7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden
dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya oleh MPR atas usul DPR,
baik apabila terbukti melakukan
pelanggaran hukum berupa
penghiantan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, atau perbuatan tercela
maupun apabila terbukti tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden***)
7B (1) Usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden dapat di
ajukan oleh DPR kepada MPR
dengan terlebih dahulu mengajukan
Permintaan kepada Mahkamah
Konstitusi, untuk memeriksa,
mengadili, memutus pendapat DPR
bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, atau perbuatan tercela,
dan/atau pendapat bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden***)
(2) Pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran Hukum
tersebut ataupun telah tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden adalah
dalam rangka fungsi Pengawasan
DPR***)
(3) Pengajuan permintaan DPR kepada
Mahkamah Konstitusi hanya dapat
dilakukan dengan dukungan
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
DPR yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota DPR***)
(4) Mahkamah Konstitusi wajib
memeriksa, mengadili, memutus
dengan adil-adilnya terhadap
pendapat DPR tersebut paling lambat
sembilan puluh hari setelah
permintaan DPR itu diterima oleh
Mahkamah Konstitusi***)
(5) Apabila Mahkamah Konstitusi telah
memutuskan baahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, ataupun
perbuatan tercela; dan/atau terbukti
bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden tidak lagi memenuhi syarat
sebagi Presiden dan/atau Wakil
Presiden, DPR menyelenggarakan
sidang paripurna untuk meneruskan
usul pemberhentian Presiden dan/atau
7C Wakil Presiden kepada MPR***)
(6) MPR menyelenggarakan sidang
untuk memutuskan usul DPR tersebut
paling lambat tiga puluh hari sejak
MPR menerima usul tersebut***)
(7) Keputusan MPR atas usul
pemberhentian Presiden dan/atau
Wakil Presiden harus diambil dalam
rapat paripurna MPR yang dihadiri
sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah
anggota dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
yang hadir, setelah Presiden dan/atau
Wakil Presiden diberi kesempatan
menyampaikan penjelasan dalam
rapat paripurna MPR***)
36B
Lagu kebangsaan ialah Indonesia
Raya.**)
36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai
Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan
diatur dengan undang-undang.**)
37 XVI (1) Untuk mengubah Undang- XVI (1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-
Perubahan Undang Dasar sekurang- Perubahan Undang Dasar dapat di agendakan
Undang- kurangnya 2/3 dari pada jumlah Undang- dalam sidang MPR apabila diajukan
Undang anggota MPR harus hadir Undang oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
Dasar (2) Putusan diambil dengan Dasar jumlah anggota MPR****)
persetujuan sekurang-kurangnya (2) Setiap usul perubahan pasal-pasal
2/3 dari pada jumlah anggota Undang-Undang Dasar diajukan
MPR yang hadir secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan
untuk diubah beserta alasannya****)
(3) Untuk mengubah pasal-pasal
Undang-Undang Dasar, sidang MPR
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah anggota MPR****)
(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal
Undang-Undang Dasar dilakukan
dengan persetujuan sekurang-
kurangnya lima puluh persen
ditambah satu anggota dari seluruh
anggota MPR****)
(5) Khusus mengenai bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan****)
1-3 Aturan Pasal I Aturan Pasal I
Peralihan Panitia Persiapan Kemerdekaan Peralihan Segala peraturan perundang-
Indonesia mengatur dan undangan yang ada masih tetap
menyelenggarakan berlaku selama belum diadakan yang
kepindahahan pemerintahan baru menurut Undang-Undang
kepada pemerintah Indonesia Dasar****)
Pasal II Pasal II
Segala badan Negara dan Semua lembaga Negara yang ada
peraturan yang ada masih masih tetap berfungsi sepanjang
langsung berlaku, selama belum untuk melaksanakan ketentuan
diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar dan belum
Undang-Undang Dasar ini diadakan yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini****)
Pasal III
Untuk pertama kali Presiden Pasal III
dan Wakil Presiden dipilih oleh Mahkamah Konstitusi dibentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan selambat-lambatnya pada 17 Agustus
Indonesia 2003 dan sebelum dibentuk segala
kewenangannya dilakukan oleh
Pasal IV Mahkamah Agung****)
Sebelum MPR, DPR, dan DPA
dibentuk menurut Undang- ATURAN TAMBAHAN
Undang Dasar ini, segala Pasal I
kekuasaannya dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
Presiden dengan bantuan sebuah ditugasi untuk melakukan peninjauan
komite nasional terhadap materi dan status hukum
Ketetapan MPR Sementara dan
Ketetapan MPR untuk diambil
putusan pada sidang MPR tahun
2003.****)
Pasal II
file:///C:/Users/hp/Downloads/Documents/Implikasi_Perubahan-UUD45.pdf