Anda di halaman 1dari 5

JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,

MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

PENERAPAN PENDEKATAN REACT MATERI PECAHAN PADA


SISWA KELAS VII SMP N 5 BITUNG

Ichdar Domu, Vivian E. Regar, dan Incha Kristanty Japar,


Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Manado
inchajapar.ikj@gmail.com

ABSTRAK. Penelitian telah dilakukan ABSTRACT. Research has been carried


untuk mengkaji dan memberikan out to assess and provide an overview of
gambaran tentang penerapan pendekatan the application of the REACT approach to
REACT terhadap materi pecahan. Metode fractional material. The research method
penelitian adalah eksperimen semu. is quasi-experimental. Subjects took 2
Subjek yang diambil 2 kelas secara acak classes randomly class VII-2 as a control
kelas VII-2 sebagai kelas kontrol yang class taught using conventional methods
diajarkan dengan menggunakan metode and class VII-4 as an experimental class
konvensional dan kelas VII-4 sebagai taught using the REACT method. This can
kelas eksperimen yang diajarkan dengan be seen from the final test score of the
menggunakan metode REACT. Hal ini experimental class 72.00 and for the final
dapatdilihat dari skor tes akhir kelas test score of the 68.00 control level with a
eksperimen 72,00 dan untuk skor tes akhir significance level of 0.05 obtained thitung, =
keas kontrol 68,00 dengan taraf signifikan 2.109> ttabel = 2.001. Based on this
0,05 diperoleh thitung,= 2,109 > ttabel = 2,001. research it can be concluded that the
Berdasarkan penelitian ini dapat REACT approach is higher than the
disimpulkan bahwa pendekatan REACT conventional approach on fractional
lebih tinggi dari pendekatan konvensional material.
pada materi pecahan.

Kata Kunci: REACT, Hasil Belajar,


Pecahan. Keywords: REACT, Learning Outcomes,
Fractions.
PENDAHULUAN tujuan pendidikan tersebut, sudah
Pendidikan merupakan salah satu semestinya aspek ini menjadi
komponen yang ikut menunjang perhatian dalam rangka
keberhasilan pembangunan bangsa. meningkatkan sumber daya manusia
Pendidikan juga sebagai pilar utama yang berkualitas (Putra, 2014).
terhadap pengembangan manusia dan Standar matematika sekolah
masyarakat suatu bangsa. Semakin haruslah meliputi standar isi dan
tinggi tingkat pendidikan masyarakat, standar proses (NCTM,2000).
kualitas bangsa juga meningkat Standar proses meliputi pemecahan
pendidikan bertujuan untuk masalah, penalaran dan pembuktian,
membangun dan mengembangkan keterkaitan, komunikasi, dan
potensi peserta didik agar menjadi representasi. Kemampuan-
manusia berkualitas. Mengingat kemampuan itu disebut dengan daya

1
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

matematik (mathematical power) atau mencerminkan keterlibatan siswa


keterampilan bermatematika (doing secara aktif adalah melalui
math) (Sumarno, 2005). pendekatan REACT (relating,
Salah satu doing math yang erat experiencing, applying, cooperating,
kaitannya dengan karakteristik transferring).
matematika adalah kemampuan Tahap pendekatan REACT
pemecahan masalah. Namun, memberi gambaran bahwa srategi ini
kenyataan dilapangan menunjukkan mampu memberdayakan kemampuan
bahwa kemampuan pemecahan pemecahan masalah siswa (Fauziah
masalah matematika siswa SMP 2007). Pendekatan REACT memberi
masih rendah, pada umumnya kesempatan kepada siswa untuk
kemampuan peserta didik dalam belajar mengalami secara langsung
koneksi matematik masih rendah tidak hanya sekedar menghafal,
(Sulistyaningsih, 2012). menerapkan konsep, dan melatih
Berdasarkan observasi yang keterampilan berpikir siswa secara
dilakukan di SMP Negeri 5 Bitung optimal. Artinya, siswa tidak hanya
tahun ajaran 2017/2018, siswa dalam sebagai penerima pasif instruksi guru
pembelajaran matematika kurang melainkan aktif mengkonstruksi
aktif dan cenderung pasif. pengetahuannya sendiri. Hal ini
Kemampuan menyelesaikan masalah menjadi kunci penting dalam
soal pecahan masih kurang. Hal ini menumbuhkan kemampuan
juga terlihat dari hasil belajar pemecahan masalah
matematika siswa, hanya < 50% siswa.Berdasarkan uraian diatas,
yang memperoleh nilai sesuai dengan peneliti tertarik untuk meneliti tingkat
kriteria ketuntasan minimal (KKM) kemampuan pemecahan masalah
yaitu 78,00. matematika siswa di SMP Negeri 5
Dilihat dari indikator ketercapaian Bitung dengan pendekatan REACT.
pada langkah-langkah penyelesaian
soal pecahan, sebagian besar siswa METODE
belum mampu memahami masalah Jenis
dan kesulitan pada tahap membuat Jenis penelitian yang digunakan
rencana pemecahan masalah. Siswa dalam penelitian adalah eksperimen
juga mengalami kesulitan pada tahap semu dan model yang digunakan
perhitungan dan tahapan melihat adalah model kuantitatif. Pada
kembali apa yang telah dikerjakan. penelitian terdapat dua kelas yang
Selama proses pembelajaran, digunakan sebagai kelas penelitian
penyelesaian pecahan cenderung dengan perlakuan berbeda, yaitu
bersifat teacher-centered dengan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
pendekatan pembelajaran yang Adanya kelas kontrol dimaksud
monoton dan kurang melibatkan sebagai pembanding, kelas
siswa dalam proses pembelajaran. eksperimen adalah kelompok yang
Kemampuan siswa dalam diajar dengan menggunakan
memecahkan masalah, melibatkan penerapan model pembelajaran
aktivitas siswa, secara optimal, dan REACT, sedangkan kelompok
membuat pembelajaran matematika kontrol adalah kelompok yan
menjadi lebih bermakna dan diajarkan dengan metode yang
menyenangkan. Salah satu bentuk dilakukan sekolah yaitu konvensional
pembelajaran alternatif yang (kurikulum 2013).
dirancang sedemikian rupa sehingga

2
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

Tempat dan Waktu 5 Standar Deviasi (S) 9.501


Penelitian dilaksanakan di SMP 6 Varians (S2) 90.277
Negeri 5 Bitung tahun ajaran
2018/2019 tanggal 25 Maret 2019 Bedasarkan data Tabel 1 dapat
sampai dengan 5 April 2019. dilihat hasil posttest pada kelas
eksperimen dengan nilai minimum 60
Populasi dan Sampel dan nilai maksimum adalah 92
Populasi dalam penelitian adalah jumlah 1822 dengan nilai rata-rata
seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 72,00.
5 Bitung tahun pelajaran 2018/2019. Hasil ringkasan nilai posttest
Dalam penelitian ini, penentuan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel
sampel dilakukan dengan 2. Bedasarkan data Tabel 2 diatas
menggunakan cluster random dapat di ketahui hasil post-test pada
sampling, yaitu teknik pengambilan kelas kontrol dengan nilai minimum
sampel secara acak dari beberapa 47 dan nilai maksimum adalah 85
kelompok(area) tertentu. Berdasarkan jumlah 1666 dengan nilai rata-rata
teknik pemilihan sampel, terpilihlah 68,00.
Tabel 2. Ringkasan Nilai Posttest Kelas
kelas VII-2 dengan jumlah 25 siswa Kontrol
sebgai kelas eksperimen dan kelas
Nilai Statistik
VII-4 dengan jumlah 25 siswa No Statistik
Posttest
sebagai kelas kontrol
1 Skor Miimum 47
2 Skor Maximum 85
Teknik analisis data 3 Jumlah 1666
Analisis data dalam penelitian ini 4 Rata-Rata 68,00
menggunakan uji perbedaan dua rata- 5 Standar Deviasi 11.394
rata dengan uji -t (Sugiyono,2015) 6 Varians 129.823

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada uji analisa inferensial sebelum


Data Penelitian ini di ambil dari di lakukan pengujian statistik dengan
hasil akhir posttest dalam mengunakan uji –t terlebih dahulu
pembelajaran matematika materi dilakukan uji homogenitas varians dan uji
pecahan dari kelas VII-2 sebagai Normalitas. Dan data yang di gunakan
kelas eksperimen dan kelas VII-4 adalah data posttest dari kedua kelas. Dari
sebagai kelas kontrol di SMP Negeri kedua kelas yang menjadi objek penelitian
5 Bitung, dan masing-masing kelas ini di lakukan analisis terhadap data
tersebut memiliki jumlah siswa kelas posttest dari kelas kontrol dan kelas
VII-2 sebagai adalah 25 orang dan eksperimen untuk mengetahui
kelas Kontrol dan kelas VII-4 Kenormalan dan keseragaman data
sebagai kelas Eksperimen adalah 25 sebagai syarat untuk dilakukan pengujian
orang. Hasil ringkasan nilai posttest hipotesis denan mengunakan uji-t terhdap
kelas eksperimen dapat di lihat pada kedua kelas.
Tabel 1.
Pengujian Prasyarat Analisa Data
Tabel 1. Ringkasan Nilai Posttest Kelas Uji normalitas
Eksperimen Hasil uji normalitas skor posttest
Nilai Statistik pada kelas eksperimen menunjukan nilai
No Statistik
Posttest
Lhitung = 0,135 dan Ltabel = 0,173. Karena
1 Skor Miimum 60
2 Skor Maximum 92 Lhitung¿ Ltabel (0,135<0,173) maka skor
3 Jumlah 1822 posttest untuk kelas eksperimen
4 Rata-Rata 72,00 berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji

3
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

normalitas skor posttest pada kelas contohnya sesuai dengan konsep dunia
kontrol menunjukan nilai nyata dan benar-benar lebih dekat dengan
Lhitung=0,060990681 dan Ltabel = 0,173. pemahaman peserta didik. Penelitian ini
Karena Lhitung¿ Ltabel (0,060990681<0,173) ternyata bersesuaian dengan hasil
maka skor posttest untuk kelas kontrol penelitian pembelajaran matematika
berdistribusi normal. menggunakan model pembelajaran
REACT lebih tinggi dari siswa yang
Uji homogenetis mengikuti pembelajaran dengan model
Hasil analisis pengujian kesamaan dua pembelajaran konvensional (Katili, 2016).
ragam dengan statistik uji-F pada data
posttest dengan S21=90,28 (varians kelas Kesimpulan
eksperimen) dan S22=129.82(varians kelas Bedasarkan masalah dalam latar
kontrol) dan memberikan niali Fhitung= belakang, kajian pustaka, hipotesis
1.437 sedangkan untuk Ftabel = 1.938 ( dan hasil penelitian yang diperoleh
db pembilang =n1−1=25−1=24dan melalui analisis uji normalitas, uji
homogenitas dan uji hipotesis maka
db penyebut=n 2−1=25−1=24 ). Jadi dapat
di simpulkan bahwa hasil belajar
dianggap bahwa varians dari dua kelas siswa yang menggunakan model
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol pembelajaran REACT lebih tinggi
adalah homogen atau sama. dari hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran
Uji Statistik konvensional.
Untuk uji statistik, data posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol akan DAFTAR PUSTAKA
dianalisis menggunakan statistik
inferensial yaitu uji perbedaan dua rata-
rata, dengan syarat kedua sampel
berdistribusi normal yang diuji
menggunakan uji Liliefors. Oleh karena
telah terpenuhi uji normalitas melalui uji
Liliefors untuk posttest kedua kelas dan
uji homogenitas varians telah terpenuhi
juga, maka pengujian hipotesis
menggunakan statistic uji-t. Hal ini berarti
bahwa rata-rata hasil belajar yang
pengajarannya menggunakan model
pembelajaran REACT lebih baik dari
pada rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional
dalam pokok bahasan pecahan.

Hasil Belajar
Penelitian ini didapatkan hasil bahwa
thitung = 10,851 > ttabel=1,535, dan dari hasil
ini dapat dilihat bahwa metode REACT
dapat meningkatkan hasil belajar bahkan
meningkatkan pemecahan masalah dalam
pembelajaran materi pecahan yang
dimana materi pecahan dapat di buat lebih
mudah dan dinamis karena penerapan

4
JSME (JURNAL SAINS, MATEMATIKA, DAN EDUKASI) Volume 8, Nomor 2,
MATEMATIKA FMIPA UNIMA 30 April 2020

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi 6. Jakarta: Rineka Cipta.
Crawford, L. (2001). Teaching Mathematics Contextually, Waco.Texas: Cord Communications, inc.
Fauziah, A. (2007). Peningkatan Pemahaman dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP
Melalui Strategi REACT. 30 No 1. (hal. 1-13)
NCTM, (2000). Priciples and Standards for School Mathematics. Reston, Virginia.
Putra, (n.d.). Pengertian Penddikan . http://mahasiswa.mipastkipllg.com Vol. 2 No 1.

Anda mungkin juga menyukai