Anda di halaman 1dari 15

Menganalisa Fenomena Guru yang Melanggar

Kode Etik

Ditujukan untuk memenuhi tugas mandiri


Mata Kuliah : Etika Profesi Keguruan
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Septi Gumiandari, M.Ag.

Created by:
Fatimatuzzahro (1808103033)
Tadris Bahasa Inggris 4C

THE STATE INSTITUTE FOR ISLAMIC STUDIES


SYECH NURJATI CIREBON
2020

1
Kata Pengantar

Pertama-tama, senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, terima kasih kepada Allah
SWT karena telah membantu kami dan memberi kami kesempatan untuk
menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Dan kami ingin mengucapkan terima kasih
banyak kepada Ibu Dr Septi Gumiandari Mag. selaku dosen pengampu mata
kuliah Etika Profesi Keguruan.

Makalah ini berisikan tentang fenomena terhadap pelanggaran kode etik guru,
latar belakang penyebabnya, serta solusi yang bisa diterapkan dalam
meminimalisasi terjadinya kejadian serupa.

Diharapkan makalah ini dapat membuka wawasan kita terhadap dunia


pendidikan kita khususnya pandangan kita kepada guru, bahwa masih banyak
ketimpangan di luar sana berkaitan dengan sikap profesionalisasi guru itu sendiri
yang menjadi prioritas utama kita semua. Kami pada akhirnya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini ke depannya, terimakasih.

Cirebon, 01 Mei 2020

Pemakalah

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5

C. Tujuan.......................................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...................................................................................................................................6

A. Pengertian Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru...................................................................6

B. Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran Kode Etik Guru..............................................9

C. Contoh Fenomena Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru dan Solusinya..........................9

D. Upaya untuk Mengatasi Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru.......................................11

BAB III .................................................................................................................13

Kesimpulan..........................................................................................................................................13

3
Referensi..............................................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. dalam
proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar
dan pendidik. Sebagai pengajar, guru bertugas menuangkan sejumlah bahan
pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas
membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap,
aktif, kreatif dan mandiri. Oleh sebab itu, tugas berat dari seorang guru ini pada
dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi
profesional yang tinggi.
Guru mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam
pendidikan. Keberhasilan sebuah pendidikan dipengaruhi oleh keahlian guru
dalam mendidik siswanya. Akhir akhir ini sangat marak dibicarakan tentang
profesi guru. Banyak hal mengenai profesi keguruan yang saat ini menjadi
perhatian baik pemerintah maupun masyarakat. Sejak dicantumkannya UU
mengenai guru sebagai jabatan profesional, banyak sekali aturan aturan ataupun
perundang-undangan yang membahas mengenai profesi guru mulai dari
tunjangannyasampai kinerjanya.Dalam jabatan sebagai profesional, maka guru
harus mematuhi kode etik keguruan yang telah ada.Selain itu, guru juga harus
memenuhi syarat – syarat sebagai guru profesional, yakni pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial.
Guru sebagai tauladan peserta didiknya tidak pantas melakukan tindakan
yang melanggar norma-norma terlebih lagi pemerintah telah memberikan kode
etik guru yang harus dipenuhi. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai

4
penyimpangan yang dilakukan oleh guru dan melanggar kode etik guru yang telah
ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pada pelanggaran kode etik profesi guru?
2. Apa-apa saja faktor penyebab terjadinya pelanggaran kode etik profesi
guru?
3. Apa saja Contoh Fenomena Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru dan
Solusinya
4. Bagaimana upaya untuk mengatasi pelanggaran terhadap kode etik
profesi guru?

C. Tujuan
1. Mampu mengetahui pengertian pelanggaran kode etik profesi guru.
2. Mampu mengetahui faktor penyebab terjadinya pelanggaran kode etik
profesi guru.
3. Dapat mengetahui contoh Fenomena Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru
dan Solusinya
4. Mampu mengetahui upaya dalam mengatasi pelanggaran terhadap kode
etik profesi guru.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru


Sebagai makhluk yang bermasyarakat, manusia tidak bisa lepas dari
berhubungan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya di mana ia tinggal dan
hidup. Manusia dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari selalu disertai dengan
norma atau aturan yang mengikat, baik aktivitas manusia tersebut yang
berhubungan dengan Tuhan, sesama manusia, lingkungan maupun diri sendiri.
Inilah yang kemudian disebut “etik” (Djamarah, 2000). Etik dalam konteks ini
mengindikasikan adanya ilmu adab, yaitu ilmu yang mempelajari segala kebaikan
dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai
gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan,
sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
Istilah “kode etik” itu bila di kaji maka terdiri dari dua kata yakni “kode” dan
“etik”. Secara harfiah, “kode” artinya aturan, dan “etik” yang berasal dari bahasa
Yunani, “ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup, kesopanan (tata susila),
atau hal- hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan (Zulfikri). Menurut pendapat William Lillie, mengatakan bahwa:
“Ethics as the normative science of conduct of human being living in societies a

6
science which judges this conduct to be right or wrong, to be good or bad, or in
some similar way”. Etik adalah ilmu pengetahuan tentang norma/aturan ilmu
pengetahuan tentang tingkah laku kehidupan manusia dalam masyarakat, yang
mana ilmu pengetahuan tersebut menentukan tingkah laku itu benar atau salah,
baik atau buruk atau sesuatu yang semacamnya.

Sedangkan etika profesi guru merupakan seperangkat norma yang harus


diindahkan dalam menjalankan profesi guru kemasyarakatan atau dengan kata lain
merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI
(Persatuan Guru Republik Indonesia) dalam melaksanakan panggilan
pengabdiannya bekerja sebagai guru. Etika profesi guru lebih dikenal dengan
sebutan “kode etik guru” sebagai hasil kongres seluruh utusan cabang dan
pengurus daerah PGRI seluruh Indonesia di Jakarta tahun 1973. Kode etik
tersebut mengatur tentang apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan dalam menjalankan tugas profesionalnya. Dengan kata lain kode etik
profesi g ur u merupakan sarana kontrol sosial bagi guru yang bersangkutan.
Maksudnya bahwa ketika profesi guru dapat memberitahukan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap guru di lapangan kerja.
Berdasarkan kode etik guru Indonesia, guru Indonesia tampil secara
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Adapun
esensi dari kode etik dan etika profesi yang kita dapatkan secara garis besarnya
sebagai berikut:
 Kode etik guru yang pertama mengandung pengertian bahwa perhatian
seorang guru adalah peserta didik. Perhatiannya semata-mata dicurahkan untuk
membimbing peserta didik, yaitu mengembangkan potensinya secara optimal
dengan mengupayakan terciptanya proses pembelajaran yang edukatif. Melalui
proses inilah diharapkan peserta didik menjelma sebagai manusia seutuhnya yang
berjiwa Pancasila. Manusia utuh yang dimaksud adalah manusia yang seimbang
antara kebutuhan jasmani dan rohaninya, bukan saja sehat secara fisik namun juga

7
secara psikis. Manusia yang berjiwa Pancasila artinya manusia yang dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara selalu mengindahkan dan mengaplikasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
 Kode etik guru yang kedua mengandung makna bahwa guru hanya
sanggup menjalankan tugas profesi yang sesuai dengan kemampuannya, ia tidak
menunjukkan sikap arogansi profesional. Manakala menghadapi masalah yang ia
sendiri tidak mampu mengatasinya, ia mengaku dengan jujur bahwa masalah itu
di luar kemampuannya, sambil terus berupaya meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya.
 Kode etik guru yang ketiga menunjukkan pentingnya seorang guru
mendapatkan informasi tentang peserta didik selengkap mungkin. Informasi
tentang kemampuannya, minat, bakat, motivasi, kawan-kawannya, dan informasi
yang kira-kira berpengaruh pada perkembangan peserta didik dan mempermudah
guru dalam membimbing dan membina peserta didik tersebut.
 Kode etik guru yang keempat mengisyaratkan pentingnya guru
menciptakan suasana sekolah yang aman, nyaman, dan membuat peserta didik
betah belajar. Yang perlu dibangun antara lain iklim komunikasi yang demokratis
hangat dan penuh rasa kekeluargaan tetapi menjauhkan diri dari kolusi dan
nepotisme.
 Kode etik guru yang kelima mengingatkan kita pentingnya peran serta
orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya untuk ikut andil dalam proses
pendidikan di sekolah/madrasah. Peran serta mereka akan terwujud jika terjalin
hubungan baik antara guru dengan peserta didik dan ini harus diupayakan sekuat
tenaga oleh guru.
 Kode etik guru yang keenam mengharuskan guru untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan mutu dan martabat profesinya. Ini dapat
dilakukan secara pribadi maupun secara kelompok. Agar terjalin kekuatan profesi,
guru hendaknya selalu menjalin hubungan baik dengan rekan seprofesi, memupuk
semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

8
 Kode etik guru yang ketujuh berkaitan dengan bagaimana menjalin kerja
sama mutualistis dengan rekan seprofesi. Rasa senasib dan sepenanggungan
biasanya mengikat para guru untuk bersatu dalam menyatukan visi dan misinya.
 Kode etik guru yang kedelapan mengharuskan agar guru mengusahakan
dan memelihara organisasi PGRI agar menjadi satu kekuatan profesi guru dalam
menggapai harapannya. Organisasi ini harus mampu menjembatani dan
mengayomi aspirasi para guru dan bahkan jika memungkinkan, PGRI harus
mampu meningkatkan harkat dan martabat guru yang semakin hari semakin
cenderung terpuruk adanya.
 Kode etik guru yang kesembilan mengharuskan guru melaksanakan segala
kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Hal ini didasari oleh dua asumsi,
(1) karena guru sebagai unsur aparatur negara (sepanjang mereka PNS), (2)
karena guru orang yang ahli dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, sudah
sewajarnya guru melaksanakan semua kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan selagi sesuai dengan kemampuan guru itu tidak melecehkan harkat
dan martabat guru itu sendiri.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran Kode Etik Guru

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku


yang menyimpang pada seorang pendidik :
 Adanya malpraktik yaitu melakukan praktik yang salah, miskonsep. Misalnya
guru salah dalam menerapkan hukuman pada siswa. Adapun alasannya
tindakan kekerasan maupun pencabulan guru terhadap siswa merupakan suatu
pelanggaran.
 Kurang siapnya guru maupun siswa secara fisik, mental dan emosional. Jika
kedua belah pihak siap secara fisik, mental dan emosional, proses belajar
mengajar akan lancar, interaksi siswa dan guru pun akan terjalin harmonis
layaknya orang tua dengan anaknya.
 Kurangnya penanaman budi pekerti di sekolah. Pelajaran budi pekerti
sekarang ini sudah tidak ada lagi. Kalaupun ada sifatnya hanya sebagai
pelengkap, lantaran di integrasikan dengan berbagai mata pelajaran yang ada.

9
Namun realitas di lapangan pelajaran yang di dapat siswa kebanyakan hanya
diberi berbagai materi tanpa memperdulikan nilai-nilai budi pekerti yang
harus diajarkan pula.
C. Contoh Fenomena Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru dan Solusinya.

Berikut adalah beberapa penggalan fenomena pelanggaran kode etik guru di


masyarakat dan solusi :

KODE ETIK KASUS PELANGGARAN SOLUSI


    Guru memposisikan diri      Guru bersifat humanis-

sebagai penguasa yang demokratik menekankan


memberikan sanksi, konformitas internalisasi
mengancam dan menghukum bagi peserta
peserta apabila melanggar didiknya.Pendidikan
aturan atau tidak mengikuti mendorong berkembangnya
kehendak guru. kemampuan yang ada pada

Guru berbakti     Guru memberikan imbalan / diri peserta didik.

membimbing peserta hadiah semata-mata untuk      Situasi pendidikan


didik untuk membina kepatuhan peserta mendorong dan

membentuk manusia didik menyerahkan kesempatan

Indonesia seutuhnya     Guru menciptakan situasi pengembangan kemandirian

yang berjiwa pendidikan otoriter yang kepada peserta didik sendiri.

Pancasila. membentuk manusia dengan      Pengembangan kebebasan


pribadi pasrah, patuh, disertai dengan
penurut, dan takluk kepada pertimbangan rasional,
penguasa (guru). perasaan, nilai dan sikap,
Mengasingkan orang-orang keterampilan dan
yang kreatif, berpendirian pengalaman diri peserta
dan mandiri didik

Guru memiliki dan     Guru tidak menunjukkan      Kejujuran adalah salah satu
melaksanakan kejujuran sehingga tidak keteladanan yang harus

10
pantas untuk ditiru, dijaga guru selain prilaku
misalnya: suka ingkar janji, lain seperti mematuhi
pilih kasih, memanipulasi peraturan dan moral,
nilai, mencuri waktu berdisiplin, bersusila dan
mengajar, dan lain beragama.
kejujuran profesional sebagainya.
     Guru harus menjaga
    Guru mengajar tidak sesuai keteladanan agar dapat
dengan bidang keilmuannya diterima dan bahkan ditiru
sehingga sering melakukan oleh peserta didik.
kesalahan secara keilmuan.

    Guru tidak pernah      Guru harus bekerjasama


mengkomunikasikan dengan orangtua dan juga
perkembangan anak kepada lingkungan masyarakat
orangtuanya, sehingga dalam pendidikan. Tanggung
orangtua tidak mengetahui jawab pembinaan terhadap
Menjaga hubungan
kemajuan belajarnya. peserta didik ada pada
baik dengan
sekolah, keluarga, dan
orangtua, murid dan     Guru tidak pernah mengajak
masyarakat.
masyarakat sekitar orangtua untuk
untuk membina peran membicarakan bersama yang     Hal yang menyangkut
serta dan tanggung menyangkut kepentingan kepentingan si anak
jawab bersama anak dan sekolah, melainkan seyogyanya guru (sekolah)
terhadap pendidikan memutuskan secara sepihak, mengajak orangtua dan
misalnya: pembelian buku bahkan lingkungan
anak, seragam sekolah, masyarakat untuk
kegiatan anak di luar bermusyawarah.
kurikuler, dan sebagainya.
Seorang guru harus Hubungan antar guru tidak Etos kerja harus dijaga
saling menghormati harmonis (misalnya: saling dengan menciptakan
dan menghargai menjelekkan dan saling lingkungan kerja yang sehat,
sesama rekan menjatuhkan bahkan dinamis, serta menjaga

11
hubungan baik dengan saling
menghormati dan
seprofesi berkelahi) menghargai dan mau
bekerjasama/ saling
menolong antar sesama guru.

D. Upaya untuk Mengatasi Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru


Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
pelanggaran kode etik profesi guru antara lain:
 Menindak tegas dan memberikan sanksi berat pada oknum-oknum guru
yang melakukan kasus etika profesi guru karena sangat merugikan guru dan
konsumen pendidikan. Guru merupakan salah satu profesi yang salah satu
tugasnya adalah memberi keteladanan yang baik terhadap peserta didik.
 Sebelum menjadi guru, seorang calon guru seharusnya diberi tes psikologi
yang ketat agar mampu menghadapi setiap karakter peserta didik.
 Mewajibkan seorang guru untuk membaca dan menjalankan profesinya
sesuai kode etik keguruan.
 Mengadakan pelatihan-pelatihan bagaimana seorang guru menghadapi
peserta didik yang berbeda karakter. Sehingga seorang guru, mampu
menangani siswa yang karakternya nakal atau bandel.
 Guru seharusnya memahami perkembangan tingkah laku peserta didiknya.
Apabila guru memahami tingkahlaku peserta didik dan perkembangan
tingkah laku itu, maka strategi, metode, media pembelajaran dapat
dipergunakan secara lebih efektif.
 Tugas yang penting bagi guru dalam melakukan pendekatan kepada peserta
didik adalah menjadikan peserta didik mampu mengembangkan keyakinan
dan penghargaan terhadap dirinya sendiri, serta membangkitkan kecintaan
terhadap belajar secara berangsur-angsur dalam diri peserta didik.
 Sesuai dengan pendapat Prayitno, bahwa pembelajaran harus sesuai konsep
HMM (Harkat dan Martabat Manusia). Antara guru dan peserta didik terjalin
hubungan yang menimbulkan situasi pendidikan yang dilandasi dua pilar

12
kewibawaan dan kewiyataan. Pengaruh guru terhadap peserta didik
didasarkan pada konformitas internalisasi.

BAB III
Kesimpulan

Dalam upaya meningkatkan Guru yang profesional maka seorang guru


harus memiliki prinsip-prinsip profesional dan melalui kualifikasi akademik,
kompetensi dan sertifikasi. Namun tentunya hal ini hendaknya dilandasi dengan
etiket kejujuran sebagai seorang profesional.

Kode etik memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas


pendidikan di Indonesia, bagi guru pada khususnya. Apa yang telah dijelaskan
dalam kode etik keguruan telah menggambarkan bagaimana seharusnya tingkah
laku dan etika sebenarnya bagi seorang guru. Dengan adanya kode etik guru
nantinya diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme guru dan
meningkatkan moral pendidik sehingga derajat guru yang teramat mulia dimata
masyarakat dapat kembali terwujud.

13
REFERENCES

Evendi, Muhtar. 2015. Fenomena Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru Dan
Solusinya. Diakses tanggal 28 April 2020, dari
http://evendimuhtar.blogspot.co.id/2015/05/fenomena-pelanggaran-kode-
etik-profesi.html
Kasus yang mencoreng pendidikan di Indonesia. Diakses tanggal 28 April 2020,
dari http://WajibBaca.com/2016/kasus-yang-mencoreng-pendidikan-
diindonesia.html
Saondi, Ondi, dkk.2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Reflika Aditama
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif" (Jakarta
: Rineka Cipta, 2000), 49.

14
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik / Kurikulum IKIP Surabaya,
Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Edisi I (Jakarta: Rajawali,
1989), Cet 4,16.

William Lillie. An Introduction to Ethics (New York: Barnes and Noble, 1996),
1-2.

Zulfikri. (n.d.). Kode Etik Profesi Keguruan. Retrieved April 28, 2020, from
https://www.academia.edu/23685750/Kode_Etik_Profesi_Keguruan

15

Anda mungkin juga menyukai