Askep Diare Anak Phatways
Askep Diare Anak Phatways
AR DENGAN GE
A. PENGERTIAN
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali, dengan/tanpa darah dan/atau lendir
dalam tinja (Suharyono, 1988: 51).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005: 223).
Diare adalah keluarga tinja air dan elektrolit yang hebat, pada bayi volume tinja >
159/kg/24 jam pada umur 3 tahun, volume tinjanya sudah sarna dengan volume
orang dewasa, volume lebih dari 200 g/24 jam (Behrman, 1999: 1354).
B. ETIOLOGI
a. Faktor Infeksi
I) Infeksi enteral: infeksi saluran pencemaan makanan yang meriupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat:
Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
Monosakarida (intoleransi glukosa, fraktosa, galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
d. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar.
e. Faktor imunodefisiensi
D. KLASlFlKASI
Diare dibagi menjadi 2:
Diare akut
Diare kronis
I. Diare Akut
Adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari
pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
2. Diare Kronis
Adalah diare yang berlangsung paling sedikit 2 minggu:
a. Diare osmotik
Diare yang berhenti jika pemberian makanan (obat-obatan dihentikan).
Pada diare osmotik, osmolatitas tinja diare merupakan beban osmotik
utama yang tidak terabsorbsi dan atau tidak diabsorbsi.
b. Diare sekretorik
Diare yang menetap walaupun penderita dipuasakan.
Diare sekretorik jarang dan merupakan kelainan pada bayi.
Frekuensi BAB > 5x/24 jam, encer, volumenya banyak.
Tinja mempunyai kadar Na+ tinggi (> 90 mEqlL) dan perbedaan
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Tinja
I. Makroskopis
Bentuk tinja dan jumlah tinja dalam sehari kurang lebih 250 mg.
2. Mikroskopis
Na dalam tinja ( normal: 56-105 mEq/1 ) Chloride dalam tinja ( normal : 55-
95 mEq/1 ), kalium dalam tinja ( normal: 25-26 mEq/1 ), HC03, dalam tinja
b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan label klining test
bisa diduga terjadi intoleransi gula.
1. PH normal kurang dati 6
2. Gula tinja, normalnya tidak terjadi gula dalam tinja,
F. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik/hipertonik),
b. Hipernatremia
c. Hiponatremia
d. Demam
e. Asidosis Metabolic
f. Hipokalemia (sereum K,3,0 mMollL)
g. Ileus paratukus
h. Intoleransi laktosa
1. Kejang
J. Malnutrisi energi protein
k. Cardiac dysrhythmias.
I. Mutah
G. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
I) Pemberian cairan
c. Dehidrasi sedang
• I jam pertarna
• 7 jam berikut:
• 16 jam berikut:
125 mllkgBB per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau
minum, teruskan DG aa intravena 2 tetes/kgBB/menit (set infus 1
ml = 15 tetes) atau 3 tetesikgBB/menit (set infus I ml = 20 tetes).
>- Untuk anak lebih dari 2 - 5 tahun dengan berat badan 10-15 kg.
• I jam pertarna:
• 7 jam berikutnya:
125 mlikgBB oralit per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau
mmum dapat diteruskan dengan DG aa intravena 2
tetes/kgBB/menit (I ml = 15 tetes) atau 3 tetesikgBB/menit (I ml =
20 tetes).
• I jam pertarna
• 16 jam:
105 mllkg BB oralit peroral atau bila anak tidak mau minum dapat
diberikan DG aa intravena I teteslkgBB/menit (I ml = 15 tetes)
• Kebutuhan cairan:
• Jenis cairan:
• Kecepatan:
• Kebutuhan cairan:
25 mllkgBB/24 jam
• Jenis cairan:
• Jenis cairan: DG aa
• Kecepatan:
ml =
20 Jam berikutnya: 150 mllkgBB/20 Jam atau 2
teteslkgBB/menit(l tetes).
H. PATOFISIOLOGIS
Sebagai akibat diare baik akutlkronis akan terjadi:
I) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output lebih banyak daripada input)
merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2) Gangguan keseimbangan asambase (asidosis-rnetabolik)
Asidosis metabolik terjadi karena:
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-30/0 pada anak-anak yang menderita diare. Pada
orang dengan gizi cukup (baik, hipoglikemia jarang terjadi, lebih sering terjadi
pada anak sebelumnya pemah menderita lalep).
4) Gangguan gizi
Ketika orang menderita diare, senng terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penurunan BB dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan karena
makanan yang sering tidak dicema dan diabsorbsi baik karen a hiperperistaltik.
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan-cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal
sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal
dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
.----------
Tek Osmotik
~ ~
t
Pe sekresi cairanPergeseran cairan & 'g. Motilitas Usus
dan elektrol it elektroli t ke rongga usus
~~
~ ~
Sekresi air & elektrolit i Bakteri tumbuh SS
~
MK: < Pengetahuan
~~----------~~~------
IARE
J.INTERVENSI
I. Diare berhubungan dengan fisiologis : proses penyakit
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan diare dapat teratasi
NOC : Bowel elimination
NIC : Bowel elimination
2. Kurang voltune cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit pada
tubuh.
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit
terpenuhi.
NOC Fluid balance
NrC Fluid manajement
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi.
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan nutrisi pasien terpenuhi
NOC Nutritional status food and fluid intake
NrC Nutrition management
Nutrition monitoring
berkurang
NOC Control nyeri
Nrc Pain management
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi.
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan integritas kulit kembali normal,
NOC Tissue integrty: skind and mucous membranes.
NIC Pressure management
6. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
Tujuan Setelah dilakukan tindak akun keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan suhu tubuh dalam rentang normal
(36,S" C)
NOC Thermoregulation
NIC Fever treatment
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan/selama proses
keperawatan diharapkan pengetahuan pasien betambah.
NOC Knowledge: disease proces
NrC Teaching: disease process
BABnI
PENGELOLAAN KASUS
I. Identitas Data
Nama : An.Ar Agama : Islam
TTL : Cilacap, 08 Nov 20 I0 Alamat : Cilacap
Umur : 9 bulan, 3 hari S.Bangsa : Jawa
Nama Ayah / Ibu : Tn.NananglNy.Tuti Pend.Ayah : SMA
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta/buruh Pend.Ibu :SMP
Pekerjaan Ibu :IRT RM : 264423
0--0
o
••
•
, ••• • ••••• _. -------------_-.
1
Rumah klien de kat kilang pertamina RU.TV, jarak antar 1 ruamh dengan rumah
~ Selera: ibu klien mengatakan klien minum ASr setiap 2 - 3 jam sekali
(sebelum sakit), Selama di RS : ibu klien mengatakan klien tetap minum
ASI tetapi 1 -3 jam sekali atau sewaktu klien rewel atau mengis.
~ AIat makan yang dipakai : tidak terkaji
~ Pola makan : sebelum sakit, klien minum ASr 2-3 jam sekali, kadang
diselingi pisang. Selama sakit klien minum ASi 1-3 jam sekali, kadang
makan biscuit nestle
b. Pola tidur : Ibu klien mengatakan tidur malam jam tidak teratur, rata-rata klien
tidur jam 19.00-06.00 Will, kebiasaan klien sebelum tidur adalah minurn ASI,.
Untuk tidur siang 3-4 kali dengan durasi 1-2 jam. Selama sakit klien sering
terjaa dari tidurnya Untuk tidur siang 1-2 kali dengan durasi 1-2 jam.
c. Mandi
~ Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien mandi 2 kali, pagi dan sore.
~ Selama di RS : lbu klien mengatakan klien mandi 2 kali, pagi dan sore.
d. Aktifitas bermain : tidak terkaji
e. Eliminasi
~ Sebelum sakit Ibu klien mengatakan klien BAK 4-6 kali, BAB 1 x
dengan konsistensi lembek
~ Selama di RS : Ibu klien mengatakan klien BAK 4-6 kali, BAB 4 x
dengan konsistensi cair dan berbusa
VIII. Keadaan Kesahatan Saat Ini
a. Diagnosa medis : Diare
b. Tindakan operasi : Tidak ada
c. Status nutrisi : BB : 7,9 Kg
:7.9XI00
: 790 kallhari
d. Status cairan : BB : 7.9 Kg S: 37.5° C
: 790 + 0.51100 X 790
: 794 cc/24 jam
e. Obat- obatan
~ InfRing As ~ Bio GI 2 x VzAmp
~ Cortidex 3 x 1/3 Amp ~ Vosidon syrup 2 x Vz cth
BAB cair dengan frekuensi lebih dari 4 kali. Di ruang catelya dilakukan
implementasi seperti monitor vital sign dan frekuensi BAB.
2 11108 D S : Ibu klien mengatakan klien BAB > 4x Defsit volume Kehilangan
2011 dengan konsistensi cair dan berbusa cairan secara aktif
I 0 Mata klien tampak cekung, turgor
kulit lamb at untuk kembali > 3 detik,
mukosa bibir kering.
S : 37.5° C
N : 110 x/menil
RR : 24 'Imenil
3 12/08 I S : Ibu klien mengatakan tidak Kurang IPaparan
2011 mengerti tentang diare, penyebab, pengetahuan informasi yang
tanda gejala, cara penularan dar kurang
penangan diare
[ 0 :Ibu klien tampak binggung dan klien
terkena diare dan dirawat di RS untuk
yang pertama kali
~. Melakukan injeksi cortidex 1/3 0: obat masuk reaksi alergi tidak ada
amp secara IV sesuai advice
dokter
XVII. Evaluasi
No Tal/jam Diagnosa keperawatan Evaluasi Ttd
I 11 Diare berhubungan ~: ibu klien mngatakan klien BAB 2 x
Agustus dengan fisiologis : dengan konsisitensi cair dan
2011 proses penyakit berampas
p: kebutuhan cairan klien 794 cc/24 jam
1<\: Masalah teratasi sebagian
Indikator 1 ER
R
I. Eliminasi defekasi 3 4
efektif
2. Keseimbangan cairan 3 4
3. Keseimbangan elektrolit 3 4
4. Hidrasi yang adekuat 3 4
P : Lanjutkan intervensi
» Klien dan ibu klien : tetap
memberikan asinya, dan apntau
frekuensi dan pola defekasinya
» Untuk perawat :menghitung
kesimbangan cairan, dan pantau
pola dan frekuensi defekasi klien
2 II Deficit volume cairan
Agustus berhubungan dengan S :-
20 II kehilangan secara aktif 0: kebutuhan kalori klien sebesar 790
kal/hari, masukan cairan 3 tpm,
turgor kulit membaik, bibir tidak
kering
A: Masalah teratasi sebagian
Indikator I ER
R
I. Intake dan output dalam 4 4
24 jam seimbang
2. Vital sign dalam batas 3 4
normal
3. Turgor elastic, 3 4
membrane mukosa
basah, mata tak cekung
4. Hidrasi kulit 3 4
P : Lanjutkan intervensi
» Klien dan ibu klien :
menganjurkan klien dan ibu klien
meningkatkan intake cairan
» Untuk perawat : pertahankan
catatan cairan yang seimbang
secara akurat
3 12 Diare berhubungan
Agustus dengan fisiologis :
2011 proses penyakit S: ibu klienmengatakan klien hari tnt
hanya I kali BAB, dengan
konsisitensi lembek
0: keseimbangan cairan +200
A: Masalah teratasi
Indikator IR ER
I. Eliminasi defekasi 4 4
efektif
2. Keseimbangan cairan 4 4
3. Keseimbangan elektrolit 4 4
4. Hidrasiyangadekuat 4 4
P: Hentikan intervensi klien pulang jam
4 12 Deficit volume cairan
13.00 WIB
Agustus berhubungan dengan
201 kehilangan secara aktif S: -
0: keseimbangan cairan + 200, turgor
kulit cepat kembali, mukosa bibir
basah, mata tidak cekung
S : 36.SoC
N : 100 'f,nelli'
RR : 24 'flllf:fli'
1<\ = Masalah teratasi
Indikator I ER
R
1. Intake dan output dalam 4 4
24 jam seimbang
2. Vital sign dalam batas 4 4
normal
3. Turgor elastic, 4 4
membrane mukosa
basah, mata tak cekung
4. Hidrasi kulit 4 4
5 12 Kurang pnegtahuan P: Hentikan intervensi klien pulang jam
Agustus berhubungan dengan 13.00 WIB
201 paparan informasi yang
kurang S: ibu klien mengatakan mengerti
tentang diare, meliputi : pengertian,
penyebab, tanda gejala, cara
penularan, cara pencegahan, dan cara
penangan dirumah
0: ibu klien dan klien sendiri kooperatif
dalam mendengarkan dan sempata
bertanya
A: Masalah teratasi
Indikator IR ER
I. Familiar dengan tanda 4 4
gejala diare
2. Mendeskripsikan factor 4 4
penyebab diare
3. Mendeskripsikan 4 4
tindakan pencegahan
4. Mendeskripsikan cara 4 4
penularan diare
5. Mendeskripsikan cara 4 4
penanganan diare
dirumah
P: Hentikan intervensi klien pulang jam
13.00 WIB
BABIV
PEMBAHASAN
Pad a bab ini penulis akan membahas kesenjangan-kesenjangan anatara teori dan
kasus. Pembhasan tnt meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pada kasus ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan yang
signiftkan antara penkajian diteori maupun di kasus nyata, yaitu mulai dati
identitas klien sampai pengkajian data fokus.
B. Diagnosa keperawatan
Pada teori ada 7 diagnosa keperawatan yang mungkin akan muneul pada
klien anak diare tetapi pada kasus menemukan 3 diagnosa keperawatan. Diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada kasus ini adalah : diare berhubungan dengan
fisiologis : proses penyakit, defisit volume ciran berhubungan dengan kehilangan
cairan secara aktif dan kurang pengetahuan Kurang pnegtahuan berhubungan
dengan paparan informasi yang kurang
C. Intervensi
Pada teori ditemukan waktu yang mencapai tujuan dari kriteria evaluasi,
sedangkan pad kasus intervensi disusun sesuai kondisi pasien saat pengkajian dan
mengacu pada waktu untuk mencapai kriteria evaluasi. Waktu yang ditentukan
yaitu 3 X 24 jam, tujuan disusun berdasarakan SMART. Pada tahap intervensi
penulis menemukan faktor pendukung yaitu pasien dan keluarga serta perawat
ruangan yang kooperatif.
D. Implementasi
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien disesuaikan dengan
intervensi yang telah di buat,
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Dari ketiga
diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu :
I. Diare berhubungan dengan fisiologis : proses penyakit
2. Defisit volume ciran berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
3. Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan berhubungan dengan papamn
informasi yang kurang
Semua masalah diatas teratasi dengan baik. Pada tahap evaluasi ini penulis
tidak menemukan hambatan dikarenakan sikap keluarga klien dan klien sendiri
yang kooperatif dan perawatan ruangan yang selalu memberikan kesempatan.
BABV
A. Kesimpulan
Pada kesimpulan ini penulis dapat menyimpulkan :
I. Pada penkajian tidak ditemukan kesenjangan anatara teori dan kasus
2. Pada diagnosa keperawatan secara teori ditemukan 7
diagnosa keperawatan, sedangkan pada kasus ditemukan 3 diagnosa
keperawatan.
3. Pada teori, intervensi keperawatan tidak ada batasan waktu
untuk mencapai tujuan atau evaluasi, sedangkan pada kasus telah disusun
berdasarakan SMART dan ada batasan waktu
4. Pada evaluasi semua masalah diatas teratasi dengan baik.
Pada tahap evaluasi ini penulis tidak menemukan hambatan dikarenakan sikap
keluarga, pasien yang kooperatif dan perawatan ruangan yang selalu
memberiakan
B. SARAN
Suntosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. 2005-2006. Definisi dan
Klasifikasi. Y ogyakarta: Prima Medika.
Suriadi, dkk. 200 I. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: PT. Fajar Interpratam