak dan termin pertama apabila dilakukan pada 31 desembe
2018?
Jawab:

Berdasarkan peraturan hukum yang mengatur tentang pajak atas usaha jasa konstruksi
tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi (selanjutnya disebut PP 51/2008). Ada tiga bagian
dari jasa kontruksi yaitu, Pelaksanaan Konstruksi, Perencanaan Kontruksi dan Pengawasan
Kontruksi.

Dari kasus yang diatas PT. Adi Karya merupaka bentuk usaha pelaksanan kontruksi yang
bersertifikat dan merupakan klasifikasi usaha menengah dan besar maka dari itu dikenakan tariff
sebesar 3% dari penerima pembayaran tidak termasuk PPN.

Perhitungannya Menjadi:

1. Pembayaran Uang Muka;


Besarnya Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas penghasilan dari usaha jasa kontruksi
3% X Rp. 5.000.000.000 = Rp. 150.000.000
2. Pembayaran termin pertama :
Besarnya Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas penghasilan dari usaha jasa kontruksi
3% X Rp. 5.000.000.000 = Rp. 150.000.000

Anda mungkin juga menyukai