Anda di halaman 1dari 6

JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,

FISIKA FMIPA UNIMA 30 April


2020

PENGUKURAN DAN ANALISIS KAPASITAS INFILTRASI LAHAN


PADA BERBAGAI POSISI DI KAMPUS UNIMA

Christophil S. Medellu, Patricia M. Silangen, dan Windy A. Palandi


Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Manado
palandiwindya@gmail.com

ABSTRAK. Air tanah memiliki keterkaitan yang sangat ABSTRACT. Ground water has a very close
erat dengan air hujan, pada saat air hujan sampai relationship, when in rainwater reaches the surface of
kepermukaan bumi, sebagian akan masuk kedalam the earth, some will enter the ground (infiltration) to
tanah (infiltrasi) untuk menjadi bagian dari air tanah be come part of ground water (groundwater) while
(groundwater) sedangkan air hujan yang tidak terserap absorbed by the ground will be come a surface run off
tanah akan menjadi aliran permukaan (run off). (run off). Unima campus area has 270 hectare of land,
Wilayah kampus Universitas Negeri Manado (Unima) the exictence of flat to steep topography, various
vegetation and land management for campus
memiliki lahan seluas 270 ha, dengan topografi datar
buildings on unima very much allows different
sampai curam. Berbagai vegetasi dan pengolahan
infiltrasions in various locations. This study aims to
tanah untuk bangunan kampus dilahan unima sangat analyze the infiltration capacity of four fields and
memungkinkan terjadinya perbedaan infiltrasi compare the infiltration capacity of the four fields
diberbagai lokasi. Penelitian telah dilakukan, yaitu using exploratory methods (eksploratory research)
menganalisis kapasitas infiltrasi pada empat lahan di this research is also referred to as a very basic
Unima dan membandingkan kapasitas infiltrasi eksploratorion study, measurements are carried out
keempat lahan dengan menggunakan metode using the horton formula and processed in microsoft
eksploratif. Penelitian ini disebut juga sebagai excel applications. The results showed that the four
penelitian penjelajahan yang sifatnya sangat dasar. lands with a lot infiltration capacity of 16,8 cm/hour
Pengukuran dilakukan menggunakan rumus Horton with medium classifiction. Sloping land less trees
dan diolah pada aplikasi microsoft excel. Hasil infiltration capacity 34,8 cm/hour with a rather fast
penelitian menunjukan keempat lahan memiliki classification. Flat land many trees infiltration
perbadingan yang sangat kontras, yaitu lahan miring capacity of 14,4 cm/hour the clasification is rather
yang banyak pepohonan kapasitas infiltrasinya 16,8 slow. Flat land less trees infiltration capacity is rather
cm/jam dengan klasifikasi sedang, lahan miring kurang slow. Flat land less trees infiltration capacity is 8,4
cm/hour slow classification. Of the four lands can be
pepohonan kapasitas infiltrasi 34,8 cm/jam klasifikasi
compared to land that has high infiltration found in
agak cepat, lahan datar banyak pepohonan kapasitas
sloping locations with less trees and the lowest
infiltrasinya 14,4 klasifikasinya agak lambat dan lahan infiltration on flat land with less trees.
datar kurang pepohonan kapasitas infiltrasinya 8,4
cm/jam klasifikasi lambat. Dari keempat lahan dapat
dibandingkan lahan yang memiliki infiltrasi tinggi Keywords: infiltration rate, infiltration capacity
terdapat pada lahan miring kurang pepohonan, dan ration in each field.
infiltrasi terendah terdapat pada lahan datar kurang
pepohonan.

Kata Kunci : Laju infiltrasi, perbandingan kapasitas


infiltrasi ditiap lahan.

PENDALUHUAN kepermukaan bumi, sebagian akan


Air tanah memiliki keterkaitan masuk ke dalam tanah (infiltrasi)
yang sangat erat dengan air hujan, untuk menjadi bagian dari air tanah
pada saat air hujan sampai (groundwater), sedangkan air hujan
138
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
FISIKA FMIPA UNIMA 30 April
2020
yang tidak terserap tanah akan krisis air. Dikemukakan oleh seorang
menjadi aliran permukaan (run off). dosen yang ada di kampus Unima
(Asdak, 2010). yang juga sebagai masyarakat yang
Infiltrasi gerak air di dalam tanah tinggal di dekat kampus Unima,
melalui pori-pori tanah di pengaruhi bahwa dulunya air yang berasal dari
oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. kampus unima bisa menjangkau
Akibat gaya gravitasi, aliran selalu pemukiman yang ada disekitar
menuju ke tempat yang lebih rendah, kampus, namun seiring berjalannya
sementara gaya kapiler menyebabkan waktu air sudah tidak dapat lagi
air bergerak ke segala arah. Air menjangkau pemukiman. Adanya
kapiler selalu bergerak dari daerah topografi datar, berbukit sampai
basah menuju ke daerah yang lebih curam, berbagai vegetasi dan
kering. Laju infiltrasi adalah pengolahan lahan untuk bangunan
banyaknya air persatuan waktu yang kampus, lahan unima sangat
masuk melalui permukaan tanah. Laju memungkinkan terjadinya perbedaan
maksimu dapat masuk ke dalam tanah infiltrasi di berbagai lokasi.
pada suatu saat di sebut kapasitas Penelitian infiltrasi dilahan Unima
infiltrasi. Laju infiltrasi pada berbagai belum dilakukan sebelumnya, untuk
penggunaan lahan berbeda-beda itu perlu dilakukan penelitian
tergantung dari tipe penggunaan lahan pengukuran infiltrasi, hal ini
serta beberapa faktor sifat fisik tanah bermanfaat bagi masyarakat kampus
yang mempengaruhinya antara lain unima, karena dapat pengembangan
tekstur tanah, bahan organik, studi kapasitas infiltrasi. Penelitian ini
kerapatan massa (bulk density). telah dilakukan yaitu untuk
Porositas, kerapatan/stabilita agregat menganalisis kapasitas infiltrasi pada
dan kadar air. Namun demikian, untuk empat lokasi lahan dan
memastikan laju infiltrasi diperlukan membandingkan kapasitas infiltrasi
penelitian pada berbagai penggunaan lahan berdasarkan vegetasi dan
lahan tersebut. Agustina, dkk (2012) topografi lahan.
Universitas Negeri Manado
(Unima) memiliki lahan seluas 270 ha, METODE
yang berada di pegunungan Tempat dan Waktu
Kabupaten Minahasa 800 meter dari Pengambilan data dilakukan
permukaan laut. Unima merupakan dikampus Unima, pada empat lokasi
salah satu tempat penyimpanan air dengan topografi lahan miring banyak
dimana pada beberapa tempat terdapat pepohonan, lahan miring kurang
mata air yang sering digunakan pepohonan, lahan datar banyak
masyarakat sekitar sebagai tempat pepohonan dan lahan datar kurang
mengambil air untuk kebutuhan pepohonan, penelitian ini
sehari-hari. Lahan yang sebelumnya dilaksanakan pada bulan juli-agustus
merupakan ruang terbuka hijau (RTH) tahun 2019.
berubah fungsi menjadi lahan
terbangun, dengan bertambahnya Alat dan Bahan
gedung bangunan sebagai fasilitas Alat dan bahan dalam penelitian
kampus, terjadi perubahan tata guna ini adalah alat Infiltrometer yang
lahan, Pengolahan lahan dapat dikembangkan berdasarkan double
berpengaruh terhadap kondisi air yang ring, soil tester, stopwatch,
ada di Unima, dan ini dapat tupperware Plastik, ember, balok
menyebabkan masyarakat yang kayu, selang, alat tulis menulis, dan
tinggal di dekat kampus merasakan bahan yang digunakan adalah air.

139
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
FISIKA FMIPA UNIMA 30 April
2020
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur kerja Data yang diperoleh diambil dari hasil
Penelitian ini menggunakan pengukuran dan analisis pada keempat
metode eksploratif disebut juga lokasi lahan, yang dapat dilihat pada
sebagai penelitian penjelajahan yang Gambar 1. Lokasi lahan pada Gambar 1(a)
sifatnya sangat dasar. Tahapan- merupakan lokasi lahan miring banyak
tahapan yang dilakukan yaitu pepohonan, Gambar 1(b) merupakan
observasi dan identifikasi lahan, lokasi lahan miring kurang pepohonan,
melakukan pengukuran, dan Gambar 1(c) merupakan lokasi lahan datar
pengolahan data. Pada tahap observasi banyak pepohonan dan Gambar 1(d)
dan identifikasi lahan tim mengamati merupakan lokasi lahan datar kurang
vegetasi, topografi, mengukur pepohonan.
kelembaban dan mencatat apasaja
yang ada pada tiap lokasi penelitian,
selanjutnya melakukan pengukuran
dengan menggunakan alat double
ring, menggunakan balok kayu dan
palu untuk menacapkan alat double
ring kedalam tanah, tiap penambahan
air diberikan waktu 5 menit, dihitung
menggunakan stopwatch kemudian
dicatat sebagai hasil pengukuran.
Selanjutnya analisis data, hasil dari
pengukuran di tiap lokasi dihitung
menggunakan metode Horton dan
diolah menggunakan aplikasi
microsoft excel untuk membandingkan
hasil laju infiltrasi dan kapasitas
infiltrasi ditiap lahan pada lokasi
penelitian.

Teknik Analisis Data


Data yang didapatkan dilpangan
(a) (b)
kemudian dihitung menggunakan metode
Horton, Horton mengamati bahwa
infiltrasi berawal dari suatu nilai baku fo
dan secara eksponen menurun sampai pada
kondisi konstan fc. Salah satu persamaan
infiltrasi paling awal dikembangkan oleh
Horton adalah

f(t)= fc + (fo - fc)e-kt


dimana k adalah konstan terhadap dimensi
T-1 . fo adalah kapasitas infiltrasi awal,
sedangkan fc adalah kapasitas infiltrasi
knstan yang tergantung pada tipe tanah.
Parameter fo dan fc didapat dari
pengukuran dilapangan menggunakan alat
double ring infiltrometer (Juliastuti, 2011).

140
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
FISIKA FMIPA UNIMA 30 April
2020

Gambar 2. Grafik laju infiltrasi lahan miring


banyak pepohonan pada lokasi satu.

Lokasi dua lahan miring kurang


pepohonan.
Pada lokasi ini terdapat vegetasi
penutupan didominasi oleh
rerumputan, mempunyai kemiringan
(c) (d) 10o, kelembaban 20% yang berlokasi
Gambar 1. Lokasi Penelitian disamping pertigaan jalan dari arah
fakultas ilmu sosial menuju fakultas
Lokasi Satu Lahan Miring Banyak bahasa dan seni Unima, letak
Pepohonan. geografis 1°15’59,03” LU
Lokasi satu lahan miring banyak 124”52’09.49.70”BT). Pada Gambar
pepohonan pada Gambar 1(a) memiliki 2b. terlihat bahwa tiap penambahan
struktur tanah yang lembab dengan waktu laju infiltrasi semakin menurun,
kelembaban tanah 30% Ph 6,3 dan dihitung berupa penurunan air setiap 5
kemiringan 25o pada lokasi ini terdapat menit dengan satuan cm/jam.
banyak pepohonan yang bervariasi mulai Kapasitas infiltrasi 34,8 cm/jam
dari pohn besar, pancang, semai tumbuhan dengan klasifikasi agak cepat.hal ini
paku, bebatuan kecil dan sedikit dikarenakan lahan memiliki banyak
rerumputan lainnya. Lokasi terletak ruang pori sehingga dapat dikatakan
didepan gedung workshop Unima dengan tanah tersebut gembur dan
letak geografis (1°16’ 08,11” LU kelembaban yang kurang sehingga
124”53’09.34”BT). Pada gambar 2a. mengakibatkan air cenderung terus
terlihat bahwa tiap penambahan waktu laju meresap dan mengakibatkan laju
infiltrasi semakin turun, laju infiltrasi infiltrasi menjadi tinggi daripada lahan
dihitung berupa penurunan air setiap 5 yang lain.
menit, dengan satuan cm. kapasitas
infiltrasi 16, 8 cm/jam dengan klasifikasi
Kapasitas Infiltrasi (cm/jam)

100
sedang. Meskipun kondisi topografi miring 80
60
namun kelembaban dilokasi penelitian
40
memadai. Semakin lembab suatu kondisi 20
suatu tanah, maka laju infiltrasi semakin 0
berkurang karena tanah tersebut semakin 0 10 20 30 40 50 60 70
dekat dengan keadaan jenuh. waktu (jam)

Gambar 3. Grafik laju infiltrasi lahan miring


kurang pepohonan pada lokasi dua
35
Laju infitrasi (cm/jam)

30
25
20
15
10
141 5
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu (jam)
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
FISIKA FMIPA UNIMA 30 April
2020
dimanfaatkan oleh masyrakat umum
sebagai tempat makan hewan seperti
sapi, sehingga pada beberapa titik
tanah ini mengalami pemadatan akibat
Lokasi tiga lahan datar banyak pijakan kaki orang yang lalu lalang.
pepohonan Laju infiltrasi lahan ketiga dapat
Pada lahan ini terdapat penutupan dilihat pada Gambar 4.
penutup lahan berupa pepohonan
pancan dan didominasi oleh

Kapasitas Infiltrasi (cm/jam)


14
12
rerumputan, memiliki kelembaban 10
tanah 30% pH 6,3 berlokasi disamping 8
kiri pertigaan menuju kantor pusat 6
4
unima dari arah fakultas matematika 2
dan ilmu pengetahuan alam dengan 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
letak geografis (1°16’03,29”LU
Waktu (jam)
124”52’59.11”BT). Pada Gambar 2c.
terlihat bahwa tiap penambahan waktu
Gambar 4. Grafik laju infiltrasi
laju infiltrasi semakin turun, kapasitas lahan datar kurang pepohonan
infiltrasi 14,4 cm/jam dengan
klasifikasi agak lambat. Berdasarkan gambar 4 terlihat
Kapasitas Infiltrasi (cm/jam)

100
bahwa tiap penambahan waktu laju
80
60
infiltrasi semakin turun, kapasitas
40
infiltrasi 8,4 cm/jam dengan
20 klasifikasi lambat. Dikarenakan pada
0 lahan ini memiliki sedikit ruang pori.
0 10 20 30 40 50 60 70 makin padat maka makin kecil laju
waktu (jam) infiltrasi.

Gambar 3. Grafik Laju infiltrasi lahan datar Kesimpulan


banyak pepohonan pada lokasi tiga. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan
Karena, kondisi topografi lahan yang
dapat disimpulkan bahwa kapasitas
datar menjadi penyebab utama
infiltrasi pada lokasi pertama lahan
kapasitas infiltrasi agak lambat.
miring banyak pepohonan memiliki
semakin lama infiltrasi, air semakin
kapasitas infiltrasi 16,8 cm/jam
banyak tertampung kedalam tanah
dengan klasifikasi sedang; Lokasi
mulai jenuh, pergerakan air kebawah
kedua lahan miring kurang pepohonan
profil tanah, hanya ditimbulkan oleh
memiliki kapasitas infiltrasi 34,8
gaya gravitasi.
cm/jam dengan klasifikasi agak cepat;
Lokasi ketiga lahan datar banyak
Lokasi empat lahan datar kurang
pepohonan memiliki kapasitas
pepohonan
infiltrasi 14,4 cm/jam dengan
Berlokasi disamping kiri pertigaan
klasifikasi agak lambat; dan lokasi
menuju kantor pusat unima dari arah
keempat lahan datar kurang
fakultas matematika dan ilmu
pepohonan memiliki kapasitas
pengetahuan alam dengan letak
infiltrasi 8,4 cm/jam dengan
geografis
klasifikasi lambat.
(1°15’59,64”LU124°’59’64”BT)
lokasi ini didominasi oleh rerumputan
dan pada lahan ini sering

142
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
FISIKA FMIPA UNIMA 30 April
2020

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, (2014) Metode Analisis fisika tanah
jurusan ilmu tanah. skripsi Universitas
lampung bandar.
Asdak, C., (2010). Hidrologi dan pengelolaan
daerah aliran air sungai: edisi revisi kelima.
skripsi Yogyakarta: gadja mada university
press yogyakarta.
Utaya, S. (2008). Pengaruh perubahan penggunaan
lahan terhadap sifat biosifik tanah dan
kapasitas infiltrasi di kota malang. Forum
geografi 22,99-112
Yunagardasari C,. Paloloang K A,. & Monde A,.
2017. Model infiltrasi pada berbagai
penggunaan lahan di desa tulo kcamatan dolo
kabupaten sigi. e-j. Agrotekbis 5(3) : 315-323.

143

Anda mungkin juga menyukai