Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

DAN APGAR SCORE


“Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Maternitas”

Disusun Oleh
Wulani Setianingrum
NIM 18112

AKPER MUHAMMADIYAH CIREBON


TAHUN AJARAN 2020/2021
Jl. Walet No. 21, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon Jawa Barat 45153
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
1) Pemeriksaan kesadaran : Komposmetis, Apatis, Somnolen, Sopor, Koma,
Delirium.
2) Mengukur tanda-tanda vital
a. Suhu : Kulit terasa hangat saat disentuh
b. Frekuensi denyut jantung
c. RR
3) Mengukur antropometri
a. Menimbang berat badan bayi
b. Mengukur panjang badan bayi
c. Mengukur lingkar kepala bayi
d. Mengukur lingkar dada bayi
e. Mengukur lingkar abdomen bayi (di umbilikus)
f. Mengukur lingkar lengan atas bayi
4) Pemeriksaan fisik sistematis
a. Pemeriksaan kepala
 Inspeksi : bentuk kepala, kebersihan kulit kepala, rambut, warna rambut,
 Palpasi fontanela : ubun-ubun, sutura, benjolan, luka
b. Pemeriksaan mata
 Inspeksi : kebersihan mata, kesimetrisan kedua mata, warna skera, warna
konjuntiva
 Kaji reflek kornea : dekatkan suatu objek ke kornea, maka mata akan
berkedip
 Kaji reflek cahaya : jika diberi cahaya, pupul akan berkontriksi
c. Pemeriksaan telinga
 Inspeksi : kebersihan kedua lubang telinga, kondisi membran timpani,
simetris kedua telinga dan kesejajaran antara daun telinga dengan kantus
lateral mata
 Kaji reflek startle : Jika didengarkan bunyi keras dengan kerincingan bayi,
lengan abduksi secara tiba-tiba
d. Pemeriksaan hidung
 Inspeksi : kebersihan, kesimetrisan letak lubang hidung, adanya septum
nasal, adanya keluaran sekret
 Kaji hembusan nafas dengan punggung tangan atau dengan gerakan kapas
 Kaji reflek glabelar : dengan mengetuk pangkal hidung dengan cepat
maka mata akan berespon dengan menutup dan rapat dengan cepat
 Cairan, edema, nafas
e. Pemeriksaan mulut dan tenggorokan
 Inspeksi : kebersihan mulut, keutuhan bibir, kelainan bibir
 Kaji rooting reflek : sentuh pipi sepanjang sisi mulut, bayi akan merespon
dengan cara kepala akan mengikuti arah stimulasi
 Kaji sucking reflek : Sentuh bibir bayi, bayi akan berespon dengan cara
menghisap kuat
 Kaji gag reflek : Stimulasi pada posterior faring dengan tube maka bayi
akan muntah
 Kaji extrusion reflek : Sentuh lidah dengan jari maka bayi akan
mendorong lidah keluar
f. Pemeriksaan leher
 Palpasi : apakah ada pembesaran kelenjar limfe
 Kaji tonic neck reflek : Arahkan kepala bayi menengok ke arah salah satu
sisi sedangkan tangan dan sisi kaki lainnya fleksi
 Kaji reflek rithing reflek : Saat bayi miring ke salah satu sisi, sisi yang
lain ikut miring ke sisi tersebut
g. Pemeriksaan dada (paru-paru)
 Pengembangan paru : simetris atau tidak
 Kaji suara nafas : vesikuler
 Kaji pergerakan dinding dada : Simetris/tidak dengan cara letakkan kedua
telapak tangan mendatar pada bagian dada dengan meletakkan kedua ibu
jari berada pada garis tengah sepanjang pinggir iga bagian bawah paru
 Perkusi paru : setiap sisi dada diperkusi dengan urutan yang sesuai untuk
membandingkan bunyinya
 Sirkulasi : CRT normal < 3 detik dengan cara menekan telapak tangan
atau telapak kaki
h. Pemeriksaan abdomen dan sistem pencernaan
 Observasi dinding dan bentuk abdomen : tampak cekung (skapoid), lesi
atau bekas luka
 Auskultasi : ada atau tidak peristaltik usus (normal jika suara seperti
berkumur)
 Perkusi : apakah terdapat asites, perkusi dimulai dari area epigastrium
menuju area abdomen bawah, suara normal yang terdengar adalah timfani
 Kaji turgor kulit bayi dengan cara mencubit abdomen bayi
i. Pemeriksaan genitalia
 Inspeksi kebersihan genitalia
 Jika laki-laki : kaji apakah testis sudah turun, kaji letak uretra apakah di
ujung penis atau belum (hipospadia/epispadia)
 Jika perempuan : inspeksi adakah lesi, klitoris dapat tertutup sedikit oelh
preputium
 Kaji letak meatus uretra pada bagian posterior klitoris
 Kaji letak orifisium vagina pada bagian posterior meatus uretra
j. Pemeriksaan tulang belakang
 Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara inspeksi terhadap adanya kelainan
tulang belakang seperti lordosis, kifosis, skoliosis, kelemahan serta
perasaan nyeri tulang belakang
k. Pemeriksaan anus
 Kaji apakah memiliki lubang anus atau tidak, kaji dengan memasukkan
thermometer rekatl pada anus bayi, kaji reflek spingter ani
l. Pemeriksaan Eksteremitas
 Inspeksi : Kebersihan kuku dan jari, simetris kanan-kiri, jumlah kuku dan
jari
 Kaji reflek grasp (mengenggam) : apabila telapak tangan (palmar) atau
telapak kaki (plantar) bayi disentuh maka bayi akan memberikan reaksi
fleksi atau mengenggam
 Kaji reflek babinski : berikan tekanan kuat tapi perlahan dari ibu jari yang
dimulai dari tumit menyusuri bagian lateral telapak kaki bayi memutar
menuju arah ibu jari, respon bayi dorsofleksi ibu jari dan mengembangkan
ibu jari dan jari-jari lainnya seperti kipas.
 Kaji reflek gallant : jika bagian sisi punggung sepanjang spina disentuh
maka pinggul bayi bergerak kea rah sisi yang disentuh. Reflek ini
menetap sampai usia <4 minggu
 Kaji reflek moro : kaji dengan mengagetkan bayi maka bayi akan
memberikan respon berupa eksteremitas ekstensi dan abduksi dengan
cepat, kadang disertai menanggis.
 Kaji reflek stepping : Jika tumit bayi disentuhkan pada bagian yang rata,
bayi akan terstimulasi untuk berjalan dengan menempatkan satu kakinya
di depan kaki yang lain.

Apgar Score
Skor apgar digunakan untuk menggambarkan kondisi bayi selama
beberapa menit pertama kehidupan. Skor ini dinilai pada menit pertama dan
kelima kehidupan. Jika skor masih dibawah 7 atau bayi memerlukan resusitasi
maka penilaian ini diteruskan setiap 5 menit sampai normal atau 20 menit.

Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Denyutjantung Tidakada Lambat<100 >100


(pulse)

Usaha nafas Tidakada Lambat, tidak Menangisdengankeras


(Respisratioon) teratur

Tonus otot Lemah Fleksipadaekstremita Gerakanaktif


(activity) s

Kepekaanreflek Tidakada Merintih Menangiskuat


(gremace)

Warna Birupucat Tubuhmerahmuda, Seluruhnyamerahmuda


(apperence) ekstremitasbiru
Atas dasar pengalaman klinis, skor apgar dapat dibagi dalam beberapa rentang
untuk menilai asfiksia neonatum :
1. Vigarous baby
Skor apgar 7-10. Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan
tindakan istimewa.
2. Mild-moderate asphyxia

Skor apgar 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung
>100x/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas
tidak ada.
3. Severe asphyxia

Skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung


<100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat,
refleks iritabilitas tidak ada

Skor apgar dapat digunakan untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan


resusitasi pada neonatus.Skor apgar pada menit 15 menit dan 20 menit lebih
bernilai dalam prognosis neonatus dibandingkan skor apgar pada menit 1dan5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

JUDUL :
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR DAN REFLEK
Tanggal terbit

Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai


selama wawancara, terutama dengan
menggunakan inspeksi atau observasi.
Selama pemeriksaan yang lebih formal,
alat-alat untuk percusi, palpasi dan
auskultasi ditambahkan untuk
memantapkan dan menyaring pengkajian
sistem tubuh. Seperti pada riwayat
kesehatan, obyektif dari pengkajian fisik
adalah untuk merumuskan diagnosa
keperawatan dan mengevaluasi
keefektifan intervensi terapeutik (Wong,
2003).
1.      Untuk mengetahui status kesehatan bayi
2.      Untuk menentukan keadaan fisik bayi
dalam keadaan normal atau abnormal
3.      Untuk mendeteksi segera kelaninan dan
dapat menjelaskan pada keluarga
Bayi usia >28 hari sampai dengan 1 tahun
Bayi memiliki resiko
1. Timbangan bayi
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Pita ukur
5.  Kain bedong
6. Kerincingan bayi
7. Baju bayi
8. Popok bayi
9. Format pemeriksaan fisik
10. Dokumentasi (alat tulis)
1.      Memberitahu
dan  menjelaskan  tujuan  tindakan.
2.      Mengkaji riwayat ibu dan
bayi                    
3.      Melengkapi riwayat medis.
-       Mendokumentasikan data pada saat
masuk: nama, tanggal lahir

-       Mendokumentasikan riwayat persalinan


-       Mendokumentasikan riwayat pasca
kelahiran.
Persiapan Lingkungan 1.      Ciptakan lingkungan yang tenang dan
pencahayaan cukup
2.      Suhu ruangan yang baik (sesuai dengan
NTE, atau tidak memicu hipotermi)
5) Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
6) Cuci tangan
7) Beri penerangan
8) Buka bedong bayi baju bayi dan popok bayi
9) Pemeriksaan kesadaran : Komposmetis, Apatis, Somnolen,
Sopor, Koma, Delirium.
10) Mengukur tanda-tanda vital
d. Suhu : Kulit terasa hangat saat disentuh
e. Frekuensi denyut jantung
f. RR
7) Mengukur antropometri
g. Menimbang berat badan bayi
h. Mengukur panjang badan bayi
i. Mengukur lingkar kepala bayi
j. Mengukur lingkar dada bayi
k. Mengukur lingkar abdomen bayi (di umbilikus)
l. Mengukur lingkar lengan atas bayi
8) Pemeriksaan fisik sistematis
m. Pemeriksaan kepala
 Inspeksi : bentuk kepala, kebersihan kulit kepala,
rambut, warna rambut,
 Palpasi fontanela : ubun-ubun, sutura, benjolan, luka
n. Pemeriksaan mata
 Inspeksi : kebersihan mata, kesimetrisan kedua mata,
warna skera, warna konjuntiva
 Kaji reflek kornea : dekatkan suatu objek ke kornea,
maka mata akan berkedip
 Kaji reflek cahaya : jika diberi cahaya, pupul akan
berkontriksi
o. Pemeriksaan telinga
 Inspeksi : kebersihan kedua lubang telinga, kondisi
membran timpani, simetris kedua telinga dan
kesejajaran antara daun telinga dengan kantus lateral
mata
 Kaji reflek startle : Jika didengarkan bunyi keras
dengan kerincingan bayi, lengan abduksi secara tiba-
tiba
p. Pemeriksaan hidung
 Inspeksi : kebersihan, kesimetrisan letak lubang
hidung, adanya septum nasal, adanya keluaran sekret
 Kaji hembusan nafas dengan punggung tangan atau
dengan gerakan kapas
 Kaji reflek glabelar : dengan mengetuk pangkal
hidung dengan cepat maka mata akan berespon
dengan menutup dan rapat dengan cepat
 Cairan, edema, nafas
q. Pemeriksaan mulut dan tenggorokan
 Inspeksi : kebersihan mulut, keutuhan bibir, kelainan
bibir
 Kaji rooting reflek : sentuh pipi sepanjang sisi mulut,
bayi akan merespon dengan cara kepala akan
mengikuti arah stimulasi
 Kaji sucking reflek : Sentuh bibir bayi, bayi akan
berespon dengan cara menghisap kuat
 Kaji gag reflek : Stimulasi pada posterior faring
dengan tube maka bayi akan muntah
 Kaji extrusion reflek : Sentuh lidah dengan jari maka
bayi akan mendorong lidah keluar
r. Pemeriksaan leher
 Palpasi : apakah ada pembesaran kelenjar limfe
 Kaji tonic neck reflek : Arahkan kepala bayi
menengok ke arah salah satu sisi sedangkan tangan
dan sisi kaki lainnya fleksi
 Kaji reflek rithing reflek : Saat bayi miring ke salah
satu sisi, sisi yang lain ikut miring ke sisi tersebut
s. Pemeriksaan dada (paru-paru)
 Pengembangan paru : simetris atau tidak
 Kaji suara nafas : vesikuler
 Kaji pergerakan dinding dada : Simetris/tidak dengan
cara letakkan kedua telapak tangan mendatar pada
bagian dada dengan meletakkan kedua ibu jari
berada pada garis tengah sepanjang pinggir iga
bagian bawah paru
 Perkusi paru : setiap sisi dada diperkusi dengan
urutan yang sesuai untuk membandingkan bunyinya
 Sirkulasi : CRT normal < 3 detik dengan cara
menekan telapak tangan atau telapak kaki
t. Pemeriksaan abdomen dan sistem pencernaan
 Observasi dinding dan bentuk abdomen : tampak
cekung (skapoid), lesi atau bekas luka
 Auskultasi : ada atau tidak peristaltik usus (normal
jika suara seperti berkumur)
 Perkusi : apakah terdapat asites, perkusi dimulai dari
area epigastrium menuju area abdomen bawah, suara
normal yang terdengar adalah timfani
 Kaji turgor kulit bayi dengan cara mencubit
abdomen bayi
u. Pemeriksaan genitalia
 Inspeksi kebersihan genitalia
 Jika laki-laki : kaji apakah testis sudah turun, kaji
letak uretra apakah di ujung penis atau belum
(hipospadia/epispadia)
 Jika perempuan : inspeksi adakah lesi, klitoris dapat
tertutup sedikit oelh preputium
 Kaji letak meatus uretra pada bagian posterior
klitoris
 Kaji letak orifisium vagina pada bagian posterior
meatus uretra
v. Pemeriksaan tulang belakang
 Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara inspeksi
terhadap adanya kelainan tulang belakang seperti
lordosis, kifosis, skoliosis, kelemahan serta perasaan
nyeri tulang belakang
w. Pemeriksaan anus
 Kaji apakah memiliki lubang anus atau tidak, kaji
dengan memasukkan thermometer rekatl pada anus
bayi, kaji reflek spingter ani
x. Pemeriksaan Eksteremitas
 Inspeksi : Kebersihan kuku dan jari, simetris kanan-
kiri, jumlah kuku dan jari
 Kaji reflek grasp (mengenggam) : apabila telapak
tangan (palmar) atau telapak kaki (plantar) bayi
disentuh maka bayi akan memberikan reaksi fleksi
atau mengenggam
 Kaji reflek babinski : berikan tekanan kuat tapi
perlahan dari ibu jari yang dimulai dari tumit
menyusuri bagian lateral telapak kaki bayi memutar
menuju arah ibu jari, respon bayi dorsofleksi ibu jari
dan mengembangkan ibu jari dan jari-jari lainnya
seperti kipas.
 Kaji reflek gallant : jika bagian sisi punggung
sepanjang spina disentuh maka pinggul bayi
bergerak kea rah sisi yang disentuh. Reflek ini
menetap sampai usia <4 minggu
 Kaji reflek moro : kaji dengan mengagetkan bayi
maka bayi akan memberikan respon berupa
eksteremitas ekstensi dan abduksi dengan cepat,
kadang disertai menanggis.
 Kaji reflek stepping : Jika tumit bayi disentuhkan
pada bagian yang rata, bayi akan terstimulasi untuk
berjalan dengan menempatkan satu kakinya di depan
kaki yang lain.
9. Pasang baju bayi, popok bayi dan bedong bayi
10. Evaluasi respon bayi dan keluarga
11. Bereskan alat
12. Cuci tangan
13. Mendokmentasikan hasil pemeriksaan
14. Interpretasikan hasil pemeriksaan dan rencanakan
tindakan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai