Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

AR DENGAN GE

A. PENGERTIAN
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali, dengan/tanpa darah dan/atau lendir
dalam tinja (Suharyono, 1988: 51).

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005: 223).

Diare adalah keluarga tinja air dan elektrolit yang hebat, pada bayi volume tinja >
159/kg/24 jam pada umur 3 tahun, volume tinjanya sudah sarna dengan volume
orang dewasa, volume lebih dari 200 g/24 jam (Behrman, 1999: 1354).

B. ETIOLOGI
a. Faktor Infeksi
I) Infeksi enteral: infeksi saluran pencemaan makanan yang meriupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:

Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsaxide, poliomyelitis), adeno


virus, rotavirus, astrovirus,

Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides); protozoa


(entamoeba histolytica, giardia larnblia, tri chomonas nominis); jamur
(candida albicans).
2) Infeksi parenteral ialah inf eksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis

media akut (OMA), transilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis


dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur 2 tahun.

b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat:
Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
Monosakarida (intoleransi glukosa, fraktosa, galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi, terhadap makanan)

d. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak yang

lebih besar.

e. Faktor imunodefisiensi

f. Faktor obat-obatan, antibiotik


g. Faktor penyakit usus, colitis ulcerative, croho disease, enterocilitis.

C. MANIFEST ASI KLINIS


Tanda Geiala
- Cengeng - Tidak nafsu makan
- Anus dan daerah sekitar lecet - Lemas
- BB rnenurun - Dehidrasi
- Turgor berkurang - Gelisah
- Mata dan ubun-ubun besar dan menjadi cekung (pada bayi) - Cengeng
- Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering - Oliguria
- Nadi cupat dan kecil - Anuria
- Denyutjantungjadi cepat - Rasa haus
- TD menurun
- Kesadaran menurun
- Pucat, nafas cepat
- Buang air besar 4x/hari untuk bayi dan> 3x untuk anak-

anak atau dewasa.


- Suhunya tinggi

D. KLASlFlKASI
Diare dibagi menjadi 2:

Diare akut

Diare kronis

I. Diare Akut
Adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari
pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
2. Diare Kronis
Adalah diare yang berlangsung paling sedikit 2 minggu:
a. Diare osmotik
Diare yang berhenti jika pemberian makanan (obat-obatan dihentikan).
Pada diare osmotik, osmolatitas tinja diare merupakan beban osmotik
utama yang tidak terabsorbsi dan atau tidak diabsorbsi.

Tinja mempunyai kadar Na" rendah « 50 mEq/l dan beda osmotiknya


bertambah besar (> 160 mOsm/L).
Dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori protein,
bayi berat badan lahir rendah dan bayi bam lahir.

Kelainan-kelainan yang menyebabkan diare osmotik kronis dapat


diklasifikasi dari mekanisme patofisiologinya, umur pada saat
mulainya/pola tampilannya.

b. Diare sekretorik
Diare yang menetap walaupun penderita dipuasakan.
Diare sekretorik jarang dan merupakan kelainan pada bayi.
Frekuensi BAB > 5x/24 jam, encer, volumenya banyak.
Tinja mempunyai kadar Na+ tinggi (> 90 mEqlL) dan perbedaan

osmotiknya < 20 mOsm/L.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Tinja

I. Makroskopis

Bentuk tinja dan jumlah tinja dalam sehari kurang lebih 250 mg.

2. Mikroskopis

Na dalam tinja ( normal: 56-105 mEq/1 ) Chloride dalam tinja ( normal : 55-

95 mEq/1 ), kalium dalam tinja ( normal: 25-26 mEq/1 ), HC03, dalam tinja

(normal: 14-31 mEqll).

b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan label klining test
bisa diduga terjadi intoleransi gula.
1. PH normal kurang dati 6
2. Gula tinja, normalnya tidak terjadi gula dalam tinja,

c. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, lebih cepat


dilakukan dengan pemeriksaan analisa gas darah. Dalam pemeriksaan gas darah
nilai jika terjadi alkaliosis metabolidasidosis respiratorikmaka nilai C02 lebih
tinggi dati nilai 02, sedangkan jiaka terjadi asidosis metabolik alkalosis
respiratori maka nilai C02 lebih rendah dari 02.

d. Pemeriksaan kadar urin dan kreatinin untuk mengetahui fool ginjal


I. Urin normal 20-40 mg/dl. Jika terjadi peningkatan menunjukan
adanya dehidrasi

2. Kreatinin normal 0,5-1,5 mg/dl. Jika terjadi peningkatan


menunjukan adanya penmunan fungsi ginjal.

e. Pemeriksaan darah lengkap


Darah lengkap meliputi elektroda serum, kreatinin, menunjukan adanya dehidrasi.
N ilai normal hemoglobin adalah 13-16 g/dl, hernatokrit 40-48 vol%. Hemoglobin
dan hematokrit biasanya mengalami penurunan diare akut.
f. Duodeual Intubation
Gunanya untuk mengetahui kuman secara kuantitatif terutarna pada diare kronik.
Penyebab yang ditemukan tidak ada yang berupa mikroba tunggal baik itu

Shigela, Crypto Sporodium dan E. Colienteroagregatif


Hasil pemeriksaan duodeual intubation berupa +++ ( positif 3 ) menunjukan
adanya 3 kuman bakteri yang menjadi penyebab diare ..

F. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik/hipertonik),
b. Hipernatremia
c. Hiponatremia
d. Demam
e. Asidosis Metabolic
f. Hipokalemia (sereum K,3,0 mMollL)
g. Ileus paratukus
h. Intoleransi laktosa
1. Kejang
J. Malnutrisi energi protein
k. Cardiac dysrhythmias.
I. Mutah

G. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
I) Pemberian cairan

a. Belum ada dehidrasi


Per oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi
b. Dehidrasi ringan

• I jam pertama: 25-50 mi/kgBB per oral (intragastrik)

• selanjutnya: 125 mi/kgBB per oral (intragastrik)

c. Dehidrasi sedang

• I jam pertama: 50-100 mi/kgBB per orallintragastrik (sonde)

• selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari ad libitum.


d. Dehidrasi berat

>- U ntuk anak umur I bulan - 2 tahun berat badan 3 - 10 kg.

• I jam pertarna

12 mlikgBB/jam = 3 tetes ikgBB/menit (set infus berukuran I ml =


15 tetes) atau 13 tetes/kgBB/menit (I set infus I ml = 20 tetes).

• 7 jam berikut:

12 ml/kgBB/jam = 3 tetes/kgBB/menit (I set infus = 15 tetes) atau


4 tetes/kgBB/menit (set infus I ml = 20 tetes).

• 16 jam berikut:

125 mllkgBB per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau
minum, teruskan DG aa intravena 2 tetes/kgBB/menit (set infus 1
ml = 15 tetes) atau 3 tetesikgBB/menit (set infus I ml = 20 tetes).
>- Untuk anak lebih dari 2 - 5 tahun dengan berat badan 10-15 kg.

• I jam pertarna:

30 mllkgBB/jam atau 8 tetes/kgBB/menit (I ml = 15 tetes) atau 10


tetes/kgBB/menit (I ml = 20 tetes).

• 7 jam berikutnya:

10 mllkgBB/jam atau 3 tetesikgBB/menit (I ml = 15 tetes) atau 4

tetesl kgBB/menit (I ml = 20 tetes).


• 16 jam berikutnya:

125 mlikgBB oralit per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau
mmum dapat diteruskan dengan DG aa intravena 2
tetes/kgBB/menit (I ml = 15 tetes) atau 3 tetesikgBB/menit (I ml =

20 tetes).

>- Untuk anak lebih dari 5 - 10 tahun dengan BB 15-25 kg

• I jam pertarna

20 mllkgBB/jam atau 5 tetesikgBB/menit (I ml = 15 tetes) atau 7


tetes/kgBB/menit (I ml = 20 tetes).
• 7 jam berikut:

10 mllkgBB/jam atau 2 Y2teteslkgBB/menit (I ml = 15 tetes) atau


3 tetes/kgBB/menit (I ml = 20 tetes).

• 16 jam:

105 mllkg BB oralit peroral atau bila anak tidak mau minum dapat
diberikan DG aa intravena I teteslkgBB/menit (I ml = 15 tetes)

atau I Y2teteslkgBB/menit (set I ml = 20 tetes)


» Untuk bayi bani lahir (neonatus) dengan berat badan 2-3 g

• Kebutuhan cairan:

125 ml + 100 ml = 250 mllkgBB/24 jam.

• Jenis cairan:

Cairan 4: 1(4 bagian glukosa 50/0+ I bagian NaHCOJ I Yz%)

• Kecepatan:

4 jam pertama: 25 mllkgBB/jam atau 6 tetes/kgBB/menit (I ml =


15 tetes) 8 tetes/kgBB/menit (I ml = 20 tetes).
20 jam berikutnya: 150 mllkgBB/20 jam atau 2 tetes/kgBB/menit
(I ml = 15 tetes) atau 2 Y2tetes/kgBB/men it (I ml = 20 tetes).
» Untuk bayi berat badan lahir rendah, dengan berat badan < 2 kg .

• Kebutuhan cairan:

25 mllkgBB/24 jam

• Jenis cairan:

Cairan 4: I (4 bagian glukosa 10% + I bagian NaHCOJ I Yz%)

• Jenis cairan: DG aa

• Jumlah cairan: 250 mllkgBB/24 jam (tabeI3.3).

• Kecepatan:

4 jam pertama: 60 mllkgBB/jam atau 15 mllkgBB/jam atau = 4

teteslkgBB/menit (I ml = 15 menit) atau 5 tetes/kgBB/menit (I

ml =
20 Jam berikutnya: 150 mllkgBB/20 Jam atau 2
teteslkgBB/menit(l tetes).

20 jam berikutnya: 190 mllkgBB/20 jam atau 10 mllkgBB/jam


atau 2 Y2 teteslkgBB/menit (I ml = 15 tetes) atau 3
teteslkgBB/menit (I ml = 20 tetes).

H. PATOFISIOLOGIS
Sebagai akibat diare baik akutlkronis akan terjadi:
I) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output lebih banyak daripada input)
merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2) Gangguan keseimbangan asambase (asidosis-rnetabolik)
Asidosis metabolik terjadi karena:

b. Kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja


c. Adanya ketosil kelaparan

Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda keton tertirnbun di dalam


tubuh.

d. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.


e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler

3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-30/0 pada anak-anak yang menderita diare. Pada
orang dengan gizi cukup (baik, hipoglikemia jarang terjadi, lebih sering terjadi
pada anak sebelumnya pemah menderita lalep).

4) Gangguan gizi
Ketika orang menderita diare, senng terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penurunan BB dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan karena
makanan yang sering tidak dicema dan diabsorbsi baik karen a hiperperistaltik.
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan-cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal
sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal
dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.

5) Gangguan sirkulasi darah


Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah dapat terjadi gangguan
sirkulasi darah berupa kegiatan (syok) hipovolemik. Akibat perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat dan mengakibatkan
perdarahan pada otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong penderita
dapat meninggal.
Pathways Diare
Infeksi Molabsorbsi Makanan Beracun Faktor Psikologis
(VinIS, Bakteri, Parasit) Makanan di usus

Reaksi Inflarnasi t Rangsang saJ Parasi mpatik

.----------
Tek Osmotik

~ ~
t
Pe sekresi cairanPergeseran cairan & 'g. Motilitas Usus
dan elektrol it elektroli t ke rongga usus

~~

lsi Rongga Usus t Hi permoti litas Hipomotilitas

~ ~
Sekresi air & elektrolit i Bakteri tumbuh SS

~
MK: < Pengetahuan
~~----------~~~------
IARE

Dehidrasi Kerusakan mukosa usus Defekasi sering Output»


Obsorbsi ber <
~
Dehidrasi Iritasi Kulit
Nyeri akut
~ Perubahan nutrisi
Tubuh kehilangan
cairan & elektrolit Resiko kerusakan integritas kulit
Cemas
~
Pe • vol cairan Pe • cairan Tugor kulit. ---+ Kurang volume cairan
ekstra sel intertitial
Sumber : Suriadi & Yuliani R (2001 ). Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I, Jakarta, CY, Sagung
Seto
L
I. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit pada
tubuh.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi.
5. Hiperterrni berhubungan dengan dehidrasi,
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

J.INTERVENSI
I. Diare berhubungan dengan fisiologis : proses penyakit
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan diare dapat teratasi
NOC : Bowel elimination
NIC : Bowel elimination
2. Kurang voltune cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit pada
tubuh.
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit
terpenuhi.
NOC Fluid balance
NrC Fluid manajement
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi.
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan nutrisi pasien terpenuhi
NOC Nutritional status food and fluid intake
NrC Nutrition management
Nutrition monitoring

4. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.


Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan rasa nyeri

berkurang
NOC Control nyeri
Nrc Pain management
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi.
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan integritas kulit kembali normal,
NOC Tissue integrty: skind and mucous membranes.
NIC Pressure management
6. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
Tujuan Setelah dilakukan tindak akun keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan suhu tubuh dalam rentang normal
(36,S" C)
NOC Thermoregulation
NIC Fever treatment
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan/selama proses
keperawatan diharapkan pengetahuan pasien betambah.
NOC Knowledge: disease proces
NrC Teaching: disease process
BABnI
PENGELOLAAN KASUS

I. Identitas Data
Nama : An.Ar Agama : Islam
TTL : Cilacap, 08 Nov 20 I0 Alamat : Cilacap
Umur : 9 bulan, 3 hari S.Bangsa : Jawa
Nama Ayah / Ibu : Tn.NananglNy.Tuti Pend.Ayah : SMA
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta/buruh Pend.Ibu :SMP
Pekerjaan Ibu :IRT RM : 264423

II. Keluhan Utama


Ibu klien mengatakan, klien BAB cair lebih dari 4 kali dari tadi malam sampai
pagi ini, dengan konsistensi cair dan berbusa.

Ilf, Riwayat Kehanilan Dan Kelahiran


a. Prenatal : PI AO, hamil aterm, pemeriksaan ANC di bidan,TI : 2 kali, Til : 2
kali
dan TIll: 4 kali, selama kehamilan tidak ada keluhan
b. Intranatal : Partus spontan di bidan, tidak terdapat penyulit
c. Postnatal : Bayi lahir spontan, langsung menangis, PB : 46 ern, BB : 3000gr

IV. Riwayat Masa Lampau


a. Penyakit waktu kecil :Ibu klien mengatakan klien pada umur 4 bulna
menderita panas tinggi, tetapi tidak terjadi kejang,
kemudian diberi obat dari bidan sembuh
b. Pernah dirawat di RS :Ibu klien mengatakan klien belum pemag di rawat
di RS
c. Obat yang digunakan :lbu klien mengatakan obat yang digunakan adalah
obat yang diberi dokter untuk sakit yang sekarang
Inl
d. Tindakan operasi :Ibu klien mengatakan klien tidak pemah dioperasi
e. Alergi :Ibu klien mengatakn klien tidak mempunyai
riwayat alergi terhadap obat ataupun pada makanan
dan minuman
f. Kecelakaan :Ibu klien mengtakan klien tidak pemah
menagalami kecelakaan
g. lmunisasi :Ibu klien mengatakan klien mendapatkan imunisasi
lengkap

v. Riwayat Kesehatan KeJuarga


Genogram

0--0
o
••

, ••• • ••••• _. -------------_-.
1

Keterangan : klien merupakan anak pertarna dalam keluraga semuanya


pernah mengalami diare, tetapi saat ini hanya klien yang
menderita diare.

VI. Riwayat SosiaJ


a. Yang mengasuh
Ibu klien mengatakan yang mengasuh klien adalah dirinya sendiri.
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu klien mengatakan hubungan dengan keluraga baik, klien kadang bermain
dengan ayah, kakek atau neneknya.
c. Hubungan dengan ternan sebaya
Ibu klien mengatakan klien jika diajak bermain oleh ternan sebayanya, tampak
senang.
d. Pembawaan secara umum
Klien tampak tenang, jika ada orang asmg klien menatapnya, klien leih

dominan bersama ibunya.


e. Lingkungan rumah

Rumah klien de kat kilang pertamina RU.TV, jarak antar 1 ruamh dengan rumah

yang lain cukup dekat.

VII. Kebutuhan Dasar


a. Makanan yang disukai / tidak disukai : ibu klien mengatakan klien sangat
menyukai ASI, klien tidak mau diberi susu formula. Ter4kadang juga klien
diberi pisang

~ Selera: ibu klien mengatakan klien minum ASr setiap 2 - 3 jam sekali
(sebelum sakit), Selama di RS : ibu klien mengatakan klien tetap minum
ASI tetapi 1 -3 jam sekali atau sewaktu klien rewel atau mengis.
~ AIat makan yang dipakai : tidak terkaji

~ Pola makan : sebelum sakit, klien minum ASr 2-3 jam sekali, kadang
diselingi pisang. Selama sakit klien minum ASi 1-3 jam sekali, kadang
makan biscuit nestle
b. Pola tidur : Ibu klien mengatakan tidur malam jam tidak teratur, rata-rata klien
tidur jam 19.00-06.00 Will, kebiasaan klien sebelum tidur adalah minurn ASI,.
Untuk tidur siang 3-4 kali dengan durasi 1-2 jam. Selama sakit klien sering
terjaa dari tidurnya Untuk tidur siang 1-2 kali dengan durasi 1-2 jam.
c. Mandi
~ Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien mandi 2 kali, pagi dan sore.
~ Selama di RS : lbu klien mengatakan klien mandi 2 kali, pagi dan sore.
d. Aktifitas bermain : tidak terkaji
e. Eliminasi
~ Sebelum sakit Ibu klien mengatakan klien BAK 4-6 kali, BAB 1 x
dengan konsistensi lembek
~ Selama di RS : Ibu klien mengatakan klien BAK 4-6 kali, BAB 4 x
dengan konsistensi cair dan berbusa
VIII. Keadaan Kesahatan Saat Ini
a. Diagnosa medis : Diare
b. Tindakan operasi : Tidak ada
c. Status nutrisi : BB : 7,9 Kg
:7.9XI00
: 790 kallhari
d. Status cairan : BB : 7.9 Kg S: 37.5° C
: 790 + 0.51100 X 790
: 794 cc/24 jam
e. Obat- obatan
~ InfRing As ~ Bio GI 2 x VzAmp
~ Cortidex 3 x 1/3 Amp ~ Vosidon syrup 2 x Vz cth

~ Soclaf 2 x 1/3 gr ~ Sanmol drop 3 x 0.7 cc

f. Aktifitas : klien digendong ibunya, terkadang berjalan-jalan


keluar kamar
g. Tindakan keperawatan : mengukur vital sign, monitor frekuensi BAB,
menghitung kebutuhan cairan
h. Hasil laboratorium

pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


Hb L 9,7 g/dl 14,0- 18,0
leukosit 6190 lui 4.800 - 10.800
Hematokrit L 31 0/0 42- 52
Eritrosit L4,2 101\ 6/ul 4,7-6,1
Trombosit 294.000 lui 150.000 - 450.000
LED 6/12 mm/jam 0-15
S.monella thypi 0 Negatif - Negatif
S.Parathypi A-O Negatif - Negatif
S.Parathypi C-O Negatif - Negatif
S.Thypi H Negatif - Negatif
S.Parathypi A-H Negatif - Negatif
S.Parathypi B-H Negatif - Negatif
S.Parathypi S-H Negatif - Negatif
1. Hasil rontgen : Tidak dilakukan pemeriksaan
J. Data tambahan : lbu klien mengatakan tidak mengerti tentang diare,
penyebab, tanda gejala, cara penularan, dan
penaganan diare

IX. Pemeriksaan Fisik


a. KU : baik, kesadaran : cornphosmetis, rewel
b. Th/BB : 72 em 17.9 kg
c. LK :38cm
d. Mata : Mata cekung, sklera anikterik, conjungtiva ananernis, bentuk
simetris, sejajar dengan daun telinga bagian atas
e. Hidung : bnetuk sirnetris, tidak ada pernafasan cuping hidung
f. Mulut : Lidah bersih, mukosa bibir kering, gigi atas tumbuh 3, bagian
bawah 4, tidak ada somatitis
g. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada OMA IOMK
h. Tengkuk : Tidak ada kaku kuduk
1. Dada : Bentuk simetris, tidak ada retraksi otot dada,
J. Jantung : N orrnal tidak ada kelainan
1 : Tampak ictus cordis di leS 4
A : Tidak terdapat bunyi gallop
P : Teraba ictus cordis di res 4 sinistra
P : Suara redup di SelU111jhantung, dan tidak ada pembesaran
organ
k. Paru-paru : Normal tidak ada kelainan

I : Bentuk simetris, tidak tampak retraksi otot dada


A : Terdengar suara bronkhovesikuler di ICS 2,3,4 sinistra dan dextra

P : Ekspansi dada simetris, fokal fremitus terhantar baik


P : Suara Resonan diseluruh lapang paru
I. Perut : Normal tidak ada kelainan
I : Normal, tidak tampak asites dan bnetuk simetris
A : Peristaltik usus 37 x/"le"it

P : Suara timpani di seluruh lapang perut


P : turgor > 3 detik
m. Punggung : bentuk sirnetris, tidak ada kelainan
n. Gentalia : BAK lancer, hipospadia I epispadia tidak ada
o. Ekstremitas : Dapat bergerak bebas, kecuali tangan kanan karena terpasang
infus
p. Kulit : Capillary refilllebih dari 3 detik, turgor kluit: kembali lambat
q. Vital sign : S :37.5° C, N : 110 X/nle"it RR : 24 x/"le"it

X. Pemeriksaan tingkat perkembangan


a. Kemandirian dan bergaul : Ok I normal
b. Motorik halus : Ok I normal
c. Motorik kasar : Okl normal
d. Kognitif dan bahasa : Ok I normal

XI. Informasi Lain


Klien anak pertarna, klien tinggal bersama kedua orang tuanya, kakek dan nenek,
dalam keseharian klien diasuh oleh ibunya. Dalarn kelurga klien saat ini tidak ada
yang menderita diare

XII. Ringkasan Riwayat Keperwatan


Klien dating ke IGD dengan BAB terus menerus dengan konsisitensi cair tanggal
10 agustus 2011 jam 17.00 WIB, di IGD dilakukan pemasangan infuse dan
laboratorium kemudian dikirim ke ruang catelya. Di ruang catelya klien masih

BAB cair dengan frekuensi lebih dari 4 kali. Di ruang catelya dilakukan
implementasi seperti monitor vital sign dan frekuensi BAB.

Xlll. Analisa Data

No Tgl/ jam Data Fokus Problem ~tiologi Ttd


1 11108 I S : Ibu klien mengatakan klien BAB > 4x Diare IFisiologis :
2011 dengan konsistensi cair dan berbusa proses penyakit.
am 13.00I o : peristaltik usus 37 x/menil

2 11108 D S : Ibu klien mengatakan klien BAB > 4x Defsit volume Kehilangan
2011 dengan konsistensi cair dan berbusa cairan secara aktif
I 0 Mata klien tampak cekung, turgor
kulit lamb at untuk kembali > 3 detik,
mukosa bibir kering.
S : 37.5° C
N : 110 x/menil
RR : 24 'Imenil
3 12/08 I S : Ibu klien mengatakan tidak Kurang IPaparan
2011 mengerti tentang diare, penyebab, pengetahuan informasi yang
tanda gejala, cara penularan dar kurang
penangan diare
[ 0 :Ibu klien tampak binggung dan klien
terkena diare dan dirawat di RS untuk
yang pertama kali

XIV. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas


No Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi

1 Diare berhubungan dengan fisiologis proses 11 agustus 2011


penyakit
2 Deficit volume cal ran berhubungan dengan 11 agustus 2011
kehilangan secara aktif
3 Kurang pnegtahuan berhubungan dengan paprar 12 agustus 2011
.nformasi yang kurang

XV. Rencana Keperawatan

Tanggal No Tujuan Rencana TID


/jam Dx & kriteria hasil keperawatan

II I Setelah dilakukan tindakan Bowel elimination :


agustus keperawatan selama 3 X 24 jam • Pantau frekuensi dan
2011 diharapkan diare tidak terjadi lagi, pola defekasi
dengan kri teria hasi I : • Monitor kebutuhan
Bowel elimination cairan
Indikator r ER • Monitor keseimbangan
R
cairan
1. Eliminasi defekasi 2 4
• Anjurkan klien untuk
efektif
meningkatkan cairan
2. Keseimbangan 2 4
ca rran 2 4
3. Keseimbangan 2 4
elektrolit
4. Hidrasi yang
adekuat
Ket: 1= kuat
2 = berat
II II 3 = sedang
Fluid management:
agustus 4 = ringan
2011 • Monitor status hidrasi
5 = tdk ada
• Monitor vital sign
Setelah dilakuakan tindakan • Perthankan catatn
keperawatan selama 3 X 24 jam intake dan output
diharapkan kebutuhan cairan dapat yang adekuat
trepenuhi, dengan kriteria hasil : • Monitor masukan
Fluid management makanan dan hitung
Indikator I ER kebutuhan kalori
R harian
I. Intake dan output 2 4
dalam 24 jam seimbang
2, Vital sign dalam 2 4
batas normal
3, Turgor elastic, 2 4
membrane mukosa
basah, mata tak cekung
4, Hidrasi kulit 2 4
Ket: 1= kuat
2 = berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tdk ada keluhan

12 III Teaching disease


agustus proses:
2011 =Berikan penilaian
tentang tingkat
pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan .lelaskan pengertian
selama 3 X 24 jam diharapkan tentang diare
pengetahuan dapat meningkat, sesuai .lelaskan factor
dengan kriteria hasil : penyebab, tanda,
Diet knowledge gej alatindakan
Indikator IR ER pencegahan, cara
I. Familiar dengan tanda 2 4 penularan dan
gejala diare penanganan diare
2, Mendeskripsikan factor 2 4 dirumah
penyebab diare
3, Mendeskripsikan 2 4
tindakan pencegahan
4, Mendeskripsikan cara 2 4
penu laran diare
5, Mendeskripsikan cara 2 4
penanganan diare
dirumah
Ket: 1 = tidak ada
2 = terbatas
3 = cukup
4 =banyak
5 = luas
XVI. Asuhan Keperawatan

Tgl I No Implementasi Respon Ttd


jam dx
11 I . Memantau frekuensi dan pola S: ibu klien mengatakan klien BAB > 4
Agustus defekasi x dari tadi malam hingga pagi ini
2011 dengan konsistensi cair dan berbusa

~. Menhitung kebutuan cairan o : 7.9 X 100 = 790 + 05/100 X 790 =


klien 794 cc I 24 jam

~. Memantau pola defaksi dan S : ibu klien mangatakan klien BAB 2x


frekuensi darijam 09.00 sid 16.00 dengan
konsistensi cair dan suadah ada
ampasnya

~. Melakukan injeksi cortidex 1/3 0: obat masuk reaksi alergi tidak ada
amp secara IV sesuai advice
dokter

I). Menganjurkan kepada ibu klien S: Ibu klien mengatakan selalu


dan untuk meningkatkan cairan memberikan ASlnya kepada klien
kepada klien

II II . Memonitor S,RR dan N 0: S : 37.50 C, N : 110 x/nlefli,


Agustus ,RR : 24 x/meni,
20 II
~. Menghitung kebutuhan kalori 0:7.9 X 100 = 790 kal/hari
klien
~. Memonitor status hidrasi, 0: Turgor kulit lambatkembali > 3
meliputi pengkajian turgor detik mukosa bibir kering

~. Memonitor masukan cairan 0: 790 XIS = 3 tpm makro


dengan cara menghitung 24 x60
tetesan infuse

~. Memonitor SS,RR dan N 0: S : 37.5° C, N : 110 x/Illeflit


,RR : 24 x/mellit

12 I · Memantau frekuensi dan pola S:lbu klien mengatakan klien BABnya


Agustus defekasi sudah lembek dan baru Ix BAB
20 II sejak tadi malam

~. M~pghitung keseimbangan 0: Intake = 1000 cc + 200 cc


caJan Output = 800 cc

~. Memberikan injeksi soclaf300 O:obatmasuk, reaksi alergi kurang


mg dan kortideks 113Amp

12 II · Mepghitung intake sdan output 0: Intake = 1000 cc + 200 cc


Agustus selarna 24 jam Output = 800 cc
20 II
~. Mengukur S,N dan RR 0: S : 36.5° C, N : 100 x/mellit
,RR : 24 x/mellit

~. Monitor status hidrasi 0: turgor kulit cepat kembali < 3 detik,


mukosa bibir basah, mata tdk cekung

12 III · Mengkaji tingkat pengetahuan ~: Ibu klien mengatakan tidak


Agustus ibu klien tentang diare rnengerti tentang diare, penyebab,
20 II tanda gejala, cara penularan dan
penangan diare

~. Memberikan penkes diare yang S:Ibu klien mengatakan mengerti


meliputi : penyebab, tanda, tentang penyakit diare, meliputi :
gejalatindakan pencegahan, • Pengertian diare : BAB cair > 4x
cam penularan dan penanganan • Penyebab: infeksi, malabsorpsi,
diare dirumah makanan beracun
• Tandalgejala: BAB cair biasanya
mengandung darah/lender,
muntah-muntah, gelisah, kadang-
kadang suhu meningkat
• Cara penularan : kontak dengan
tinja yang terinfeksi secara
langsung, bisa melalui makanan
dan minuman.mainan, dan
penggunaan sumber air tercemar.
• Pencegahan : mencuci tangan
dengan sabun, membuang tinja
bayilanak-anak dengan benar,
rnenggunakan jamban yang benar.
• Penanganan diare dirumah :
berikan oralit atau LGG (tarutan
gula garam), yaitu masukan I
sendok teh gula pasir dan y..
sendok teh garam kedalam 200 mI
air rnatang, kemudian
diminumkan pad anak. < 2 tahun
= y.. - Y2gelas, > Y2- I gelas.

XVII. Evaluasi
No Tal/jam Diagnosa keperawatan Evaluasi Ttd
I 11 Diare berhubungan ~: ibu klien mngatakan klien BAB 2 x
Agustus dengan fisiologis : dengan konsisitensi cair dan
2011 proses penyakit berampas
p: kebutuhan cairan klien 794 cc/24 jam
1<\: Masalah teratasi sebagian
Indikator 1 ER
R
I. Eliminasi defekasi 3 4
efektif
2. Keseimbangan cairan 3 4
3. Keseimbangan elektrolit 3 4
4. Hidrasi yang adekuat 3 4
P : Lanjutkan intervensi
» Klien dan ibu klien : tetap
memberikan asinya, dan apntau
frekuensi dan pola defekasinya
» Untuk perawat :menghitung
kesimbangan cairan, dan pantau
pola dan frekuensi defekasi klien
2 II Deficit volume cairan
Agustus berhubungan dengan S :-
20 II kehilangan secara aktif 0: kebutuhan kalori klien sebesar 790
kal/hari, masukan cairan 3 tpm,
turgor kulit membaik, bibir tidak
kering
A: Masalah teratasi sebagian
Indikator I ER
R
I. Intake dan output dalam 4 4
24 jam seimbang
2. Vital sign dalam batas 3 4
normal
3. Turgor elastic, 3 4
membrane mukosa
basah, mata tak cekung
4. Hidrasi kulit 3 4
P : Lanjutkan intervensi
» Klien dan ibu klien :
menganjurkan klien dan ibu klien
meningkatkan intake cairan
» Untuk perawat : pertahankan
catatan cairan yang seimbang
secara akurat
3 12 Diare berhubungan
Agustus dengan fisiologis :
2011 proses penyakit S: ibu klienmengatakan klien hari tnt
hanya I kali BAB, dengan
konsisitensi lembek
0: keseimbangan cairan +200
A: Masalah teratasi
Indikator IR ER
I. Eliminasi defekasi 4 4
efektif
2. Keseimbangan cairan 4 4
3. Keseimbangan elektrolit 4 4
4. Hidrasiyangadekuat 4 4
P: Hentikan intervensi klien pulang jam
4 12 Deficit volume cairan
13.00 WIB
Agustus berhubungan dengan
201 kehilangan secara aktif S: -
0: keseimbangan cairan + 200, turgor
kulit cepat kembali, mukosa bibir
basah, mata tidak cekung
S : 36.SoC
N : 100 'f,nelli'
RR : 24 'flllf:fli'
1<\ = Masalah teratasi
Indikator I ER
R
1. Intake dan output dalam 4 4
24 jam seimbang
2. Vital sign dalam batas 4 4
normal
3. Turgor elastic, 4 4
membrane mukosa
basah, mata tak cekung
4. Hidrasi kulit 4 4
5 12 Kurang pnegtahuan P: Hentikan intervensi klien pulang jam
Agustus berhubungan dengan 13.00 WIB
201 paparan informasi yang
kurang S: ibu klien mengatakan mengerti
tentang diare, meliputi : pengertian,
penyebab, tanda gejala, cara
penularan, cara pencegahan, dan cara
penangan dirumah
0: ibu klien dan klien sendiri kooperatif
dalam mendengarkan dan sempata
bertanya

A: Masalah teratasi
Indikator IR ER
I. Familiar dengan tanda 4 4
gejala diare
2. Mendeskripsikan factor 4 4
penyebab diare
3. Mendeskripsikan 4 4
tindakan pencegahan
4. Mendeskripsikan cara 4 4
penularan diare
5. Mendeskripsikan cara 4 4
penanganan diare
dirumah
P: Hentikan intervensi klien pulang jam
13.00 WIB
BABIV
PEMBAHASAN

Pad a bab ini penulis akan membahas kesenjangan-kesenjangan anatara teori dan
kasus. Pembhasan tnt meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pada kasus ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan yang
signiftkan antara penkajian diteori maupun di kasus nyata, yaitu mulai dati
identitas klien sampai pengkajian data fokus.

B. Diagnosa keperawatan
Pada teori ada 7 diagnosa keperawatan yang mungkin akan muneul pada
klien anak diare tetapi pada kasus menemukan 3 diagnosa keperawatan. Diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada kasus ini adalah : diare berhubungan dengan
fisiologis : proses penyakit, defisit volume ciran berhubungan dengan kehilangan
cairan secara aktif dan kurang pengetahuan Kurang pnegtahuan berhubungan
dengan paparan informasi yang kurang

C. Intervensi
Pada teori ditemukan waktu yang mencapai tujuan dari kriteria evaluasi,
sedangkan pad kasus intervensi disusun sesuai kondisi pasien saat pengkajian dan
mengacu pada waktu untuk mencapai kriteria evaluasi. Waktu yang ditentukan
yaitu 3 X 24 jam, tujuan disusun berdasarakan SMART. Pada tahap intervensi
penulis menemukan faktor pendukung yaitu pasien dan keluarga serta perawat
ruangan yang kooperatif.

D. Implementasi
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien disesuaikan dengan
intervensi yang telah di buat,

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Dari ketiga
diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu :
I. Diare berhubungan dengan fisiologis : proses penyakit
2. Defisit volume ciran berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
3. Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan berhubungan dengan papamn
informasi yang kurang
Semua masalah diatas teratasi dengan baik. Pada tahap evaluasi ini penulis
tidak menemukan hambatan dikarenakan sikap keluarga klien dan klien sendiri
yang kooperatif dan perawatan ruangan yang selalu memberikan kesempatan.
BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada kesimpulan ini penulis dapat menyimpulkan :
I. Pada penkajian tidak ditemukan kesenjangan anatara teori dan kasus
2. Pada diagnosa keperawatan secara teori ditemukan 7
diagnosa keperawatan, sedangkan pada kasus ditemukan 3 diagnosa
keperawatan.
3. Pada teori, intervensi keperawatan tidak ada batasan waktu
untuk mencapai tujuan atau evaluasi, sedangkan pada kasus telah disusun
berdasarakan SMART dan ada batasan waktu
4. Pada evaluasi semua masalah diatas teratasi dengan baik.
Pada tahap evaluasi ini penulis tidak menemukan hambatan dikarenakan sikap
keluarga, pasien yang kooperatif dan perawatan ruangan yang selalu
memberiakan

B. SARAN

DAFTAR PUS TAKA

Behrman, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC.

Dona. 1996. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Hinchlitf, Sue. 1999. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta: EGC.


Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius.

Ngastiyah. 2002. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran Edisi 24. Jakarta: Djambatan.

Suharyono, dkk. 1998. Gastroenterologi Anak Praktis. Jakarta: Gaya Bam.

Suntosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. 2005-2006. Definisi dan
Klasifikasi. Y ogyakarta: Prima Medika.

Suriadi, dkk. 200 I. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: PT. Fajar Interpratam

Anda mungkin juga menyukai