Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PEMBELAJARAN INOVATIF I

“PEMBELAJARAN PEMEROLEHAN KONSEP”


Dosen Pengampu : Dr. Endah Budi Rahaju, M.Pd.
Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.

Penyusun :
Kelompok 2/Kelas 2018C
Candra Ainur Rofiq (18030174030)
Nabilla Dihni Amilia (18030174032)
Sherina Ayu Salsabilah (18030174033)
Nur Izzatul Islamiyah (18030174051)
Fransisca Nur Zuraidha (18030174090)
Bintari Tri Ambarwati (18030174098)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019/2020
KATA PENGATAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah maka kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini Kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“Pembelajaran Pemerolehan Konsep”. Dalam rangka untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Inovatif I di prodi Pendidikan Matematika semester tiga dengan
dosen pengampu mata kuliah adalah Dr. Endah Budi Rahaju, M.Pd. dan Dr. Janet
Trineke Manoy, M.Pd.. Kami berharap dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
memaklumi bila isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang Kami buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.

Surabaya, 14 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran memiliki berbagai macam metode. Salah satu diantaranya adalah
metode pembelajaran pemerolehan konsep. Metode ini biasa juga disebut dengan model
peralihan konsep ataupun pencapaian konsep. Metode ini mula-mula didesain oleh Joice
dan Well (1972) yang didasarkan pada hasil riset Jerome Bruner dengan maksud bukan
hanya untuk mengembangkan berpikir induktif, tetapi juga untuk menganalisis dan
mengembangkan konsep. Bruner dalam Sanusi (2006: 75) berpendapat bahwa belajar
matematika ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur- struktur matematika yang
terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara
konsep-konsep dan struktur-struktur matematika.
Pembelajaran ini didasari karena guru yang hanya memberikan rumus saja, sedangkan
tidak semua siswa dapat memahami apa yang diajarkan jika cara penyampaiannya
hanaya seperti itu. Siswa lebih mudah memahami jika diberikan penggambaran di
lingkungan sekitar mereka. Mereka bisa membayangkan dan merasa ikut serta harus
menyelesaikan permasalahan yang ada. Selain itu, dengan pemerolehan konsep,
pembelajaran dirasa lebih bermakna karena guru harus menghubungkan konsep yang
akan diajarkan dengan konsep-konsep yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Dengan adanya metode pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat menerima materi
lebih baik lagi. Siswa tidak hanya mengingat apa yang diajarkan guru, tetapi juga
memahami materi yang diajarkan dan mampu mengaitkan dengan materi sebelumnya.
Dengan begitu, pembelajaran akan terasa lebih bermakna.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran pemerolehan konsep?
2. Apa tujuan model pembelajaran pemerolehan konsep?
3. Bagaimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam model pembelajaran
pemerolehan konsep?
4. Bagaimana penerapan model pembelajaran pemerolehan konsep dalam bidang
matematika?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan model pembelajaran pemerolehan
konsep.
2. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran pemerolehan konsep.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilalui dalam model pembelajaran
pemerolehan konsep.
4. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran pemerolehan konsep dalam bidang
matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Pemerolehan Konsep
Model Pemerolehan konsep mula-mula didesain oleh Joice dan Well (1972) yang
didasarkan pada hasil riset Jerome Bruner dengan maksud bukan hanya untuk
mengembangkan berpikir induktif, tetapi juga untuk menganalisis dan mengembangkan
konsep. Bruner dalam Sanusi (2006: 75) berpendapat bahwa belajar matematika ialah
belajar tentang konsep-konsep dan struktur- struktur matematika yang terdapat didalam
materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika. Peserta didik harus menemukan keberaturan dengan cara
memanipulasi material yang berhubungan dengan keteraturan intuitif yang sudah dimiliki
oleh peserta didik. Dengan demikian, peserta didik dalam belajar haruslah terlibat aktif
mentalnya. Lebih jauh, Bruner juga mengungkapkan bahwa cara terbaik untuk belajar
adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk sampai pada
suatu kesimpulan.
Model Pemerolehan Konsep adalah proses mengidentifikasi dan mendefinisikan
konsep dengan jalan menemukan atributnya yang paling esensial sesuai dengan pengertian
konsep yang dipelajari. Atribut tersebut harus membedakan contoh konsep itu dengan yang
bukan contoh konsep. Oleh karena itu model Pemerolehan Konsep (Concept Attainment
Model) adalah model pembelajaran induktif yang dirancang membantu siswa segala umur
untuk belajar konsep sekaligus mempraktikkan keterampilan berpikir analitis ((Klausmeier,
1985; Tennyson & Cocchiarella, 1986) dalam Arends, 2008 : 151).
Model pemerolehan konsep cukup sulit dilakukan untuk siswa sekolah menengah
karena permasalahan yang ditekankan adalah permasalahan seharihari, dimana siswa masih
terbiasa dengan permasalahan akademik. Permasalahan sehari-hari adalah masalah yang ada
di masyarakat, dan bukan merupakan masalah akademik seperti yang tercantum pada
kurikulum. Tetapi jika permasalahan sehari-hari dapat dikaitkan dengan konsep atau prinsip
yang ada dalam kurikulum, maka siswa akan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip
tersebut melalui pembelajaran pemerolehan konsep.
Eggen dan Kauchak (2012: 218) dalam Sunendar menyatakan model pemerolehan
konsep adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dari semua usia
mengembangkan dan menguatkan pemahaman mereka tentang konsep dan mempraktikkan
kemampuan berpikir kritis. Pada model pembelajaran ini, siswa tidak disediakan rumusan
suatu konsep, tetapi mereka menemukan konsep tersebut berdasarkan contoh-contoh yang
memiliki penekanan-penekanan terhadap ciri dari konsep itu.
Sanusi (2006: 72) menyatakan bahwa pada prinsipnya, model pemerolehan konsep
adalah suatu strategi mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada
siswa, dimana guru mengawali pembelajaran dengan menyajikan data berupa contoh dan
noncontoh dari suatu konsep, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati/memahami
data yang disajikan oleh guru tersebut. Atas dasar ini, kemudian dibentuk abstraksi. Model
pemerolehan konsep adalah suatu strategi pembelajaran induktif yang didesain untuk
membantu siswa pada semua usia dalam mempelajari konsep dan membuat hipotesis
tentang apa kemungkinan konsepnya, menganalisis hipotesishipotesis mereka dengan
melihat contoh dan noncontoh, yang pada akhirnya sampai pada konsep yang dimaksud
serta model ini memiliki keunggulan untuk memahami (mempelajari) suatu konsep dengan
cara lebih efektif.
Inti utama dari hasil belajar yang dapat dicapai menggunakan model pemerolehan
konsep ini adalah (a) Konsep khusus/tertentu, (b) Hakikat konsep, (c) Penalaran logis dan
berpikir tingkat tinggi, serta (d) Keterampilan komunikasi. (Arends, 2008: 151).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
pemerolehan konsep adalah model pembelajaran yang menggunakan data untuk
mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan menyajikan
contoh dan noncontoh, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati atau memahami
data yang disajikan oleh guru tersebut sehingga siswa mampu meraih dan mengembangkan
pemahaman mereka tentang konsep.

B. Sifat-Sifat Konsep dalam Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep


1. Konsep dapat Dimasukkan ke dalam Beberapa Kategori
Cara menggolongkan konsep adalah berdasarkan struktur aturan yang
mendefinisikan penggunaannya, seperti :
a) Konsep penghubung yaitu konsep yang struktur aturannya konstan dengan atribut-
atribut penting dikombinasikan dengan cara menambah dan selalu sama.
b) Konsep Pemisah yaitu konsep yang struktur aturannya tidak konstan.Konsep ini
lebih luas dan lebih fleksibel dan memungkinkan seperangkat atribut alternatif.
c) Konsep Relasional yaitu konsep yang struktur aturannya tergantung pada
hubungannya.
2. Konsep Dipelajari melalui Contoh dan Bukan Contoh
Mempelajari konsep tertentu dengan melibatkan pengidentifikasian contoh
dan bukan contoh. Misalnya uang koin itu berbentuk lingkaran dan tidak berbentuk
persegi panjang.
3. Konsep Dipengaruhi oleh Konteks Sosial
Atribut penting konsep penghubung, seperti segitiga samasisi adalah tetap
disemua konsep social. Misalnya konsep geografis utara dan selatan dalam kaitannya
dengan iklim. Anak-anak belahan bumi utara diajari bahwa bila orang pergi ke arah
selatan, iklimnya lebih hangat.
4. Konsep Memiliki Definisi dan Nama
Semua konsep memiliki nama atau label dan defenisi yang kurang lebih tepat.
Nama dan definisi memungkinkan pemahaman yang sama dan komunikasi dengan
orang lain menggunakan konsep tersebut. Keduanya merupakan prasyarat dalam
pembelajaran konsep. Akan tetapi nama merupakan buatan manusia dan pada
dasarnya dibuat sesuka hati. Mengetahui nama tidak berarti siswa memahami konsep.
Inilah yang membuat sulit pengajaran konsep.
5. Konsep Memiliki Atribut Penting dan Atribut Tidak Penting
Konsep memiliki atribut yang menggambarkan dan mendefinisikan. Beberapa
atribut adalah penting dan digunakan untuk memisahkan satu konsep dengan konsep
lainnya. Misalnya, segitiga sama sisi adalaha segitiga yang memiliki tiga isisi yang
sama panjang. Atribut penting merupakan hal yang harus ada dalam segitiga karena
segitiga tanpa tiga sisi sama bukanlah merupakan segitiga sama sisi. Konsep juga
memiliki atribut yang tidak penting. Misalnya, ukuran adalah atribut tidak penting
dari segitiga sama sisi. Semua konsep memiliki atribut penting dan tidak penting dan
kadang sulit bagi siswa untuk membedakan keduanya.

C. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep


Pembelajaran pemerolehan konsep (concept attainment) banyak melibatkan operasi
mental siswa. Dalam hal ini metode ilmiah dibutuhkan untuk mengidentifikasi operasi mental
siswa, terutama untuk pencapaian konsep dalam waktu singkat, meliputi analisis tingkah
laku, observasi dan bertanya musti dilakukan sebagai tugas dalam pembelajaran. Analisis
tingkah laku didasarkan pada uji operasi mental siswa. Siswa diinstruksikan untuk membuat
catatan-catatan tentang apa yang mereka percayai tentang exemplar yang sudah dimilikinya.
Kemudian, guru memberikan beberapa set exemplar dan bertanya pada mereka apakah
mereka masih memiliki ide yang sama. Guru meneruskan untuk mempresentasikan exemplar-
exemplar sehingga sebagian besar siswa memiliki suatu ide yang mereka pikir akan menahan
kecermatan penelitiannya. Pada saat itu, guru bertanya kepada salah satu siswa untuk
menggabungkan ide teman-temannya dan bagaimana cara teman- temannya dalam
menggabungkan ide-idenya.
Joyce dan Weildalam Huda (20014, hlm.82) mengemukakan bahwa model
pembelajaran pencapaian konsep memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1) Tahap-tahap pelaksanaan
Tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran pencapaian konsep ialah tahap-tajap
kegiatan dari model pembelajaran pencapaian konsep. Model pembelajaran pencapaian
konsep memiliki tiga fase kegiatan yaitu:
a) Fase pertama : penyajian data dan identifikasi konsep
i. Pengajar menyajikan contoh yang telah diberi nama konsep
ii. Siswa membandingkan ciri-ciri dalam contoh dan non contoh
iii. Siswa membuat dan menguji hipotesis
iv. Siswa membuat definisi tentang konsep atas ciri-ciri esensial
b) Fase kedua : pengujian pencapaian konsep :
i. Siswa mengidentifikasi contoh yang tidak diberi nama konsep dengan
menyatakan “ya” atau “bukan”.
ii. Pengajar menegaskan hipotesis, nama konsep, dan menyatakan kembali definisi
konsep yang sesuai dengan ciri-ciri esensial.
iii. Siswa membuat (memberikan) contoh.
c) Fase ketiga : analisis strategi berfikir
i. Siswa mengungkapkan pemikirannya.
ii. Siswa mendiskusikan hipotesis dan ciri-ciri konsep.
iii. Siswa mendiskusikan tipe dan macam hipotesis.
2) Sistem sosial
Sistem sosial model pembelajaran pencapaian konsep ialah situasi atau suasana, dan
norma yang berlakudalam modelpencapaian konsep. Model ini memiliki struktur yang
moderat. Pengajar melakukan pengendalian terhadap aktivitas siswa, tetapi dapat
dikembangkan menjadi kegiatan dialog bebas dalam fase itu. Dengan pengorganisasian
kegiatan itu, diharapkan siswa akan lebih memperhatikan inisiatifnya untuk melakukan
proses induktif, bersamaan dengan bertambahnya pengalaman dalam melibatkan diri
dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Prinsip-prinsip pengelolaan /reaksi
Prinsip-prinsip pengelolaan /reaksi dari model pembelajaran pencapaian konsep adalah
a) Memberikan dukungan dengan menitikberatkan pada sifat hipotesis dari diskusi-
diskusi yang berlangsung.
b) Memberikan bantuan pada siswa dalam mempertimbangkan hipotesis.
c) Memusatkan perhatian siswa terhadap contoh-contoh yang spesifik.
d) Memberikan bantuan kepada siswa dalam mendiskusikan dan menilai strategi
berpikir yang mereka pakai.
4) Sistem pendukung
Sistem pendukung model pembelajaran pencapaian konsep ialah segala sarana,
bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran pencapaian konsep.
Sarana pendukung yang diperlukan dapat berbentuk gambar, foto, diagram, slide, tape, LKS,
dan data yang terpilih dan terorganisasikan dalam bentuk unit-unit yang berfungsi memberikan
contoh-contoh.

D. Tujuan Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep


Pada umunya penerapan pembelajaran model konsep mengandung dua tujuan utama
yaitu:
1. Tujuan Isi
Tujuan isi model konsep menurut Eggen dan Kauchak dalam huda (2014,
hlm.84) bahwa, lebih efektif untuk memperkaya suatu konsep dari pada belajar
pemula (initial learning). Dan juga akan efektif dalam membantu siswa memahami
hubungan-hubungan antara konsep-konsep yang terkait erat dan digunakan dalam
bentuk review. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model
pencapaian konsep berkaitan dengan tujuan isi tersebut, yaitu:
a) Model pencapaian konsep didesain khusus untuk mengajarkan konsep secara
eksklusif. Jadi, berfokus semata-mata pada pembelajaran konsep.
b) Siswa yang diajari suatu konsep dengan menggunakan model pencapaian konsep
harus memiliki latar belakang pengetahuan tentang konsep tersebut.
2. Tujuan pengembangan berpikir keritis siswa
Model pencapaian konsep lebih memfokuskan pada pengembangan berpikir
keritis siswa dalam bentuk menguji hipotesis. Dalam pembelajaran harus ditekankan
pada analisis siswa terhadap hipotesis yang ada dan mengapa hipotesis itu diterima,
dimodifikasi, atau ditolak. Siswa harus dilatih dalam menciptakan jenis-jenis
kesimpulan, seperti membuat contoh penyangkal atau non-contoh, dan sebagainya..
Menurut Suherman (1994:35) model pemerolehan konsep merupakan model
yang sangat efisien untuk menyajikan informasi yang teroganisasi dalam berbagai
bidang studi. Salah satu keunggulan model pemerolehan konsep ini adalah
meningkatkan kemampuan untuk belajar lebih mudah dan lebih efektif. Bahkan
dikatakan dari hasil kajian keberlakuan model pemerolehan konsep diperoleh
petunjuk yang meyakinkan secara akademis dan praktis, bahwa model pemerolehan
konsep dapat digunakan untuk sasaran belajar dari berbagai usia. Hasil belajar yang
dapat dicapai menggunakan model pemerolehan konsep ini adalah (a) Konsep
khusus/tertentu, (b) Hakikat konsep, (c) Penalaran logis dan berpikir tingkat tinggi,
serta (d) Keterampilan komunikasi.

E. Sintaks Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep

Naylor & Diem dalam Sunendar (2013) menguraikan langkah-langkah pembelajaran


pemerolehan konsep sebagai berikut:

a. Menunjukkan serangkaian contoh dan bukan contoh dari konsep yang akan
dipelajari secara berurutan;

b. Menyediakankesempatan kepada siswa untuk menguji contoh dan bukan contoh


serta menduga aturan suatu konsep;

c. Menegaskan dan menjelaskan nama dan definisi atau rumusan suatu konsep;

d. Menunjukkan contoh dan bukan contoh tambahan, kemudian meminta siswa untuk
mengklasifikasikannya;

e. Menguji pemahaman siswa tentang konsep berdasarkan contoh yang mereka buat
sendiri.

Bruce Joyce dalam Hakim (2017) menjelasan mengenai tahap-tahap model


pembelajaran concept attainment, yakni:

1) Tahap pertama; guru menyajikan data kepada siswa. Setiap data merupakan contoh
dan bukan contoh yang terpisah. Data tersebut dapat berupa peristiwa, orang, objek,
cerita, dan lain-lain. Siswa diberitahu bahwa dalam daftar data yang disajikan terdapat
beberapa data yang memiliki kesamaan. Mereka diminta untuk memberi nama konsep
tersebut, dan menjelaskan definisi konsep berdasarkan ciri- cirinya.
2) Tahap kedua; siswa menguji pencapaian konsep mereka. Pertama dengan cara
mengidentifikasi contoh tambahan lain yang mengacu pada konsep tersebut. Atau
kedua dengan memunculkan contoh mereka sendiri. Setelah itu, guru mengkonfirmasi
kebenaran dari dugaan siswanya terhadap konsep tersebut, dan meminta mereka untuk
merevisi konsep yang masih kurang tepat.

3) Tahap ketiga; mengajak siswa untuk menganalisis atau mendiskusikan strategi,


sampai mereka dapat memperoleh konsep tersebut. Dalam keadaan sebenarnya, pasti
penelusuran konsep yang mereka lakukan berbeda-beda. Ada yang mulai dari umum,
ada yang mulai dari khusus, dan lain-lain. Akan tetapi, perbedaan strategi di antara
siswa ini menjadi pelajaran bagi yang lainnya untuk memilih strategi mana yang
paling tepat dalam memahami suatu konsep.

F. Pendekatan dalam Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep


Ada 3 pendekatan untuk pengajaran konsep,antara lain:
1) Presentasi langsung (Direct presentation)
Pada pendekatan presentasi langsung,guru secara hati-hati menyediakan
urutan presentasi expository (penjelasan) dan/atau interrogatory (pemeriksaan) pada
konsep,mengandung banyak konsep contoh ilustratif. Pendekatan presentasi langsung
untuk pengajaran konsep membuat perbedaan tentang kebiasaan guru yang sesuai
berdasarkan pada hakikat konsep yang diajarkan.
2) Pembentukan konsep (Concept formation)
Berdasarkan kerja Hilda Taba (1967), pendekatan ini sangat bermanfaat ketika
tujuan belajar mengandung penemuan konsep baru dan pengembangan konsep-
strategi pembangunan. Pelajaran pembentukan konsep mengandung pertolongan bagi
siswa untuk membedakan properti objek atau kejadian,untuk mengelompokkan
properti ini berdasarkan pada unsur umum,dan untuk membentuk kategorinya sendiri
dan melabeli skema. Tujuan utamanya adalah pengembangan keahlian membedakan
dan mengelompokkan.
3) Pencapaian konsep (Concept attainment)
Dipengaruhi oleh kerja Bruner dan koleganya (1956), pendekatan pencapaian
konsep digunakan ketika siswa siap dengan beberapa ide mengenai konsep tertentu
atau seperangkat konsep. Melalui pertimbangan berbagai contoh dan noncontoh dari
konsep tertentu,guru mempromosikan berpikir induktif oleh siswa dan menolong
mereka mengawasi proses berpikir mereka.
G. Dampak Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep
Penggunaan model Pembelajaran Pencapaian Konsep diharapkan akan
mengoptimalkan dampak instruksional dan dampak pengiring.
1. Dampak Instruksional
a. Penguasaan Bahan Ajar
Ciri khas yang membedakan model pembelajaran untuk menumbuhkan
kemampuan metakognitif dengan model pembelajaran yang sering dipergunakan oleh
guru selama ini adalah adanya pengajaran dan pelatihan strategi kognitif , baik dalam
memahami materi maupun dalam pemecahan masalah. Penggunaan strategi-strategi
belajar yang tepat dalam belajar dapat menjadikan proses belajar menjadi lebih
bermakna, sehingga pencapaian hasil belajar menjadi optimal.
b. Kemampuan Metakognitif dalam Memahami Materi
Kemampuan metakognitif memahami materi digolongkan sebagai dampak
instruksional dalam model pembelajaran ini, karena siswa diarahkan secara langsung
pada tujuan peningkatan kemampuan metakognitifnya selain penguasaan bahan ajar
yang dituju. Kemampuan metakognitif memahami materi yang dimaksudkan dalam
Model PMKM adalah kemampuan memilih, menggunakan, dan mengontrol
strategistrategi belajar dalam memahami materi, yang meliputi: strategi menggaris
bawahi ide/rumus penting, strategi membuat catatan pinggir, strategi membuat
rangkuman, dan strategi membuat peta konsep.
c. Kemampuan Metakognitif dalam Pemecahan Masalah
Kemampuan metakognitif pemecahan masalah digolongkan sebagai dampak
instruksional dalam model pembelajaran ini, karena siswa diarahkan secara langsung
pada tujuan peningkatan kemampuan metakognitif pemecahan masalah selain
penguasaan bahan ajar matematika. Kemampuan metakognitif pemecahan masalah
yang dimaksudkan dalam Model PMKM adalah kemampuan memilih, menggunakan,
dan mengontrol strategi-strategi belajar dalam pemecahan masalah pelajaran, yang
meliputi: penggunaan heuristik, prosedur berpikir maju, prosedur berpikir mundur,
prosedur berpikir induktif, dan prosedur berpikir deduktif. dan dilatih untuk memilih,
menggunakan, dan mengontrol strategi kognitif dalam memecahkan masalah.
2. Dampak Pengiring
a. Kemandirian dalam Belajar
Melalui latihan yang kontinu siswa dapat memilih sendiri strategi kognitif
yang sesuai dengan gaya dan tipe belajar dia, serta sesuai dengan karakteristik materi
yang dipelajari dan karakteristik masalah yang akan dipecahkan.
b. Keaktifan Belajar
Sebagian fase-fase dari sintaks memberikan lebih banyak ruang dan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada fase-
fase tersebut, keterlibatan siswa sanga dominan dalam menerapkan secara langsung
berbagai strategi kognitif, baik dalam memahami materi maupun dalam pemecahan
masalah.
c. Sikap Positif
Dampak lanjutan dari keampuan siswa memilih, menggunakan, dan
mengontrol penggunaan berbagai strategi kognitif serta keterlibatan siswa yang sangat
dominan dalam proses belajar adalah terciptanya suasana belajar yang menyenangkan.
Siswa tidak lagi diselimuti oleh anggapan-anggapan bahwa mata pelajaran yang sulit
untuk dipelajari.

H. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep

A. Pemerolehan konsep memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

a. Model pemerolehan konsep dapat membuat pengajaran lebih konkrit

b. Model pemerolehan konsep membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran

c. Proses pembelajaran lebih menarik

d. Siswa dirangsang lebih baik dalam pemrosesan informasi

e. Model pemerolehan konsep meningkatkan pemahaman konsep pengetahuan


siswa.

B. Pemerolehan konsep memiliki beberapa kekurangan, yaitu :

a. Siswa yang memiliki kemampuan pemahaman rendah akan kesulitan untuk


mengikuti pelajaran, karena siswa akan diarahkan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang diajukan.

b. Tingkat keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh penyajian data yang


disajikan oleh guru.
c. Siswa kurang memahami materi pembelajaran yang didalamnya ada metode
praktikum, karena model ini lebih mnguat kan konsep siswa.

d. Bila jumlah siswa dalam satu kelas sangat besar, maka pengajar akan kesulitan
dalam membimbing siswa yang membutuhkan bimbingan

e. Dibutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk pembuatan dan
pengembangan perangkat pembelajaran.

I. Penerapan Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep


Kami menggunakan contoh penerapan dalam Matematika yaitu Jenis-Jenis

segitiga yang diajarkan pada kelas IV. Dalam Hal ini untuk mencapai model belajar

Pencapaian konsep guru harus memenuhi fase penyajian data dan identifikasi

konsep, fase pengujian pencapaian konsep, dan fase analisis strategi berfikir.

(1) Fase Penyajian Data

Guru dapat menyampaikan materi dengan lengkap dan jelas kepada siswa,

seperti:

Jenis-Jenis Segitiga

1. Jenis-jenis Segitiga Ditinjau dari Sudut-sudutnya

Ditinjau dari susut-susutnya, segitiga dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Segitiga lancip

Segitiga lancip adalah segitiga yang besar tiap sudutnya merupakan sudut
lancip atau besar sudutnya antara 0°
sampai dengan 90°.
b. Segitiga tumpul

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah


satu dari tiga sudutnya merupakan sudut
tumpul atau besar sudutnya antara 90° dan
180°.

c. Segitiga siku-siku

Segitiga siku- siku adalah segitiga yang salah


satu sudutnya siku–siku atau besar sudutnya 90°.
2. Jenis-jenis Segitiga Ditinjau dari Panjang Sisi-sisinya

Ditinjau dari panjang sisi-sisinya, segitiga dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Segitiga Sembarang

Segitiga sembarang adalah segitiga


yang ketiga sisinya berbeda
panjangnya dan ketiga sudutnya berbeda
besarnya.

b. Segitiga sama sisi

Segitiga sama sisi adalah segitiga


yang ketiga sisinya sama panjang.
c. Segitiga
sama kaki

Segitiga
sama kaki
adalah
segitiga
yang

mempunyai dua sisi sama panjang.

2. Jenis-
jenis

Segitiga Ditinjau dari besar sudut dan Panjang Sisinya

Ditinjau dari besar sudut dan panjang sisinya, segitiga terbagi menjadi tujuh
macam. Perhatikan table berikut ini :
Gambar segitiga:

1. Segitiga Lancip sama sisi

2. Segitiga Lancip sama kaki

3. Segitiga Tumpul sama kaki

4. Segitiga Siku-siku sama kaki


5. Segitiga Lancip sembarang

6. Segitiga Tumpul
sembarang

7. Segitiga Siku-siku sembarang

8. Segitiga Istimewa
Segitiga istimewa merupakan
segitiga yang memiliki sifat-sifat khusus
(istimewa), baik mengenai hubungan
panjang sisi-sisinya maupun
hubungan besar sudut- sudutnya. Yang
merupakan segitiga istimewa di
antara jenis-jenis segitiga adalah :
– Segitiga siku-siku

– Segitiga sama kaki

– Segitiga sama sisi

(2) Fase Pengujian Konsep

Guru memberikan tugas mandiri maupun kuis


setelah pemberian materi

(3) Fase Analisis Berfikir

Setelah mengadakan kuis secara terstruktur, guru


menganalisis hasil belajar siswa.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
(1) Model pembelajaran pemerolehan konsep adalah model pembelajaran yang
menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru
mengawali pengajaran dengan menyajikan contoh dan noncontoh, kemudian guru
meminta siswa untuk mengamati atau memahami data yang disajikan oleh guru
tersebut sehingga siswa mampu meraih dan mengembangkan pemahaman mereka
tentang konsep.

(2) Sifat-sifat konsep dalam metode pembelajaran pemerolehan konsep adalah sebagai
berikut:
a. Konsep dapat Dimasukkan ke dalam Beberapa Kategori
b. Konsep Dipelajari melalui Contoh dan Bukan Contoh
c. Konsep Dipengaruhi oleh Konteks Sosial
d. Konsep Memiliki Definisi dan Nama
e. Konsep Memiliki Atribut Penting dan Atribut Tidak Penting

(3) Joyce dan Weildalam Huda (20014, hlm.82) mengemukakan bahwa model
pembelajaran pencapaian konsep memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a. Tahap-tahap pelaksanaan
i. Fase pertama : penyajian data dan identifikasi konsep
ii. Fase kedua : pengujian pencapaian konsep :
iii. Fase ketiga : analisis strategi berfikir
b. Sistem sosial
c. Prinsip-prinsip pengelolaan /reaksi
d. Sistem pendukung

(4) Tujuan model pembelajaran pemerolehan konsep


a. Tujuan Isi
Tujuan isi model konsep menurut Eggen dan Kauchak dalam huda (2014,
hlm.84) bahwa, lebih efektif untuk memperkaya suatu konsep dari pada belajar
pemula (initial learning).
b. Tujuan pengembangan berpikir keritis siswa
Model pencapaian konsep lebih memfokuskan pada pengembangan berpikir
keritis siswa dalam bentuk menguji hipotesis.

(5) Sintaks Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep


a. Naylor & Diem dalam Sunendar (2013) menguraikan langkah-langkah
pembelajaran pemerolehan konsep sebagai berikut:
b. Menunjukkan serangkaian contoh dan bukan contoh dari konsep yang akan
dipelajari secara berurutan;
c. Menyediakankesempatan kepada siswa untuk menguji contoh dan bukan contoh
serta menduga aturan suatu konsep;
d. Menegaskan dan menjelaskan nama dan definisi atau rumusan suatu konsep;
e. Menunjukkan contoh dan bukan contoh tambahan, kemudian meminta siswa
untuk mengklasifikasikannya;
f. Menguji pemahaman siswa tentang konsep berdasarkan contoh yang mereka buat
sendiri.

(6) Pendekatan dalam Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep


a. Presentasi langsung (direct presentation)
b. Pembentukan konsep (concept formation)
c. Pencapaian konsep (concept attainment)

(7) Dampak Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep


i. Dampak Instruksional
1. Penguasaan Bahan Ajar
2. Kemampuan Metakognitif dalam Memahami Materi
3. Kemampuan Metakognitif dalam Pemecahan Masalah
ii. Dampak Pengiring
1. Kemandirian dalam Belajar
2. Keaktifan Belajar
3. Sikap Positif

(8) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep


Model pembelajaran pemerolehan konsep memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
a. Model pemerolehan konsep dapat membuat pengajaran lebih konkrit
b. Model pemerolehan konsep membuat siswa lebih mudah memahami
pelajaran
c. Proses pembelajaran lebih menarik
Model pembelajaran pemerolehan konsep memiliki beberapa kekurangan, antara
lain:
d. Siswa yang memiliki kemampuan pemahaman rendah akan kesulitan
untuk mengikuti pelajaran, karena siswa akan diarahkan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan.
e. Tingkat keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh penyajian data yang
disajikan oleh guru.
f. Siswa kurang memahami materi pembelajaran yang didalamnya ada
metode praktikum, karena model ini lebih mnguat kan konsep siswa.
(9) Penerapan Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep

Dari contoh penerapan dalam materi Jenis segitiga kelas IV diperoleh bahwa
pentingnya guru untuk memberikan materi, melakukan pengujian potensi siswa, dan
pengujian analisis hasil belajar siswa untuk mencapi model belajar pencapaian
konsep.

3.2. Saran
a) Guru diharapkan lebih cermat untuk menentukan model pembelajaran sesuai dengan
apa yang diajarkan sehingga materi dapat ditangkap siswa dengan mudah.
b) Guru harus memberikan konsep yang terkait dengan materi pembelajaran.
c) Guru harus memberikan pembelajaran dengan menarik.
d) Guru harus memberikan penyajian data dengan benar dan mudah ditangkap oleh
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. L. 2008. Belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Eggen, Paul, Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.
Hakim, Lukman. 2017. Implementasi Model Pembelajaran Peraihan Konsep
(Concept Attaiment Model) Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas X Ipa Sma
Al-Falah Bandung. Skripsi. FKIP Unpas.
Sunendar, Ahmat Nurdin. 2013. Pengaruh Penerapan Model Peraihan Konsep
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Skripsi. Fakultas MIPA,
Universitas Lampung.
Suherman, E. 1994. Evaluasi proses dan hasil belajar matematika modul 1-6. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru STLP Setara D-
III.

Anda mungkin juga menyukai