HEMOTORAKS ( HEMATOTHORAKS)
DI SUSUN OLEH
(106117040)
2020
A. DEFINISI
relative umum, paling sering akibat cedera untuk struktur intrathoracic atau
pada rongga pleura yang disebabkan karena adanya trauma pada dada yang
darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau
B. ETIOLOGI
dan rongga abdomen. Trauma tajam dapat disebabkan oleh tikaman dan
dapat terjadi pada pasien dengan defek pembekuan darah, operasi toraks atau
jantung, kanker pleura atau paru, dan tuberculosis. Selain itu, penyebab
2015).
C. MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak, (2009)
yaitu :
1. Temponade jantung
menembus jantung
b. Gelisah
2. Hematothorax
3. Pneumothoraks
c. Kolaps sirkulas
d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara
D. PATOFISIOLOGI
struktur yang berbedadari dinding toraks dan rongga toraks. Toraks dibagi
Rongga pleura berada diantara pleura viseral dan parietal dan dapat terisi
oleh darah ataupunudara yang menyertai suatu trauma toraks. Parenkim paru
termasuk paru – parudan jalan nafas yang berhubungan, dan mungkin dapat
untuk metabolisme jaringan pada tubuh. Gangguan pada aliran udara dan
darah, salah satunya maupun kombinasi keduanya dapat timbul akibat dari
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada beberapa
faktor, antara lain mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari 13 cedera,
cedera lain yang terkait, dan penyakit - penyakit komorbid yang mendasari.
Pasien -pasien trauma toraks cenderung akan memburuk sebagai akibat dari
efek pada fungsi respirasinya dan secara sekunder akan berhubungan dengan
Thoraks
1. Sinar X dada
trauma tumpul dapat terlihat pada foto toraks, seperti fraktur kosta atau
pneumotoraks.
2. CT scan
cairan pleura atau darah, dan dapat membantu untuk mengetahui lokasi
3. Nilai AGD
4. USG
pada hemothoraks.
jika kadar hemoglobin atau hematokrit cairan pleura separuh atau lebih
G. KOMPLIKASI
meninggal).
c. Pneumothorax.
d. Pneumonia.
e. Septisemia.
f. Syok.
H. PENATALAKSANAAN
adalah mengeluarkan darah dari rongga pleura yang dapat dilakukan dengan
cara:
1. Chest tube (Tube thoracostomy drainage)
2. Thoracotomy
dilakukan ketika hemothoraks parah dan chest tube sendiri tidak dapat
3. Trombolitik agent
tube atau ketika bekuan telah membentuk massa di rongga pleura, tetapi
hal ini sangat berisiko karena dapat memicu terjadinya perdarahan dan
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Primer
napas.
b. Breathing: Pernapasan cuping hidung, pasien ngorok, penggunaan
pola napas.
(E2V2M4)
akral teraba dingin, tampak sianosis dan bagian tubuh lain nya baik.
2. Pengkajian Sekunder
Anamnesis
a. Identitas klien
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat :
Agama :
Bahasa :
Status perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No. register :
Tanggal masuk :
Diagnosa medis :
Nama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
c. Keluhan utama
d. Riwayat kesehatan
J. PEMERIKSAAN FISIK
Primary survey
a. Airway :
Look : Dada kanan ketinggalan bernafas
Listen : Suara Nafas (+)
Feel : Hembusan nafas terasa (+)
b. Breathing :
Look : ketinggalan bernafas pada thorax dextra
Listen : kanan : menghilang ; kiri : vesikuler
Feel : kanan : beda ; kiri : sonor
c. Circulation :
Look : Perdarahan spontan (-)
Feel : Akral hangat ; Arteri radialis teraba
d. Disability:
Look : Pupil : isokor ; diameter : 3mm/3mm ; GCS : 15 (E4V5M6)
e. Exposure: Secondary survey
Secondary Survey:
a. Kepala: : dalam batas normal
b. Mata: konjungtiva palpebra (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(3mm), refleks cahaya (+/+)
c. Telinga : tidak ditemukan kelainan
d. Hidung : tidak ditemukan kelainan
e. Mulut : tidak ditemukan kelainan
f. Leher : Tidak ditemukan kelainan
g. Thorax:
Inspeksi : ketinggalan bernafas pada thorax dextra , hematom pada
punggung dextra
Perkusi : kanan : beda; kiri : sonor
Auskultasi : kanan : menghilang ; kiri : vesikuler
Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
h. Abdomen:
Inspeksi: distensi (-), jejas (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Perkusi: timpani
Palpasi: soepel, nyeri tekan (-), defens muskular (-)
i. Ekstremitas: multiple excoriated wound
K. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
2. Nyeri Akut b.d agen injury fisik (luka insisi post pemasangan WSD)
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
setiap perubahan
yang terjadi
4. Auskultasi bunyi
nafas
5. Baringkan klien
nyaman, atau
menggunakan
pernafasan lebih
hasil: vital
cukup
6. Anjurkan untuk
masukan nutrisi
yang cukup
DAFTAR PUSTAKA