METOPEN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
HERMAN FELANI
1602030111
i
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dari tahun ke tahun selalu
menunjukkan peningkatan, hal ini seiring dengan perkembangan pelaku dunia
bisnis syariah. Hal ini juga menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi
Islam di Indonesia semakin baik, sebagai salah satu kegiatan kemasyarakatan
telah menunjukkan keberhasilan dibidang ekonomi. Perkembangan ekonomi
Islam yang ada di Indonesia identik dengan berkembangnya lembaga
keuangan syariah. Bank syariah sebagai motor utama lembaga keuangan telah
menjadi lokomotif bagi berkembangnya teori dan praktik ekonomi Islam
secara mendalam, Karim (2004). Dilihat dari sisi jumlah pelaku usaha,
komposisi jumlah pelaku usaha perbankan syariah tercatat 13 (tiga belas) unit
Bank Umum Syariah, 21 (dua puluh satu) Unit Usaha Syariah dan 167
(seratus enam puluh tujuh) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (OJK, 2017).
Grafik 1.1
Jumlah kantor tahun 2013-2017
JUMLAH KANTOR
BUS UUS BPRS
2151
1998
1990
1869
1825
590
453
446
441
439
402
344
332
320
311
(OJK, 2017)
Dari data diatas, secara umum tercatat penambahan dan pengurangan
jaringan kantor masing-masing sejumlah 151 (seratus lima puluh satu) dan 42
(empat puluh dua) jaringan kantor. Secara rinci, jumlah kantor perbankan
syariah menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan peningkatan kantor
cabang baru sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) kantor dan jumlah bank yang
mengalami peningkatan jumlah kantor cabang sejumlah 12 (dua belas) bank.
2
Sementara itu jumlah jaringan kantor BUS sebanyak 1.825 (seribu delapan
ratus dua puluh lima), UUS sebanyak 344 (tiga ratus empat puluh empat) dan
BPRS sebanyak 441 (empat ratus empat puluh satu) (OJK, 2017).
Perkembangan bank syariah baik dalam bentuk Bank Umum Syariah
(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan rakyat Syariah
(BPRS) meskipun sedikit mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2016,
pertumbuhan aset, pembiayaan yang disalurkan (PYD), dan dana pihak ketiga
(DPK) masih terjaga angka yang cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar
adalah 18,97%, 15,24% dan 19,83%. Perkembangan bank syariah harus
diimbangi dengan sebuah kinerja dari bank tersebut agar dapat mewujudkan
kepercayaan dari stakeholder atau pihak yang berkepentingan terhadap
keberlangsungan kegiatan yang mereka laksanakan. Perwujudan kepercayaan
tersebut harus dilakukan melalui pengukuran kinerja bank syariah terhadap
laporan keuangannya yang dibangun atas dasar nilai Islam (OJK, 2017).
Perkembangan aset Bank Umum Syariah dari tahun 2013 sampai dengan
tahun 2017 mengalami perkembangan yang cukup signifikan, seperti data
yang diambil dari Otoritas Jasa Keuangan yang disajikan sebagai berikut:
Grafik 1.2
Total Aset BUS Tahun 2013-2017
(Dalam Miliar Rupiah)
356,504
296,262
272,343
242,276
(OJK,2017).
3
Dalam Prakteknya selama ini, pengukuran atas kinerja bank syariah hanya
mampu mempresentasikan atas kinerja keuangannya saja yang salah satunya
menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earnings,
Liquidity). Bank syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatannya
berdasarkan prinsip syariah selama ini belum dinilai dari index kinerja Islam.
Perkembangan berbagai perusahaan yang dikendalikan oleh informasi dan
pengetahuan, membawa sebuah peningkatan perhatian pada modal intelektual
atau intellectual capital (IC). Modal intelektual merupakan salah satu
pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset tak
berwujud yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik
manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi, Ulum dkk
(2008). Pada perusahaan yang sudah menerapkan manajemen berdasarkan
pengetahuan, modal seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan
aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang
berdasarkan pengetahuan dan inovasi teknologi. Ini disebabkan dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kita dapat menggunakan modal
lainnya secara efisien dan ekonomis yang pada nantinya akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Abidin (2000), Intellectual capital masih belum dikenal secara
luas di Indonesia. Ini disebabkan, perusahaan-perusahaan di Indonesia lebih
memilih menggunakan modal konvensional dalam membangun bisnisnya
sehingga produk yang dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi. Di
Indonesia sendiri jika diamati banyak merek terkenal yang tidak memproduksi
sendiri produk yang dijualnya. Perusahaan-perusahaan tersebut pada dasarnya
menjual merek, ini disebabkan karena masih sedikitnya perhatian perusahaan
terhadap Intellectual capital dengan ketiga komponennya yaitu human
capital, struktural capital, dan custormer capital.
Pengukuran intellectual capital memang belum ditetapkan secara pasti.
Akan tetapi, dalam forum Organisation For Economic Cooperation and
Development (OECD) pada bulan Juni 1999 disebutkan bahwa intellectual
capital merupakan aset yang penting bagi perusahaan dalam menciptakan nilai
dan memenangkan nilai. Di Indonesia, intellectual capital diatur dalam PSAK
5
No. 19 (revisi tahun 2000) tentang Aktiva Tak Berwujud. Walaupun begitu,
intellectual capital masih belum disebutkan secara jelas. Oleh karena itu,
masih banyak perbankan syariah yang belum memberikan perhatian terhadap
pengukuran intellectual capital.
Salah satu penelitian yang menguji hubungan IC dengan kinerja
perusahaan dilakukan oleh Firer dan Williams pada tahun 2003. Mereka
menguji hubungan VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) dengan
kinerja perusahaan di Afrika Selatan. Hasilnya mengindikasikan bahwa
hubungan antara efisiensi dari VAIC dan tiga dasar ukuran kinerja perusahaan
(profitabilitas, produktivitas, dan market valuation) secara umum adalah
terbatas dan mixed. VAIC merupakan pengukuran secara tidak langsung
dengan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil
dari kemampuan intelektual perusahaan. Komponen dalam VAIC yaitu
Physical capital (VACA), Human Capital (VAHU), dan Structural Capital
(STVA).
Intellectual capital dapat dipandang sebagai pengetahuan dalam
pembentukan kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan
untuk menciptakan kekayaan (Stewart, 1997). Semakin tinggi nilai
intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan untuk mencapai profitabilitas (Maheran dan Amin,
2009).
Selain menggunakan indikator kinerja konvensional, kinerja keuangan
syariah juga harus diukur dari segi tujuan syariah. Dengan demikian dapat
diketahui apakah kinerja atau aktivitas yang dijalankan sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah. Lembaga keuangan syariah tidak hanya memperhatikan
kebutuhan finansial berbagai macam stakeholder, tetapi yang terpenting
adalah bagaimana suatu lembaga menjalankan bisnisnya dan mengukur
seluruh aktivitas mereka tetap dalam koridor syariah (Hameed et al, 2004).
Menurut Suyanto (2006) pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan
usaha perbankan syariah memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
perbankan syariah dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Falikhatun dan
Assegaf (2012) menyatakan bahwa implementasi prinsip-prinsip syariah pada
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apakah Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan (ROA) bank umum syariah periode 2013-2018?
2. Apakah profit sharing ratio berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan (ROA) bank umum syariah periode 2013-2018?
10
C. Batasan Masalah
Guna memperjelas ruang lingkup yang akan dibahas dan agar penelitian
dilaksanakan secara fokus maka perlu adanya batasan masalah dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan aset bank syariah yang mana
semakin meningkat secara signifikan pada setiap tahunnya. Di suatu
perusahaan terdapat dua sumber aset yaitu aset berwujud (tangible asset)
dan aset tak berwujud (intangible asset). Dalam hal ini peneliti fokus
dalam penelitian aset tak berwujud pada bank umum syariah. Sebagian
peneliti menyebut bahwa intellectual capital aset tak berwujud adalah
sama dan seringkali saling menggantikan (Ulum, 2009).
2. Selain itu peneliti juga terfokuskan untuk melakukan penelitian terhadap
keenam rasio dalam islamicity performance index diantaranya profit
sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio,
directors-employees welfare ratio, islamic investment vs non islamic
investmen ratio dan islamic income vs non islamic income ratio.
3. Kinerja keuangan atau profitabilitas perusahaan sebagai variabel Y
(dependen) dalam penelitian ini di ukur melalui indikator Return On
Asset (ROA).
11
C. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan dijelaskan pengaruh intellectual capital,, profit
sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, directors-
employees welfare ratio, islamic investment vs non-islamic investment ratio,
dan islamic income vs non islamic income ratio terhadap kinerja keuangan
(ROA) bank umum syariah periode 2013-2017.
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris dengan data,
Sugiyono (2012).
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Value Added Human Capital terhadap kinerja keuangan
(ROA) bank umu syariah periode 2013-2017.
Praktik akuntansi konservatisme menekankan bahwa investasi
perusahaan dalam intellectual capital yang disajikan dalam laporan
keuangan, dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai
buku. Jadi, jika misalnya pasarnya efisien, maka investor akan
memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki IC
lebih besar (Firer dan Williams, 2003). Selain itu, jika IC merupakan
sumberdaya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages,
maka IC akan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan
perusahaan (Harrison dan Sullivan, 2000; Chen et al., 2005;
Abdolmohammadi, 2005).
Pentingnya pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan
perusahaan kepada tenaga-tenaga profesional yang lebih mengerti dalam
menjalankan bisnis sehari-hari. Jika tenaga profesional mengelola
perusahaan secara efektif, maka dapat menciptakan keunggulan
kompetitif dibanding para pesaingnya. Sumber daya manusia yang
memiliki keterampilan dan kompetensi tinggi merupakan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan. Jika perusahaan memanfaatkan dan
mengelola potensi yang dimiliki karyawan dengan baik, hal ini akan
24
Zakat merupakan salah satu perintah dalam Islam sehingga harus menjadi
salah satu tujuan akuntansi syariah. Oleh karena itu, kinerja perbankan
syariah harus didasarkan pada zakat yang dibayarkan oleh bank untuk
menggantikan indikator kinerja konvensional yaitu earning per share.
Kekayaan bank harus didasarkan pada aset bersih dari pada laba bersih
yang ditekankan oleh metode konvensional. Sehingga apabila bank
memiliki aset bersih yang tinggi, maka semakin tinggi pula zakat yang
harus dibayarkan (Hameed et. al., 2004).
Rasio kinerja zakat digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi
zakat perusahaan yang dikeluarkan oleh Bank Syariah. Zakat tersebut
kemudian akan dapat dinikmati oleh mustahiq zakat, yang merupakan
representasi kelompok yang membutuhkan dalam masyarakat. Zakat
Performance Ratio diperoleh dengan membandingkan zakat yang
dibayarkan Bank Syariah dengan laba sebelum pajak. Oleh karena itu,
jika aset bersih bank semakin tinggi, maka tentunya akan membayar
zakat yang semakin tinggi pula.
Penelitian Amirah dan Raharjo (2014) menyebutkan bahwa alokasi
zakat berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan
syariah. Rhamdhani (2016) menyebutkan juga bahwa Zakat memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Zakat Performance
Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, Dewanata
et al.(2016). Hasil tersebut menunjukkan bahwa bank umum syariah
dengan tingkat pembayaran zakat yang tinggi cenderung akan
memperoleh laba yang tinggi pula, sehingga akan meningkatkan kinerja
bank umum syariah.
H3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan zakat performance
ratio terhadap kinerja keuangan bank umum syariah.
4. Pengaruh equitable distribution ratio terhadap kinerja keuangan
(ROA) bank umu syariah periode 2013-2017.
Equitable distribution ratio merupakan indikator pelaksanaan prinsip
syariah, dimana menekankan adanya keadilan dengan pemerataan
pendapatan. Rasio ini diketahui besar rata-rata distribusi pendapatan ke
26
setiap orang akan memperoleh bagiannya yang sesuai dan tidak ada
seorangpun yang akan dirugikan. Jadi tinggi rendahnya upah seseorang
dalam suatu perkerjaan itu dikembalikan kepada tingkat kesempurnaan
jasa atau kegunaan tenaga yang diberikan.
Directors Employees Welfare Ratio memiliki pengaruh positif
terhadap ROA, Meisaroh (2015). Berdasarkan hasil tersebut rata-rata
perbankan syariah mengalokasikan manfaat kepada direksi dan karyawan
secara adil dan konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Falikhatun dan
Assegaf (2012) mengungkapkan bahwa Directors Employees Welfare
Ratio berpengaruh positif terhadap kesehatan finansial perbankan
syariah.
H5: Terdapat pengaruh positif dan signifikan Directors Employees
Welfare Ratio terhadap kinerja keuangan bank umum syariah.
6. Pengaruh Islamic Income vs non Islamic Income terhadap kinerja
keuangan (ROA) bank umu syariah periode 2013-2017.
Rasio ini merupakan rasio pendapatan halal terhadap total
pendapatan. Total pendapatan terdiri dari pendapatan halal dan
pendapatan tidak halal. Pendapatan tidak halal diperoleh dari pendapatan
dari kegiatan konvesional. Pendapatan tidak halal juga dapat dilihat pada
laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan yang disediakan oleh
perbankan syariah (Khasanah, 2016).
Bank syariah harus menerima pendapatan hanya dari sumber yang
halal. Jika bank syariah memperoleh pendapatan dari transaksi yang
nonhalal, maka bank harus mengungkapkan informasi jumlah, sumber,
bagaimana penentuannya dan yang terpenting prosedur apa saja yang saja
yang tersedia untuk mencegah masuknya transaksi yang dilarang oleh
syariah. Islamic Income vs Non Islamic Income menunjukkan besarnya
pendapatan halal yang diperoleh perbankan syariah. Dengan tingginya
rasio ini menunjukkan bahwa pendapatan bank syariah yang berasal dari
sumber yang halal juga tinggi. Pendapatan halal yang tinggi
menunjukkan kinerja bank syariah juga akan meningkat.
28
dengan bidang yang haram (Nurhayati dan Wasilah, 2008). Listiani dkk
(2016) menyebutkan bahwa Bank Jabar Banten Syariah mengalokasikan
dana yang dimilikinya 100% pada investasi halal dan sesuai dengan
prinsip syariah.
H7: Terdapat pengaruh positif dan signifikan Islamic Investment vs
non Islamic Investment terhadap kinerja keuangan bank umum
syariah.
Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memiliki
laporan keuangan lengkap selama tahun 2013 – 2017.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009)
menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi, karena bila jumlah populasinya besar peneliti
tidak dapat mempelajari semua yang ada pada populasi. Dapat
disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah maupun
karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dipilih secara hati-hati dari
populasi yang telah ditentukan. Sampel tersebut sudah bisa mewakili
adanya populasi.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum
syariah yang terdaftar di BI dan OJK tahun 2013-2017. Teknik
pengambilan sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive
sampling. Sampel yang dipilih dengan kriteria sebagai berikut:
1. Bank umum syariah yang terdaftar di BI dan OJK dari tahun 2013 –
2017.
2. Bank umum syariah yang secara rutin mempublikasikan laporan
keuangan selama periode pengamatan yaitu tahun 2013 sampai dengan
tahun 2017.
3. Bank umum syariah yang menyajikan laporan keuangan berupa laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, laporan sumber dan penyaluran dana zakat, laporan sumber
dan penggunaan dana kebajikan, dan catatan atas laporan keuangan.
C. Jenis, Sumber data, dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan melalui pengumpulan data sekunder yang
diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan dan perusahaan sampel dalam bentuk
kuantitatif yang dinyatakan dengan angka. Data perusahaan laporan keuangan
diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh situs resmi bank
umum syariah yang bersangkutan dan melalui website resmi OJK
(www.ojk.go.id). Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
31
VACA adalah indikator VA yang diciptakan oleh dari satu unit dari
physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh
setiap unit dari CE terhadap value added organisasi (Ulum, 2009).
VACA = VA/CE
Keterangan:
VACA = Value Added Capital Employed (rasio dari VA terhadap CE)
VA = Value Added
CE = Capital Employed (ekuitas dan laba bersih)
Ekuitas adalah hak milik sisa (residual interest) dalam aktiva
dalam suatu badan usaha yang tersisa setelah dikurangi utang. Dalam
suatu badan usaha, ekuitas adalah hak dari pemilik (Baridwan, 2005).
Tahap Keempat : Menghitung Structural Capital Value Added
(STVA)
Rasio ini mengukur jumlah SC (Structural Capital) yang dibutuhkan
untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai (Ulum, 2009).
STVA = SC/VA
Keterangan:
STVA = Struktural Capital Value Added (rasio dari SC terhadap VA)
SC = Structural Capital (VA – HC)
VA = Value added
Tahap Kelima : Menghitung Value Added Intellectual Coefficient
(VAIC)
Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) mengindikasikan
kemampuan intelektual organisasi. VAIC dapat juga dianggap sebagai
BPI (Business Performance Indicator). VAIC merupakan penjumlahan
dari tiga komponen sebelumnya, yaitu: VACA, VAHU, dan STVA
(Ulum, 2009)
VAIC = VACA + VAHU + STVA
b. Islamicity Performance Index
Mengevaluasi kinerja dari institusi keuangan Syariah pentingnya
dengan mengukur pencapaian individu. Hal ini jelas bahwa peran dan
35
ZPR = Zakat
Net Asset
d. Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji glejser. Jika
nilai probabilitas signifikan diatas 0,05 maka dapat disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika dibawah 0,05 maka
terjadi heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel
independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-
rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2013).
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi
linear berganda (multiple linier regression) yang digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari satu
variabel dependen dan enam variabel independen. Variabel dependen
dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan bank umum syariah yang
42
b) Kriteria Pengujian
Jika thitung <ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak
c) Kriteria signifikan sebagai berikut :
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan 95%. Dikatakan signifikan apabila α ≤ 0,05.
d) Dasar Pengambilan Keputusan
Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
6) Pengujian Hipotesis Keenam
a) Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
H0 : β6 ≤ 0 : Islamic Income Vs Non Islamic Income Ratio tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank
Umum Syariah.
Ha : β6 > 0 : Islamic Income Vs Non Islamic Income Ratio
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROA) Bank
Umum Syariah.
b) Kriteria Pengujian
Jika thitung <ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak
c) Kriteria signifikan sebagai berikut :
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan 95%. Dikatakan signifikan apabila α ≤ 0,05.
d) Dasar Pengambilan Keputusan
Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
7) Pengujian Hipotesis Ketujuh
e) Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
47
DAFTAR PUSTAKA
A. C. Murti, Analisa Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan
(Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI).
Abidin (2000), Pelaporan MI:“Upaya Mengembangkan Ukuran-ukuran Baru”,
Media Akuntansi, Edisi 7, Thn. VIII, pp. 46-47
Aisjah, S., & Hadianto, A. E. 2013. Performance Based Islamic Performance
Index (Study on the Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah
Mandiri). Asia-Pacific Management and Business Application, 2(2), 98-
110.
Amirah dan raharjo, teguh budi. 2014. Pengaruh alokasi dana zakat terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah.Seminar nasional dan call for paper
program studi akuntansi-FEB UMS, 25 Juni 2014.
Bontis, N W.C.C. Keow, S. Richardson. 2000. “Intellectual capital and business
performance in Malaysian industries”. Journal of Intellectual Capital.
48
Ulum, I., & Imam Ghozali dan Anis Chariri. (2008). Intellectual Capital Dan
Kinerja Keuangan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least
Squares (PLS). Simposium Nasional Akuntansi 11 (SNA 11).
Ulum, Ihyaul. Intellectual Capital Konsep Kajian dan Empiris, Yogyakarta:
Graha Ilmu,2009.
Untari, Lisna. 2010. “Effect On Company Characteristics Corporate Social
Responsibility Disclosure In Corporate Annual Report Of Consumption
Listed In Indonesia Stock Exchange”. Jurnal Universitas Gunadarma.
Wibowo, Rudi. Ekonometrika: Analisa Data Parametrik Buku Tiga, (Jember:
Fakultas Pertanian Universitas Jember, 2000), h. 65.
Widiatmoko, Galih R. 2015. Pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Yuliani, S. 2012. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Kinerja Sosial
Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2006-2010, Jurnal Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok.
Yuniasih, Ni Wayan dan Made Gede Wirakusuma. 2008. “Pengaruh Good
Corporate Governance terhadap Corporate Social Responsibilities (Studi
Empiris perusahaan manufaktur 2005-2006)”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Bali: Universitas Udayana.
10