Anda di halaman 1dari 8

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Millenium Development Goals (MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus


utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan
akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Didalam MDGs terdapat 8 tujuan
utama antara lain :
1. Memberantas Kemikinan dan Kelaparan Ekstrem
2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV dan AIDS, Malaria serta penyakit lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan
8. Promote global partnership for development

Kedelapan target pembangunan ini harus dicapai pada tahun 2015. Pada tujuan
ke-7 yaitu memastikan keletarian lingkungan, dimana salah satu target yang
harus dicapai adalah menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga
tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak dengan
indikator antara lain :
1. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum
layak, perkotaan dan perdesaan
2. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi
layak, perkotaan dan perdesaan

Target yang harus dicapai untuk tahun 2015 agar rumah tangga perkotaan dapat
mengakses air bersih adalah sebesar 75,29% dengan acuan dasar 50,58% pada
tahun 1993. Sedangkan menurut Laporan MDGs Indonesia 2011, pada tahun
2009 persentasenya menurun menjadi 49,82%. Hal ini menunjukkan terjadinya
degradasi lingkungan menyebabkan air bersih susah ditemukan di kawasan
perkotaan. Oleh karena itu, peningkatan akses rumah tangga terhadap air bersih
menjadi pekerjaan yang besar bagi pemerintah. Sedangkan target yang harus

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2012


1
[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

dicapai untuk mengakses sanitasi layak perkotaan pada tahun 2015 adalah
sebesar 76,82% dengan acuan dasar 53,64% pada tahun 1993. Menurut
Laporan MDGs Indonesia 2011, pada tahun 2009 persentase yang sudah dicapai
sebesar 69,51% rumah tangga dapat memperoleh akses terhadap sanitasi layak
pada kawasan perkotaan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi layak perkotaan
adalah adanya Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)
dimana didalamnya setiap kabupaten/kota diharuskan untuk menyusun
dokumen perencanaan sanitasi. Didalam Dokumen Perencanaan Sanitasi
kabupaten/kota harus menyusun tiga (3) dokumen yaitu Buku Putih Sanitasi
Kabupaten/Kota, Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan Memorandum
Program Sektor Sanitasi (MPSS).

Rangkaian awal dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Sanitasi adalah


Penulisan Buku Putih Sanitasi. Buku Putih tersebut berisikan informasi yang
lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi di Kabupaten/Kota sebagai dasar
untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi dimasa mendatang.
Tahapan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi antara laian :
1. Internalisasi dan penyamaan persepsi
2. Penyiapan profil wilayah
3. Penilaian profil sanitasi (sanitation assessment)
4. Penetapan prioritas pengembangan sanitasi
5. Finalisasi buku putih

Berdasarkan pada survey kebutuhan nyata santasi Kota Yogyakarta tahun 2008,
akses masyarakat terhadap air bersih tidak mengalami persoalan yang besar,
karena sebagian besar masyarakat tidak kekurangan air pada musim kemarau
dan hujan serta tidak mengalami permasalahan terhadap kualitas air bersih.
Sedangkan untuk sanitasi, sebagian besar masyarakat memiliki WC/KM sendiri
atau paling tidak dilingkungan permukiman terdapat WC/KM umum.
Penyaluran limbah sebagian besar disalurkan pada septic tank atau jaringan
pipa air limbah yang dimiliki Pemda. Terkait dengan peanganan drainase, hanya

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2012


2
[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

5% masyarakat yang pernah mengalami banjir di lingkungan permukiman


dimana frekuensi banjir tidak sering terjadi dan banjir yang terjadi cepat surut.

Kegiatan penyusunan Dokumen Perencanaan Sanitasi ini juga mendukung salah


satu misi dalam pembangunan Kota Yogyakarta yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta tahun 2005-
2025, yaitu “Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat”.

1.2 Pegertian Dasar Sanitasi

Menurut World Health Organization (WHO), Sanitasi secara umum mengacu


pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang
aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh
dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di
lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi‘ juga
mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan
pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah. Sedangkan menurut
Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP), 2010 sanitasi diartikan
sebagai suatu proses multi-langkah, di mana berbagai jenis limbah dikelola dari
titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan
akhir. Proses multi-langkah ini disebut sebagai Sistem Sanitasi. Berikut disajikan
diagram alir untuk pengolahan limbah sistem setempat.

Gb 1.1 Sistem Sanitasi

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2012


3
[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

Departemen Kesehatan RI tahun 2008 juga memiliki strategi nasional terkait


dengan sanitasi yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Ini merpakan suatu
pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi total digambarkan dengan
kondisi dimana ketika suatu komunitas :
1. Tidak buang air besar (BAB) sembarang
2. Mencuci tangan pakai sabun
3. Mengelola air minum dan makanan yang amam
4. Mengelola sampah dengan benar
5. Mengelola limbah cair dengan aman.

1.3 Maksud dan Tujuan

Penyusunan Buku Putih Sanitasi dimaksudkan untuk memberikan gambaran


yang lengkap terkait kondisi sanitasi Kota Yogyakarta. Pemetaan kondisi
sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi
prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi risiko kesehatan
lingkungan (priority setting).

Adapun tujuan dari Program Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini antara lain :
1. Memberikan informasi sarana sanitasi Kota Yogyakarta
2. Memetakan sarana sanitasi Kota Yoyakarta
3. Menyusun rencana dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi Kota
Yogyakarta
4. Memberikan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan untuk
pembangunan sanitasi Kota Yogyakarta

1.4 Metodologi

Pendekatan yang digunakan dalam proses penyusunan Buku Putih (Penilaian


dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota Yogyakarta) antara lain
1. Dalam pelaksanaannya melibatkan pihak swasta dan masyarakat dalam
layanan sanitasi, komunikasi, serta pemberdayaan masyarakat dengan
pelibatan jender dan masyarakat miskin.

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2012


4
[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

2. Dilakukannya studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA), atau


Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, dimana data yang dikumpulkan,
diperoleh langsung dari masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui situasi
sanitasi di tingkat rumah tangga dan lingkungannya, termasuk Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Hasilnya dapat digunakan untuk
membangun program dan advokasi di tingkat kota dan
kecamatan/kelurahan.
3. Menetapkan wilayah kelurahan yang menjadi prioritas dalam
pembangunan sanitasi.

Data yang dikumpulkan dalam proses penyusunan Buku Putih (Penilaian dan
Pemetaan Situasi Sanitasi Kota Yogyakarta) antara lain pengumpulan data
sekunder dan pengumpulan data primer. Data sekunder yang sebagian
diperoleh dari berbagai SKPD baik berupa data umum maupun data khusus
yang menyangkut teknis, keuangan, kebijakan daerah dan kelembagaan, peran
serta swasta dalam layanan sanitasi, dan media. Sedangkan untuk pengumpulan
data primer, dilakukan indepht interview dan Focus Group Discussion dengan
masyarakat sehingga dapat diketahu situasi sanitasi di tingkat rumah tangga
dan lingkungan di sekitarnya.

1.5 Posisi Buku Putih

Hakekat Buku Putih merupakan sebagai dan gambaran pemetaan karakteristik


& kondisi sanitasi, serta prioritas/arah pengembangan kota & masyarakat.
Buku putih memiliki fungsi sebagai baseline-data terkait kondisi sanitasi
kabupaten/kota mutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi
Sanitasi Kabupaten /Kota (SSK), serta keperluan pemantuan dan evaluasi
(monev) pembangunan sektor sanitasi.

1.6 Sumber data

Data-data yang dikumpulkan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota


Yogyakarta berasal dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2012


5
[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

berupa laporan pelaksanaan kegiatan maupun dokumen perencanaan antara


lain Dokumen RTRW, Dokumen RPJMD, Dokumen RPJP, Kota Yogyakarta Dalam
Angka, Renstra dan Renja SKPD, Laporan Realisasi APBD, Masterplan Drainase.

1.7 Peraturan Perundangan

Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih (Penilaian dan
Pemetaan Situasi Sanitasi Kota Yogyakarta) antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya
Alami Hayati dan Ekosistemnya
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang
Perumahan dan Pemukiman
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antar Pemerintah Pusat dan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
8. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
9. Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
10. Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
11. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
12. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air
14. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan
Hutan
15. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan
Tanaman
17. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka
Alam dan Pelestarian Alam
18. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2012


6
[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

19. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
20. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan
21. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional
22. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri
23. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung
24. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 Tentang Penggunaan Tanah
bagi kawasan Industri
25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 21/PRT/2006 tentang kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
(KSNP-SPP)
26. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/2008 tentang kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Permukiman (KSNP-SPALP)
27. Keputusan Menteri Kesehatan No: 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan
28. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112
Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
29. Keputusan Menteri Kesehatan No: 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
30. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 03
Tahun 1997 Tentang Pengendalian Pembuangan Limbah Cair
31. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor:
157a/Kpts/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel Di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
32. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor:
281/Kpts/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
33. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 65
Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan
Kesehatan Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2012


7
[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

34. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 24


Tahun 2000 Tentang Kegiatan Wajib Izin Pembuangan Limbah Cair Di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
35. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 32 Tahun
2000 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengendalian
Pembuangan Limbah Cair
36. Peraturan Daerah Kota No 2 Tahun 1995 Tentang Persampahan
37. Peraturan Daerah Kota No 6 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Air
Limbah Domestik
38. Peraturan Walikota Nomor 103 Tahun 2009 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2009
Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik
39. Peraturan Walikota No 25 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2011

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Yogyakarta Tahun 2012


8

Anda mungkin juga menyukai