Anda di halaman 1dari 2

Afra Hanifi Auly Avecenia

12.06.0048

TUGAS ESSAY KULIAH KEJANG DEMAM

Untuk Dr. Putu Dian Saraswati, Sp.A

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi yang
disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. Derajat tinggi suhu yang dianggap cukup untuk
diagnosa kejang demam adalah 38 derajat celcius atau lebih suhu rektal.

Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak
pada infeksi bakteri atau virus.

Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam
kejang demam. Kejang demam dibagi atas kejang demam sederhana dan kejang demam
kompleks. Kejang demam kompleks adalah kejang demam fokal, lebih dari 15 menit, atau
berulang dalam 24 jam. Pada kejang demam sederhana kejang bersifat umum, singkat, dan
hanya sekali dalam 24 jam.

Pada demam, kenaikan suhu 10 C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal


10 - 15 % dan kebutuhan O2 meningkat 20 %. Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi
otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa (hanya 15%) oleh
karena itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan membran sel neuron dan
dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran listrik.
dengan bantuan ”neurotransmitter”, perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini dapat
menimbulkan kejang.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menapis sebab-sebab lain terjadinya serangan


kejang dengan menggunakan umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan. Pada pasien yang
berusia lebih tua sebaiknya dilakukan auskultasi didaerah leher untuk mendeteksi adanya
penyakit vaskular. Pemeriksaan kardiovaskular sebaiknya dilakukan pada pertama kali
serangan kejang itu muncul oleh karena banyak kejadian yang mirip dengan serangan kejang
tetapi penyebabnya kardiovaskular seperti sinkop kardiovaskular.

Pemeriksaan neurologi meliputi status mental, gait“, koordinasi, saraf kranialis, fungsi
motorik dan sensorik, serta refleks tendon. Adanya defisit neurologi seperti hemiparese
,distonia, disfasia, gangguan lapangan pandang, papiledema mungkin dapat menunjukkan
adanya lateralisasi atau lesi struktur di area otak yang terbatas. Dilatasi pupil mungkin terjadi
pada waktu serangan kejang terjadi.

Pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan


elektroensefalografi (EEG). Pemeriksaan EEG rutin sebaiknya dilakukan perekaman pada
wktu sadar dalam keadaan istirahat, pada waktu tidur, dengan stimulasi fotik dan
hiperventilasi. Pemeriksaam EEG ini adalah pemeriksaan laboratorium yang penting untuk
membantu diagnosis epilepsi.

Tujuan pengobatan kejang demam pada anak adalah untuk mencegah kejang demam
berulang, mencegah status epilepsi, mencegah epilepsi dan / atau mental retardasi, dan
normalisasi kehidupan anak dan keluarga.
Anak yang sedang mengalami kejang, prioritas utama adalah menjaga agar jalan nafas
tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak dimiringkan untuk mencegah aspirasi.
Sebagian besar kasus kejang berhenti sendiri, tetapi dapat juga berlangsung terusatau
berulang. Pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus dilakukan teratur, kalau perlu
dilakukan intubasi. Keadaan dan kebutuhan cairan, kalori dan elektrolit harus diperhatikan.
Suhu tubuh dapatditurunkan dengan kompres air hangat (diseka) danpemberian antipiretik
(asetaminofen oral 10 mg/kg BB, 4 kali sehari atau ibuprofen oral 20 mg/kg BB,4 kali
sehari). Saat ini diazepam merupakan obat pilihan utama untuk kejang demam fase akut,
karena diazepam mempunyai masa kerja yang singkat. Diazepam dapat diberikan secara
intravena atau rektal, jika diberikan intramuskular absorbsinya lambat.Dosis diazepam pada
anak adalah 0,3 mg/kg BB, diberikan secara intravena pada kejang demam fase akut

Anda mungkin juga menyukai