Anda di halaman 1dari 9

MANUSKRIP

PENGELOLAAN KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER PADA


TN. S DENGAN DIABETES MELLITUS DI RUANG BOUGENVILE
RSUD UNGARAN

Oleh:
PRISCANADA FARAH EMA PERMATA
080116A053

PRODI DIPLOMAIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Manuskrip dengan judul “Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada

Tn. S dengan Diabetes Mellitus di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran” disetujui oleh

pembimbing utama program studi Diploma III Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo disusun

oleh:

Nama : Priscanada Farah Ema Permata

Nim : 080116A053

Ungaran, 17 Juli 2019

Pembimbing

Ns. Mukhamad Musta’in, S.Kep., M.Kes


NIDN. 0605078102
Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada Tn. S dengan Diabetes
Mellitus di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran

Priscanada Farah Ema Permata*, Ns. Muhammad Musta’in, S.Kep., M.Kes**

Universitas Ngudi Waluyo


Email : priscanadaf@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes Mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan


peningkatan kadar glukosa darah akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Diabetes dapat mengakibatkan komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler,
seperti komplikasi neuropati dan penyakit vaskular perifer yang dapat menyebabkan masalah
keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
untuk menggambarkan pengelolaan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer pada Tn. S
dengan Diabetes Mellitus di ruang Bougenvile RSUD Ungaran.
Metode yang digunakan adalah pengelolaan pasien dengan pendekatan asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Pengelolaan dilakukan selama 2 hari. Tindakan keperawatan yang
dilakukan yaitu berupa perawatan kaki.
Hasil pengelolaan didapatkan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum
teratasi, hal ini didukung dengan pasien mengatakan masih merasa kesemutan dan kebas pada
kaki kanan, TD : 150/100 mmHg ; N : 90x / menit ; RR: 21x / menit ; S: 36,5 °C ; GDS: 162
mg/dL ; CRT ≥ 3 detik. Akral kaki kanan dingin, kekuatan denyut pedis lemah (N: 34x / menit),
warna telapak kaki kanan pasien pucat dan biru kehitaman, telapak kaki kanan mati rasa,
kekuatan otot kaki kanan 2 dan juga karena keterbatasan waktu pengelolaan dan kurang
rutinnya pasien dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri yang sudah penulis tetapkan.
Saran untuk perawat rumah sakit adalah agar bisa mengikuti pelatihan perawatan kaki
dan seminar tentang DM untuklebih memahami tentang konsep keperawatan didalam
memberikan pelayanan bagi pasien penderita Diabetes Mellitus khususnya dengan masalah
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer,Perawatan kaki


Kepustakaan : 20 (2009-2019)

Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada Tn. S dengan Diabetes 1


Mellitus di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran
PENDAHULUAN jumlah kematian penderita DM di RSUD
Penyakit diabetes melitus (DM) Ungaran, pada tahun 2018 jumlah
merupakan penyakit kronis yang angka kematian karena DM yaitu 12 pasien dan
kejadiannya terus meningkat setiap pada tahun 2019 meningkat menjadi 17
tahunnya. Menurut Diabetes mellitus (DM) pasien (Medical Record RSUD Ungaran,
adalah penyakit kronis yang ditandai 2019).
dengan ketidakmampuan tubuh untuk Penyakit DM yang banyak diderita
melakukan metabolisme karbohidrat, yaitu DM Tipe I yang disebabkan karena
lemak dan protein, mengarah ke kerusakan sel beta pankreas dan DM Tipe II
hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi). yang disebabkan karena gangguan sekresi
Diabetes melitus (DM) terkadang dirujuk insulin. Penyebab penyakit DM yang sering
sebagai “gula tinggi”, baik oleh klien terjadi karena faktor keturunan, pola hidup
maupun penyedia layanan kesehatan. yang salah, pola makan yang sudah
Pemikiran dari hubungan gula dengan DM berubah, aktivitas yang kurang dan faktor
adalah sesuai karena lolosnya sejumlah lingkungan. Faktor lingkungan seperti
besar urine yang mengandung gula ciri dari adanya fast food yang mendorong
DM yang tidak terkontrol (Black & Hawks, masyarakat mengkonsumsi makanan
2014). tersebut secara berlebih, kurangnya
Sedangkan menurut American aktivitas, juga menyebabkan pravelensi DM
Diabetes Association (ADA) tahun 2017 menjadi tinggi dengan presentase sekitar
diabetes mellitus merupakan suatu 60% - 70%. Selain itu dapat menyebabkan
kelompok penyakit metabolik dengan komplikasi yang berat yang membuat
karakteristik hiperglikemia yang terjadi penderita tidak mampu lagi beraktivitas
karena kelainan sekresi insulin, kerja atau bekerja seperti biasa (Kwek, 2013
insulin, atau keduanya. Beberapa gejala dalam Purwandari, 2017).
yang sering ditemukan pada penderita Sebenarnya kematian pada
diabetes adalah poliuria, polidipsia, penderita DM tidak terjadi secara langsung
polifagia, penurunan berat badan, dan akibat dari penyakit DM itu sendiri namun,
penglihatan kabur. berhubungan dengan komplikasi dari
Berdasarkan data dari International penyakit DM. Komplikasi penyakit DM
Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017 dibagi menjadi dua. Komplikasi pertama
penderita DM di Indonesia mencapai 10.3 yaitu mikroangiopati (kerusakan mikro
juta orang dan diperkirakan pada tahun vaskuler) seperti retinopati, nefropati dan
2045 penderita DM di Indonesia meningkat neuropati. Sedangkan komplikasi yang
menjadi 16.7 juta orang. Hasil yang kedua yaitu makroangiopati ( kerusakan
ditunjukkan oleh Riset Kesehatan Dasar makro vaskuler) seperti penyakit jantung
(RISKESDAS) pada tahun 2018 juga iskemik dan pembuluh darah perifer
menyatakan bahwa jumlah penderita DM (Walker J, 1992 dalam Darmono, 2015).Hal
di Jawa Tengah meningkat. Pada tahun ini terjadi karena hiperglikemia pada
2013 pravalensi penderita DM menurut penderita Diabetes Mellitus
diagnosa Dokter pada penduduk ≥ 15 mempengaruhi terjadinya fleksibilitas sel
tahun adalah 0,5%. Namun, pada tahun darah merah yang melepas O2, sehingga
2018 meningkat menjadi 2,0%. Data yang O2 dalam darah berkurang dan terjadi
penulis dapat dari Medical Record di RSUD hipoksia perifer yang menyebabkan perfusi
Ungaran, pada tahun 2018 penderita DM jaringan tidak efektif.
yang dirawat inap di RSUD Ungaran Penyakit arteri perifer ini
mencapai 377 pasien sedangkan pada menyebabkan ketidakefektifan perfusi
tahun 2019 mengalami penurunan yaitu jaringan perifer yaitu penurunan sirkulasi
menjadi 314 pasien. Berbeda dengan darah ke perifer yang dapat mengganggu
kesehatan. Ketidakefetifan perfusi jaringan

Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada Tn. S dengan Diabetes 2


Mellitus di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran
perifer ini pada pasien diabetes mellitus sebelah kanan. Terkadang pasien juga
dapat menyebabkan rasa kesemutan yang merasa nyeri pada kaki sebelah kanan yang
sering timbul, hal ini berkaitan sirkulasi kesemutan. Nyeri yang dirasakan hilang
darah perifer menurun hingga ke serabut timbul dan skala nyeri 4. Pada pengkajian
saraf (Lestari, 2016). Gangguan sirkulasi riwayat kesehatan klien didapatkan data
darah pada bagian ujung atau tepi tubuh bahwa klien memiliki riwayat penyakit DM
pada penderita penyakit diabetes dan juga Hipertensi.
diakibatkan karena peredaran darah yang Pada hasil observasi dan
kurang lancar karena darah terlalu kental pemeriksaan fisik head to toe di dapatkan
dan banyak mengandung gula. data pada ekstremitas bawah klien
Penyempitan dan penyumbatan pembuluh khususnya bagian kanan yaitu pengisian
darah perifer (yang utama), sering terjadi kapiler jari ( CRT > 3 detik), suhu kulit ujung
pada tungkai bawah (terutama kaki) kaki dingin, kekuatan nadi pedis lemah ( N:
(Martinus, 2005 dalam Hidayat dan 35x / menit), telapak kaki kanan mati rasa,
Nurhayati, 2014). Salah satu cara untuk warna kulit telapak kaki kanan pasien pucat
mencegah terjadinya amputasi pada kaki dan merah kebiruan, terdapat nyeri pada
diabetik adalah tindakan perawatan kaki. kaki kanan pasien, kekuatan otot kaki
Perawatan kaki yang rutin dapat kanan klien 2. Selain itu saat pengkajian
mencegah terjadinya ulkus dan amputasi pada Tn. S didapatkan data hasil
jari (Perkumpulan Endokrinologi pemeriksaan GDS pasien yaitu 359 mg/dL.
Indonesia, 2006 dalam Sulistiari, 2013). Pemeriksaan GDS pada Tn. S dilakukan
Berdasarkan uraian diatas penulis pukul 05.00 WIB.Pada hasil data
tertarik untuk mengambil kasus laboratorium Tn. S juga didapatkan bahwa
“Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Trigliserida pasien mencapai 259 mg/dL.
Jaringan Perifer pada pasien dengan
Diabetes Mellitus” DiagnosaKeperawatan
Diagnosa yang muncul pada Tn.
METODE Sberdasarkanprioritasutamaadalahketidak
Metode yang digunakan adalah efektifan perfusi jaringan perifer
memberikan pegelolaan berupa perawatan berhubungan dengan diabetes mellitus.
kepada pasien agar dapat melakukan
perawatan kaki. Teknik pengumpulan data Intervensi
dilakukan dengan menggunakan teknik Rencana tindakan keperawatan
metodologI keperawatan dimulai dari disusun pada hari Rabu tanggal 23 Januari
pengkajian, analisa data, intervensi, 2019 jam 10.00 WIB yaitu setelah
implementasi dan evaluasi serta dilakukan tindakan keperawatan selama
pemeriksaan penunjang. lalu dipindah ke 2x24 jam masalah ketidakefektifan perfusi
lembar pengumpulan data yang sudah jaringan perifer berhubungan dengan
disediakan serta pengetahuan tentang diabetes mellitus dapat teratasi dengan
penyakit DM. mengambil tindakan yaitu memonitor
tanda-tanda vital klien (NIC : 6680) seperti
tekanan darah, nadi, suhu dan status
HASIL pernafasan, lalu melakukan perawatan kaki
Pengkajian (NIC : 1660), melakukan pendidikan
Pengkajian pada Tn.S dilakukan pada kesehatan tentang penyakit DM (NIC :
tanggal 23 Januari 2019 di ruang 5602) dan melakukan pemberian obat NIC :
Bougenvile RSUD Ungaran. Alasan pasien 2300).
dibawa ke IGD RSUD Ungaran karena Penegakan intervensi ini dianalisa
mengeluh kesemutan dan kebas pada kaki penulis untuk diaplikasikan pada pasien

Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada Tn. S dengan Diabetes 3


Mellitus di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran
yang berguna agar sirkulasi darah terutama Menurut Gibney (2009), hipertensi juga
pada ekstremitas bawah lancar. merupakan faktor risiko utama untuk
terjadinya DM. Hubungannya dengan DM
Implementasi tipe 2 sangatlah kompleks, hipertensi
Tindakan keperawatan dilakukan dapat membuat sel tidak sensitif
mulai hari Rabu 23 Januari 2019 hingga terhadap insulin (resisten insulin)
Kamis 24 Januari 2019.Implementasi untuk (Mihardja, 2009). Sementara itu, insulin
hari pertama dilakukan pada Rabu 23 berperan meningkatkan ambilan glukosa di
Januari 2019.Implementasi pertama adalah banyak sel dan dengan cara ini juga
memonitor tanda-tanda vital seperti, mengatur metabolisme karbohidrat,
tekanan darah, nadi, suhu, dan status sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh
pernafasan. Implementasi yang kedua yaitu sel, maka kadar gula di dalam darah juga
memeriksa kulit untuk mengetahui adanya dapat mengalami gangguan (Guyton, 2008
iritasi, retak, lesi, kapalan atau edema. dalam Mutmainah, 2013).
Implementasi yang keempat yaitu Pada pengkajian riwayat penyakit
mengoleskan lotion. Implementasi kedua saat ini selain mengeluh kesemutan dan
sampai dengan implementasi keempat kebas pada kaki kanan klien juga mengeluh
termasuk tindakan perawatan kaki dan nyeri pada kaki sebelah kanan, nyeri yang
implementasi yang kelima yaitu dirasakan hilang timbul dan skala nyeri 4.
memberikan obat-obatan sesuai dengan Pada hasil observasi dan pemeriksaan fisik
teknik dan cara yang tepat yaitu Inj. head to toe di dapatkan data pada
Humalog 12 unit secara SC. ekstremitas bawah klien khususnya bagian
Implementasi untuk hari kedua kanan yaitu pengisian kapiler jari ( CRT > 3
dilakukan pada Kamis 24 Januari 2019. detik), suhu kulit ujung kaki dingin,
Implementasi pertama adalah mengkaji kekuatan nadi pedis lemah ( N: 35x /
tingkat pengetahuan pasien tentang proses menit), telapak kaki kanan mati rasa, warna
penyakit DM. Implementasi yang kedua kulit telapak kaki kanan pasien pucat dan
adalah memberikan informasi pada pasien merah kebiruan, terdapat nyeri pada kaki
tentang proses penyaki DM. Implementasi kanan pasien, kekuatan otot kaki kanan
yang ketiga adalah memonitor tekanan klien 2.
darah, nadi, suhu dan status pernafasan. Pada penderita DM biasanya sering
Implementasi yang keempat adalah terjadi komplikasi mikrovaskuler dan
memonitor warna kulit, suhu dan makrovaskuler. Komplikasi makrovaskuler
kelembapan. Implementasi yang kelima adalah terjadinya penyumbatan pada
adalah memberikan obat-obatan sesuai pembuluh darah besar seperti di jantung
dengan teknik dan cara yang tepat yaitu dan di otak yang sering menyebabkan
Inj. Humalog 12 unit secara SC. kematian dan penyumbatan pembuluh
darah besar di ektremitas bawah (Yuhelma
PEMBAHASAN dkk, 2013). Akibat dari penyumbatan
Pengkajian pada Tn.S dilakukan pada tersebut adalah denyut nadi lemah,
tanggal 23 Januari 2019 di ruang edema, pincang, terlambatnya luka perifer,
Bougenvile RSUD Ungaran. Data diperoleh perubahan fungsi motorik, dan nyeri
dari klien dan keluarga yang mendampingi ekstremitas (Savana, 2014 dalam Thoriq,
klien selama klien dirawat di Rumah Sakit. 2015).
Dari hasil pengkajian kasus Tn.S didapatkan Pada hasil data laboratorium Tn. S
data subjektif dan keluhan utama juga didapatkan bahwa Trigliserida pasien
kesemutan dan kebas pada kaki sebelah mencapai 259 mg/dL. Kadar Trigliserida
kanan. Pada pengkajian riwayat kesehatan yang tinggi akan berbahaya bagi tubuh.
klien didapatkan data bahwa klien memiliki Kadar Trigliserida baiknya tidak lebih dari
riwayat penyakit DM dan juga Hipertensi. 150 mg/dL. Trigliserida yang berlebih

Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada Tn. S dengan Diabetes 4


Mellitus di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran
dalam tubuh akan disimpan di dalam (1) menjadi ringan (4), kekuatan denyut
jaringan kulit. Konsumsi makanan tinggi pedis kaki kiri dari skala cukup berat (2)
lemak yang berlebihan dapat menjadi ringan (4).
menyebabkan peningkatan kadar Untuk mengatasi ketidakefektifan
Trigliserida dalam darah. Kadar Trigliserida perfusi jaringan perifer pada pasien,
yang terlalu berlebih dalam tubuh dapat dilakukan beberapa tindakan keperawatan
membahayakan kesehatan (Ayu, 2011). yang telah disusun guna masalah yang
Selain itu saat pengkajian pada Tn. S dirasakan pada Tn. S. Implementasi
didapatkan data hasil pemeriksaan GDS untuk hari pertama dilakukan pada Rabu
pasien yaitu 359 mg/dL. Pemeriksaan GDS 23 Januari 2019. Implementasi pertama
pada Tn. S dilakukan pukul 05.00 WIB. adalah memonitor tanda-tanda vital
Kadar normal glukosa darah puasa adalah seperti, tekanan darah, nadi, suhu, dan
80 – 109 mg/dL sedangkan kadar normal status pernafasan, diperoleh hasil TD:
glukosa darah 2 jam adalah 80 – 144 170/100 mmHg ; N: 94x/menit ; RR:
mg/dL. Apabila kadar gula darah melebihi 20x/menit ; S: 36,5 °C. Implementasi yang
batas normal, maka dapat menyebabkan kedua yaitu memeriksa kulit untuk
penyakit diabetes mellitus (Ronald et al, mengetahui adanya iritasi, retak, lesi,
2004 dalam Wulandari, 2017). kapalan atau edema, diperoleh hasil
Terdapat banyak faktor penyebab telapak kaki kanan pasien tampak pucat
meningkatnya kadar gula darah dan merah kebiruan, CRT ≥ 3
diantaranya adalah mengkonsumsi detik.Implementasi kedua sampai dengan
makanan tinggi lemak yang dapat implementasi keempat termasuk tindakan
menyebabkan penumpukan kadar perawatan kaki. Perawatan kaki yang
Trigliserida dalam tubuh, dalam keadaan efektif dapat mencegah terjadinya risiko
ini produksi insulin akan terganggu, ulkus menjadi amputasi.
sehingga dapat mengakibatkan tingginya Hal ini didukung dengan hasil
kadar gula darah. Tingginya kadar gula dan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing
konsumsi karbohidrat tinggi tentunya (2012) di Poliklinik DM RSUD menunjukkan
dapat menyebabkan kadar gula darah sebagian besar responden sudah
melonjak tinggi dan juga dapat melakukan perawatan kaki dengan baik.
menyebabkan penumpukan kadar gula Hal ini menggambarkan risiko terkena
darah, sehingga dapat menyebabkan komplikasi pada kaki semakin kecil.
terjadinya obesitas, diabetes mellitus dan Perawatan kaki yang baik dapat mencegah
hiperlipidemia. Stress juga dapat terjadinya komplikasi kaki diabetes secara
menyebabkan meningkatnya kadar gula dini. Pencegahan komplikasi diabetes
darah (Huang et al, 2012). melitus dapat membantu meningkatkan
Rencana tindakan keperawatan angka harapan hidup bagi penderita
disusun pada hari Rabu tanggal 23 Januari diabetes.
2019 jam 10.00 WIB yaitu setelah Implementasi yang kelima yaitu
dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam memberikan obat-obatan sesuai dengan
diharapkan masalah ketidakefektifan teknik dan cara yang tepat, diperoleh hasil
perfusi jaringan perifer dapat teratasi klien mau diberikan obat yaitu Inj.
dengan kriteria hasil :(NOC : 0407 - Perfusi Humalog 10 unit secara SC. Inj. Humalog
Jaringan : Perifer)Suhu ujung kaki dari skala adalah obat untuk pasien DM yang
sedang (3) menjadi ringan (4), nyeri di memerlukan insulin (Kasim, 2015).
ujung kaki dari skala sedang (3) menjadi Implementasi untuk hari kedua
tidak ada (0), mati rasa dari skala sedang dilakukan pada Kamis 24 Januari 2019.
(3) menjadi ringan (2), kelemahan otot dari Implementasi pertama adalah mengkaji
skala sedang (3) menjadi ringan (2), tingkat pengetahuan pasien tentang proses
pengisian kapiler jari kaki dari skala berat penyakit, diperoleh hasil bahwa klien

Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada Tn. S dengan Diabetes 5


Mellitus di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran
masih belum cukup tahu tentang melakukan tindakan dan merupakan hasil
penyakitnya. Implementasi yang kedua dari tindakan yang telah dilakukan, dan
adalah memberikan informasi pada pasien diagnosis ketidakefektifan perfusi jaringan
tentang proses penyakit, diperoleh hasil perifer belum teratasi.
bahwa klien mau diberikan informasi
tentang penyakitnya. Menurut Soegondo DAFTAR PUSTAKA
(2009) penyandang diabetes yang American Diabetes Association. (2017).
mempunyai pengetahuan cukup tentang Standards of Medical Care in
diabetes, mampu mengubah perilakunya Diabetes 2017. Volume 40.
dan mengendalikan kondisi penyakitnya. www.diabetes.org
Implementasi yang ketiga adalah Ayu. (2011). Trigliserida.Tersedia online
memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan pada:
status pernafasan, diperoleh hasil, TD: http://www.deherba.com/apakah-
160/100 mmHg ; N: 90x/menit ; RR; itu-trigliserida.html. (diakses tanggal
21x/menit ; S: 36,7°C. Implementasi yang 09 Juli 2019).
keempat adalah memonitor warna kulit, Black, M Joyce., & Hawks, Jane Hokunson.
suhu dan kelembapan, diperoleh hasil (2014). Keperawatan Medikal Bedah
warna kulit telapak kaki kanan klien : Manajemen Klinis untuk Hasil yang
tampak pucat dan kebiruan, CRT ≥ 3 detik, Diharapkan. Edisi 8. No. 2. Singapore
akral telapak kaki kanan pasien dingin, : Elsevier.
telapak kaki kanan pasien mati rasa, Darmono. (2015). Patofisiologi dan Konsep
kekuatan denyut nadi pedis lemah (N: Terapi Angiopati Diabetika. Seminar
34x/menit). & Workshop Penatalaksanaan Kaki
Menurut Wright (2010) dalam Diabetika bagi Dokter dan Perawat.
Sihombing (2012) tindakan perawatan kaki Semarang : RSUP Dr. Kariadi.
yaitu seperti memeriksa kaki setiap hari, Gibney, M.J., BM,. Kearney. MJ., Arab,L.
apakah ada perubahan warna, terjadi 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat.
pembengkakan, nyeri atau mati rasa, Jakarta: EGC. pp 54
mencuci kaki setiap hari menggunakan Hidayat, Anas Rahmad & Nurhayati, Isnani.
sabun dan air hangat, mengeringkan kaki (2014). Perawatan Kaki Pada
dengan hati-hati, khususnya diantara sela- Penderita Diabetes Melitus Di
sela jari kaki, serta menggunting kuku dan Rumah. Jurnal Permata Indonesia.
implementasi keempat termasuk juga Volume 5. Nomor 2.
dalam tindakan perawatan kaki. http://www.permataindonesia.ac.id/
Implementasi yang kelima adalah wp-
memberikan obat-obatan sesuai dengan content/uploads/2015/07/201406.p
teknik dan cara yang tepat, diperoleh hasil df
klien mau diberikan obat yaitu Inj. Huang, J., Schmeidler, J., Beeri, MS,
Humalog 12 unit secara SC. Rosendorff C, Bhatia S, West RK,
Bespalova IN, Mavris R, Silverman
SIMPULAN JM. (2012). Haemoglobin Alc and
Pada bab ini penulis membuat Cognitive Function in Very Old,
kesimpulan terkait dengan judul yang Cognitivitely Intact Men. Age Ageing.
diambil yaitu pengelolaan ketidakefektifan 41(1):125-128.
perfusi jaringan perifer pada Tn. S dengan Doi:10.1093/argeing/afr124
DM di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran. Iltaqo, Moh. Thoriq. (2010). Asuhan
Penulis melakukan proses keperawatan Keperawatan dengan Masalah
pada Tn. S selama 2 hari dimulai hari rabu Gangguan Ketidakefektifan Perfusi
23 Januari 2018 sampai dengan 24 Januari Jaringan Perifer pada Penderita
2019. Penulis melakukan evaluasi setelah Diabetes Mellitus dan Ganggren di

Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada Tn. S dengan Diabetes 6


Mellitus di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran
Ruang Mawar dan Mina RS Islam A. Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas
Yani Surabaya. Universitas Nahdlatul 2018. Jakarta : Kemenkes Republik
Ulama Surabaya. Indonesia.
http://repository.unusa.ac.id/1181 Sihombing, Dhora. (2012). Gambaran
International Diabetes Federation.(2017). Perawatan Kaki dan Sensasi Sensorik
IDF Diabetes Atlas.Edisi Kaki pada pasien DM tipe 2 di
7.www.diabetesatlas.org Poliklinik DM RSUD. Volume 1. No. 1.
Kasim, Fauzi & Trisna, Yulia. (2015). ISO Universitas Padjadjaran.
(Informasi Spesialite Obat) Indonesia. https://journal.unpad.ac.id/ejournal/
Volume 50. Jakarta: PT. ISFI. download/677/723
Lestari, Ratih Sri. (2016). Skripsi Penerapan Soegondo, Sidartawan. (2009).
Diabetic Foot Exercise dengan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Masalah Keperawatan Terpadu. Jakarta : FKUI.
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Sulistiari, Dwi Anis. (2013). Pengaruh
Perifer pada Pasien Diabetes Mellitus Pendidikan Kesehatan Perawatan
di Ruang Azzahra I RS. Islam Kaki Terhadap Kepatuhan Pasien
Jemursari Surabaya. Universitas Diabetes Mellitus Tipe 2 Dalam
Nahdlatul Ulama Surabaya. Melakukan Perawatan Kaki Di
http://digilib.unusa.ac.id/data_pusta Wilayah Kerja Puskesmas Jenggawah
ka-14577.html Kabupaten Jember. Universitas
Mihardja, L. 2009. Faktor yang Jember. https://repository.unej.ac.id
Berhubungan dengan Pengendalian Wulandari, Ajeng Fitri. (2017). Efek
Gula Darah pada Penderita Diabetes Pemberian Kopi Ekselsa Dan Minyak
Mellitus dalam Majalah Kedokteran Jintan Hitam Terhadap Penurunan
Indonesia. Jakarta. Kadar Trigliserida Dan Gula Darah
Mutmainah, Iin. (2013). Hubungan Kadar Pada Tikus Sprague Dawley.
Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Universitas Muhammadiyah
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Semarang.
Rumah Sakit Umum Daerah http://repository.unimus.ac.id/418/
Karanganyar. Universitas Yuhelma, Hasneli Yesi., & Nauli, Fathra
Muhammadiyah Surakarta. Annis. (2013). Identifikasi dan
http://eprints.ums.ac.id/24357/ Analisis Komplikasi Makrovaskuler
Purwandari, Henny., dan Susanti, Siti Nur. dan Mikrovaskuler pada Pasien
(2017). Hubungan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus. Volume 2. No. 1.
dengan Kualitas Hidup pada Universitas Riau.
Penderita DM di Poli Penyakit Dalam https://media.neliti.com/media/publ
RSUD Kertosono. Volume 6 No. 2. ications/185334-ID-identifikasi-dan-
Stikes Satria Bhakti Nganjuk. analisis-komplikasi-mak.pdf
https://media.neliti.com/media/publ
ications/236464-hubungan-
kepatuhan-diet-dengan-kualitas-
8c549a3b.pdf

Pengelolaan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada Tn. S dengan Diabetes 7


Mellitus di Ruang Bougenvile RSUD Ungaran

Anda mungkin juga menyukai