Anda di halaman 1dari 15

2.1.

Bahaya Fisik di Tempat Kerja

Lingkungan kerja yang tidak sehat sering kali mengganggu para pekerja dan dapat
mengurangi keefektifitasan dari pekerja itu sendiri. Dibawah ini akan diuraikan beberapa
lingkungan kerja yang tidak sehat dan juga mengganggu kinerja dari pekerja itu sendiri.
Bahaya ini seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin bising kurang penerangan
getaran yang berlebihan radiasi dan sebagainya, Keadaan tempat kerja yang terlalu panas
mengakibatkan karyawan cepat lelah karena kehilangan cairan. Bila panas di lingkungan ini
berlebihan suhu tubuh akan meningkat yang menimbulkan gangguan kesehatan, pada
keadaan berat suhu tubuh sangat tinggi yang mengakibatkan pingsan sampai kematian,
keadaan yang terlalu dingin juga akan menyebabkan karyawan sering sakit sehingga akan
menurunkan daya tahan tubuhnya.

2.2. Macam-Macam Bahaya Fisik ditempat Kerja dan Dampaknya bagi Kesehatan

a. Temperatur
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar adalah jika perubahan
temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk
kondisi dingin. Semua ini dari keadaan normal tubuh. Dalam keadaan normal anggota tubuh
manusia mempunyai temperatur berbeda-beda, seperti bagian mulut sekitar 37ºC, dada
sekitar 35ºC, dan kaki sekitar 28ºC.
Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena memiliki kemampuannya untuk melakukan
proses konveksi, radiasi, dan penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas yang
membebaninya. Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan
pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut
• ± 49ºC : Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas tingkat
kemampuan fisik dan mental.
• ± 30ºC : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk
dalam pekerjaan, serta menimbulkan kelelahan fisik.
• ± 24ºC : Kondisi optimum.
• ± 10ºC : Kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.
Dari suatu penelitian diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai
tingkat paling tinggi pada temperatur sekitar 24ºC sampai 27ºC.

b. Kelembaban (Humidity)
Yang dimaksud kelembaban di sini adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara
(dinyatakan dalam %). Kelembaban ini dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan
dimana temperatur udara sangat panas dan kelembabannya tinggi, akan menimbulkan
pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistim penguapan, dan pengaruh
lain ialah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai
keseimbangan antara panas tubuhnya dengan suhu disekitarnya.

c. Sirkulasi Udara (Ventilation)


Seperti kita ketahui udara di sekitar kita mengandung sekitar 21% Oksigen, 0,03%
Karbondioksida dan 0,9% gas lainnya (campuran). Oksigen terutama merupakan gas yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk menjaga kelangsungan hidupnya (proses
metabolisme). Udara di sekitar kita dikatakan kotor bila kadar oksigen di udara telah
berkurang dan bercampur dengan gas-gas lain yang berbahaya bagi kesehatan. Jika kita
menghirup udara kotor kita akan marasa sesak dan akan lebih cepat merasa lelah. Sirkulasi
udara dengan memberikan ventilasi yang cukup akan menggantikan udara yang kotor dengan
udara yang bersih. Demikian juga dengan menaruh tanaman akan mampu membantu
memberi kebutuhan akan oksigen yang cukup.

d. Pencahayaan (Lighting)
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara jelas
dan cepat tanpa melakukan kesalahan. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan pekerja
mudah lelah karena mata akan berusaha melihat dengan cara membuka lebar-lebar. Lelahnya
mata akan mengakibatkan pula kelelahan mental dan lebih jauh bisa merusak mata.
Kemampuan mata untuk melihat objek dengan jelas akan ditentukan oleh ukuran objek,
derajat kontras antara objek dengan sekelilingnya, luminensi (brightness) serta lamanya
waktu untuk melihat objek tersebut. Untuk menghindari silau (glare) karena letak dari sumber
cahaya yang kurang tepat, maka sebaiknya mata tidak secara langsung menerima cahaya dari
sumbernya akan tetapi cahaya tersebut harus mengenai objek yang akan dilihat yang
kemudian dipantulkan oleh objek tersebut ke mata kita.

e. Kebisingan (Noise)
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita, karena dalam
waktu panjang bunyi-bunyian tersebut dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak
pendengaran dan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi. Ada 3 aspek yang menentukan
kualitas bunyi yang bisa menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan
pada manusia yaitu:
a. Lama waktu bunyi tersebut terdengar.
b. Intentitas biasanya diukur dalam satuan desibel (dB) yang menunjukan besarnya arus
energi per satuan luas.
c. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang-gelombang suara yang sampai
ke telinga kita setiap detik dinyatakan dalam jumlah getaran per detik (Hz).

f. Radiasi Non Mengion


Radiasi non mengion antara lain : radiasi ultraviolet, visible radiation, inframerah, laser,
medan elektromagnetik (microwave dan frekuensi radio) .
1. Radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak.
2. Laser berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit.
3. Medan elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkan kanker.
Contoh :
· Radiasi ultraviolet : pengelasan.
· Radiasi Inframerah : furnacesn/ tungku pembakaran
· Laser : komunikasi, pembedahan

g. Getaran Mekanis (Mechanical Vibration)


Gerakan mekanis dapat diartiakn sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat
mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh dan dapat menimbulkan akibat-
akibat yang kurang baik untuk tubuh kita. Besarnya getaran ini ditentukan oleh intensitas,
frekuensi, getaran dan lamanya getaran itu berlangsung. Sedangkan anggota tubuh manusia
juga memiliki frekuensi alami dimana apabila frekuensi ini beresonansi dengan frekuensi
getaran akan menimbulkan gangguan-gangguan antara lain :
a. Mempengaruhi konsentrasi kerja
b. Mempercepat datangnya kelelahan
c. Gangguan-gangguan pada anggota tubuh seperti : mata, syaraf, oto-otot, dll.
h. Bau Bauan
Adanya bau-bauan yang dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai polusi akan dapat
mengganggu konsentrasi orang bekerja. Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Oleh karena itu pemakaian Air
Conditioning yang tepat merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk
menghilangkan bau-bauan yang mengganggu sekitar tempat kerja.

i.Warna
Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan dan interior yang ada disekitar tempat
kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk melihat objek, juga
memberikan pengaruh yang lain seperti :
a. Warna merah bersifat merangsang.
b. Warna kuning memberikan kesan luas, terang dan leluasa.
c. Warna hijau atau biru memberikan sejuk, aman dan menyegarkan.
d. Warna gelap memberikan kesan sempit.
e. Warna terang memberikan kesan leluasa.
Dengan adanya sifat-sifat itu maka pengaturan warna ruangan tempat kerja perlu diperhatikan
dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. Dalam keadaan dimana ruangan
terasa sempit maka pemilihan warna yang sesuai dapat menghilangkan kesan tersebut. Hal
ini secara psikologis akan menguntungkan karena kesan sempit cenderung menimbulkan
stres.

2.3. Pembebanan Kerja Fisik


a. Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial
ekonomi dan derajat kesehatan.
b. Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja
dalam jangka waktu 8 jam sehari.
c. Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia adalah 40 kg.
Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum
tersebut harus disesuaikan.
d. Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis
yang digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40
permenit di atas denyut nadi sebelum bekerja.
e. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1
menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian
atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
f. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat
kerja.

Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian,
kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang
berhubungan dengan proses dan sistem kerja.
Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada :
• manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan
• properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin
• lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan
• kualitas produk barang dan jasa
• nama baik perusahaan.
Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya
pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai
faktor, antara lain :
• faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang
digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri
• faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam
lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk
antara maupun hasil akhir
• faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia
yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik
fisik maupun psikis.

Sumber :

Silalahi, B. N. B. 1991. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.PT Pustaka Binaman


Presindo. Jakarta.

Suma’mur PK. 1993. Hygiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja.Cetakan ke-9.CV Haj i
Hasagung. Jakarta.

Keselamatan, Pemerintah Kanada, Pusat Kesehatan Kerja Kanada dan. "Lingkungan Panas -
Efek Kesehatan dan Pertolongan Pertama: Jawaban K3" . www.ccohs.ca.

2.4. Pengertian Radiasi

Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui
media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering
menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir,
reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik
(yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray),
radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas. Apa yang membuat radiasi adalah
bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari
suatu sumber. geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik
yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi dapat berbahaya.

2.5. Jenis-Jenis Radiasi

1) Radiasi non ionisasi


Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron
atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk /membuat formasi ion baru
(Handley,1997).
Description:
http://2.bp.blogspot.com/_4kv251JRv6E/TExNS_uUHnI/AAAAAAAAAHQ/aDDK-
UrqDKY/s320/ULTRA.jpgRadiasi ini berupa gelombang elektromagnetik seperti gelombang
mikro (microwave), sinar ultra violet, sinar infra merah & sinar laser.
1. Radiasi Gelombang Mikro (Microwave)
Dihasilkan dari perlambatan elektron pada medan listrik, kegunaannya untuk gelombang
radio, televisi, radar dan alat-alat industri.
2. Radiasi Sinar Ultra Violet
Sinar UV mempunyai panjang gelombang antara 240 nm - 320 nm. Sumber : sinar matahari,
kegiatan pengelasan, lampu pijar, pekerjaan laser.
3. Radiasi Sinar Infra Merah
Dihasilkan oleh benda pijar seperti dapur atau tanur atau bahan pijar lain.
4. Radiasi Sinar Laser
Sinar laser adalah emisi energi tinggi yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan, pemotongan,
pelapisan, pembuatan mesin mikro dan operasi kedokteran.
Bahan yg digunakan agar menghasilkan sinar laser:bahan laser gas,laser kristal padat dan
laser semi konduktor.

2) Radiasi ion
Pengertian :
radiasi elektromagnetik atau partikulat dengan energi yang cukup untuk menghasilkan ion
saat berinteraksi dengan atom-atom dan molekul.
Jenis ion :

1.proton
2.neutron
3.elektron
4.sinar α (alpha)
5.sinar β (betha)
6.sinar γ (gamma)
7.sinar x

Karakteristik radiasi ion :


1. sinar α
bermuatan positif 2, terdiri atas 2 proton & 2 neutron dan berinti helium kecepatannya ½
kecepatan cahaya efektif memproduksi pasangan ion (di udara memproduksi 30.000-100.000
pasangan ion).
2. sinar β
bermuatan negatif 1 kecepatannya mencapai kecepatan cahaya di udara memproduksi 200 ion
radiasi yang diakibatkan dapat menembus beberapa cm dari jaringan otot.
3. sinar X dan sinar γ
merupakan energi murni, tidak mempunyai massa maupun muatan
energi emisinya diukur dengan frekuensi atau panjang gelombang, energi terbesar terkumpul
dengan frekuensi tertinggi(panjang gelombang terpendek) mempunyai daya penetrasi
sinar γ energinya lebih tinggi daripada sinar X .sinar x terbentuk dari energi listrik yang
sangat tinggi yang dipancarkan diantara katoda dan anoda dalam sebuah tabung hampa,
berkas elektron yang dipancarkan dari katoda ke anoda disebut sinar x.
4. Neutron
Diemisi dari beberapa energi,mempunyai daya penetrasi.

2.6..Sumber – sumber radiasi

1. Radiasi Alam
Bahan-bahan radioaktif alam dapat berperan sebagai sumber radiasi alam. Jadi radiasi pada
prinsipnya sudah ada sejak alam ini terbentuk. Secara garis besar, radiasi alam atau sering
kali juga disebut sebagai radiasi latar dapat dikelompokkan menjadi duabergantung pada asal
sumbernya, yaitu radiasi teresterial (berasal dari permukaan bumi) dan radiasi ekstra
teresterial (berasal dari angkasa luar) (Akhadi,2000).

a. Radiasi Ekstra Teresterial


Radiasi dari angkasa luar yang paling penting untuk diketahui adalahradiasi kosmis. Banyak
penelitian telah dilakukan dalam rangka mempelajariradiasi kosmis. Penggunaan balon udara
yang membawa detektor radiasi hingga suatu tempat yang sangat tinggi menunjukkan bahwa
intensitas radiasi mengalami peningkatan sebandingdengan semakin tingginya posisi
pengukuran. Dari penelitian ini dan juga data-data penelitian lainnya menunjukkan adanya
radiasi berenergi tinggi yang datang dari angkasa luar. Hasil studi lainnya menunjukkan
bahwa radiasi dari angkasa luar ini terdiri atas dua macam, yaitu radiasi kosmis primer
dansekunder. Radiasi kosmis primer selanjutnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : radiasi
kosmis galaksi, radiasi yang terperangkap dalam medan magnet bumi dan radiasi kosmis dari
matahari. Sinar kosmis kelompok pertama berasal dari luar sistim tata surya dan sebagian
besar berupa partikel bermuatan positif. Radiasi kosmis galaksi ini berasal dari energi yang
dipancarkan oleh bintang-bintang yang ada di alam raya. Radiasi kosmis galaksi dapat juga
berasal dari ledakan supernova yang terjadi di angkasa luar yang jaraknya puluhan tahun
cahaya dari bumi (Akhadi, 2000).
Radiasi kosmis dalam bentuk partikel sub-atomik baik yang berasal dari galaksi maupun
matahari dapat memicu terjadinya reaksi inti dalam atmosfer. Pada saat radiasi kosmis primer
berenergi tinggi memasuki atmosfer bumi, maka akan terjadi reaksi inti antara partikel-
partikel kosmis itu dengan inti atom unsur-unsur yang ada di dalam atmosfer bumi, seperti
carbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan lain-lain.

Reaksi nuklir yang terjadi dapat menghasilkan sinar kosmis sekunder yang terdiri atas meson,
elektron, foton, neutron, proton, dan lain-lain. Partikel itu selanjutnya dapat menghasilkan
sinar kosmis sekunder lainnya pada saat bertumbukan dengan unsur-unsur diatmosfer atau
meluruh dalam perjalanannyamenuju permukaan bumi (Akhadi, 2000).
Sebagian besar sinar kosmis primer diserap oleh 1/10 atmosfer bagian atas. Kira-kira 20 km
di bawahnya, sinar kosmis hampir semuanya merupakan sinar kosmis sekunder. Di
permukaan bumi, sinar kosmis sekunder terdiri atas meson (komponen keras), elektron dan
pro-ton (komponen lunak) serta neutron dan proton (komponen nukleon). Di atas permukaan
laut, kira-kira 3/4 dari intensitas sinar kosmis merupakan sinar kosmis dalam bentuk
komponen keras. Selain memicu terjadinya reaksi inti dalam atmosfer bumi, sinar kosmis
juga meng-ionisasi gas-gas yang ada di lapisan atmosfer tinggi sehingga meng-hasilkan suatu
lapisan bermuatan listrik yang disebut lapisan ionosfer. Lapisan ini selanjutnya dapat menjadi
pelindung bumi terhadap radiasi sinar kosmis yang membahayakan. Sinar kosmis umumnya
memiliki daya tembus yang relatif sangat kuat. Sinar ini dapat menembus bangunan beton,
batu-batuan bahkan dapat me-nembus lapisan bawah tanah hingga kedalaman 200 meter
(www.batan .go.id).

Karena pengaruh medan magnet bumi, maka intensitas radiasi kosmis di suatu tempat
bervariasi dengan posisi lintang tempat itu. Energi yang diperlukan oleh partikel bermuatan
untuk mencapai atmosfer bumi pada ekuator medan magnet bumi lebih besar dibandingkan
dengan posisi lintang lainnya. Oleh sebab itu, intensitas radiasi kosmis terendah terletak pada
ekuator medan magnet bumi. Ada dua faktor yang mempengaruhi intensitas radiasi kosmis,
yaitu letak ketinggian pengukuran dari permukaan laut dan letak geografis tempat
pengukuran yang berhubungan dengan letak lin-tang suatu tempat. (Akhadi,2000)
b. Radiasi Teresterial
Sumber-sumber radiasi alam yang berada di permukaan bumi berasal dari bahan-bahan
radioaktif alam yang disebut radionuklida primordial. Bahan radioaktif ini dapat ditemukan
dalam lapisan tanah atau batuan, air serta udara. Radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida
primordial ini disebut radiasi teresterial. Radiasi teresterial yang berasal dari mineral-mineral
yang ada dalam batu-batuan dan juga di dalam tanah seringkali juga dinamakan radiogeologi.
Unsur-unsur yang termasuk kelompok radioaktifalam ini jumlahnya sangat banyak.Dari
sekian banyak unsur radioaktif alam tersebut, ada beberapa kelompok unsur radioaktif alam
yang tergolong sangat tua karena waktuparoh induknya di atas 100 juta tahun.(Akhadi,2000).
Unsur radioaktif alam yang pertama kali dikenal manusia adalah uranium. Unsur ini bukan
merupakan logam yang jarang karena keberadaannya di alam mencapai 50 kali lebih banyak
dibandingkan dengan air raksa yang sudah sejak lama dikenal orang. Uranium terdapat
sebagai mineral dalam kerak bumi, juga dalam air laut, air sungai, minyak bumi, batu bara
dan lain-lain. Ada tiga jenis isotop uranium yang dapat ditemukan di alam, yaitu : 235U
dengan kadar 0,715 %, 238U dengan kadar 99,825 % dan 234U dengan kadar yang sangat
kecil (kira-kira 5 x 10-3 %) (Akhadi,2000).
Unsur-unsur radioaktif alam selalu meluruh menghasilkan unsur-unsur radioaktif baru yang
disebut unsur radioaktif anak. Unsur radioaktif anak ini juga dapat meluruh dan
menghasilkan unsur radioaktif lainnya, sehingga membentuk suatu deret peluruhan yang
sangat panjang. Deret peluruhan dari unsur radioaktif alam ini dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu :
1. Deret uranium (U), dimulai dari 238U dan berakhir pada timah hitam (206Pb) yang
stabil. Deret ini juga disebut deret (4n + 2) karena nomor massa dari unsur-unsur radioaktif
yang terdapat dalam deret ini habis dibagi 4 dengan sisa 2.
2. Deret thorium (Th), mulai dari 232Th dan berakhir pada 208Pb yang stabil. Disebut
juga deret 4n karena nomor massa unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam deret ini selalu
habis dibagi 4.
3. Deret aktinium, mulai dari 235U dan berakhir pada 207Pb yang stabil. Deret ini juga
disebut deret (4n+3) karena unsur-unsur radioaktif anak luruh yang dihasilkannya ber-nomor
massa habis dibagi 4 dengan sisa 3. Selain ketiga kelompok deret tersebut di atas, terdapat
juga deret Kalium-40 yang meluruh menghasilkan Argon-40. Mineral baik dalam bentuk
pasir maupun batuan yang banyak mengandung 40K adalah muscovite, biotite, hornblende,
glauconite, sanidine serta semua batuan dari gunung berapi. Air laut banyak mengandung
40K, sedang tempat-tempat sumber air panas mengadung sejumlah uranium, thorium dan
radium. Mengingat air hujan dapat membawa radionuklida kosmogenik dari udara dan dalam
air tanah dapat terlarut unsur-unsur radioaktif yang ada dalam batuan maupun kerak bumi,
maka hampir semua air yang terdapat di muka bumi ini mengandung unsur-unsur radioaktif
dalam jumlah tertentu (Akhadi, 2000).

Radionuklida primordial yang terdapat dalam udara terutama berasal dari gas radon dan
thoron yang masing-masing merupakan unsur radioaktif anak dalam deret uranium dan
thorium. 238U dalam deret peluruhannya menghasilkan 226Ra, sedang 226Ra yang
memancarkan sinar α pada saat peluruhannya menghasilkan 222Rn (gas radon). Dalam deret
thorium, pe-luruhan 224Ra menghasilkan 220Rn (gasthoron). Dengan memperhatikan nilai
T1/2 unsur radioaktif alam ada beberapa unsure radioaktif yang nilai T1/2 nya amat sangat
panjang, melebihi perkiraan umur bumi. Unsur radioaktif kelompok ini diduga sudah
terbentuk jauh sebelum bumi sendiri terbentuk, yaitu pada saat masih berupa nebula (bagian
dari matahari) atau bahkan terben-tuk pada saat masih dalam keadaan proto planet yang
kemudian dingin dan melahirkan planet bumi sesuai dengan hipotesa mengenai teori
terbentuknya bumi ini (Akhadi, 2000).
2.Radiasi Buatan

Dilingkungan kita, selain radiasi dan radioaktivitas yang ada sejak terciptanya alam,
terdapat juga radiasi dan radioaktivitas yang dipancarkan dari bahan radioaktif yang dibuat
manusia. Radiasi dan radioaktivitas ini disebut radiasi buatan dan radioaktivitas buatan.
Contoh radioaktivitas buatan misalnya radioaktivitas yang dihasilkan dari percobaan nuklir
dan berpindah ke lingkungan (radioaktivitas jatuhan), dan radioaktivitas yang dikeluarkan
pada setiap tahapan daur bahan bakar nuklir. Selain itu terdapat barang-barang konsumsi
yang memancarkan radiasi rendah seperti jam berpendar, detektor asap dan lain-lain. Tingkat
aktivitas radioaktivitas buatan di lingkungan saat ini relatif kecil dibandingkan radioaktivitas
alam. Percobaan nuklir di udara menjadi sumber radiasi buatan yang terbesar di lingkungan
(Akhadi,2000).

1. Unsur Radioaktif Hasil Fisi


Berbagai radionuklida terben-tuk pada saat terjadi ledakan bom nuklir. Proses utama
pembentukan radionuklida tersebut adalah proses fisi (pembelahan inti) dan proses aktivasi
yang mengubah nuklida menjadi radionuklida setelah menangkap neutron(Akhadi, 2000).
Reaksi X (a,b) Y disebut dengan fisi jika b dan Y memiliki massa yang sebanding. Beberapa
proses fisi terjadi secara spontan. Biasanya fisi dihasilkan hanya jika sejumlah energy yang
cukup diberikan kepada inti melalui tangkapan neutron lambat, atau penembakan dengan
neutron,proton, deuteron, atau sinar gamma. Sejauh ini proses fisi berlangsung melalui
tahapan inti majemuk. Inti majemuk selanjutnya terpecah menjadi dua bagian dan beberapa
pancaran neutron. Proses fisi yang ditemukan oleh Hahn dan Strassman (1939) dengan
percobaan radiokimia. Mereka menunjukkan bahwa penembakan uranium dengan neutron
menghasilkan unsur-unsur menengah dalam table periodik, dan unsur-unsur transuranium
yang telah diyakini sebelumnya. Dua komponen inti utama dikenal sebagai fragmen fisi, yang
secara energetika tidak memiliki massa yang sama. Distribusi massa mungkin dipengaruhi
oleh efek kulit (Wiyatmo,2006).

Bila sebuah partikel neutron berhasil masuk ke dalam inti atom Uranium, maka inti Uranium
menjadi lebih tidak stabil dan akibatnya mengalami pembelahan. Hasil dari pembelahan ini
adalah dua buah atom materi yang lain, 2 sampai 3 buah neutron baru dan energi. Total massa
seluruh materi yang terbentuk sesudah terjadinya pembelahan inti atom Uranium lebih kecil
daripada sebelum terjadi pembelahan. Selisih massa inilah yang berubah menjadi energi.
Neutron baru yang terbentuk setelah pembelahan inti dapat me-numbuk inti atom Uranium
lain dan seterusnya menghasilkan atom materi lain, 2-3 buah neutron baru dan energi.
Demikian seterusnya sehingga terbentuklah sebuah reaksi beran-tai (Wiyatmo, 2006).

2. Unsur Radioaktif Hasil

Aktivasi Proses aktivasi adalah proses tertembaknya inti - inti atom bahan oleh neutron
sehingga bahan yang semula tidak radioaktif berubah si-fatnya menjadi radioaktif dan
mampu memancarkan radiasi. Dalam teras reactor nuklir, proses aktivasi ini dapat terjadi
mengingat di dalam teras reactor itu terjadi reaksi fisi yang melepaskan neutron. Neutron-
neutron hasil fisi ini selanjutnya da-pat melakukan aktifasi terhadap bahan-bahan struktur
yang diguna-kandalam teras reactor, seperti ke-longsong bahan bakar, bahan pena-han
radiasi, tangki reactor, bahan reflector, batang kendali, bahan moderator dan lain-lain.
Aktivasi neutron terjadi juga terhadap bahan-bahan kimia yang sengaja ditambahkan ke
dalam air pendingin primer untuk maksud-maksud tertentu, misal un-tuk menekan laju
korosi. Proses aktivasi yang sengaja diusahakan oleh manusia antara lain adalah da-lam
proses produksi radioisotope di dalam reactor nuklir. Dari proses aktivasi ini akan diperoleh
berbagai jenis radioisotope yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan(Akhadi,2000).

2.7. Kegunaan Radiasi


· Dalam kedokteran
Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk diagnosis, pengobatan, dan penelitian. sinar X,
misalnya, melalui otot dan jaringan lunak lainnya tapi dihentikan oleh bahan padat. Properti
sinar X ini memungkinkan dokter untuk menemukan tulang rusak dan untuk menemukan
kanker yang mungkin tumbuh dalam tubuh. Dokter juga menemukan penyakit tertentu
dengan menyuntikkan zat radioaktif dan pemantauan radiasi yang dilepaskan sebagai
bergerak melalui substansi tubuh.

· Dalam Komunikasi
Semua sistem komunikasi modern menggunakan bentuk radiasi elektromagnetik. Variasi
intensitas radiasi berupa perubahan suara, gambar, atau informasi lain yang sedang dikirim.
Misalnya, suara manusia dapat dikirim sebagai gelombang radio atau gelombang mikro
dengan membuat gelombang bervariasi sesuai variasi suara.
· Dalam iptek
Para peneliti menggunakan atom radioaktif untuk menentukan umur bahan yang dulu bagian
dari organisme hidup. Usia bahan tersebut dapat diperkirakan dengan mengukur jumlah
karbon radioaktif mengandung dalam proses yang disebut penanggalan radiokarbon.
Kalangan ilmuwan menggunakan atom radioaktif sebagai atom pelacak untuk
mengidentifikasi jalur yang dilalui oleh polutan di lingkungan.

2.8. Kerugian Akibat Radiasi


a) Radiasi Sinar Ultraviolet
Paparan UV bisa berakibat:
iritasi mata (conjungtivitis fotoelektrika), mata berair/lakrimasi dan penderita menghindari
paparan cahaya. Tetapi gejala ini akan kembali normal dalam beberapa hari.
Kulit merah terbakar (erythema). Pigmen kulit dapat melindungi dari sinar UV. Pada paparan
kronis UV dapat merusak struktur kulit dan menyebabkan kulit mengalami penuaan dini dan
kanker kulit.
Pekerja yg berisiko :
Pekerja dalam ruang dimana lampu UV digunakan untuk membunuh bakteri : perawat,
tukang daging, penjamah makanan, tukang daging, pekerja pabrik obat & tembakau dan
tukang las.
b) Radiasi Sinar infra merah
Menyebabkan katarak pada lensa mata
Pencegahan :
memakai kaca mata kobalt biru pada waktu menuangkan cairan logam,pemeriksaan
kesehatan secara periodik pada pekerja di tempat pengerjaan benda pijar.
c) Radiasi Sinar Laser
kerusakan retina & menyebabkan kebutaan,kelainan kulit.

2.9. Dosis Maximum Radiasi

United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu sumber informasi
resmi yang dijadikan standar di beberapa Negara untuk penetapan garis pedoman pada
proteksi radiasi. NRC telah menyatakan bahwa dosis individu terpapar radiasi maksimal
adalah 0.05 Sv atau 5 rem/tahun. Walaupun NRC adalah badan resmi yang berkenaan dengan
batas pencahayaan ionisasi radiasi, namun ada kelompok lain yang juga merekomendasikan
hal serupa. Salah satu kelompok tersebut adalah National Council on Radiation Protection
(NCRP), yang merupakan kelompok ilmuwan pemerintah yang rutin mengadakan pertemuan
untuk membahas riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi mengenai keamanan
radiasi.
Menurut NCRP, tujuan dari proteksi radiasi adalah :
a. Untuk mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas dosis minimum.
b. Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada masyarakat.
Dosis maksimum yang diijinkan adalah jumlah maksimum penyerapan radiasi yang sampai
pada seluruh tubuh individu, atau sebagai dosis spesifik pada organ tertentu yang masih
dipertimbangkan aman. Aman dalam hal ini berarti tidak adanya bukti bahwa individu
mendapatkan dosis maksimal yang telah ditetapkan, dimana cepat atau lambat efek radiasi
tersebut dapat membahayakan tubuh secara keseluruhan atau bagian tertentu. Rekomendasi
untuk batas atas paparan telah dibentuk pula oleh NCRP sebagai panduan didalam pekerjaan
yang berkaitan dengan radiasi. Rekomendasi NRCP meliputi:
a) Individu/operator tidak diizinkan bekerja dengan radiasi sebelum umur 18 tahun.
b) Dosis yang efektif pada tiap orang pertahun mestinya tidak melebihi 50 mSv ( 5 rem).
c) Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi (tidak termasuk dari penggunaan medis)
mestinya tidak melebihi 1 mSv ( 0,1 rem) per tahun.
d) Untuk pekerja yang hamil, batasan ekspose janin atau embrio mestinya tidak melebihi
0,5 mSv (0,05 rem). Dengan demikian untuk pekerja wanita yang sedang hamil tidak lagi
direkomendasikan bekerja sampai kehamilannya selesai.

2.10. Efek Radiasi Pengion Terhadap Tubuh Manusia

Radiasi pengion adalah radiasi radiasi yang mampu menimbulkan ionisasi pada suatu
bahan yang dilalui. Ionisasi tersebut diakibatkan adanya penyerapan tenaga radiasi pengion
oleh bahan yang terkena radiasi. Dengan demikian banyaknya jumlah ionisasi tergantung dari
jumlah tenaga radiasi yang diserap oleh bahan (BATAN, 2008).

Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur
pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya
yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek
genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh
keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek
radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi (BATAN, 2008).

Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan
atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan
karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
sel (BATAN, 2008).

Menurut Sumarsono (2008) efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah
sterilitas atau kemandulan. Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses pembentukan
sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah sel sperma yang akan dihasilkan. Dosis
radiasi 0,15 Gy merupakan dosis ambang terjadinya sterilitas yang bersifat sementara karena
sudah mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama beberapa minggu.
Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin
sensitif terhadap radiasi karena semakin sedikit sel telur yang masih tersisa dalam ovarium.
Selain sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopuse dini sebagai akibat dari gangguan
hormonal sistem repwasroduksi. Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5 – 6 Gy.
Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi
yaitu mencapai 12 – 15 Gy.

Sedangkan menurut Iffah (2009) kerusakan pada organ reproduksi (kemandulan) terjadi pada
paparan 150 - 300 rad untuk laki-laki dan < (150-300) rad untuk wanita. Sehingga didapati
bahwa wanita lebih sensitif terhadap paparan radiasi khususnya pada organ reproduksi
dibandingkan pria.

Sumber :

Akhadi, Mukhlis.2000. Dasar - dasar Proteksi Radiasi. Jakarta : Rineka Cipta

Anonim.”radiasi”.http://id.wikipedia.org(diakses tanggal 27 Maret 2020 pikul 0651 WIB).

Aday, W.R. 1975. “Introduction: Effects of electromagnetic radiation on the nervous System”
Annals NY Acad.Sci., 247, pp 1520.

Brandes,C. and Frish, B. 1986. Production of mutant drones by treatment of honeybees with
Xrays. Apidologie, 17(4), pp 356358.

Sharma, P.L. 1958. Brood rearing activity of Apis indica F.and egg laying capacity of its
queen. Indian Bee J., 20, pp 166173.

2.11.Pengertian Laser

LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emmission of


Radiation ( penguatan cahaya dengan stimulasi emisi radiasi ) yaitu mekanisme suatu alat
yang memancarkan radiasi elektromagnetik, biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat
dilihat maupun dapat lihat dengan mata normal, melalui proses pancaran terstimulasi.
Pancaran laser biasanya tunggal, memancarkan foton dalam pancaran koheren. Laser juga
dapat dikatakan efek dari mekanika kuantum.

Sumber cahaya umum, seperti bola lampu incandescent memancarkan foton hampir ke
seluruh arah, biasanya melewati spektrum elektromagnetik dari panjang gelombang yang
luas. Sifat koheren sulit ditemui pada sumber cahaya atau inkoheren dimana terjadi beda fasa
yang tidak tetap antara foton yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Secara kontras, laser
biasanya memancarkan foton dalam cahaya yang sempit, terpolarisasi, sinar koheren
mendekati monokromatik, terdiri dari panjang gelombang tunggal atau satu warna.

Beberapa jenis laser, seperti laser dye dan laser vibronik benda-padat (vibronic solid-state
lasers) dapat memproduksi cahaya lewat jangka lebar gelombang, properti ini membuat
mereka cocok untuk penciptaan detak singkat sangat pendek dari cahaya, dalam jangka
femtodetik (10-15 detik). Banyak teori mekanika kuantum dan termodinamika dapat
digunakan kepada aksi laser, meskipun nyatanya banyak jenis laser ditemukan dengan cara
trial and error.
Semua laser berisi empat komponen utama:

1. Media aktif mungkin kristal padat seperti Ruby atau Nd: YAG, pewarna cair, gas seperti
CO-2 atau Helium Neon /, atau semikonduktor seperti GaAs. media aktif mengandung atom
yang elektron mungkin senang tingkat energi tinggi oleh sumber energi eksternal.
2. Eksitasi Mekanisme: Mekanisme Eksitasi pompa energi ke dalam media aktif dengan satu
atau lebih dari tiga metode dasar; optik, listrik atau kimia.
3. Tinggi reflektansi Mirror: Sebuah cermin yang mencerminkan dasarnya 100% dari sinar
laser.
4. Cermin Membiarkan Partial Transmisi: Sebuah cermin yang mencerminkan kurang dari
100% dari sinar laser dan transmit sisanya.

2.12. Kelas Cahaya yang dihasilkan Laser

Laser menghasilkan cahaya sinar dari berbagai intensitas dan dikategorikan sesuai
dengan kekuatan yang dipancarkan. Kelas 1 merupakan laser paling lemah, dan kekuasaan
akan semakin tinggi melalui Kelas 2, Kelas 3A, 3B dan Kelas 4.
• Kelas 1
Kelas 1 laser dianggap aman berdasarkan pengetahuan medis saat ini. Kelas ini mencakup
semua laser atau sistem laser yang tidak dapat memancarkan tingkat radiasi optik di atas
batas hubungan untuk mata di bawah setiap kondisi eksposur yang melekat dalam desain
produk laser. Mungkin ada yang lebih berbahaya laser tertanam di kandang suatu produk
Kelas 1, tapi tidak ada radiasi yang berbahaya bisa lepas kandang.
• Kelas 2
Kelas 2 laser atau sistem laser harus memancarkan sinar laser terlihat. Kelas 2 sinar laser
akan terlalu menyilaukan untuk menatap ke dalam untuk waktu yang lama. Melihat sesaat
tidak dianggap berbahaya karena batas daya radian atas pada jenis perangkat kurang dari itu
sampai maksimal diijinkan. Eksposur untuk pemaparan sesaat 0,25 atau kurang. Melihat
diperpanjang, disengaja, atau bagaimanapun, dianggap berbahaya.
• Kelas 3
Kelas 3 laser atau sistem laser dapat memancarkan panjang gelombang apapun, tetapi tidak
dapat menghasilkan difus (bukan seperti cermin) bahaya refleksi kecuali difokuskan atau
dilihat untuk waktu yang lama dalam jarak dekat. Hal ini juga tidak dianggap sebagai bahaya
kebakaran atau bahaya kulit yang serius. Setiap gelombang kontinyu (CW) laser yang tidak
Kelas 1 atau Kelas 2 adalah Kelas 3. Perangkat jika daya keluaran adalah 0,5 W atau kurang.
Karena balok output seperti laser jelas berbahaya untuk melihat intrabeam, kontrol tindakan
berpusat pada menghilangkan kemungkinan ini.
• Kelas 4
Sebuah Kelas 4 laser atau sistem laser adalah setiap yang melebihi batas output (Batas Emisi
diakses, AEL's) dari perangkat 3 Kelas. Seperti yang diharapkan, laser ini mungkin baik atau
kulit bahaya kebakaran atau bahaya refleksi difus. Sangat baik diperlukan pengendalian ketat
untuk laser 4 Kelas atau sistem laser.
Laser juga dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, laser kontinyu dan berdenyut. Laser
yang menggunakan gas sebagai medium menghasilkan balok menerus. Solid laser
menggunakan kristal, kaca atau semikonduktor sebagai substansi penguatan cahaya, dan
menghasilkan balok berdenyut.

2.13. Manfaat Laser di Bidang Kedokteran


Sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang,gigi serta organ tubuh yang lain
tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien.
Biasanya,masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’.Selain
bermanfaat,sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu
apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang
berbahaya,misalnya kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering
memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan.

Selain itu beberapa kelebihan teknologi laser dalam dunia kedokteran:

* Lebih Efektif
Laser dapat mengobati kelainan-kelainan yang tidak mungkin dilakukan oleh tindakan
operasi, misalnya mengatasi hemangioma yang cukup lebar. Operasi dengan pisau bedah
akan merusak jaringan yang cukup luas sehingga menyulitkan dokter untuk menjahitnya
kembali. Dengan tindakan laser, hal itu dapat dihindari karena jaringan pembuluh darah yang
dirusak hanyalah bagian-bagian yang tidak diinginkan atau tanpa menciutkan dan merusak
jaringan serta pembuluh darah lain. Jadi penanganannya lebih fokus karena hanya mengenai
target yang diinginkan.

* Lebih Cepat Normal


Meski tindakan laser memungkinkan terjadinya kerusakan pada jaringan lain, tetapi
kerusakan pascalaser atau bekas lukanya bisa diminimalkan. Sementara tindakan
pembedahan umumnya akan mengakibatkan kerusakan lebih luas yang akan memperlambat
proses penyembuhan.

Sumber :

"Laser Diode Market". Hanel Photonics. Diakses tanggal 27 Maret 2020

^ Charles H. Townes (2003). "The first laser". Dalam Laura Garwin and Tim Lincoln. A
Century of Nature: Twenty-One Discoveries that Changed Science and the World. University
of Chicago Press. hlm. 107–12. ISBN 0-226-28413-1. Diakses tanggal 27 Marer 2020.

2.14. Pengertian Microwave

Microwave adalah sebuah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara


1 milimeter sampai 1 meter dan berfrekuensi antara 300 megahertz sampai 300 gigahertz.
Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang mulai dari
sepanjang satu meter sebagai pendek sebagai satu milimeter, atau ekuivalen, dengan
frekuensi antara 300 MHz (0,3 GHz) dan 300 GHz [1]. Definisi yang luas ini mencakup baik
UHF dan EHF (gelombang milimeter ), dan berbagai sumber menggunakan batas-batas yang
berbeda. [2] Dalam semua kasus, termasuk microwave band SHF seluruh (3 sampai 30 GHz,
atau 10 sampai 1 cm) minimal, dengan teknik RF sering menempatkan batas bawah pada 1
GHz (30 cm), dan bagian atas sekitar100GHz(3mm).

Aparatur dan teknik dapat digambarkan secara kualitatif sebagai "microwave" ketika
panjang gelombang sinyal kira-kira sama dengan dimensi peralatan, sehingga elemen
lumped-teori rangkaian tidak akurat. Sebagai konsekuensinya, teknik microwave praktis
cenderung untuk menjauh dari resistor diskrit, kapasitor, dan induktor digunakan dengan
gelombang radio frekuensi yang lebih rendah. Sebaliknya, didistribusikan elemen sirkuit dan
transmisi-teori garis metode yang lebih bermanfaat untuk desain dan analisis. Jalur transmisi
Open-kawat dan koaksial memberikan cara untuk waveguides dan stripline, dan disamakan-
elemen sirkuit disetel diganti dengan resonator rongga atau garis resonan. Efek refleksi,
polarisasi, difraksi hamburan, dan penyerapan atmosfer biasanya berhubungan dengan cahaya
tampak memiliki signifikansi praktis dalam penelitian propagasi gelombang mikro.
Persamaan yang sama berlaku pada teori elektromagnetik semua frekuensi.

Sementara nama mungkin menyarankan mikrometer panjang gelombang, lebih baik


dipahami sebagai menunjukkan panjang gelombang lebih pendek daripada yang digunakan
dalam penyiaran radio. Batas-batas antara cahaya inframerah jauh, radiasi Terahertz,
microwave, dan ultra-tinggi frekuensi gelombang radio yang cukup sewenang-wenang dan
digunakan bervariasi antara berbagai bidangstudi.

Teknik stripline menjadi semakin diperlukan pada frekuensi yang lebih tinggi. Gelombang
elektromagnetik lagi (frekuensi rendah) dari gelombang mikro disebut "gelombang radio".
Radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih pendek dapat disebut "gelombang
milimeter", Terahertz radiasi atau bahkan T-ray. Definisi berbeda untuk band gelombang
milimeter, yang mendefinisikan sebagai IEEE 110 GHz sampai 300 GHz.

Di atas 300 GHz, penyerapan radiasi elektromagnetik oleh atmosfer Bumi begitu besar
sehingga secara efektif buram, sampai atmosfer menjadi transparan lagi pada yang disebut
rentang jendela inframerah dan optik frekuensi.

JENIS-JENIS MICROWAVE OVEN


Microwave oven yang sekarang beredar dipasaran sangat banyak bentuknya.
Teknologi yang digunakan juga sudah semakin beragam. Pada Gambar dibawah menunjukan
sebuah microwave oven dan komponen-komponen penyusun dari sebuah microwave oven.
v Gambar microwave oven
Berikut adalah gambar dari sebuah microwave oven yang biasa digunakan di rumah tangga
untuk memasak.

2.15. Komponen-komponen microwave oven


· Magnetron
Magnetron merupakan bagian inti dari microwave oven. Komponen ini akan mengubah
energi listrik menjadi radiasi gelombang mikro. Pada bagian dalam magnetron, electron
dipancarkan dari sebuah terminal central yang disebut katode. Kutub positif yang disebut
anode mengelilingi katode menarik elektron-elektron. Selama perjalanan pada garis lurus,
magnet permanen memaksa elektron untuk bergerak dalam jalur melingkar. Seiring elektron-
elektron melewati resonansi di dalam ruangan oven, elektron-elektron tersebut menghasilkan
gelombang medan magnet yang terus-menerus.
¨ Waveguide
Waveguide adalah sebuah komponen yang didesain untuk mengarahkan gelombang. Untuk
tiap jenis gelombang waveguide yang digunakan tidak sama. Waveguide untuk gelombang
mikro dapat dibangun dari bahan konduktor.

¨ Microwave Stirrer
Komponen yang menyerupai baling-baling ini digunakan untuk menyebarkan gelombang
mikro di dalam microwave oven. Biasanya dikombinasikan dengan sebuah komponen seperti
piringan yang dapat diputar pada bagian bawah. Kombinasi ini memungkinkan kecepatan
tingkat kematangan yang merata saat memasak.

2.16. Kegunaan dalam Bidang Kesehatan


Dalam dunia kesehatan berkaitan dengan pemanasan suatu jaringan tubuh. Prinsipnya
mirip dengan microwave oven. Untuk menghancurkan tumor yang bersarang dalam tubuh,
gelombang mikro diarahkan pada lokasi tumor (lokasinya bisa ditentukan menggunakan
gelombang mikro juga, dengan prinsip yang sama seperti teknologi radar). Cairan tumor
menyerap gelombang mikro sehingga terjadi eksitasi atom.

Sumber :

Pozar, David M. (1993). Microwave Engineering Addison-Wesley Publishing Company.


ISBN 0-201-50418-9.

Goldsmith, JR (December 1997). "Epidemiologic evidence relevant to radar (microwave)


effects". Environmental Health Perspectives 105 (Suppl. 6): 1579–1587.
doi:10.2307/3433674. JSTOR 3433674. PMC 1469943. PMID 9467086.
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?. Diakses 27 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai