Anda di halaman 1dari 11

Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan

Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Listrik adalah salah satu bentuk daya atau energy potensial yang sanggup untuk
melakukan usaha atau kerja yang dapat memberikan banyak manfaat untuk menunjang
aktivitas di berbagai sektor kegiatan. Daya listrik sangat ideal dan praktis dapat
dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak mekanik, pemanas, pencahayaan dan lain
sebagainya.
Disisi lain listrik dapat menimbulkan bahaya atau bencana yang merugikan,
apabila prancangan, pemasangan, pemanfaatan sistem tenaga listrik tidak mengikuti
kaidah-kaidah tehnik kelistrikan. Pembangunan di sektor industri dewasa ini banyak
menggunakan peralatan listrik yang cenderung terus berkembang seiring perkembangan
teknologi, baik jumlah maupun jenisnya.
Perkembangan tersebut di satu pihak memberikan kemudahan dalam proses
produksi kerja, meningkatkan efisiensi kerja dan produktifitas kerja, tetapi di lain pihak
akan menimbulkan resiko bahaya kerja yang lebih besar apabila tidak diimbangi dengan
pengenalan dan pemahaman ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja bidang
Listrikan bagi pengusaha atau pengurus perusahaan dan tenaga kerjanya serta
peningkatan kualitas tenaga kerja dan penggunaan peralatan yang layak untuk
dioperasikan. Tetapi kenyataan di Lapangan masih kurangnya sosialisasi peraturan
perundang-undangan keselamatan kerja Listrik..
Berdasarkan catatan pada Januari sampai dengan awal September 2007 (dari
berita koran maupun electronik) kasus kecelakaan dan kebakaran yang diakibatkan oleh
kelistrikan sangatlah tinggi begitupun dengan biaya dan kerugian yang ditimbulkannya
baik yang dialami oleh manusianya maupun peralatan, sarana, harta benda, terganggunya
proses kerja dan terganggunya lingkungan. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya
pengurus atau pengusaha maupun tenaga kerja belum mengenal dan memahami norma-
norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang Kelistrikan.
Petir, guruh, kilat atau halilintar adalah penomena muatan listrik yang terjadi dari
alamiah. Sampai saat sekarang, petir walupun memilki tegangan arus yang sangat besar
belum dapat dimanfaatkan energinya.
Halaman : 1
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

Arus dan tegangan petir yang sangat besar itu sangat berbahaya. Karena it obyek-obyek
yang rawan bahaya sambaran petir harus dilindungi dengan instalasi penyalur petir dan
peralatan listrik yang rawan terhadap pengaruh fluktual tegangan yang tinggi harus
diproteksi.
Listrik, lift maupun petir adalah merupakan bentuk dari sumber bahayanya yang
perlu dikendalikan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 1 th 1970.
Pasal-pasal dalam UU No. 1 tahun 1970 yang dikaitkan dengan batasan ruang lingkup,
tujuan, metoda pengawasan masalah K3 listrik perlu dipahami secara baik seperti pada
ruang lingkup obyek K3 listrik Pasal 2 ayat (1) huruf q; sasaran khusus K3 listrik pasal 3
ayat (1) huruf q; pola tahapan pererapan K3 pasal 4; dan sistem pengawasannya pasal 5
UU No. 1 Tahun 1970.
Dari ketentuan-ketentuan tersebut diatas lebih lanjut ditetapkan pengaturan
secara teknis mengacu sesuai perkembangan tehnologi. Standar teknik perencanaan,
pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan dan pemeriksaan/pengujian instalasi listrik,
adalah mengikuti perkembangan penerbitan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
Edisi puil yang terbaru adalah “PUIL 2000” sebagai generasi ke lima.(SNI 04 – 0225 –
2000) sejak AVE 1938 sudah menjadi bagian dari Standar K3 dan ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigarasi No Kep.75/Men/2002.
Sumber bahaya dan potensial bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan atau
pengoperasian peralatan Listrik dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja bilamana tidak dilakukan pengendalian, pembinaan dan pengawasan atas ketentuan
syarat-syarat dan norma-norma keselamatan kerja Listrik sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan Pelatihan Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai upaya dalam pengendalian, pembinaan dan
pengawasan atas ketentuan dan syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
umum di bidang Listrik & Mekanik dalam lingkup Workshop PT.BHUMI PHALA
PERKASA–Balikpapan.

Halaman : 2
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pembuatan makalah ini setelah diadakan Studi Banding dengan PT.
BHUMI PHALA PERKASA–Balikpapan adalah agar peserta Pelatihan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) umum yang diselenggarakan oleh Star Safety
Training Center dapat :

a. Menilai secara teknis dan sistematis semua potensi bahaya bidang Listrik &
Konstruksi dalam lingkup Workshop PT. BHUMI PHALA PERKASA–Balikpapan
b. Memastikan bahwa pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang
Listrik telah dilaksanakan sesuai ketentuan Pemerintah, standar teknis dan kebijakan
K3 yang ditentukan oleh Management PT. BHUMI PHALA PERKASA–Balikpapan
c. Merekomendasikan langkah-langkah untuk mengendalikan potensi bahayanya
sebelum timbul gangguan atau kerugian terhadap tenaga kerja, asset perusahaan dan
lingkungan.

1.2.1 TUJUAN UMUM

Agar peserta Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat mengetahui
dan memahami pengetahuan dasar Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
bidang Kelistrikan yang terdiri dari :

a. Pengertian Pengawasan K3 Listrik


b. Dasar Hukum K3 Listrik
c. Ruang lingkup K3 Listrik
d. Sumber bahaya listrik dan petir
e. Sistem proteksi petir
f. Sistem pengamanan listrik

Serta dapat mengetahui dan memahami pengetahuan dasar Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) bidang Listrik termasuk ruang lingkup obyek pengawasan
yang terdiri dari :

Halaman : 3
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

a. Pengawasan K3 Listrik dalam Bab II Pasal 2 ayat (2) huruf q UU 1/70,


yaitu : di setiap tempat dimana dibangkitkan, diubah, dikumpulkan disimpan,
dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air.
b. Memperhatikan Pasal 3 ayat (1) huruf q UU 1/70 tertulis : dengan
peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat K3 untuk mencegah terkena
aliran listrik berbahaya.
c. Ketentuan PUIL 2000 listrik yang berbahaya adalah listrik yang memiliki
tegangan lebih dari 25 Volt di tempat lembab atau 50 Volt ditempat yang normal.
d. Ruang lingkup obyek pengawasan sistem proteksi Petir sesuai Permenaker
No Per 02/Men/1989 adalah yang dipasang disetiap tempat kerja.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS

Agar peserta Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mampu:

a. Melaksanakan pemeriksaan/inspeksi secara berkala terhadap semua peralatan


listrik.
b. Melakukan sistem LOTO (Loc-out and Tag-out) secara benar
c. Mengidentifikasi sumber-sumber bahaya bidang Listrik di Workshop PT.
BHUMI PHALA PERKASA–Balikpapan
d. Mengendalian sumber-sumber bahayanya.
e. Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik & Mekanik.
f. Teknik pemeriksaan dan pengujian Listrik & Mekanik.
g. Melaksanakan Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang Listrik.

1.3 RUANG LINGKUP


Memberikan pembekalan peserta Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
mengetahui peraturan perundangan K3 listrik yang ditinjau dari aspek normatif,
adminstratif dan aspek dasar teknik kelistrikan, petir, akan mampu menjalankan tugas
dan fungsi sebagai pegawai pengawas.

Halaman : 4
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Tempat Kerja

PT. BHUMI PHALA PERKASA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang Engineering dan Kontraktor Specialized dalam Fabrikasi Boiler, Head
Exchangers dan Pressure Vessels. PT. BHUMI PHALA PERKASA memiliki beberapa
kantor di berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya,
Banyaknya fasilitas dan peralatan yang digunakan terutama yang menyangkut bidang
Listrik & Mekanik serta jumlah karyawan yang begitu banyak mengakibatkan semakin
banyak pula sumber bahaya dan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan.
Management PT. BHUMI PHALA PERKASA – Balikpapan saat sekarang ini masih
dalam tahap melakukan pembenahan dalam Sistem Managemen K3 nya dengan
melakukan pembinaan dan pelatihan-pelatihan K3L untuk semua karyawannya, saat ini
baru memiliki 86 karyawan. Perusahaan sudah berjalan lebih kurang 15 th.

Dalam pembenahan dan pembinaan pelatihan K3L, PT. BHUMI PHALA PERKASA –
Balikpapan telah bekerja sama dengan pihak Star Safety.

2.2 Temuan

Studi banding yang diselenggarakan oleh PT. Star Safety ke Workshop dari PT BHUMI
PHALA PERKASA.–Balikpapan berupa pengamatan lapangan, interview dan diskusi
dengan pengawas yang mendampingi diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:

Halaman : 5
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

2.2.1 Temuan Positif

LOKASI TEMUAN

Penunjuk arah muster point sudah terpasang

Lay out gedung sudah sesuai dan terpasang di notioce board


Workshop
Safety sign untuk APD telah terpasang
PT. BHUMI PHALA
PERKASA -
House keeping di front office sudah diolaksankan dengan baik
Balikpapan
Penangkal petir terpasang di gedung office

Peralatan tangan sudah dilengkapi dengan grounding

2.2.2 Temuan Negatif


N DASAR
LOKASI TEMUAN RESIKO AKIBAT
O HUKUM
Fungsi saklar
Saklar rusak tanpa diberi Kerusakan akan Pasal 3 ayat 1 huruf q
1. Front Office hilang dan
out off service tag. semakin parah UU No1/ 1970
berpotensi terbakar
Penempatan dispenser Air dari dispenser
Kerusakan pada Pasal 3 ayat 1 huruf
2. Front Office terlalu dekat dengan mesin berpotensi memapar
mesin fotokopi q UU No1/ 1970
fotokopi mesin fotokopi
Pasal 3 ayat 1 huruf
q UU No1/ 1970
menyebabkan Kep.
Posisi stop kontak sangat
Stop kontak bisa konsleting / No.75/Men/2002
3. Work Shop dekat dengan kran air yang
kemasukan air, terbakar dan pasal 2
masih aktf
tersengat listrik Permenakertrans No
PER 01/MEN/1978
pasal 6 ayat 1
4. Work Shop Kabel tidak tertata dengan Kabel bisa Bisa terjadi Pasal 3 ayat 1 huruf
rapi tersandung pekerja hubungan singkat q UU No1/ 1970
dan mudah dan pekerja bisa Kep.
tersentuh secara tersengat listrik No.75/Men/2002
langsung pasal 2
Halaman : 6
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

Permenakertrans No
PER 01/MEN/1978
pasal 6 ayat 1
Terpapar aliran
Bisa terjadi Pasal 3 ayat 1 huruf
Beberapa sambungan kabel listrik langsung
5. Work Shop konsleting / terbakar q UU No1/ 1970
yang tidak standar maupun tidak
Isolasi terbuka
langsung
Jika terjadi PER 04/MEN/1980
Generator tidak dilengkapi kebakaran tidak Kerugian semakin
6. Work Shop
dengan APAR langsung bisa Bertambah besar
diatasi
Kerusakan atau UU No.1 Th.
Design tempat parkir Sepeda motor ikut kerugian akibat 1970 pasal 8
sepeda motor tidak terbakar jika ada kebakaran semakin
7. Welding shop
aman, terlalu dekat kebakaran di besar. Berpotensi
dengan welding shop Welding shop pula adanya
kkorban jiwa
Apabila terjadi UU No.1 Th.
Area parkir mobil
Halaman Area parkir mobil kurang emergensi, akan
8. untuk tamu 1970 pasal 3
kantor luas sulit untuk jalur
terbatas
evakuasinya

BAB III
ANALISA

Halaman : 7
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

Berdasarkan hasil temuan-temuan negatif dari sumber bahaya bidang Listrik


yang terdapat pada Workshop PT.BHUMI PHALA PERKASA-Balikpapan, menunjukan
bahwa tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan dan pelaksanaan sistem
managemen K3 belum secara keseluruhan dilaksanakan dan dipatuhi, hal tersebut akan
besar kemungkinan terjadinya kebakaran, ledakan, kosleting dan korban luka, bila tidak
dengan segera dilakukannya tindakan perbaikan.

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi banding dan forum diskusi yang telah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan bahwa PT. BHUMI PHALA PERKASA -Balikpapan belum secara
keseluruhan menerapkan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, standar teknis dan standar K3 yang berlaku dan
kebijakan yang ditentukan oleh Management PT. BHUMI PHALA PERKASA. Belum
adanya SOP dan tenaga ahli K3 kelistrikan.

4.2. Saran-saran
1. Tinjau kembali pelaksanaan Sistem Managemen K3 sesuai dengan kebijakan
perusahaan. UU No. 1 th 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf q
2. Pengurus wajib memberikan pelatihan/pembinaan K3L. Pasal 9 UU No. 1 th 1970
3. Pengurus wajib memiliki pengawas ahli K3 bidang kelistrikan. Kep. 75/Men/2002
Pasal 1 ayat (6) UU No. 1 th 1970
4. Instalasi listrik harus dirapikan. Pasal 3 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1970
Kep.75/Men/2002 pasal 1 ayat (2) UU No. 1 th 1970
5. Peralatan kelistrikan yang rusak harus diberi tag. Pasal 3 ayat (1) UU No. 1 Tahun
1970 Kep.75/Men/2002 pasal 1 ayat (2) UU No. 1 th 1970
6. Pengurus wajib memberikan kesempatan atau jalan saat terjadi emergensi. UU No.1
Th. 1970 pasal 3 (d)

Lampiran
Gambar – gambar temuan :

Halaman : 8
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

1. Contoh Safety Sign

2. Penangkal petir

3. Saklar rusak di front office

4. Penempatan dispenser yang terlalu dekat dengan mesin fotokopi

Halaman : 9
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

5. Stop kontak di work shop yang terlalu dekat dengan kran air

6. Kabel yang tidak tertata rapi

7. Sambungan kabel yang tidak standar

Halaman : 10
Training Ahli K3 Umum Angkatan XIII, Star Safety Balikpapan
Kelompok 4 :
1.Seger W.
2.Udwah Rusdiawan
3.Khoirul Abidin
4.Subaryanto

8. Generator tidak dilengkapi APAR

9. Tempat parkir terlalu dekat dengan welding shop

Halaman : 11

Anda mungkin juga menyukai