Penyusun :
Kelompok 2/Kelas 2018C
Candra Ainur Rofiq (18030174030)
Nabilla Dihni Amilia (18030174032)
Sherina Ayu Salsabilah (18030174033)
Nur Izzatul Islamiyah (18030174051)
Fransisca Nur Zuraidha (18030174090)
Bintari Tri Ambarwati (18030174098)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019/2020
KATA PENGATAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah maka kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini Kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“Pembelajaran Pemerolehan Konsep”. Dalam rangka untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Inovatif I di prodi Pendidikan Matematika semester tiga dengan
dosen pengampu mata kuliah adalah Dr. Endah Budi Rahaju, M.Pd. dan Dr. Janet
Trineke Manoy, M.Pd.. Kami berharap dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
memaklumi bila isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang Kami buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran memiliki berbagai macam metode. Salah satu diantaranya adalah
metode pembelajaran pemerolehan konsep. Metode ini biasa juga disebut dengan model
peralihan konsep ataupun pencapaian konsep. Metode ini mula-mula didesain oleh Joice
dan Well (1972) yang didasarkan pada hasil riset Jerome Bruner dengan maksud bukan
hanya untuk mengembangkan berpikir induktif, tetapi juga untuk menganalisis dan
mengembangkan konsep. Bruner dalam Sanusi (2006: 75) berpendapat bahwa belajar
matematika ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur- struktur matematika yang
terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara
konsep-konsep dan struktur-struktur matematika.
Pembelajaran ini didasari karena guru yang hanya memberikan rumus saja, sedangkan
tidak semua siswa dapat memahami apa yang diajarkan jika cara penyampaiannya
hanaya seperti itu. Siswa lebih mudah memahami jika diberikan penggambaran di
lingkungan sekitar mereka. Mereka bisa membayangkan dan merasa ikut serta harus
menyelesaikan permasalahan yang ada. Selain itu, dengan pemerolehan konsep,
pembelajaran dirasa lebih bermakna karena guru harus menghubungkan konsep yang
akan diajarkan dengan konsep-konsep yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Dengan adanya metode pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat menerima materi
lebih baik lagi. Siswa tidak hanya mengingat apa yang diajarkan guru, tetapi juga
memahami materi yang diajarkan dan mampu mengaitkan dengan materi sebelumnya.
Dengan begitu, pembelajaran akan terasa lebih bermakna.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan model pembelajaran pemerolehan
konsep.
2. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran pemerolehan konsep.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilalui dalam model pembelajaran
pemerolehan konsep.
4. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran pemerolehan konsep dalam bidang
matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Pemerolehan Konsep
Model Pemerolehan konsep mula-mula didesain oleh Joice dan Well (1972) yang
didasarkan pada hasil riset Jerome Bruner dengan maksud bukan hanya untuk
mengembangkan berpikir induktif, tetapi juga untuk menganalisis dan mengembangkan
konsep. Bruner dalam Sanusi (2006: 75) berpendapat bahwa belajar matematika ialah
belajar tentang konsep-konsep dan struktur- struktur matematika yang terdapat didalam
materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika. Peserta didik harus menemukan keberaturan dengan cara
memanipulasi material yang berhubungan dengan keteraturan intuitif yang sudah dimiliki
oleh peserta didik. Dengan demikian, peserta didik dalam belajar haruslah terlibat aktif
mentalnya. Lebih jauh, Bruner juga mengungkapkan bahwa cara terbaik untuk belajar
adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk sampai pada
suatu kesimpulan.
Model Pemerolehan Konsep adalah proses mengidentifikasi dan mendefinisikan
konsep dengan jalan menemukan atributnya yang paling esensial sesuai dengan pengertian
konsep yang dipelajari. Atribut tersebut harus membedakan contoh konsep itu dengan yang
bukan contoh konsep. Oleh karena itu model Pemerolehan Konsep (Concept Attainment
Model) adalah model pembelajaran induktif yang dirancang membantu siswa segala umur
untuk belajar konsep sekaligus mempraktikkan keterampilan berpikir analitis ((Klausmeier,
1985; Tennyson & Cocchiarella, 1986) dalam Arends, 2008 : 151).
Model pemerolehan konsep cukup sulit dilakukan untuk siswa sekolah menengah
karena permasalahan yang ditekankan adalah permasalahan seharihari, dimana siswa masih
terbiasa dengan permasalahan akademik. Permasalahan sehari-hari adalah masalah yang ada
di masyarakat, dan bukan merupakan masalah akademik seperti yang tercantum pada
kurikulum. Tetapi jika permasalahan sehari-hari dapat dikaitkan dengan konsep atau prinsip
yang ada dalam kurikulum, maka siswa akan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip
tersebut melalui pembelajaran pemerolehan konsep.
Eggen dan Kauchak (2012: 218) dalam Sunendar menyatakan model pemerolehan
konsep adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dari semua usia
mengembangkan dan menguatkan pemahaman mereka tentang konsep dan mempraktikkan
kemampuan berpikir kritis. Pada model pembelajaran ini, siswa tidak disediakan rumusan
suatu konsep, tetapi mereka menemukan konsep tersebut berdasarkan contoh-contoh yang
memiliki penekanan-penekanan terhadap ciri dari konsep itu.
Sanusi (2006: 72) menyatakan bahwa pada prinsipnya, model pemerolehan konsep
adalah suatu strategi mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada
siswa, dimana guru mengawali pembelajaran dengan menyajikan data berupa contoh dan
noncontoh dari suatu konsep, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati/memahami
data yang disajikan oleh guru tersebut. Atas dasar ini, kemudian dibentuk abstraksi. Model
pemerolehan konsep adalah suatu strategi pembelajaran induktif yang didesain untuk
membantu siswa pada semua usia dalam mempelajari konsep dan membuat hipotesis
tentang apa kemungkinan konsepnya, menganalisis hipotesishipotesis mereka dengan
melihat contoh dan noncontoh, yang pada akhirnya sampai pada konsep yang dimaksud
serta model ini memiliki keunggulan untuk memahami (mempelajari) suatu konsep dengan
cara lebih efektif.
Inti utama dari hasil belajar yang dapat dicapai menggunakan model pemerolehan
konsep ini adalah (a) Konsep khusus/tertentu, (b) Hakikat konsep, (c) Penalaran logis dan
berpikir tingkat tinggi, serta (d) Keterampilan komunikasi. (Arends, 2008: 151).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
pemerolehan konsep adalah model pembelajaran yang menggunakan data untuk
mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan menyajikan
contoh dan noncontoh, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati atau memahami
data yang disajikan oleh guru tersebut sehingga siswa mampu meraih dan mengembangkan
pemahaman mereka tentang konsep.
a. Menunjukkan serangkaian contoh dan bukan contoh dari konsep yang akan
dipelajari secara berurutan;
c. Menegaskan dan menjelaskan nama dan definisi atau rumusan suatu konsep;
d. Menunjukkan contoh dan bukan contoh tambahan, kemudian meminta siswa untuk
mengklasifikasikannya;
e. Menguji pemahaman siswa tentang konsep berdasarkan contoh yang mereka buat
sendiri.
1) Tahap pertama; guru menyajikan data kepada siswa. Setiap data merupakan contoh
dan bukan contoh yang terpisah. Data tersebut dapat berupa peristiwa, orang, objek,
cerita, dan lain-lain. Siswa diberitahu bahwa dalam daftar data yang disajikan terdapat
beberapa data yang memiliki kesamaan. Mereka diminta untuk memberi nama konsep
tersebut, dan menjelaskan definisi konsep berdasarkan ciri- cirinya.
2) Tahap kedua; siswa menguji pencapaian konsep mereka. Pertama dengan cara
mengidentifikasi contoh tambahan lain yang mengacu pada konsep tersebut. Atau
kedua dengan memunculkan contoh mereka sendiri. Setelah itu, guru mengkonfirmasi
kebenaran dari dugaan siswanya terhadap konsep tersebut, dan meminta mereka untuk
merevisi konsep yang masih kurang tepat.
d. Bila jumlah siswa dalam satu kelas sangat besar, maka pengajar akan kesulitan
dalam membimbing siswa yang membutuhkan bimbingan
e. Dibutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk pembuatan dan
pengembangan perangkat pembelajaran.
segitiga yang diajarkan pada kelas IV. Dalam Hal ini untuk mencapai model belajar
Pencapaian konsep guru harus memenuhi fase penyajian data dan identifikasi
konsep, fase pengujian pencapaian konsep, dan fase analisis strategi berfikir.
Guru dapat menyampaikan materi dengan lengkap dan jelas kepada siswa,
seperti:
Jenis-Jenis Segitiga
a. Segitiga lancip
Segitiga lancip adalah segitiga yang besar tiap sudutnya merupakan sudut
lancip atau besar sudutnya antara 0°
sampai dengan 90°.
b. Segitiga tumpul
c. Segitiga siku-siku
Ditinjau dari panjang sisi-sisinya, segitiga dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Segitiga Sembarang
Segitiga
sama kaki
adalah
segitiga
yang
2. Jenis-
jenis
Ditinjau dari besar sudut dan panjang sisinya, segitiga terbagi menjadi tujuh
macam. Perhatikan table berikut ini :
Gambar segitiga:
6. Segitiga Tumpul
sembarang
8. Segitiga Istimewa
Segitiga istimewa merupakan
segitiga yang memiliki sifat-sifat khusus
(istimewa), baik mengenai hubungan
panjang sisi-sisinya maupun
hubungan besar sudut- sudutnya. Yang
merupakan segitiga istimewa di
antara jenis-jenis segitiga adalah :
– Segitiga siku-siku
3.1 Kesimpulan
(1) Model pembelajaran pemerolehan konsep adalah model pembelajaran yang
menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru
mengawali pengajaran dengan menyajikan contoh dan noncontoh, kemudian guru
meminta siswa untuk mengamati atau memahami data yang disajikan oleh guru
tersebut sehingga siswa mampu meraih dan mengembangkan pemahaman mereka
tentang konsep.
(2) Sifat-sifat konsep dalam metode pembelajaran pemerolehan konsep adalah sebagai
berikut:
a. Konsep dapat Dimasukkan ke dalam Beberapa Kategori
b. Konsep Dipelajari melalui Contoh dan Bukan Contoh
c. Konsep Dipengaruhi oleh Konteks Sosial
d. Konsep Memiliki Definisi dan Nama
e. Konsep Memiliki Atribut Penting dan Atribut Tidak Penting
(3) Joyce dan Weildalam Huda (20014, hlm.82) mengemukakan bahwa model
pembelajaran pencapaian konsep memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a. Tahap-tahap pelaksanaan
i. Fase pertama : penyajian data dan identifikasi konsep
ii. Fase kedua : pengujian pencapaian konsep :
iii. Fase ketiga : analisis strategi berfikir
b. Sistem sosial
c. Prinsip-prinsip pengelolaan /reaksi
d. Sistem pendukung
Dari contoh penerapan dalam materi Jenis segitiga kelas IV diperoleh bahwa
pentingnya guru untuk memberikan materi, melakukan pengujian potensi siswa, dan
pengujian analisis hasil belajar siswa untuk mencapi model belajar pencapaian
konsep.
3.2. Saran
a) Guru diharapkan lebih cermat untuk menentukan model pembelajaran sesuai dengan
apa yang diajarkan sehingga materi dapat ditangkap siswa dengan mudah.
b) Guru harus memberikan konsep yang terkait dengan materi pembelajaran.
c) Guru harus memberikan pembelajaran dengan menarik.
d) Guru harus memberikan penyajian data dengan benar dan mudah ditangkap oleh
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. L. 2008. Belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Eggen, Paul, Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.
Hakim, Lukman. 2017. Implementasi Model Pembelajaran Peraihan Konsep
(Concept Attaiment Model) Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas X Ipa Sma
Al-Falah Bandung. Skripsi. FKIP Unpas.
Sunendar, Ahmat Nurdin. 2013. Pengaruh Penerapan Model Peraihan Konsep
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Skripsi. Fakultas MIPA,
Universitas Lampung.
Suherman, E. 1994. Evaluasi proses dan hasil belajar matematika modul 1-6. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru STLP Setara D-
III.