Anda di halaman 1dari 3

Nama :Baby Aliska Ramadhani

Bp : 1711211008

2.1. Defenisi PCOS

Definisi yang paling dapat diterima secara internasional pada saat ini seperti yang diadopsi
pada tahun 2003 oleh European Society for Human Reproduction dan Embryology and the
American Society for Reproductive Medicine, yang dikenal dengan ESHRE/ASRM yaitu :
a) Oligo/anovulation
b) Gejala hiperandrogen baik secara klinik maupun biokimia
c) Adanya gambaran morfologi ovarium yang polikistik dengan USG (12 atau lebih
folikel-folikel dengan ukuran diameter antara 2-9 mm dan/atau peningkatan volume
ovarium (>10 ml).
Selain kriteria di atas, etiologi lain seperti Cushing Syndrome, androgen producing tumours dan
Congenital adrenal hyperplasia harus di singkirkan.
- Oligo/anovulation : ovulasi yang terjadi kurang dari satu kali dalam 35 hari.
- Hiperandrogenism : tanda-tanda klinik yang meliputi hirsutism, acne, alopecia (male- pattern
balding) dan virilisasi yang nyata. Indikator biokimia meliputi meningkatnya konsentrasi total
testosterone dan androstendione dan meningkatnya free androgen index yang diukur dengan
membandingkan total testosterone dan sex hormone binding globulin (SHBG). Akan tetapi,
pengukuran petanda biokimia untuk hiperandrogenism sering memberikan hasil yang tidak
konsisten, hal ini disebabkan
oleh pemakaian berbagai metode yang berbeda.
- Ovarium polikistik : adanya 12 atau lebih folikel dalam salah satu ovarium dengan
ukuran diameter 2-9 mm dan/atau meningkatnya volume ovarium (>10 ml).
Menurut kriteria Rotterdam diagnostic ini, kebanyakan wanita dengan PCOS dapat didiagnosa tanpa
memerlukan pemeriksaan laboratorium.

Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah gangguan hormon yang
terjadi pada wanita di usia subur. Penderita PCOS mengalami gangguan menstruasi dan memiliki
kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan.

2.2.Gejala Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)


Gejala sindrom ovarium polikistik bisa timbul ketika seorang wanita mengalami haid pertama kali
saat masa pubertas. Meski gejala PCOS sering muncul saat remaja, ada juga penderita PCOS yang
baru mengalami gejalanya setelah dewasa atau saat periode tertentu, misalnya ketika mengalami
kenaikan berat badan secara signifikan. Berikut adalah gejala PCOS:

1.Gangguan menstruasi

PCOS kerap ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur atau berkepanjangan. Sebagai
contoh, penderita PCOS hanya akan mengalami haid kurang dari 8-9 kali dalam setahun. Jarak antar
haid dapat kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari, atau darah menstruasi mengalir deras.

2.Gejala akibat kadar hormon androgen yang meningkat

Peningkatan kadar hormon androgen pada wanita dengan PCOS dapat menyebabkan munculnya
gejala fisik seperti pria, seperti tumbuhnya rambut yang lebat di wajah dan tubuh (hirsutisme), serta
munculnya jerawat yang parah dan kebotakan.
3.Menderita kista ovarium yang banyak

Pada penderita PCOS, bisa ditemukan kantong-kantong kista di sekitar sel telur (ovarium).

4.Warna kulit menjadi gelap

Beberapa bagian tubuh penderita PCOS bisa menjadi gelap, terutama di daerah lipatan, yaitu lipatan
leher, selangkangan, dan bagian bawah payudara.

2.3. Penyebab PCOS


Penyebab Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)Sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti apa
yang menyebabkan PCOS. Namun, ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab PCOS, yaitu:

1.Kelebihan hormon insulin

Hormon insulin adalah hormon yang menurunkan kadar gula dalam darah. Insulin yang berlebih
akan membuat tubuh meningkatkan produksi hormon androgen dan mengurangi sensitivitas tubuh
terhadap insulin.
Kadar insulin dan gula darah yang meningkat. Sekitar 50% tubuh penderita PCOS bermasalah
dalam penggunaan insulin yaitu mengalami resistensi insulin. Bila tubuh tidak dapat menggunakan
insulin dengan baik maka kadar gula darah akan meningkat. Bila keadaan ini tidak segera diatasi,
maka dapat terjadi diabetes kelak dikemudian hari.

2.Faktor genetik
Hal ini karena sebagian penderita PCOS juga memiliki anggota keluarga yang menderita PCOS.

3.Kadar androgen yang tinggi. Kadar androgen yang tinggi pada wanita menyebabkan timbulnya
jerawat dan pola pertumbuhan rambut seperti pria serta terhentinya ovulasi. Berat badan
meningkat atau obesitas terutama pada tubuh bagian atas (sekitar abdomen dan pinggang). Gejala
ini disebabkan oleh kenaikan kadar hormon androgen. Masalah gangguan pernafasan saat tidur
(mendengkur). Keadaan ini berhubungan dengan obesitas dan resistensi insulin.Selain itu
Kerontokan rambut dengan pola pria atau penipisan rambut kepala (alopesia). Gejala ini disebabkan
oleh kenaikan kadar hormon androgen.

4. Hiperinsulinemia dan resistensi insulin yang menyebabkan obesitas tubuh bagian atas, perubahan
kulit dibagian lengan, leher atau pelipatan paha dan daerah genital.

2.4. Permasalahan dalam PCOS dan Hubungan terhadap Infertilitas

1. Masalah reproduksi
Gangguan keseimbangan hormonal akibat PCOS menyebabkan terjadinya sejumlah permasalahan
dalam kehamilan dan masalah kesehatan reproduksi lain :
a. Infertilitas disebabkan oleh jumlah ovum yang dihasilkan sedikit dan berbentuk kristal yang
menyebabkan ketidaksuburan pada wanita
b. Abortus berulang
c. Diabetes gestasional
d. Hipertensi dalam kehamilan dan atau persalinan dengan segala akibatnya (pre
eklampsia/eklampsia, bayi kecil masa kehamilan, persalinan preterm)
e. Hiperplasia endometrium (lesi prakanker). Keadaan ini terjadi bila siklus haid tidak
berlangsung secara teratur sehingga terjadi “penumpukan” endometrium. Penggunaan pil
kontrasepsi diharapkan dapat menurunkan kejadian hiperplasia endometrium.
f. Karsinoma endometrium. Resiko meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan yang bukan
penderita PCOS.
Menjelang menopause, sebagian penderita memperlihatkan pola haid yang lebih teratur. Tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Meskipun demikian, riwayat PCOS masih
tetap akan meningkatkan resiko hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan karsinoma endometrium.

2. Masalah insulin dan metabolisme gula


Insulin
adalah hormon yang diperlukan oleh sel untuk mendapatkan energi dari glukosa. Namun kadang-
kadang sel tidak menunjukkan respon yang memadai terhadap aktivitas insulin. Keadaan ini disebut
sebagai resistensi insulin. Resistensi insulin menyebabkan kenaikan kadar gula darah dan diabetes.
Lebih dari 40% penderita PCOS menunjukkan adanya resistensi insulin, dan lebih dari 10%
diantaranya akan menderita diabetes melitus tipe 2 saat berusia sekitar 40 tahun. Kadar insulin juga
meningkat pada penderita resistensi insulin. Kadar insulin yang tinggi seperti ini dapat meningkatkan
kadar hormon pria sehingga keluhan PCOS menjadi semakin parah.

Masalah kesehatan akibat resistensi insulin :


a. Hipertensi
b. Kadar trigliserida meningkat
c. Kadar kolesterol HDL rendah
d. Kadar gula darah meningkat
e. Peningkatan timbunan lemak tubuh (terutama di bagian perut)

3. Masalah jantung dan pembuluh darah


Diperkirakan bahwa tingginya kadar insulin pada penderita PCOS memperburuk masalah jantung
dan pembuluh darah.
Masalah tersebut antara lain :
a. Artherosclerosis ( pengerasan arteri).
b. Penyakit arteri koroner dan serangan jantung. Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa
kemungkinan serangan jantung meningkat 7 kali lipat pada penderita PCOS.
c. Hipertensi.
d. Hiperkolesterolemia.
e. Stroke.

4. Masalah gangguan pernafasan saat tidur ( mendengkur)


“Obstructive Sleep Apnea” berkaitan erat dengan obesitas dan resistensi insulin.

Komplikasi PCOS Jangka Panjang:


1. Diabetes Melitus tipe 2
2. Dislipidemia
3. Kanker endometrium
4. Hipertensi
5. Penyakit kardiovaskular
6. Gestational DM
7. Pregnancy-induced hypertension (PIH)
8. Kanker ovarium
9. Kanker payudara

Anda mungkin juga menyukai