Kode Etik
Created by:
Fatimatuzzahro (1808103033)
Tadris Bahasa Inggris 4C
1
Kata Pengantar
Makalah ini berisikan tentang fenomena terhadap pelanggaran kode etik guru,
latar belakang penyebabnya, serta solusi yang bisa diterapkan dalam
meminimalisasi terjadinya kejadian serupa.
Pemakalah
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
Kesimpulan..........................................................................................................................................13
3
Referensi..............................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. dalam
proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar
dan pendidik. Sebagai pengajar, guru bertugas menuangkan sejumlah bahan
pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas
membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap,
aktif, kreatif dan mandiri. Oleh sebab itu, tugas berat dari seorang guru ini pada
dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi
profesional yang tinggi.
Guru mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam
pendidikan. Keberhasilan sebuah pendidikan dipengaruhi oleh keahlian guru
dalam mendidik siswanya. Akhir akhir ini sangat marak dibicarakan tentang
profesi guru. Banyak hal mengenai profesi keguruan yang saat ini menjadi
perhatian baik pemerintah maupun masyarakat. Sejak dicantumkannya UU
mengenai guru sebagai jabatan profesional, banyak sekali aturan aturan ataupun
perundang-undangan yang membahas mengenai profesi guru mulai dari
tunjangannyasampai kinerjanya.Dalam jabatan sebagai profesional, maka guru
harus mematuhi kode etik keguruan yang telah ada.Selain itu, guru juga harus
memenuhi syarat – syarat sebagai guru profesional, yakni pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial.
Guru sebagai tauladan peserta didiknya tidak pantas melakukan tindakan
yang melanggar norma-norma terlebih lagi pemerintah telah memberikan kode
etik guru yang harus dipenuhi. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
4
penyimpangan yang dilakukan oleh guru dan melanggar kode etik guru yang telah
ada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pada pelanggaran kode etik profesi guru?
2. Apa-apa saja faktor penyebab terjadinya pelanggaran kode etik profesi
guru?
3. Apa saja Contoh Fenomena Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru dan
Solusinya
4. Bagaimana upaya untuk mengatasi pelanggaran terhadap kode etik
profesi guru?
C. Tujuan
1. Mampu mengetahui pengertian pelanggaran kode etik profesi guru.
2. Mampu mengetahui faktor penyebab terjadinya pelanggaran kode etik
profesi guru.
3. Dapat mengetahui contoh Fenomena Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru
dan Solusinya
4. Mampu mengetahui upaya dalam mengatasi pelanggaran terhadap kode
etik profesi guru.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
science which judges this conduct to be right or wrong, to be good or bad, or in
some similar way”. Etik adalah ilmu pengetahuan tentang norma/aturan ilmu
pengetahuan tentang tingkah laku kehidupan manusia dalam masyarakat, yang
mana ilmu pengetahuan tersebut menentukan tingkah laku itu benar atau salah,
baik atau buruk atau sesuatu yang semacamnya.
7
secara psikis. Manusia yang berjiwa Pancasila artinya manusia yang dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara selalu mengindahkan dan mengaplikasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Kode etik guru yang kedua mengandung makna bahwa guru hanya
sanggup menjalankan tugas profesi yang sesuai dengan kemampuannya, ia tidak
menunjukkan sikap arogansi profesional. Manakala menghadapi masalah yang ia
sendiri tidak mampu mengatasinya, ia mengaku dengan jujur bahwa masalah itu
di luar kemampuannya, sambil terus berupaya meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya.
Kode etik guru yang ketiga menunjukkan pentingnya seorang guru
mendapatkan informasi tentang peserta didik selengkap mungkin. Informasi
tentang kemampuannya, minat, bakat, motivasi, kawan-kawannya, dan informasi
yang kira-kira berpengaruh pada perkembangan peserta didik dan mempermudah
guru dalam membimbing dan membina peserta didik tersebut.
Kode etik guru yang keempat mengisyaratkan pentingnya guru
menciptakan suasana sekolah yang aman, nyaman, dan membuat peserta didik
betah belajar. Yang perlu dibangun antara lain iklim komunikasi yang demokratis
hangat dan penuh rasa kekeluargaan tetapi menjauhkan diri dari kolusi dan
nepotisme.
Kode etik guru yang kelima mengingatkan kita pentingnya peran serta
orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya untuk ikut andil dalam proses
pendidikan di sekolah/madrasah. Peran serta mereka akan terwujud jika terjalin
hubungan baik antara guru dengan peserta didik dan ini harus diupayakan sekuat
tenaga oleh guru.
Kode etik guru yang keenam mengharuskan guru untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan mutu dan martabat profesinya. Ini dapat
dilakukan secara pribadi maupun secara kelompok. Agar terjalin kekuatan profesi,
guru hendaknya selalu menjalin hubungan baik dengan rekan seprofesi, memupuk
semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
8
Kode etik guru yang ketujuh berkaitan dengan bagaimana menjalin kerja
sama mutualistis dengan rekan seprofesi. Rasa senasib dan sepenanggungan
biasanya mengikat para guru untuk bersatu dalam menyatukan visi dan misinya.
Kode etik guru yang kedelapan mengharuskan agar guru mengusahakan
dan memelihara organisasi PGRI agar menjadi satu kekuatan profesi guru dalam
menggapai harapannya. Organisasi ini harus mampu menjembatani dan
mengayomi aspirasi para guru dan bahkan jika memungkinkan, PGRI harus
mampu meningkatkan harkat dan martabat guru yang semakin hari semakin
cenderung terpuruk adanya.
Kode etik guru yang kesembilan mengharuskan guru melaksanakan segala
kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Hal ini didasari oleh dua asumsi,
(1) karena guru sebagai unsur aparatur negara (sepanjang mereka PNS), (2)
karena guru orang yang ahli dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, sudah
sewajarnya guru melaksanakan semua kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan selagi sesuai dengan kemampuan guru itu tidak melecehkan harkat
dan martabat guru itu sendiri.
9
Namun realitas di lapangan pelajaran yang di dapat siswa kebanyakan hanya
diberi berbagai materi tanpa memperdulikan nilai-nilai budi pekerti yang
harus diajarkan pula.
C. Contoh Fenomena Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru dan Solusinya.
Guru memiliki dan Guru tidak menunjukkan Kejujuran adalah salah satu
melaksanakan kejujuran sehingga tidak keteladanan yang harus
10
pantas untuk ditiru, dijaga guru selain prilaku
misalnya: suka ingkar janji, lain seperti mematuhi
pilih kasih, memanipulasi peraturan dan moral,
nilai, mencuri waktu berdisiplin, bersusila dan
mengajar, dan lain beragama.
kejujuran profesional sebagainya.
Guru harus menjaga
Guru mengajar tidak sesuai keteladanan agar dapat
dengan bidang keilmuannya diterima dan bahkan ditiru
sehingga sering melakukan oleh peserta didik.
kesalahan secara keilmuan.
11
hubungan baik dengan saling
menghormati dan
seprofesi berkelahi) menghargai dan mau
bekerjasama/ saling
menolong antar sesama guru.
12
kewibawaan dan kewiyataan. Pengaruh guru terhadap peserta didik
didasarkan pada konformitas internalisasi.
BAB III
Kesimpulan
13
REFERENCES
Evendi, Muhtar. 2015. Fenomena Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru Dan
Solusinya. Diakses tanggal 28 April 2020, dari
http://evendimuhtar.blogspot.co.id/2015/05/fenomena-pelanggaran-kode-
etik-profesi.html
Kasus yang mencoreng pendidikan di Indonesia. Diakses tanggal 28 April 2020,
dari http://WajibBaca.com/2016/kasus-yang-mencoreng-pendidikan-
diindonesia.html
Saondi, Ondi, dkk.2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Reflika Aditama
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif" (Jakarta
: Rineka Cipta, 2000), 49.
14
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik / Kurikulum IKIP Surabaya,
Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Edisi I (Jakarta: Rajawali,
1989), Cet 4,16.
William Lillie. An Introduction to Ethics (New York: Barnes and Noble, 1996),
1-2.
Zulfikri. (n.d.). Kode Etik Profesi Keguruan. Retrieved April 28, 2020, from
https://www.academia.edu/23685750/Kode_Etik_Profesi_Keguruan
15