Anda di halaman 1dari 5

JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,

MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP SATAP NANUSA DI
LALUHE
Jorry F. Monoarfa, Derel F. Kaunang dan Sindita Samalam
Pendidikan Matematik FMIPA Universitas Negeri Manado
sindita.samalam@gmail.com

ABSTRAK. Telah dilakukan penelitian ABSTRACT. This study aims to


untuk mengetahui hasil belajar determine the learning outcomes
menggunakan model pembelajaran using the problem-based learning
berbasis masalah pada topik model on quadrilaterals topic. asw to
segiempat. Selain itu juga, dilakukan find out whether or not that learning
juga penelitian untuk mengetahui outcome score exceeded the minimum
apakah skor hasil belajar  melebihi mastery criteria (MMC) set by school,
ketuntasan belajar minimum (KBM) 70. This quasi experiment applied the
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. one shot case study design. Subjects of
Penelitian ini menggunakan desain the this research ware seven year graders
one shot case study. Subjek penelitian 2018/2019. consisting 28 students at
adalah siswa kelas VII tahun ajaran SMP Satap Nanusa, who were the
2018/2019 yang terdiri dari 28 siswa di treatment class. The instrument used
SMP Satap Nanusa, yang merupakan as a test is a matter of essay that has
kelas perlakuan. Instrumen yang been tested for validity. The hypothesis
digunakan sebagai tes adalah soal esai was tested using the sign test
yang telah diuji validitasnya. Statistika symbolized by Kai Kuadrat (X2) aided
diuji menggunakan uji tanda SPPS 22.0. at a significant level of
dilambangkan oleh kai kuadrat (X2) 0.05 obtained t_count = 57,596 >
dibantu SPPS 22.0, pada tingkat t_table = 1,706. thus the average
signifikan 0,05 dan diperoleh t hitung = posttest score of 75,28 which means
57.596 > ttabel = 1.706. Dengan rata-rata learning quadrilaterals by using a
posttest 75,28, berarti belajar problem-based learning more than
segiempat dengan menggunakan KBM 70.
pembelajaran berbasis masalah lebih
dari KBM 70.

Kata kunci : segiempat, pembelajaran


berbasis masalah, hasil belajar. Keywords: quadriteral, problem-based
learning, outcomes.

PENDALUHUAN seperti kegiatan tatap muka maupun secara


Pembelajaran pada hakekatnya tidak langsung, yaitu dengan menggunakan
merupakan suatu proses interaksi antara guru berbagai media pembelajaran (Rusman,
dengan siswa, baik interaksi secara langsung 2010).

197
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

Matematika merupakan salah satu jenis Adapun tahapan-tahapan model


pengetahuan yang dibutuhkan manusia pembelajaaran berbasis masalah terdiri dari
dalam menjalankan kehidupannya sehari- oreantasi siswa kepada masalah,
hari. Misalnya ketika berbelanja maka, kita mengorgansasi siswa untuk belajar,
perlu memilih dan menghitung jumlah benda membimbing penyelidikan kelompok,
yang akan dibeli dan harga yang harus mengembangkan dan menyajikan hasil
dibayar (Lestari, 2011). Fungsi mata karya, dan menganalisis serta mengevalusai
pelajaran matematika adalah sebagai alat, proses pemecahan masalah. (Wahyudin,
pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. 2015).
Ketiga fungsi matematika tersebut Dalam pelaksanaan pembelajaran
hendaknya dijadikan acuan dalam berbasis masalah, tentunya memiliki
pembelajaran matematika sekolah. Balajar kelebihan dan kelemahannya. Adapun
matematika bagi para siswa juga merupakan kelebihannya yaitu, siswa didorong untuk
pembentukan pola pikir dalam pemahaman memiliki kemampuan memecahkan masalah
suatu pengertian maupun dalam penalaran dalam situasi nyata, terjadinya aktivitas
suatu hubungan diantara pengertian- ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok,
pengertian itu. Kemampuan penalaran siswa memiliki kemampuan menilai
matematis akan berkembang jika siswa kemajuan belajarnya sendiri, siswa memiliki
memiliki peran aktif dalam pembelajaran kemampuan untuk melakukan komunikasi
(Suherman, 2003). ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi
Hasil wawancara yang dilakukan dengan hasil pekerjaan mereka, kesulitan belajar
guru matematika yang mengajar di kelas VII siswa secara individual dapat diatasi melalui
di SMP Satap Nanusa Laluhe, didapati kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
bahwa masih terdapat kesulitan pada siswa Sedangkan kelemahannya adalah
dalam memahami materi segi empat. pembelajaran berbasis masalah tidak dapat
Sebagian dari siswa enggan untuk bertanya diterapkan untuk setiap materi pelajaran,
jika sulit memahami materi pelajaran yang tetapi hanya pada materi tertentu, dalam
dijelaskan oleh guru. Guru lebih aktif dari suatu kelas yang memiliki tingkat
siswa dalam proses pembelajaran sehingga keraagaman siswa yang tinggi akan terjadi
siswa menjadi pasif. Proses pembelajaran kesulitan dalam pembagian tugas, model
seperti ini berdampak pada hasil belajar pembelajaran berbasis masalah kurang cocok
siswa yang belum mencapai kriteria diterapkan di sekolah dasar karena masalah
ketuntasan belajar. Tidak tercapainya kemampuan bekerja dalam kelompok akan
ketuntasan belajar ini karena siswa kurang tetapi pembelajaran berbasis masalah sangat
mampu menyelesaikan permasalahan sesuai cocok diterapkan untuk mahasiswa
tahapan penyelesaian soal, kurangnya siswa perguruan tinggi atau sekolah menengah,
mendengarkan atau memperhatikan guru harus memiliki kemampuan memotivasi
penjelasan guru, rendahnya respon siswa siswa dengan baik, dan adakalanya sumber
dalam mengajukan pertanyaan, dan yang dibutuhkan tidak tersedia (Lidinillah,
rendahnya aktivitas belajar berkelompok. 2013).
Untuk memperhatikan permasalahan ini, Dengan demikian, model pembelajaran
perlu adanya perbaikan pembelajaran untuk berbasis masalah nantinya mampu membawa
meningkatkan keaktifan siswa dalam siswa dalam berfikir kritis, kreatif, dan
membangun pengetahuannya dengan cara mempunyai keterampilan memecahkan
memberdayakan siswa menemukan sendiri masalah, serta memperoleh pengetahuan dan
konsep yang diberikan sehingga tidak mudah konsep dasar dari materi yang sudah di
hilang dari ingatan siswa. Salah satu model ajarkan.
pembelajaran yang dapat melatih
kemampuan belajar siswa yaitu model METODE
pembelajaran berbasis masalah. Jenis

198
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

Jenis penelitian ini adalah penelitian dilakukan antara lain, melaksanakan


eksperimen semu. Desain ini kegiatan belajar mengajar menggunakan
mempunyai kelompok kontrol, tetapi model pembelajaran berbasis masalah.
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk Pada tahap akhir, kegiatan yang
mengontrol variabel-variabel luar yang dilakukan antara lain, memberikan
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen posttest atau tes akhir kepada siswa,
(Sugiyono, 2017). setelah siswa diberikan perlakuan
dengan model pembelajaran berbasis
Tempat dan Waktu masalah pada materi segi empat.
Penelitian dilaksanakan di SMP
Satap Nanusa di Laluhe pada semester
genap tahun ajaran 2018/2019, pada Teknik Pengumpulan Data
tanggal 2 September – 9 September Pengumpulan data dalam penelitian
2019. ini menggunakan tes. Tes yang
diberikan berbentuk esai yang berjumlah
Subjek 5 soal, yang diberikan setelah perlakuan
Subjek penelitian yaitu semua siswa pada kelas ekperimen.
kelas VII SMP Satap Nanusa di Laluhe
terdiri dari 1 kelas yang berjumlah 28 Teknik Analisis Data
siswa. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan statistika nonparametrik
Variabel dengan menggunakan uji tanda
Variabel penelitian ini adalah hasil dilambangkan dengan kai kuadrat (X2).
belajar siswa setelah diberikan perlakuan Kai kuadrat digunakan untuk melihat
penerapan model pembelajaran berbasis ketergantungan antara variabel bebas
masalah. dan variabel tergantung berskala
nominal atau ordinal (David, 2018).
Rancangan
Penelitian ini menggunakan Uji Statistik
rancangan penelitian the one-shot case Untuk uji statistik, data tes akhir
study design (Wahyudin, 2015). Desain akan dianalisis menggunakan uji rata-
penelitian ini, dapat dilihat pada rata satu kelompok (Lolumbulan, 2017)
Gambar 1. dengan syarat sampel berdistribusi
normal yang diuji melalui Kolmogorov-
Sminorv Tes, kemudian dilanjutkan
X O dengan menggunakan pengujian statistik
uji tanda.
Gambar 1. Pola desain Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Data dalam penelitian ini, diambil
Prosedur penelitian pada model dari siswa kelas VII sebagai kelas
pembelajaran berbasis masalah ada 3 eksperimen yang menggunakan model
tahapan yaitu, tahapan persiapan, pembelajaran berbasis masalah. Data
tahapan pelaksanaan, tahapan akhir. penelitian adalah rata-rata hasil belajar
Pada tahap persiapan yaitu, siswa dari tes akhir (posttest) pada
menyusun perangkat pembelajaran materi segi empat. Data hasil belajar
seperti, silabus, RPP 3 pertemuan, LKS, siswa dari tes akhir kelas eksperimen
kisi-kisi soal, dan kunci jawaban, yang dapat dilihat pada Tabel 1.
kemudian menyiapkan bahan ajar. Pada
tahap pelaksanaan, kegiatan yang Tabel 1. Tes akhir hasil belajar siswa

199
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

No Statistika Nilai
Hasil data menunjukkan bahwa rata- 1. Skor Minimum 60
rata hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran 2. Skor Maksimal 90
berbasis masalah pada materi segi empat di 3. Jumlah 2108
kelas VII SMP Satap Nanusa Laluhe 4. Rata-rata 75.28
melebihi nilai KBM yang ditetapkan
sebesar 70. 5. Simpangan Baku (S) 6.916738

Uji Prasyarat Analisis


karena thitung = 57,596 > ttabel = 1,706. Hal ini
Uji normalitas data
berarti bahwa rata-rata hasil belajar
Pengujian normalitas data yang
matematika yang diperoleh siswa pada
digunakan adalah uji Kolmogorov-
materi segi empat yang menggunakan model
Sminorv-Test. Data dapat dilihat pada
pembelajaran berbasis masalah ≥ 70.
Tabel 2.

Tabel 2. Uji Kolmogorov Sminorv Test Pembahasan


Berdasarkan analisis data hasil
Kelas Uji penelitian yang telah diuraikan
Kolmogorov-
sebelumnya menunjukkan bahwa rata-
Sminorv Test Dtabel Kesimpul
(Dhitung) an rata tes hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran
Eksperimen 0.058 0.250 Berdistrib berbasis masalah adalah 75.28 dari skor
(Model usi ideal 100. Dari rata-rata hasil belajar
Pembelajaran Normal
Berbasis siswa dapat dilihat bahwa dengan model
Masalah) Pembelajaran Berbasis Masalah lebih
dari KBM di sekolah yakni 70.
Penelitian yang dilakukan di kelas
Hasil uji normalitas skor hasil belajar
VII SMP Satap Nanusa di Laluhe
pada kelas eksperimen pada Tabel 2,
dengan menerapkan model pembelajaran
menunjukkan nilai Dhitung = 0.058. Karena
berbasis masalah pada materi segi empat
Dhitung = 0.058 > Dtabel = 0.250, maka data
terdapat peningkatan hasil belajar. Hal
hasil tes skor hasil belajar kelas eksperimen
tersebut dapat dilihat dari keaktifan
dengan menggunakan model pembelajaran
siswa dalam mengikuti proses
berbasis masalah berdistribusi normal.
pembelajaran di kelas baik secara
individu ataupun dalam kelompok.
Pengujian Statistik
Setiap siswa dituntut berperan aktif
Untuk uji statistik, data tes akhir
dalam kelompok untuk menyelesaikan
akan dianalisis menggunakan uji rata-
masalah yang diberikan guru melalui
rata satu kelompok, dengan syarat
lembar kerja siswa. Siswa juga aktif
sampel berdistribusi normal yang diuji
dalam bertanya antar teman dalam satu
melalui Kolmogorov-Sminorv Tes, maka
kelompok maupun dengan fasilitator,
pengujian statistik menggunakan
fasilitator disini adalah guru mata
statistika uji tanda dilanjutkan. Data uji
pelajaran. Dalam model pembelajaran
statistika dapat dilihat pada Tabel 3.
berbasis masalah setiap kelompok selalu
Tabel 3. Uji satistik mendapat bimbingan dari guru agar
proses pembelajaran senantiasa
Test Value = 0
kondusif.
95% Confidence
Mean Interval of the Kesimpulan
Differ Difference

200 t dfSig.2-tailed ence Lower Upper


Hasil belajar 57.596 27.000 75.2857
72.604 77.968
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

Berdasarkan hasil penelitian dan


pembahasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran berbasis
masalah pada materi segi empat di kelas
VII SMP Satap Nanusa di Laluhe dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa
sehingga nilai rata-rata melebihi nilai
KBM yang sudah ditetapkan sekolah
sebesar 70.

DAFTAR PUSTAKA
David, W. (2018). Metode Statistika Untuk Ilmu dan
Teknologi Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas
Bakrie.
Lestari, K. W. (2011) Konsep Matematika Untuk
Anak Usia Dini. Seri Bacaan Orang Tua (22).
Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keluarga, Jakarta.
Lolumbulan, J.H. (2017). Statistika bagi Peneliti
Pendidikan. Yogyakarta: ANDI.
Lidinillah, D.A.M. (2013). Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning). Jurnal
Pendidikan Inovatif. 5(1) 1-8
Rusman. (2010). Model – Model Pembelajaran
(Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi
Kedua). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suherman, E. (2003). Strategi Pembelajaran
Matematika Konterporer. Bandung: UPI.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kebijakan.
Bandung: Alfabeta.
Wahyudin, Z. (2015) Penelitian Pendidikan
Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.

201

Anda mungkin juga menyukai