Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ETIKA PROFESI

“KOMUNIKASI EFEKTIF”

Disusun Oleh :

AYU SAPUTRI

135060100111001

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan
manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seseorang manusia mengadakan interaksi
dengan manusia lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai
yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara
drastis.
Secara terminologis, komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan sesuatu (pesan)
dari satu pihak ke  pihak lain dengan menggunakan suatu media. Sebagai makhluk sosial,
manusia sering berkomunikasi satu sama lain, tidak menutup kemungkinan komunikasi
yang tidak efektif dapat menyebabkan banyak orang berselisih paham. Komunikasi
terkadang menjadi hal yang disepelekan, komunikasi dapat menimbulkan sebuah
permasalahan yang runyam dalam relasi dua atau lebih orang. Pengertian konsep
komunikasi yang paling sederhana adalah proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan. Proses ini dapat menghasilkan feedback dari komunikan sehingga
komunikasi dapat berlangsung secara dua arah antara komunikator dan komunikan. Maka
dari itu, pentingnya sebuah komunikasi yang efektif akan dibahas lebih lanjut pada
makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari komunikasi efektif?


2. Apa saja jenis-jenis komunikasi?
3. Apa saja yang menjadi hambatan komunikasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari komunikasi efektif
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis komunikasi?
3. Mengetahui apa saja yang menjadi hambatan komunikasi?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Efektif


Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau
‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau
kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian
ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian
Ruben dan Steward (1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu: Human
communication is the process through which individuals –in relationships, group,
organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the
environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan
masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan
satu sama lain.

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan perubahan


sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi. Tujuan komunikasi efektif adalah
memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan
penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang,
dan melatih menggunakan bahasa non verbal secara baik. Ada beberapa pendapat para
ahli mengenai komunikasi efektif, antara lain :

1. Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13)


menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat
menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang
baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
2. Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar komunikasi
efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau
dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan
materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada
komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini
adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain
agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.
3. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001) mengatakan bahwa komunikasi
yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling
tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi.
Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat
persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.

Komunikasi yang efektif hanya dapat terjadi jika komunikator dan


komunikan memiliki persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.
Sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila:

1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud
oleh pengirimnya.
2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan
ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan
untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

2.2 Jenis- jenis Komunikasi


            Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan
aktifitas hubungan antara manusia atau  kelompok

Jenis komunikasi terdiri dari:

A. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;

a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan


disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi
penting dalam berkomunikasi.

b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif  dan sukses bila kecepatan


bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan  secara dramatik sehingga pesan
akan menjadi lain artinya  bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi
suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan


catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan  stress dan nyeri.
Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah
merupakan  satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

e. Singkat dan jelas. Komunikasi  akan efektif bila disampaikan secara singkat dan
jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang  bersedia untuk berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.

B. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata  dan komunikasi non
verbal memberikan arti  pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :

a. Ekspresi wajah, wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena
ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan


mengadakan kontak mata selama berinterakasi  atau tanya jawab berarti orang tersebut
terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan  bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata  juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya

c. Sentuhan  adalah bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih bersifat


spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian yang
sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang  atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan  juga salah satu


ungkapan  perasaan  dan pikiran  seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai
desis  atau suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.

f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat


sebagai bagian total dari komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau
mengerakkan tangan  selama berbicara menunjukkan seseorang dalam
keadaan stress  bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress

2.3 Hambatan Komunikasi


A. Hambatan Teknis
     Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin
berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media
komunikasi.Menurut  dalam bukunya, 1976, Cruden dan Sherman  Personel
Management jenis hambatan teknis dari komunikasi :
 - Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
 - Kurangnya informasi atau penjelasan
 - Kurangnya ketrampilan membaca
 - Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.

B. Hambatan Semantik
     Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian
atau  secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian, yang
diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti
dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya
keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti
atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda
dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis komunikasi semacam
ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan
karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata
yang dipakainya.

C. Hambatan Manusiawi
     Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan
atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera
seseorang, dll.
Menurut   Cruden dan Sherman :
- Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia. Perbedaan persepsi,
perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan, perbedaan
status, pencairan informasi, penyaringan informasi
- Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi. Suasana iklim
kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi
organisasi.

Anda mungkin juga menyukai