Anda di halaman 1dari 202

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT.

BANK BNI
SYARIAH : PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN OLEH
YAYASAN NARA KREATIF
 
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)

OLEH:
FITTA FAUZIAH
NIM: 1113054100014

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2018
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT.
BANK BNI SYARIAH : PEMBERDAYAAN ANAK
JALANAN OLEH YAYASAN NARA KREATIF JAKARTA
 

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi


Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Fitta Fauziah
NIM:1113054100014
Di Bawah Bimbingan:

Drs. Helmi Rustandi, M.Ag


NIP: 196012081988031005

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2017/2018
N

 
 
ABSTRAK

Fitta Fauziah

 
Corporate Social Responsibility PT. Bank BNI Syariah :
Pemberdayaan Anak Jalanan oleh Yayasan Nara Kreatif
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
kewajiban perusahaan terhadap lingkungan alam dan lingkungan
sosial. Salah satu permasalahan sosial adalah banyaknya anak
jalanan. Penanganan anak jalanan tidak dapat sepenuhnya
ditangani pemerintah. PT. Bank BNI Syariah merupakan
perusahaan perbankan berbasis Syariah melihat dalam konsep
syariat Islam yang mampu wajib membantu yang tidak mampu,
dan dari sebagian harta kita ada hak orang lain, untuk itu PT. Bank
BNI Syariah mengeluarkan zakat untuk dana CSR PT. Bank BNI
Syariah, dana zakat dikelola dengan dibuatnya program Duta
Hasanah untuk pemberdayaan yang salah satunya pemberdayaan
anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif oleh Nezatullah Ramadhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Program Duta
Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah dalam pemberdayaan anak
jalanan di Yayasan Nara Kreatif dan mengetahui apakah sosok
Duta Hasanah dapat menjadi model untuk pekerja sosial dalam
pemberdayaan anak jalanan. Metode pendekatan penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif dengan teknik
pengumpulan data dan wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi dari informan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pelaksaan
pemberdayaan anak jalanan oleh Duta Hasanah CSR PT. Bank
BNI Syariah dengan pendekatan center-based dan menggunakan
Transitional Housing Program (THP) yang didukung dana
fundrising zakat perusahaan PT. Bank BNI Syariah. hal ini dapat
menjadi acuan pekerja sosial dalam pemberdayaan anak jalanan.
Kata Kunci : CSR Perusahan Berbasis Syariah, Pemberdayaan
Anak Jalanan, PT. Bank BNI Syariah

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
 
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur


penulis panjatkan kepada Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan karunia-Nya dan selalu menuntun ke arah yang lebih
baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
persyaratan mendapatkan gelar sarjana strata 1. Shalawat serta
salam Allah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
beserta para sahabatnya dan umatnya.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih


jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan yang terjadi
dari penulisan maupun materi dalam penulisan skripsi oleh karena
itu, segala kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki
skripsi ini lebih baik, penulis akan menerima dengan senang hati.

Dalam penyusunan lembar demi lembar skripsi ini, penulis


menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh oleh penulis atas
bantuan pihak-pihak lain yang tak ternilai dalam membantu
menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dari
mulai proses penyusunan sampai dengan skripsi ini selesai. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

vi
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA Selaku Dewan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Suparto, M.Ed, Ph. D Wakil Dekan
 
Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M.Si
selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program
Studi Kesejahteraan Sosial. Dan Ibu Hj. Nunung
Khairiyah, MA. Selaku Sekertaris Program Studi
Kesejahteraan Sosial. Kepada segenap Dosen-Dosen
Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membimbing, mendidik,
memberikan ilmu dan pengalaman kepada peneliti, semoga
ilmu dan pengalaman dapat bermanfaat bagi penulis untuk
sekarang dan masa yang akan datang.
3. Bapak Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A selaku Dosen
Pembimbing Akademik Penulis.
4. Bapak Drs. Helmi Rustandi, M.Ag. selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing penulis
dan selalu memberikan solusi kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lebih baik.
5. Untuk yang tersayang yaitu kedua orang tua penulis,
Ayahanda Maskon Rohmad dan Ibunda Utik Maskon.
Untuk Adinda Erlina Nur Azizah yang selalu mendo’akan
yang terbaik, dan memberi semangat sehingga penulis
termotivasi dapat menyelesaikan skripsi ini.

vii
6. Bapak Iqbal Taqqiudin, Bapak Dodi, Ibu Fenny Karnia, Ibu
Bunga, Bapak Hasan PT. Bank BNI Syariah Jakarta serta
Bapak Nezatullah Ramadhan, Bapak Rustandi Yayasan
 
Nara Kreatif yang telah memberikan izin dan kesempatan
penulis untuk melakukan penelitian serta telah
berpartisipasi untuk membantu penulis dalam
mengumpulkan informasi yang diperlukan oleh penulis
dalam skripsi.
7. Untuk adik-adik Yayasan Nara Kreatif semoga dapat terus
mengembangkan diri agar dapat menjadi putra-putri
bangsa yang sukses, baik agama dan dunia.
8. Sahabat sadari dulu yang penulis sayangi yaitu Pradini Dwi
Yunia,S.PD, Arindya Nirmala,S.PD, Wasiatul Maghfiroh,
S.Si, Nurul Dina,S.E, Gita Verawati,S.PD yang telah,
selalu mendoakan, memberi semangat serta menjadi
tempat keluh kesah penulis sehingga penulis termotivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Untuk sepupuku tersayang Rina Sri Rahayu S.E dan Fenny
Karnia,S.E yang selalu memberi support dan semangat
kepada penulis sehingga penulis selalu termotivasi
menyelesaikan skripsi ini.
10. Budiman,S.T selaku partner penulis yang selalu setia
mendengarkan keluh kesah penulis, pemberi semangat,
serta selalu meluangkan waktunya untuk menghibur
penulis di kala penulis sedang turun semangat sehingga
penulis termotivasi kembali untuk menyelesaikan skripsi
ini.

viii
11. Sahabat seperjuangan yang penulis sayangi Enung
Khoeriyah, Kartika Al-Azhim, Indah Chaerunnisa, Rizkia
Ningsih dan Meidi Kartika Sari sahabat yang selalu
 
memberikan semangat kepada penulis, selalu meluangkan
waktunya untuk menghibur penulis dan selalu menemani
penulis dikala senang dan susah, selalu penulis rindukan
kebersamaan bersama kalian yang penuh warna.
12. Sahabat seperjuangan Deshinta Ria Liany S.Sos dan Della
Azizah, S.Sos partner bertukar pikir mengenai materi CSR
telah selesai terlebih dahulu dalam menyelesaikan studinya
dan telah memberi semangat kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat seperjuangan Ismi Kamalia Fitri, Aya Aisyah,
Syaviera Dena, Gabyla Annisa Miriananda, Dini Lisnawati
yang selalu memberi warna selama perkuliahan, selalu
memberikan pengalaman yang terbaik, serta memberi
support kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman Kesejahteraan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013 terutama kelas A yang sudah
memberi warna-warni selama masa perkuliahan, berjuang
bersama-sama untuk mendapatkan gelar sarjana Strata 1.
Akan selalu penulis rindukan suasana kelas yang ramai,
penuh canda tawa.
15. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu, namun telah memberikan bantuan dan kontribusi

ix
yang cukup besar sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.

Penulis hanya dapat mengucapkan banyak terima kasih


 

kepada pihak-pihak yang bersangkutan semoga dukungan yang


diberikan dibalas yang baik oleh Allah SWT. Penulis juga berharap
bahwa skripsi ini memberikan pengetahuan serta manfaat
mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan pembaca umumnya.

Jakarta, 10 Juli 2018

Fitta Fauziah

x
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................... vi
 
DAFTAR ISI ......................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................. xv
DAFTAR BAGAN ................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................... 6
C. Batasan Masalah ............................................... 9
D. Rumusan Masalah ............................................. 9
E. Tujuan Penelitian .............................................. 10
F. Manfaat Penelitian ............................................ 10
G. Tinjauan Pustaka ............................................... 11
H. Metode Penelitian ............................................. 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pemberdayaan ................................................... 22
1. Teori Pemberdayaan ................................... 22
2. Tujuan Pemberdayaan ................................. 24
3. Pemberdayaan sebagai Suatu Proses .......... 26
4. Strategi Pemberdayaan ............................... 27
a. Pendekatan Mikro ................................... 27
b. Pendekatan Mezzo .................................. 28
c. Pendekatan Makro .................................. 28

xi
5. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan ............... 30
6. Indikator Pemberdayaan .............................. 32
7. Pendekatan Pemberdayaan Anak Jalanan ... 34
 
8. Transistional Housing Program .................. 36
9. Pendampingan Pekerja Sosial ..................... 37
10. Pemberdayaan Anak Jalanan di Rumah Singgah
..................................................................... 41

B. Anak Jalanan ..................................................... 43


1. Teori Anak .................................................. 43
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ...... 43
3. Tahapan Perkembangan Anak .................... 44
4. Dasar Hukum Anak .................................... 45
5. Pengertian Anak Jalanan ............................. 47
6. Faktor Adanya Anak Jalanan ...................... 50

C. Corporate Social Responsibility (CSR) ............ 54


1. Teori CSR ................................................... 54
2. Konsep CSR Berbasis Syariah .................... 56
3. Islam dan CSR ............................................ 58
4. Praktik CSR Pada Perbankan Syariah ........ 61
a. Sumber Dana .......................................... 61
b. Pola Penerapan ....................................... 64
c. Program-Program ................................... 66
5. Dasar Hukum CSR ...................................... 67

xii
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. Bank BNI Syariah ........ 69
1. Sejarah PT. Bank BNI Syariah ................... 69
 
2. Visi Misi PT. Bank BNI Syariah ................ 70
3. CSR PT. Bank BNI Syariah ........................ 71
B. Gambaran Umum Yayasan Nara Kreatif .......... 73
1. Sejarah Yayasan Nara Kreatif ..................... 73
2. Visi Misi Yayasan Nara Kreatif .................. 75
3. Letak Geografis ........................................... 76
4. Gambaran Umum Program Pemberdayaan 76

BAB IV DATA DAN ANALISA

A. Pemberdayaan Anak Jalanan oleh Yayasan Nara


Kreatif ............................................................... 80
1. Program Duta Hasanah ............................... 82
2. Gambaran umum Anak Jalanan di Yayasan
Nara Kreatif ................................................ 86
3. Proses Pemberdayaan Anak Jalanan ........... 91
4. Sumber Dana CSR PT. Bank BNI Syariah . 93
5. Penyaluran Dana CSR ................................ 94
6. Mekanisme Penyaluran Dana CSR ............. 99
B. Analisa Pemberdayaan Anak Jalanan di Yayasan
Nara Kreatif ..................................................... 101
1. Pola Pemberdayaan Anak Jalanan .............. 102
2. Transitional Housing Program (THP) ......... 104
3. Pendekatan Pemberdayaan Anak Jalanan ... 118

xiii
4. Pemberdayaan Anak Jalanann dengan
Pendekatan Mezzo ...................................... 120
5. Tahapan Pemberdayaan Anak Jalanan di
 
Yayasan Nara Kreatif ................................. 126
6. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Anak
Jalanan ........................................................ 128
7. Konsep CSR PT. Bank BNI Syariah .......... 130
8. Dasar Acuan Pelaksanaan CSR PT. Bank BNI
Syariah ........................................................ 132
9. Sumber Dana CSR PT. Bank BNI Syariah . 132
10. Parameter Keberhasilan Pemberdayaan ...... 134

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .......................................................... 135


B. Saran ................................................................. 137

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 138


LAMPIRAN .......................................................................... 141

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Teknik Pemilihan Informan ..................................... 14

Tabel
  2.1 Aspek Permasalahan Anak Jalanan .......................... 52

Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Anak Jalanan ............................ 89

Tabel 4.2 Kegiatan CSR Bidang Kerajinan ............................. 96

Tabel 4.3 Kegiatan CSR Bidang Lingkungan .......................... 97

Tabel 4.4 Kegiatan CSR Bidang Peternakan dan Lingkungan 99

xv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Siklus Pemberdayaan .............................................. 27

Bagan
  4.1 Penyaluran Dana CSR ke Duta Hasanah ............. 101

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persentasi Penyaluran Dana CSR ......................... 95

Gambar
  5.1 Kegiatan Pendidikan Kejar Paket Gratis ........... 108

Gambar 5.2 Tempat Pendidikan Kejar Paket Gratis ............. 108

Gambar 5.3 Prosedur Perlindungan Sampah Kertas ............. 118

Gambar 5.4 Proses Pengolahan Sampah Kertas ................... 119

xvii
BAB I

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah sosial yang kian hari semakin kompleks salah
satunya adalah merebaknya anak jalanan di Indonesia, khususnya
di kota-kota besar, keberadaan mereka bagi sebagian masyarakat
menjadi “masalah” padahal menjadi anak jalanan bukanlah pilihan
bagi mereka, tetapi karena keterpaksaan kondisi akibat
ketidaksejateraan. Kurangnya perhatian dengan nasib anak jalanan
membuat masalah semakin kompleks belum lagi perhatian yang
kurang solutif, padahal mereka adalah saudara sesama muslim dan
saudara sebangsa yang harus dilindungi dan diberikan hak-hak
yang layak sehingga dapat tumbuh dan berkembang selayaknya
anak-anak, yang mana merupakan tonggak masa depan bangsa.
Anak Jalanan secara psikologis mereka tetaplah anak-anak
yang belum terbentuk mental dan emosionalnya secara utuh namun
mereka harus hidup di jalanan yang keras dan cenderung negatif
sehingga mempengaruhi perkembangan dan pembentukan emosi
serta mental yang buruk. Penampilan yang kumuh menambah citra
buruk anak jalanan terhadap sebagian masyarakat dianggap bikin
ulah dijalan, suka mencuri, bahkan sampah masyarakat, dari hal
tersebut dapat menyebabkan kepribadian anak jalanan menjadi
lebih buruk karena dianggap dirinya tidak baik, akhirnya mereka
berkepribadian keras, dan sulit mengendalikan diri serta anti sosial.

1
Upaya-upaya telah dilakukan dan menjadi komitmen dunia
internasional dalam melihat hak-hak anak ini. Keseriusan
 
Indonesia dibuktikan dengan lahirnya Undang-undang RI Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Anak jalanan berada
dijalan karena tekanan ekonomi, karena pergaulan, pelarian,
tekanan orang tua, atau pilihannya sendiri untuk mencari jadi diri
misalya. Persebaran anak jalanan di DKI Jakarta cukup merata, di
DKI Jakarta hingga 2017 terdapat 8.143 anak jalanan, sekitar 50%
jumlah anak jalanan seluruh Indonesia ada di Ibukota Jakarta, pada
tahun 2006 jumlah anak jalanan di Indonesia sebanyak 232.894
orang, pada tahun 2010 ada 159.230 anak jalanan, tahun 2011
turun menjadi 67.607, dan 2015 menjadi 33.400 anak jalanan,
sampai Agustus 2017 anak jalanan di Indonesia masih ada 16.290
jiwa (Jawapos.com 2017).
Berdasarkan data di atas masalah anak jalanan di DKI
Jakarta terbilang besar karena 50% populasi anak jalanan ada di
Jakarta, untuk itu perhatian dan penanganan anak jalanan tidak
sepenuhnya mengandalkan pemerintah walaupun memang sudah
kewajiban pemerintah, khususnya pemerintah kota Jakarta dalam
menangani anak jalanan ini, tetapi sebagai masyarakat yang peduli
dan merasa memiliki tanggung jawab dari amanah yang Allah
berikan bahwasanya mereka itu saudara sesama muslim.
Yayasan Nara Kreatif salah satu Yayasan yang bergerak
dibidang sosial khususnya membantu dalam penanganan anak
jalanan di Jakarta sejak tahun 2012, yang awalnya belum menjadi

2
yayasan, hanya kelompok kecil dimana Nezatullah Ramadhan
mengajak anak jalanan untuk mencintai lingkungan dengan
 
pengolahan sampah kertas, dan hasil pengolahannya dibuat
kerajinan tangan, mulai tahun 2013 di Nara Kreatif selain
memberikan pengayoman kepada anak jalanan tetapi juga
dilakukan pemberdayaan anak jalanan agar mereka memiliki
kemampuan untuk dapat hidup mandiri dikemudian hari, karena
Nezatullah Ramadhan selaku pemilik Nara Kreatif ini menyakini
dengan memiliki pendidikan yang cukup dan memiliki
kemampuan atau keterampilan yang baik, maka anak-anak jalanan
ini nantinya dapat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Pada tahun 2014 Nezatullah Ramadhan terpilih menjadi
Mutiara Bangsa Berhasanah (MBB) dari Hasanah Empowerment
yaitu program CSR PT. Bank BNI Syariah dan banyak sekali
perubahan di Nara Kreatif mulai dari program sampai ke fasilitas
dan akhirnya menjadi Yayasan Nara Kreatif yang merupakan hasil
dari dukungan CSR PT. Bank BNI agar tujuan untuk
pemberdayaan anak jalanan dan keluarga pra-sejahtera dapat
dilakukan lebih baik lagi. Dalam menjalanankan program Duta
Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah membutuhkan dana yang
tidak sedikit karena berbagai macam sub-program dijalankan
dalam proses pelayanan dan pemberdayaan anak jalanan di
Yayasan Nara Kreatif.
Dana CSR PT. Bank BNI Syariah berasal dari zakat
keuntungan perusahaan setiap tahunnya, dalam syariat dana zakat

3
tidak boleh sembarangan disalurkan oleh karena itu CSR PT. Bank
BNI Syariah mencari cara yang tepat untuk menyalurkan zakatnya
 
ini, salah satunya dengan program Duta Hasanah di Yayasan Nara
Kreatif karena didalamnya terdapat orang-orang yang memang
berhak menerima dana zakat. Hal ini menjadi sejalan dengan visi
misi CSR PT. Bank BNI Syariah sehingga dukungan penuh
terhadap jalanya program Duta Hasanah oleh Nezatullah
Ramadhan di Yayasan Nara Kreatif Jakarta.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau bisa disebut
dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap lingkungan
dimana usaha berlangsung. Implikasi CSR ditinjau dalam maqasid
al-shari’ah merupakan inisiatif moral dan agama yang didasarkan
kepada keyakinan bahwa sebuah korporasi harus berlaku baik,
tidak hanya mengejar keuntungan semata. CSR mencerminkan
bagaimana Islam menekankan pentingnya mempertimbangkan
bahwa kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan
pribadi (Dusuki and Abdullah 2007).
PT. Bank BNI Syariah mengeluarkan zakat perusahaan
sebersar 5% dari keuntungan PT. Bank BNI Syariah setiap satu
tahun waktu dengan nominal sekitar 5 milyar rupiah dan khusus
untuk program Duta Hasanah sejumlah 1 miliyar yang dibagi ke
13 Duta Hasanah yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya
Nezatullah Ramadhan di Jakarta yang mendapat alokasi dana
sekitar 80 juta rupiah. Menurut Syeikh Abdurrahman Isadalam
kitabnya “al-Mu’âmalah al-Hadîtsah Wa Ahkâmuha”(Niam

4
2016). Dana zakat ini murni diambil dari keuntungan perusahaan
bukan dari karyawan ataupun nasabah, sehingga pengelolaannya
 
dapat dilakukan dengan baik karena zakat memiliki syariat
tersendiri. Salah satu keutamaan zakat adalah menjadikan
masyarakat Islam seperti keluarga besar. Karena dengan zakat,
berarti yang kaya menolong yang miskin dan orang yang
berkecukupan akan menolong orang yang kesulitan. Akhirnya
setiap orang merasa seperti satu saudara. Seperti dalam surat Al-
Qoshos ayat 77 Allah berfirman :
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu”
PT. Bank BNI Syariah dalam menjalankan kegiatan
tanggung jawab sosialnya sangat serius karena sebagai perusahaan
yang berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai
nasabahnya perlu membangun kepercayaan, untuk itu CSR PT.
Bank BNI Syariah dikelola dengan baik dengan strategi yang tepat
sesuai dengan moto PT. Bank BNI syariah “Memberikan yang
Terbaik Sesuai Kaidah”.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti melihat dampak
positif dari program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah
dalam mengimplementasikan kegiatan CSR dengan melakukan
pemberdayaan anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif cukup
menarik perhatian sebagai calon pekerja sosial, bagaimana
pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan di Yayasan Nara
Kreatif dan apakah dapat diterapkan ditempat lain.

5
B. Identifikasi Masalah
 
Nezatullah Ramadhan terpilih menjadi Duta Hasanah CSR
PT. Bank BNI Syariah hal ini membuka lebar upaya Nezatullah
Ramadhan dalam melakukan pemberdayaan anak jalanan yang
sebelumnya terkendala masalah keuangan dan proses
pemberdayaa itu sendiri.
Nezatullah Ramadhan sebagai pelaku pemberdayaan di
Yayasan Nara Kreatif daerah Kramat Jati Jakarta Timur, dimana
sosok Duta Hasanah tersebut sebagai orang yang memberikan
pendidikan baik mental, spiritual, akademis dan keterampilan agar
anak jalanan memiliki akhlak yang lebih baik dan juga memiliki
kemampuan yang saat dewasa nanti untuk bersaing didunia kerja
ataupun berwiraswasta untuk perbaikan ekonomi dimasa
depannya. Manfaat yang dirasakan langsung sekarang adalah anak
jalanan tersebut tidak lagi berada di jalan menjadi pengemis atau
pengamen di jalan, yang rentan terhadap eksploitasi dan tindak
kekerasan tetapi anak-anak berada di Yayasan Nara Kreatif dan
memperoleh hak-haknya sebagai anak.
Program Duta Hasanah yang dilakukan oleh Nezatullah
Ramadhan ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Al-Hajj:28
(Rifai n.d.)

6
 

”Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi)


berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir”.
(QS: Al-Hajj:28)

Dari ayat di atas jelas bahwa ada kewajiban dari sesama


muslim untuk saling berbagi terutama yang diberikan kelebihan
untuk dapat berbagi, begitu pula suatu perusahaan dengan
keuntungannya dapat lebih banyak berbagi untuk masyarakat yang
membutuhkan.

Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah juga


sebagai implementasi dari UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1 yang
berbunyi Fakir Miskin dan anak - anak yang terlantar dipelihara
oleh negara (Serbajaya n.d.). UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1 tersebut
mempunyai makna bahwa anak - anak jalanan dipelihara atau
diberdayakan oleh negara yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dan
juga undang-undang nomor 23 tentang perlindungan anak, dimana
anak jalanan ini memang wajib dilindungi dan diberikan pelayanan
agar mendapat hak-hak sebagai anak yang akan tumbuh dan
berkembang. Namun jika hanya mengharapkan peran pemerintah
dengan Dinas Sosialnya tentunya akan sangat sulit maka dengan

7
itu harus ada pihak lain baik swasta atau pun perorangan yang
dapat membantu menangani masalah anak jalanan ini.
 

Dari berbagai model dan strategi CSR khususnya perusahaan


syariah, program Duta Hasanah ini menarik perhatian peneliti
sebagai calon pekerja sosial karena Program Duta Hasanah sendiri
memiliki sosok seperti pekerja sosial yang melakukan
pemberdayaan sekaligus pemenuhan hak-hak anak dengan
menggunakan strategi THP (Transitional Housing Program)
memiliki potensi yang dapat dikembangkan oleh badan usaha
lainnya dan juga tidak menutup kemungkinan pemerintah dengan
CSR yang berlandaskan syariah melakukan pemberdayaan
masyarakat khususnya anak jalanan dengan tujuan akhir
kesejahteraan sosial. Namun pemberdayaan yang melibatkan
anak-anak sangat rentan dan hamper bersentuhan terhadap
eksploitasi anak atau mempekerjaan anak dibawah umur hal ini
jika tidak ditangani dengan baik.

Dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat mempelajari


bagaimana pemberdayaan anak jalanan dilakukan oleh Duta
Hasanah agar tetap berada dijalurnya sehingga tidak masuk
keranah pemberdayaan yang bersifat finansial atau pemberdayaan
ekonomi, tetapi tetap mereka mendapatkan ilmu untuk bekal
dimasa dewasa untuk siap terjun didunia kerja. Serta bagaimana
dengan yayasan yang membutuhkan biaya operasional tidak
sedikit dan untuk pribadi penulis menjadikan Nezatullah
Ramadhan sebagai model pekerja sosial untuk pemberdayaan,

8
anak jalanan oleh Duta Hasanah program CSR PT. Bank BNI
Syariah di Yayasan Nara Kreatif.
 

C. Batasan Masalah
Untuk menjaga agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan
menghindari kemungkinan pembahasan yang menyimpang dari
pokok permasalahan yang hendak diteliti, maka peneliti perlu
melakukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Pelaksanaan Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI
Syariah di Yayasan Nara Kreatif Jakarta Timur.
2. Pemberdayaan anak jalanan oleh Yayasan Nara Kreatif dengan
program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah di Jakarta.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan Program Duta Hasanah CSR PT. Bank
BNI Syariah di Yayasan Nara Kreatif.
2. Bagaimana pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan oleh
Yayasan Nara Kreatif dengan program Duta Hasanah CSR PT.
Bank BNI Syariah di Jakarta jika dilihat dari aspek strategi
pendekatan dan tahapan pemberdayaan anak jalanan.

9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas,
 
maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi
ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Program Duta Hasanah CSR
PT. Bank BNI Syariah dalam pemberdayaan anak jalanan yang
dilakukan oleh Yayasan Nara Kreatif.
2. Untuk mengetahui kegiatan pemberdayaan anak jalanan di
Yayasan Nara Kreatif dengan program Duta Hasanah CSR PT.
Bank BNI Syariah di Jakarta.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis: penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai
pemberdayaan anak jalanan yang mana anak jalanan diberikan
pelayanan dan hak-haknya sebagai anak, dan juga diberikan
bekal keterampilan dalam proses pemberdayaan dalam
program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah, serta
penulis dapat menerapkan teori-teori pemberdayaan dengan
meneliti langsung Duta Hasanah yang telah dipelajari selama
kuliah sebagai salah satu cara meningkatkan kesejahteraan
sosial.
2. Manfaat Praktis: penelitian ini diharapkan dapat menjadi
model pekerja sosial dalam pelayanan anak dan pemberdayaan

10
anak jalanan serta mendorong perusahaan agar dapat
menjalankan kewajiban zakat perusahaan untuk digunakan
 
dalam program CSR-nya sehingga lebih peduli terhadap
kesejahteraan anak jalanan di suatu daerah melalui CSR
(Corporate Social Responsibility) juga sebagai bahan masukan
dan pertimbangan bagi perusahaan untuk menyusun rencana
dan kebijakan dimasa yang akan datang.
3. Bagi pembaca: dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
refrensi ilmu pengetahuan tentang pemberdayaan anak jalanan
dengan memberikan pelayanan dan hak-hak anak serta
pembekalan keterampilan dalam program pemberdayaan anak
jalanan untuk mencapai kesejahteraan sosial.

G. Tinjauan Pustaka
1. Skripsi Pertama : Pemberdayaan Anak Jalanan Oleh Rumah
Singgah Kawah Di Kelurahan Klitren, Gondokusuman,
Yogyakarta. Skripsi ini berisi tentak pengelolaan dan peranan
rumah singgah bagi anak jalanan, namun dana yang diperoleh
dari swadaya dan donatur. Pada penelitian yang peneliti buat
adalah peran yang biasa dijalankan oleh rumah singgah dengan
dana swadaya digantikan dengan peran CSR melalui Duta
Hasanahnya dengan dana dari zakat perusahaan yang diambil
dari 5% keuntungan PT. Bank BNI Syariah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
terdapat pada fokus penelitian yang menggali tentang

11
pemberdayaan anak jalanan oleh CSR (Corporate Social
Responsibility) perusahaan syariah oleh PT. Bank BNI Syariah
 
melalui program Duta Hasanah dalam meningkatkan
kesejahteraan anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif.
2. Jurnal Humanitas : Indonesian Psychologycal Journal Vol.1
No.2 Agustus 2004: 45-54 oleh Sri Kushartati Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Dalam jurnal ini meneliti
tetang pemberdayaan anak jalanan dengan strategi THP
(Transitional Housing Program) namun yang jadi permasalahan
adalah strategi ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Yang
membedakan pada penulisan ini adalah bahwa THP dapat
dilakukan jika terdapat dana yang cukup, untuk itu dengan
adanya dana CSR PT. Bank BNI Syariah sangat mungikin
dilakukan, terlebih lagi dana berasal dari zakat perusahaan yang
mana tepat sasaran untuk diberikan kepada anak jalanan dan
orang yang kurang mampu.

H. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu di PT. Bank BNI
Syariahkantor pusat Kuningan, Jakarta Selatan. Karena CSR PT.
Bank BNI Syariah berada di kantor pusat yang beralamat di
Gedung Tempo Pavilion Jl. H.R. Rasuna Said, KAV.11,
Kuningan-Jakarta Selatan. Dan di Yayasan Nara Kreatif karena
pelaksanaan pemberdayaan anak jalanan dan keberadaan anak

12
jalanan yang diteliti ada di Yayasan Nara Kreatif yang beralamat
di Perumahan Bumi Harapan Permai. Jalan Bumi Pratama III. Blok
 
K-4. Dukuh, Keramat Jati. Jakarta Timur.Waktu observasi adalah
pada tanggal 28 Maret sampai 28 Juli 2017.
2. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian
kualitatif ini, perlu kiranya mengetahui teori yang dikemukakan
Bogdan dan Taylor mendefinisikanMetodologi Kualitatif adalah
aturan penelitian yang menjadikan data deskriptif berupa data
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang berperan
dalam objek penelitian. Dengan memilih metode kualitatif ini,
peneliti mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan
akurat dengan observasi dan melakukan wawancara.
3. Teknik Pemilihan Informan
Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah
purposive (bertujuan) sampling yang memberikan keleluasaan
kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Karena purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap
paling mengetahui tentang seluk-beluk anak jalanan di Yayasan
Nara Kreatif dan program duta hasnaah, atau mungkin dia sebagai

13
pemimpin atau pemegang kebijakan tahu tentang apa yang kita
harapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
 
obyek/situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2009). Selain itu juga
anak jalanan yang memang merasakan langsung proses
pemberdayaan baik yang baru maupun yang sudah lama menjadi
anak asuh di Yayasan Nara Kreatif. Dan apabila dalam proses
pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informan
maka peneliti tidak perlu untuk mencari informan baru, proses
pengumpulan informasi sudah selesai.
Berikut ini tabel subjek dan informan dalam pengumpulan data
yang diperlukan dalam penelitian:
Tabel 1.1

No Informan Informasi Metode Jml Alasan

1 Nezatullah Latar Wawancara 1 Karena


Ramadhan, Belakang dan sebagai
Sosok Yayasan Nara pengumpula penggagas
Duta Kreatif, dan n data yang dan
Hasanah Latar mendukung pemiliki
sebagai Belakang Yayasan
pelaku Menjadi Duta Nara
pemberday Hasanah. Kreatif
aan anak
jalanan di
Yayasan
Nara
Kreatif

2 Iqbal Latar 1 Sebagai


Taqqiudin, Belakang CSR penentu
CCD CSR PT. Bank BNI kebijakan
ManagerP Syariah , Wawancara program
T. Bank Program Duta dan dari CSR
Hasanah dari pengumpula PT. Bank

14
BNI`Syari CSR PT. Bank n data BNI
ah BNI Syariah tentang CSR Syariah
dalam PT. Bank
  meingkatkan BNI Syariah
kesejahteraan
anak jalanan di
Yayasan Nara
Kreatif

3 Dodi Program Duta 1 Sebagai


Halim, Hasanah Pengelola
Manajer dalam dana zakat
Program pemberdayaan dari BNI
Yayasan anak jalanan Syariah
Wawancara
Hasanah di Yayasan yang salah
dan
Titik Nara Kreatif, satunya
pengumpula
sumber dana pendistribu
n data
dan sian ke
penyaluran program
dana untuk Duta
Yayasan Nara Hasanah.
Kreatif
4 Anak 6 Sebagai
Jalanan pihak yang
Yayasan menjalani
Nara Pelaksanaan secara
Kreatif program Duta langsung
Hasanah dari
Wawancara
dalam program
pemberdayaan Duta
anak jalanan Hasanah

Tabel 1.1 Teknik Pemilihan Informan


4. Jenis dan Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini penulis
menggunakan 2 jenis sumber yaitu:
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
hasil wawancara pihak CSR PT. Bank BNI Syariah,
Yayasan Hasanah Titik dan Yayasan Nara Kreatif serta
anak-anak jalanan yang berada di yayasan tersebut.

15
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-
literatur kepustakaan seperti buku-buku, tulisan ilmiah,
 
jurnal serta sumber yang berkaitan dengan materi penulisan
skripsi.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan (Field Research) merupakan penelitian
kualitatif di mana peneliti mengamati dan terjun secara
langsung dalam penelitian skala sosial kecil serta
mengamati subjek dalam menjalankan objek penelitian
secara langsung. Dan melalui penelitian lapangan akan
diperoleh data-data primer, yang didapat dari. Dimana
penelitian tersebut dilakukan dengan cara:
1) Observasi
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data pokok dengan cara mengamati langsung
obyek datanya. Dan mencatat suatu peristiwa dengan
melihat langsung dan biasanya peneliti dapat sebagai
partisipan atau observer dalam menyaksikan atau
mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya.
Dalam penelitian ini peneliti mengamati langsung objek
yang akan diteliti, yang dalam hal ini adalah kantor pusat
PT. Bank BNI Syariah dan pengamatan di tempatDuta
Hasanah yang memiliki Yayasan Nara Kreatif di Kramat
Jati Jakarta Timur. Waktu observasi adalah pada tanggal 04

16
April sampai 28 Juli 2017. Adapun hal-hal yang diperlukan
dalam observasi ini adalah buku catatan yang berisi draft
 
pertanyaan-pertanaan kepada informan dan kamera
handphone yang digunakan untuk mengambil gambar
dokumentasi.

2) Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab searah yang dilakukan secara
sistematis sesuai tujuan penelitian .Wawancara atau
Interview juga merupakan suatu alat pengumpulan
informasi langsung tentang beberapa jenis data.Dalam
penelitian ini peneliti langsung mewawancarai Commercial
Communication Division (CCD) PT. Bank BNI Syariah
Kuningan Jakarta, yaitu bapak Iqbal Taqqiudin dan
Yayasan Hasanah Titik bapak Dodi serta Duta Hasanah
yang telah terpilih dan saat ini sudah mendirikan Yayasan
Nara Kreatif yaitu saudara Nezatullah Ramadhan. Materi
yang ditanyakan oleh peneliti adalah seputar CSR yang ada
pada PT. Bank BNI Syariah melalui program Duta
Hasanah. Waktu wawancara dengan Commercial
Communication Division (CCD)adalah pada tanggal 10
Mei 2017 yang bertempat di kantor pusat PT. Bank BNI
Syariah dan wawancara dengan manajemen Hasanah Titik
bapak Dodi selaku pengelola dana dari zakat perusahaan

17
untuk didistribusikan ke Duta Hasanah di Yayasan Nara
Kreatif yang beradadi Kramat Jati Jakarta Timur.
 

3) Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai bahan tertulis
maupun data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang
berupa catatan formal organisasi itu sendiri. Data yang
didapat peneliti dalam penelitian ini dari PT. Bank BNI
Syariah adalah berupa profil PT. Bank BNI Syariah dan
foto-foto dokumentasi kegiatan CSR BNI khususnya anak
jalanan di Yayasan Nara Kreatif.
b. Penelitian Kepustakaan
Riset Pustaka / Studi Literaturadalah teknik pengumpulan
data dengan melakukan pemahaman terhadap berbagai
buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang
berkaitan dengan penelitian ini.Studi literaturedilakukan di
perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan perpustakaan Nasional Republik
Indonesia Jakarta.
6. Teknik Analisis Data
Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka
data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

18
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa, analisis
data adalah proses mencari dari hasil wawancara, catatan lapangan
 
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, memilih mana yang penting dan yang akan dikaji, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.

7. Teknik Keabsahan Data


Data dapat absah karena dapat dicapai dengan jalan
membandingkan data hasil pengamatan, membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan
orang dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan. Namun, dalam hal ini tidak berharap
banyak bahwa hasil perbandingan tersebut merupakan kesamaan
pandangan, pendapat, atau pemikiran, namun yang paling penting
disini ialah bisa mengetahui adanya alasan - alasan terjadinya
perbedaan.
8. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran mengenai penelitian ini, peneliti telah
menyusun penulisan ini dalam lima bab. Masing-masing bab
terdiri dari beberapa sub bab. Diawali dengan pendahuluan dan
diakhiri dengan kesimpulan serta saran-saran. Adapun sistematika
penulisan ini sebagai berikut:

19
BAB I PENDAHULUAN
Memuat tentang latar belakang masalah, indentifikasi masalah,
 
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika
penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI


Membahas tentang pemberdayaan, anak dan anak jalanan, CSR,
model CSR, dasar hukum CSR, konsep CSR berbasis syariah,
pendanaan atau fundraising CSR dengan zakat perusahaan.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN


Bagian ini berisi tentang gambaran geografis, historis, visi dan
misi serta gambaran umum Yayasan Nara Kreatif sebagaimana
tempat pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan oleh Duta
Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah, mulai dari lokasi, sejarah,
dan gambaran program pemberdayaan yang dilakukan oleh Duta
Hasanah. Gambaran Umum CSR PT. Bank BNI Syariah Jakarta.

BAB IV DATA DAN ANALISIS


Dalam bab ini dibahas mengenai penyajian data dalam penelitian
seperti pelaksanaan pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan
dalam program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah serta
pendaannya. Analisa data yang ditemukan dalam penelitian seperti
pelaksanaan program THP dalam pemberdayaan anak jalanan di

20
Yayasan Nara Kreatif dan proses pemberdayaan yang dilakukan
Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah.
 

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


Bab terakhir ini berisi tentang simpulan dari penelitian yang
dilakukan serta implikasi yang terjadi dalam pengaplikasian, serta
saran agar penelitian ini dapat diimplementasikan pada perusahaan
berbasis syariah maupun konvensional.

21
BAB II

  KAJIAN TEORI

Dalam penelitian ini menggunakan teori-teori untuk


mengkaji pokok bahasan dalam penelitian. Teori-teori dalam
penelitian ini diantaranya teori pemberdayaan, teori tentang anak
dan anak jalanan, teori CSR serta sumber dana CSR yang
digunakan dalam proses pemberdayaan anak jalanan di Yayasan
Nara Kreatif dalam implementasi program Duta Hasanah CSR PT.
Bank BNI Syariah.

A. Pemberdayaan
1. Teori Pemberdayaan
Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah
bahasa Inggris yaitu empowerment. Pemberdayaan
(empowerment) berasal dari kata power yang berarti
kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau
memungkinkan. Awalnya em berasal dari bahasa latin dan
yunani, yang berarti didalamnya, karena itu pemberdayaan
dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber
kreatifitas (Badriyah, Zen, and Hudri 2005).
Pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup
atau kesejahteraan setiap induvidu dan masyarakat baik
dalam arti:
a. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan

22
b. Perbaiakan kesejahteraan soisal (pendidikan dan
kesehatan)
 
c. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan
d. Terjaminnya keamanan
e. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa-
takut dan kekhawatiran

Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang


menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai
pengontrolan atas, dan mempengaruhi, kejadian-kejadian
serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup
untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang
lain yang menjadi perhatiannya (Parsons, et al., 1994).
Ife yang dikutip oleh Suharto mengemukakan bahwa
pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya,
pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat guna
meningkatkan keterampilan mereka dalam pengambilan
keputusan dan berpartisipasi dalam kegiatan yang
mempunyai dampak kepada kehidupan masyarakat dimasa
depan (Suharto n.d.).

Menurut Rubin yang dikutip Rajuminropa bahwa


pemberdayaan sebagai proses ataupun sebagai tujuan pada
dasarnya akan memunculkan keberanian pada individu atau
pada kelompok. Kondisi semula yang cenderung hanya

23
menerima keadaan, selanjutnya akan lebih berani bertindak
untuk merubah keadaan (Rajuminropa 2000).
 

Dari beberapa definisi di atas, bahwa berbagai


pengertian yang ada mengenai pemberdayaan, pada intinya
membahas bagaimana individu, kelompok, atau komunitas
berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
keinginan mereka. Substansi pemberdayaan dilakukan
disini adalah memberikan hak selayaknya anak-anak dan
memberikan pembinaan untuk dapat mandiri dengan cara
memfasilitasi pengembangan potensi atau kemampuan dari
anak jalanan itu sendiri.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa


pemberdayaan anak jalanan merupakan suatu usaha untuk
membantu anak-anak mendapatkan haknya sebagai anak
dan membentuk pribadi yang berkembang agar dapat
terwujudnya kesejahteraan kehidupannya dan
lingkungannya dikemudian hari.

2. Tujuan Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat atau community
devolepment (comdev), memiliki tujuan utama yaitu
memberdayakan induvidu-induvidu dan kelompok-
kelompok orang melalui penguatan kapasitas (termasuk
kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-ketarampilan)

24
yang diperlukan untuk mengubah kualitas kehidupan
komunitas mereka. Kapasitas tersebut seringkali berkaitan
 
dengan penguatan aspek ekonomi dan politik melalui
pembentukan kelompok-kelompok sosial besar yang
berkerja berdasarkan agenda bersama (Suharto 2010).
Kegiatan pemberdayaan bertujuan untuk mewujudkan
perubahan adalah terwujudnya proses belajar yang mandiri
untuk terus-menerus melakukan perubahan. Dengan kata
lain, pemberdayaan harus didesain sebagai proses belajar,
atau dengan kata lain, dalam setiap upaya pemberdayaan,
harus terkandung upaya-upaya pembelajaran atau
penyelenggaraan pelatihan.
Proses belajar dalam pemberdayaan bukanlah proses
“menggurui” melainkan menumbuhkan semangat belajar
bersama yang mandiri dan partisipatif (Mead, 1959).
Sehingga keberhasilan pemberdayaan bukan diukur dari
seberapa jauh terjadi transfer pengetahuan, keterampilan
atau perubahan prilaku; tetapi seberapa jauh terjadi dialog,
diskusi, dan pertukaran pengalaman (sharing). Di sini,
fasilitator tidak harus lebih pintar atau pejabat yang lebih
berkuasa, tetapi dapat berasal dari orang biasa yang
memiliki kelebihan atau pengalaman yang layak dibagikan.

25
3. Pemberdayaan Sebagai Suatu Proses
Sebagai suatu proses, pemberdayaan merupakan
 
proses yang berkesinambungan sepanjang hidup seseorang
(on-going process). Hogan mengatakan bahwa individu
dapat disebut sebagai suatu proses permberdayaan apabila
proses pemberdayaan yang dilakukan oleh individu tersebut
relatif terus berjalan sepanjang usia manusia yang diperoleh
dari pengalaman individu tersebut dan bukannya suatu
proses yang berhenti pada suatu masa saja.
Hal ini juga berlaku pada suatu masyarakat, dimana
dalam suatu komunitas proses pemberdayaan tidak akan
berakhir dengan selesainya suatu program, baik program
yang dilaksankan oleh pemerintah. Proses pemberdayaan
akan berlangsung selama komunikasi itu masih tetapi ada
dan mau berusaha memberdayakan diri mereka sendiri
(Rukminto Adi 2012).

26
Siklus Pemberdayaan
Menghadirkan kembali pengalaman yang
 
memberdaya dan tidak memberdaya

Mengembangkan rencana- Mendiskusikan alasan


rencana aksi dan mengapa terjadi pemberdayaan
mengimplementasikannya dan pentidakberdayaan

Mengidentifikasikan basis Mengidentifikasi suatu


daya yang bermakna 4. masalah ataupun proyek

Bagan 2.1 Siklus Pemberdayaan

4. Strategi Pemberdayaan
Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat
saja dilakukan secara individu, meskipun pada gilirannya
strategi ini dapat berkaitan dengan kolektifitas, dalam arti
mengkaitkan dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya.
Dengan demikian, strategi pemberdayaan dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan(Suharto 2005), yaitu:
a. Pendekatan Mikro
Yaitu pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara
individu melalui bimbingan, konseling, yang tujuan
utamanya adalah membimbing atau melatih kien dalam
menjalankan tugas-tugas kehidupan.

27
b. Pendekatan Mezzo
Yaitu pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok
 
kien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan
kelompok sebagai media intervensi, pendidikan dan
pelatihan. Dinamika kelompok, biasanya digunakan
sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap klien agar memiliki
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya.
c. Pendekatan Makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem
besar, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem
lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial,
pengorganisasian sosial, manajemen konflik, hal tersebut
merupakan beberapa strategi dalam pendekatan ini.
Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan
pemberdayaan di atas dicapai melalui penerapan
pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi
5P, yaitu (Suharto 2005):
1) Pemungkinan
Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi anak jalanan berkembang secara optimal.
Pemberdayaan harus mampu membebaskan anak
jalanan dari sekat-sekat kultural dan struktural yang
menghambat.

28
2) Penguatan
 
Memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan
harus mampu menumbuh-kembangkan segenap
kemampuan dan kepercayaan diri anak jalanan serta
menunjang kemandirian mereka.
3) Perlindungan
Melindungi anak jalanan terutama kelompok-
kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok
kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak
seimbang apalagi tidak sehat antara yang kuat dan
lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok
kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus
diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi
dan dominasi yang tidak menguntungkan anak jalanan.
4) Penyokongan
Memberikan bimbingan dan dukungan agar anak
jalanan mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu
menyokong anak jalanan agar tidak terjatuh ke dalam
keadaan dan posisi yang semakin lemah dan
terpinggirkan.
5) Pemeliharaan

29
Memelihara kondisi yang kondusif agar tetap
terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai
 
kelompok dalam anak jalanan. Pemberdayaan harus mampu
menjamin keselarasan dan keseimbangan yang
memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan
berusaha.

5. Tahapan Kegiatan Pemberdayaan


Dalam praktek pemberdayaan anak jalanan secara
umum serupa dengan pemberdaan masyarakat yang
dilakukan oleh banyak pihak, seringkali terbatas pada
pemberdayaan ekonomi namun kurang tepat apabila anak-
anak diarahkan untuk perbaikan ekonomi karena sangat
rentan dengan eksploitasi. Karna itu, kegiatan
pemberdayaan anak jalanan selalu dilakukan dalam bentuk
kegiatan pembentukan karakter, dan pengembangan
kegiatan produktif sebagai bekal saat nanti mereka dewasa
memiliki suatu keahlian karena sudah terbiasa sejak kecil.
Sumadyo (2001) merumuskan tiga upaya pokok dalam
setiap pemberdayaan masyarakat, yang disebutnya sebagai
Tri Bina, akan tetapi pada tahapan kegiatan pemberdayaan
bina usaha, anak-anak hanya belajar keterampilan sebagai
bekal saat dewasa kelak.

30
a. Bina Manusia
Bina Manusia, anak-anak sedini mungkin harus dibina
 
dengan baik mulai dari akhlak, dan ilmu pengetahuan
serta keterampilan, hal dilandasi oleh pemahaman
bahwa tujuan pembangunan adalah untuk perbaikan
mutu hidup atau kesejahteraan manusia. Dalam upaya
Bina Manusia adalah semua kegiatan yang termasuk
dalam upaya penguatan/pengembangan kapasitas.
b. Bina Usaha
Bina Usaha, menjadi suatu upaya penting dalam setiap
pemberdayaan, sebab Bina Manusia yang tanpa
memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan
kesejahteraan (ekonomi) tidak akan laku, dan bahkan
menambah kekecewaan. Sebaliknya, hanya Bina
Manusia yang mampu (dalam waktu dekat/cepat)
memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan
kesejahteraan (ekonomi) yang akan memperoleh
dukungan dalam bentuk partisipasi masyarakat. Yang
dapat diambil untuk anak-anak adalah agar selalu
bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu dan didukung
dengan keterampilan.
c. Bina Lingkungan
Bina Lingkungan, selama ini, pengertian lingkungan,
seringkali dimaknai sekedar lingkungan fisik, utamanya
yang menyangkut pelestarian sumber daya alam dan

31
lingkungan hidup. Dalam praktek perlu disadari bahwa
lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap
 
keberlanjutan bisnis dan kehidupan. Kesadaran yang
seperti itu yang mendorong diterbitkannya Undang-
undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
dan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan yang didalamnya mencantumkan tanggung
jawab sosial dan lingkungan oleh penanam
modal/perseroan.

6. Indikator Pemberdayaan
Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat
sebagai sebuah proses seringkali diambil dari tujuan sebuah
pemberdayaan yang menunjukan pada keadaan atau hasil
yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu:
masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi,
maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya (Subiyanto 2004).
Tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu
bentuk tanggung jawab sosial yang diimplementasikan

32
perusahaan dalam perspektif pemberdayaan di desain
berlandaskan kepada “the empowerment is road to
 
participation”. Kebijakan ini merupakan suatu upaya
pemberdayaan yang diharapkan mampu menumbuh dan
meningkatkan tidak hanya partisipasi masyarakat tetapi
lebih dari itu, menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi
multipihak. Proses-proses pemberdayaan dalam CSR ini
menggunakan pola-pola partisipasi terkini, bahwa
tatakelola yang baik dalam program pembangunan
menunjukan pergesaran tipe partisipasi dari “community
participation” bergeser ke stakeholders participation”.

Partisipasi masyarakat aktivitas CSR adalah suatu


proses aktif dan inisiatif yang diambil oleh warga komunitas
itu sendiri, dibimbing melalui cara mereka sendiri dengan
menggunakan sarana dan proses (kelembagaan dan
mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol
secara efektif.
Dengan demikian, proses pemberdayaan masyarakat
dapat dimaknai sebagai usaha untuk pengembangan,
kemandirian, keswadayaan dan memperkuat posisi
masyarakat lapisan bawah. Pemberdayaan mendorong
terjadinya suatu proses perubahan sosial yang
memungkinkan orang-orang pinggiran yang tak berdaya
untuk memberikan pengaruh yang lebih besar. Oleh karena
itu, pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya menjadikan

33
suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi
semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan
 
keluarga, masyarakat, negara, ragional, internasioanal
dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain (Nasdian
2014).

7. Pendekatan Pemberdayaan Anak Jalanan


Menurut Tata Sudrajat (1996), selama ini beberapa
pendekatan yang biasa dilakukan oleh LSM dalam
penanganan anak jalanan adalah Pertama, street based,
yakni model penanganan anak jalanan di tempat anak
jalanan itu tinggal atau berasal, kemudian para street
educator datang kepada mereka: berdialog, mendampingi
mereka bekerja, memahami dan menerima situasinya, serta
menempatkan diri sebagai teman.
Dalam beberapa jam, anak-anak diberikan materi
pendidikan dan keterampilan, di samping itu anak jalanan
juga memperoleh kehangatan hubungan dan perhatian yang
bisa menumbuhkan kepercayaan satu sama lain yang
berguna bagi pencapaian tujuan intervensi. Disini prinsip
pendekatan yang dipakai biasanya adalah “Asih, Asah, dan
Usuh.”
Kedua, centre based, yakni pendekatan dan
penanganan anak jalanan di lembaga atau panti. Anak-anak
yang masuk dalam progam ini ditampung dan diberikan

34
pelayanan di lembaga atau panti seperti pada malam hari di
berikan makanan dan perlindungan, serta perlakuan yang
 
hangat dan bersahabat dari pekerja sosial. Pada panti yang
permanen, bahkan disediakan pelayanan pendidikan,
keterlampilan, kebutuhan dasar, kesehatan, kesenian, dan
pekerjaan bagi anak jalanan.
Ketiga, community based, yakni model penanganan
yang melibatkan seluruh potensi masyarakat, terutama
keluarga atau orang tua anak jalanan. Pendeketan ini
bersifat preventif, yakni mencegah anak agar tidak masuk
dan terjerumus dalam kehidupan di jalanan. Keluarga
diberikan kegiatan penyuluhan tentang pengasuhan anak
dan upaya untuk meningkatkan taraf hidup, sementara anak-
anak mereka diberi kesempatan memperoleh pendidikan
formal maupun informal, pengisian waktu luang, dan
kegiatan lainnya yang bermanfaat.
Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan keluarga dan masyarakat agar sanggup
melindungi, mengasuh, dan memenuhi kebutuhan anak-
anaknya secara mandiri. Pendekatan apa pun yang dipilih,
secara keseluruhan modal awal yang dibutuhkan untuk
menangani permasalahan anak jalanan sesungguhnya
adalah sikap empati dan komitmen yang benar- benar tulus
dari kita semua.

35
8. Transitional Housing Program (THP)
Dalam pemberdayaan anak jalanan dengan
 
menggunakan pendekatan sistem sebagai guide intervensi.
Pendekatan ini mengarahkan individu dan komunitas
terhadap self-care dan keterlibatan otentik dalam
menciptakan lingkungan yang baik. Strategi ini dikenal
sebagai transitional housing program (Washington, 2002),
yaitu memberdayakan individu melalui pelayanan
komprehensif seperti pendidikan, pengembangan
pekerjaan, skill kepimpinan, dan sebagainya. Program-
program yang diberikan mungkin hampir sama dengan apa
yang telah dijalankan oleh lembaga pemberdayaan anak
lainnya, namun dalam transitional housing program (THP)
ini beberapa anak jalanan diambil dari jalan ditempatkan
dalam satu rumah seperti asrama.
Program ini didesain untuk memberdayakan anak
jalanan dengan mengajarkan keahlian yang dibutuhkan
untuk hidup secara mandiri, dan diberi beberapa
keterampilan, keterampilan di sini lebih banyak
keterampilan yang berbentuk kerajinan tangan. Dengan
dijalankan strategi ini bukan berarti meniadakan beberapa
strategi di atas. Bisa dikatakan bahwa strategi ini merupakan
strategi lanjutan dari kedua strategi di atas. Tidak semua
anak jalanan bisa mengikuti THP ini, karena mengingat

36
dana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraannya tidak
sedikit.
 
Partisipan dari THP bisa diambil dari anak jalanan
yang aktif dalam program-program dari strategi street based
dan center based atau bahkan dari anak jalanan yang masih
relatif baru dan belum menjadikan anak jalanan sebagai
gaya hidup. Partisipan harus menunjukkan kemauan untuk
‘mengentaskan’ dirinya dari jalanan dan memperlihatkan
kemauan untuk mempelajari skill untuk mandiri. Kemauan
yang kuat bisa dilihat dari pemantuan oleh pendamping
selama ini dan juga dilakukan wawancara. Hal ini dilakukan
untuk mencegah adanya partisipan yang berhenti di tengah
jalan. Setiap asrama/ panti bisa terdiri dari 10 anak dengan
dua pendamping yang juga tinggal bersama mereka. Anak
diberi beasiswa untuk sekolah dan difasilitasi kehidupan
sehari-harinya.

9. Pendampingan Pekerja Sosial


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari
pendamping yang benar-benar tertuju terhadap anak
jalanan. Mereka diberi pelatihan pendampingan
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah burnout
pada pendamping.
Scwart (dalam Roux & Smith, 1998) menyatakan
bahwa burnout yang dialami oleh pekerja sosial sangat

37
tinggi. Kondisi yang penuh dengan stress harus dipahami
karena mereka harus berhubungan dengan anak yang
 
secara sosial dan psikologisnya bermasalah. Pendamping
juga harus memperhatikan bahwa mereka harus
beradaptasi dengan dunia jalanan yang mungkin akan
menimbulkan gejolak-gejolak dalam diri pekerja sosial,
hal-hal yang mungkin menurut moralnya tidak baik tapi
akan ia hadapi setiap hari. Dalam pelatihan hal yang perlu
ditekankan adalah bahwa anak jalanan harus diperlakukan
dengan respek (Kushartati 2004).
Menurut Midgley (1997:117) untuk melaksanakan
tugas tersebut harus dilakukan oleh para profesional tenaga
terlatih yang berasal dari luar komunitasnya. Meskipun
demikian dimungkinkan juga menggunakan tenaga dari
petugas-petugas lokal dalam rangka memobilisasi
partisipasi lokal, mengorganisir kegiatan serta
menghubungkan dengan sistem sumber ataupun
kelembagaan setempat (Fikriyandi and Hasanah n.d.).
Kemampuan berkomunikasi dan juga konseling juga
harus diberikan, karena pendamping akan menjadi orang
pertama yang ditemui oleh anak sebelum bertemu
professional, atau ia menjadi orang terpercaya bagi anak.
Swart-Kruger (dalam Roux & Smith, 1998) menyebutkan
bahwa dalam hal kesehatan emosional, kekurangan atau
kehilangan hubungan yang adekuat dengan orang dewasa

38
yang memberi kasih sayang merupakan masalah terbesar
bagi anak jalanan. Dukungan sosial dalam bentuk
 
penerimaan, pengertian dan perkawanan dari seorang atau
kelompok yang signifikan sangat dibutuhkan (Roux &
Smith, 1998). Pelatihan bagi pendamping sangat penting,
karena ia akan selalu mendampingi anak, dan siap sedia
selama 24 jam setiap hari.
Setelah mendapatkan pendamping yang dibutuhkan
kemudian diadakan focus group discussion untuk
mendapatkan informasi mengenai apa yang mereka
inginkan dari program THP ini dan apa yang akan mereka
dapatkan. Mereka juga diminta memilih sendiri skill mana
yang akan diajarkan terlebih dahulu. Partisipasi anak dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atas program perlu
dikembangkan sehingga anak memiliki kemampuan untuk
mengekspresikan diri dan dapat berpartisipasi aktif dalam
program. Ada beberapa skill yang akan diajarkan yaitu :
a. Health skills: pengetahuan mengenai kesehatan
meliputi hidup sehat, kebersihan, dan reproduksi.
b. Budgetting skills: mengajarkan bagaimana mereka
mengatur uang, mambuat daftar keuangan, membuat
prioritas dan bagaimana menggunakan uang dengan
pendapatan yang rendah. Partisipan diminta
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
memberi uang saku tiap minggu dan menabung.

39
c. Leadership skills: kelas ini memberi kesempatan
partisipan memimpin berbagai program, dipilih
 
sebagai coordinator yang bertugas menyusun agenda,
memutuskan apa yang harus dikerjakan, dan
mendelegasikan tanggung jawab. Melatih mereka
untuk berpartisipasi dengan berpidato, menghubungi
orang lain untuk berbicara atau memperkenalkan
pembicara tamu. Hal ini akan memberikan
kepercayaan diri kepada partisipan.
d. Counseling: membantu mereka cara bagaimana
melepaskan amarah, meningkatkan self-esteem, dan
memperkenalkan teknik pemecahan masalah.
Konseling diberikan oleh seorang psikolog, baik
secara individual maupun secara klasikal Job training :
membantu partisipan membuat pilihan karir dan
mengembangkan perencanaan untuk bekerja,
memperkenalkan aspek sosial yang berhubungan
dengan pekerjaan.
Life skills training: (Dalton, dkk., 2001):
memfokuskan pada kesadaran akan konsekuensi
negatif penggunaan narkoba, norma-norma yang
dihargai oleh sebaya, membangun self-esteem, coping
dengan kecemasan sosial dan skill komunikasi sosial.

40
10. Pemberdayaan Anak Jalanan di Rumah Singgah
Rumah Singgah merupakan dimana proses informal
 
yang memberikan suasana sosial anak jalanan terhadap
sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Rumah
Singgah merupakan tahap awal bagi seorang anak untuk
memperoleh pelayanan selanjutnya, oleh karenanya penting
menciptakan Rumah Singgah sebagai tempatt yang aman,
nyaman, menarik dan menyenangkan bagi anak jalanan.
Tujuan Rumah Singgah adalah membantu anak jalan
mengatasi masalahmasalahnya dan menemukan alternatif
untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya, dan dapat
membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat
(Fikriyandi and Hasanah n.d.).
Pelaksanaan penanganan masalah anak jalanan melalui
Rumah Singgah berdasarkan pedoman Penyelenggaraan
Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah (Depsos,
1999:31-34) pelayanan dan kegiatan Rumah Singgah
terbagi ke dalam 6 tahapan. Tahapan-tahapan tersebut
mencangkup:
a. Penjangkauan dan pendampingan di jalan, adalah
kegiatan kunjungan keluar Rumah Singgah untuk
menjangkau anak jalanan sebagai upaya menciptakan
kontak pendahuluan dan persahabatan dengan
mereka

41
b. Indentifikasi anak (problem assessment) kegiatan ini
merupakan suatu proses untuk menginvestasikan dan
 
mengkaji identitas anak riwayat hidup, masalah,
kebutuhan, potensi dan dinamika kehidupan anak
jalanan secara cermat dan teliti.
c. Resosialisasi adalah suatu kegiatan merubah sikap
dan perilaku anak agar sesuai dengan nilai dan norma
sosial.
d. Pemberdayaan untuk anak jalan dimaksudkan
sebagai upaya mengangkat anak jalanan dari
keterlantaran serta sekaligus mengatasi masalah-
masalah yang disandangnya dengan berusaha
memenuhi segala keperluan yang dibutuhkan,
teruatam yang menyangkut kebutuhan dasar
hidupnya.
e. Pemberdayaan untuk orang tua anak jalanan
merupakan upaya Rumah Singgah dalam rangka
membangun kembali fungsi-fungsi sosial keluarga
melalui bimbingan sosial, bimbingan kewirausahaan
maupun pendampingan.
Terminasi (pengakhiran pelayanan) adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan pada akhir sebuah
proses pemberdayaan anak jalanan. Kegiatan terminasi
dilaksanakan dengan maksud agar hasil-hasil yang telah

42
dicapai pada tahap proses pemberdayaan bisa dipertahankan
dan secara terus menerus dapat ditumbuh kembangkan.
 

B. ANAK JALANAN
1. Teori Anak
Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang
belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak
juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak"
merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah
anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.
Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan
yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam
tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode
prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun
tahun sekolah dasar.
Berdasarkan UU Peradilan Anak. Anak dalam UU
No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2) yang
berbunyi: “ Anak adalah orang dalam perkara anak nakal
yang telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum
mencapai umur 18 tahun (delapan belas) tahun dan belum
pernah menikah.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif yang
menunjukkan perubahan yang dapat diamati secara fisik,
seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala. Sedangkan

43
perkembangan adalah perubahan fungsional yang bersifat
kualitatif, yang menunjukkan bertambahnya kemampuan
 
(ketrampilan) dalam pola yang teratur, saling berhubungan,
dan bersifat tetap menuju ke suatu tingkat yang lebih tinggi.
Misalnya kemampuan duduk, berdiri, berjalan, dan
menggenggam.

3. Tahapan Perkembangan Anak


Setiap individu tentunya memiliki perasaan emosi
masing-masing. Namun sebenarnya, emosi tersebut tak
hanya dirasakan oleh orang-orang dewasa saja, namun juga
bisa dirasakan oleh anak-anak sekalipun. Bahkan
sebenarnya, anak-anak merasakan emosional yang lebih
dibandingkan orang-orang dewasa. Perkembangan emosi
anak juga sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang
terkait dengan lingkungannya. Namun terkadang faktor
gen/keturunan juga dapat berpengaruh di dalam
perkembangan emosi anak.
Erik Erikson (1902-1994), tahap-tahap perkembangan
manusia dari lahir sampai mati dipengaruhi oleh interaksi
social dan budaya antara masyarakat terhadap
perkembangan kepribadian. Perkembangan psikologis
dihasilkan dari interaksi antara proses-proses maturasional
atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat dan
kekuatan-kekuatan social yang dihadapi dalam kehidupan

44
sehari-hari. Erikson membahas perkembangan psikologis
disepanjang kehidupan manusia dan bukan antar masa bayi
 
dan remaja.

4. Dasar Hukum Anak


Anak perlu dilindungi dari berbagai bentuk kejahatan
yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental,
serta rohaninya. Karena itu, diperlukan adanya peraturan
yang dapat melindungi anak dari berbagai bentuk
kejahatan. Anak adalah makhluk yang masih lemah dalam
seluruh jiwa dan jasmaninya maupun kehidupan fisik dan
psikis adnak berbeda dengan orang dewasa karena ia sedang
masa pertumbuhan dan perkembangan yang mengikuti
hukum genesa secara individual berbeda dengan yang lain.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Menurut Undang-undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 1 ayat (2)
bahwa Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah kepada
anak yang dalam situasi darurat adalah perlindungan khusus

45
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 59 Undang-Undang
Perlindungan Anak sebagai berikut:
 
Pemerintah dan lembaga negara lainnya
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan
perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat,
anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok
minoritas dan terisolasi , anak yang tereksploitasi secara
ekonomi dan/ atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak
yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) anak korban
penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban
kekerasan baik fisik dan/ atau mental,anak yang
menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan
penelantaran.
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia (HAM), menurut Undang-undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
Perlindungan yang diberikan kepada anak terdapat pada
pasal 58 butir a sebagai berikut :
a. Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan
hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental,
penelantaran, perlakuan buruk dan pelecehan seksual
selama dalam pengasuhan orang tua atau walinya, atau
pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas
pengasuhan tersebut.

46
Anak merupakan potensi sumber daya insani bagi
pembangunan nasional, karena itu pembinaan dan
 
pemberdayaan dimulai sedini mungkin agar dapat
berpartisipasi secara optimal bagi pembanguan bangsa dan
negara. Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas
generasi bangsa termasuk didalamnya anak jalanan tidak
dapat dilepaskan dari upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan khususnya anak yang
diwarnai dengan upaya pendalaman dibidang pendidikan,
kesehatan, keagamaan, budaya, yang mampu
meningkatkan kreativitas keimanan, intelektualitas,
disiplin, etos kerja dan keterampilan kerja.

5. Pengertian Anak Jalanan


Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Pada anak jalanan, persoalan pendidikan merupakan hal
yang sering kali terabaikan. Ada yang sama sekali tidak
bersekolah, putus sekolah. Oleh karena itu anak jalanan
perlu diberdayakan melalui pendidikan luar sekolah sebagai
pemenuhan hak mereka, sehingga mereka dapat memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang nantinya akan
membawa mereka kepada kehidupan yang lebih
bermartabat.

47
Depsos (1997) mendefinisikan anak jalanan adalah
anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk
 
mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat
umum lainnya. Anak jalanan dalam konteks ini adalah anak
yang berada antara 6 sampai dengan 18 tahun. Yang
dimaksud dengan anak jalanan dalam penelitian ini adalah
“seseorang yang berumur di bawah 18 tahun yang
menghabiskan dan seluruh waktunya di jalanan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan uang atau
guna mempertahankan hidupnya”.
Anak jalanan pada dasarnya adalah anak-anak
marginal di perkotaan yang mengalami proses
dehumanisasi (Mulandar (ed), 1996). Mereka bukan saja
harus mampu bertahan hidup dalam suasana kehidupan kota
yang keras, tidak bersahabat dan tidak kondusif bagi proses
tumbuh-kembang anak.
Marginal, rentan, dan eksploitatif adalah istilah-
istilah yang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi dan
kehidupan anak jalanan. Marginal karna mereka melakukan
jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang kariernya, kurang
dihargai, dan umumnya juga tidak menjanjikan prospek
apapun di masa depan. Rentan karna resiko yang harus
ditanggung akibat jam kerja yang sangat panjang benar-
benar dari segi kesehatan maupun sosial sangat rawan.
Adapun disebut eksploitatif karna mereka biasanya

48
memiliki posisi tawar-menawar (bargaining position) yang
sangat lemah, tersubordinasi, dan cenderung menjadi objek
 
perlakuan yang sewenang-wenang dari ulah preman atau
oknum aparat yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil kajian di lapangan, secara garis
besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok
(Surbakti dkk. (eds.) 1997). Pertama, children on the street,
yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi
sebagai pekerja anak dijalan, namun masih mempunyai
hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagai
penghasilan mereka dijalan diberikan kepada orang tuanya
(Soedijar, 1984; Sanusi, 1995). Fungsi anak jalanan pada
katagori ini adalah untuk membantu memperkuat
penyangga ekonomi keluarganya karna beban atau tekanan
kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan
sendiri oleh kedua orang tuanya.
Kedua, children of the street, yakni anak-anak yang
berpartisipasi penuh dijalanan, baik secara sosial maupun
ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai
hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan
mereka tidak menentu. Banyak diantara mereka adalah
anak-anak yang karna suatu sebab biasanya kekerasan lari
atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukan
bahwa anak - anak pada katagori ini sangat rawan terhadap
perlakuan salah, baik secara sosial-emosional, fisik maupun

49
seksual (Irwanto dkk. 1995). Ketiga, children from families
of the street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga
 
yang hidup dijalanan.
Walaupun anak-anak ini mempunyai hubungan
kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup mereka
terombang-ambing dari satu tempat ke tempat yang lain
dengan segala resikonya (Blanc & Associates. 1990;
Irwanto dkk. 1995; Taylor & Veale. 1996).
Bagi anak –anak jalanan, keterlibatan mereka dalam
perekonomian sektor informal biasanya membuahkan rasa
bangga dan layak karena kemampuannya menyumbang
kepada kelangsungan hidup keluarganya. Namun, hal ini
juga terbukti pada akhirnya menghilangkan minat anak pada
sekolah karena keinginan untuk mendapatkan uang lebih
banyak.
6. Faktor Adanya Anak Jalanan
Roux & Smith (1998) menyebutkan bahwa factor-
faktor dalam keluarga (seperti hubungan orang tua dan
anak) merupakan alasan utama anak meniggalkan rumah
pergi ke jalan. Dari beberapa laporan penelitian yang
dikutip dari Shalahuddin (2000) terungkap bahwa ada
berbagai factor pendorong dan penarik yang menyebabkan
anak turun ke jalan.
Banyak pihak meyakini bahwa kemiskinan
merupakan factor utama yang mendorong anak pergi ke

50
jalan. Faktor-faktor lainnya seringkali merupakan turunan
akibat kondisi kemiskinan atau ada relasi kuat yang saling
 
mempengaruhi antar factor-faktor tersebut, yaitu :
kekerasan dalam keluarga, dorongan keluarga, impian
kebebasan, ingin memiliki uang sendiri, dan pengaruh
teman.
Berbagai masalah yang dihadapi anak pada keluarga
dapat menimbulkan pemberontakan di dalam dirinya dan
berusaha mencari jalan keluar. Dunia jalanan dianggap anak
dapat menjadi alternatif termudah untuk mendapatkan
kebebasan. Ketika mereka tiba di jalanan, bukan berarti
mereka lepas dari masalahnya, justru berbagai masalah
yang lebih berat harus mereka hadapi. Menurut Donald dan
Swart-Kruger (dalam Roux & Smith, 1998), kebebasan
secara konsisten dinyatakan oleh anak jalanan sebagai
tujuan dan nilai tertinggi bagi mereka.
Scharf (dalam Roux & Smith, 1998), melukiskannya
sebagai kebebasan dari institusi, kebebasan untuk memilih
aktivitas dan irama sehari-hari dan kebebasan dari
komitmen. Alasan lain anak pergi ke jalanan karena ingin
memiliki uang sendiri. Berbeda dengan factor dorongan dari
orangtua, uang yang didapatkan oleh anak biasanya
digunakan untuk keperluan anak sendiri. Berikut ini tabel
permasalahan anak jalanan yang sering dihadapi dari
beberapa aspek:

51
Permasalahan Yang
ASPEK
  Dihadapi

sebagian besar putus


PENDIDIKAN sekolah karena waktunya
habis dijalan
menjadi sasaran tindak
kekerasan anak jalanan yang
INTIMIDASI
lebih dewasa, kelompok
lain, petugas dan razia
PENYALAHGUNAAN
ngelem, minuman keras, pil
OBAT DAN ZAT
ADIKTIF BK dan sejenisnya
rentan penyakit kulit, PMS,
KESEHATAN
gonorhoe, paru - paru
umumnya di sembarang
TEMPAT TINGGAL tempat, di gubuk-gubuk,
atau di pelukiman kumuh
RESIKO KERJA tertabrak, pengaruh sampah
HUBUNGAN umumnya renggang, dan
DENGAN bahkan sama sekali tidak
KELUARGA berhubungan
seadanya, kadang mengais
MAKANAN dari tempat sampah, kadang
beli
Tabel 2.1 Aspek Permasalahan Anak Jalanan
Salah satu hak anak, tak terkecuali anak jalanan,
sebenernya adalah untuk menikmati pendidikan. Studi yang
dilakukan UNICEF pada anak –anak yang dikategorikan
children of the street . menunjukan bahwa motivasi mereka
hidup di jalanan bukanlah sekedar karena desakan
kebutuhan ekonomi rumah tangga, melainkan juga karena
terjadinya kekerasan dan keretakan kehidupan rumah

52
tangga orang tuanya. Bagi anak-anak ini, kendati kehidupan
di jalanan sebenarnya tak kalah keras, namun bagaimana
 
pun dinilai lebih memberikan alternatif dibandingkan
dengan hidup dalam keluarganya yang penuh dengan
kekerasan yang tidak dapat mereka hindari.
Jika di jalanan, anak-anak itu dapat lari dari ancaman
tindak kekerasan, tetapi di keluarganya justru mereka harus
menerima nasib begitu saja saat dipukuli oleh orang-orang
dewasa disekitarnya. Seperti dikatakan Irwanto (1998),
anak-anak acap kali memang merupakan titik rawan dalam
keluarga untuk menerima perlakuan sewenang-wenang dan
salah.
Latar belakang anak-anak memilih hidup dijalanan
adalah karena kasus-kasus child abuse (tindakan yang salah
pada anak-anak ). Bagi anak-anak jalanan sendiri, sub-
kultur kehidupan urban yang menawarkan kebebasan,
kesetiaan dan dalam taraf tertentu juga “perlindungan”
kepada anak-anak yang minggat dari rumah akibat
diperlakukan salah telah menjadi daya tarik yang luar biasa.
Menurut Farid (1998), makin lama anak hidup di jalan,
maka makin sulit mereka meninggalkan dunia dan
kehidupan jalanan itu.

53
C. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
1. Teori Corporate Social Responsibility (CSR)
 
World Busines Council for Sustainable Development
dengan definisi CSR ialah komitmen bisnis untuk
berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, keluarga mereka,
komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka (Sukron 2014).
Selain itu, menurut ISO 26000, CSR adalah
Tanggungjawab sebuah organisasi terhadap dampak-
dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-
kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang
sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan
pemangku kepentingan sejalan dengan hukum yang
ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta
terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.
Dalam praktiknya, CSR didasarkan pada konsep
bahwa bisnis bersifat accountable atau dapat
dipertanggungjawabkan kepada banyak pihak atau
stakeholders (Suherman 2017). Dengan memperhatikan
kepentingan stakeholders, maka perusahaan akan mampu
menciptakan nilai tambah dari produk dan jasa yang

54
kemudian akan menjamin perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan (sustainable).
 
Dalam konsep corporate social responsibility,
keberlanjutan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu
nilai perusahaan yang direfleksasikan dalam kondisi
finansial saja, tetapi tanggung jawab perusahaan juga harus
berpijak pada aspek sosial dan lingkungan (Wibowo 2007).
Dimana penerapan program CSR yang berlandaskan aspek
sosial dan lingkungan selain memberikan manfaat kepada
masyarakat, tentunya dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan yaitu nilai tambah bagi perusahaan, sehingga
meningkatkan peluang pasar dan keunggulan kompetitifnya
(Wibowo 2007).
Dari tujuan dan manfaat pelaksanaan CSR diatas,
dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan strategi
penciptaan kesejahteraan oleh perusahaan yang didalam
jangka panjang dapat meningkatkan dan memperkuat nilai
perusahaan di mata komunitas. Ketika perusahaan
mendapatkan citra positif dari pemangku kepentingan, akan
semakin mudah bagi perusahaan untuk meningkatkan
kinerja bisnisnya, sehingga perusahaan akan mampu
mewujudkan tujuan utama dari tanggung jawab sosial yaitu
pembangunan keberlanjutan.

55
2. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) Berbasis
Syariah
 
Implikasi CSR ditinjau dalam maqasid al-shari’ah
merupakan inisiatif moral dan agama yang didasarkan
kepada keyakinan bahwa sebuah korporasi harus berlaku
baik, tidak hanya mengejar keuntungan semata. CSR
mencerminkan bagaimana Islam menekankan pentingnya
mempertimbangkan bahwa kepentingan umum lebih
diutamakan daripada kepentingan pribadi (Dusuki and
Abdullah 2007). CSR dalam konteks Islam didasarkan atas
konsep yaitu kehidupan secara material dan spiritual dalam
penekanannya pada persaudaraan, keadilan soisal dan
ekonomi (Umer 1992).
Praktek CSR dalam Islam erat kaitannya dengan
perusahaan-perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis
sesuai dengan konsep syariah yang diharapkan perusahaan
tersebut dapat melakukan tanggung jawab sosial perusahaan
secara Islami. Berkembangnya CSR dalam ekonomi Islam
juga turut meningkatkan perhatian masyarakat terhadap
lembaga atau institusi syariah.
Nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW dapat digunakan sebagai landasan tanggung jawab
sosial perusahaan. Nabi Muhammad SAW merupakan
utusan Allah SWT untuk alam semesta. Allah SWT
menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat-Nya

56
untuk menyelesaikan segala permasalahan di muka bumi
ini. Islam bukan hanya sebuah agama, melainkan juga
 
sebuah petunjuk kehidupan bagi umat-Nya. Al-Qur’an
berisi berbagai petunjuk mengenai hukum, ekonomi, sosial,
politik dan jihad. Islam juga menempatkan manusia sebagai
Khalifah di alam semesta ini. Oleh karena itu manusia
mempunyai tanggung jawab untuk memelihara seluruh
ciptaan Allah SWT (Siwar 2009).
Dapat diyakini bahwa dalam pandangan Islam,
kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial (CSR)
bukan hanya menyangkut pemenuhan kewajiban secara
hukum dan moral, melainkan juga strategi agar perusahaan
dan masyarakat tetap survive dalam jangka panjang. Jika
CSR tidak dilaksanakan, maka akan terdapat lebih banyak
biaya yang harus ditanggung perusahaan. Sebaliknya jika
perusahaan melaksankan CSR dengan baik dan aktif bekerja
keras mengimbangi hak-hak dari semua steakholders
berdasarkan kewajaran, martabat dan keadilan, dan
memastikan distribusi kekayaan yang adil, akan benar-
benar bermanfaat bagi perusahaan dalam jangka Panjang
(Harian Lombok 2014).
CSR difokuskan pada istilah yang disingkat dengan
3P, yakni profit, planet, people. Perusahaan yang baik
adalah perusahaan yang tidak hanya memburu keuntungan
ekonomi (profit), melainkan juga memiliki kepedulian

57
terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people) (Sufiati n.d.)hal. 47.
 
3. Islam dan (CSR) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Islam memiliki landasan yang kuat untuk membangun
masyarakat yang berkomitmen terhadap modal sosial yang
berlandaskan komitmen terhadap kontrak sosial dan norma
yang telah disepakati bersama dan bangunan masyarakat
Muslim yang ciri dasarnya adalah ta’awun (tolong
menolong), takaful (saling menanggung), dan tadamun
(memiliki solidaritas) (Sukron 2014) hal.58.
Kamla, “Islamic principles constitutte a love nature
and of people: the self and others, and an awareness of the
importance of balance and the need to take reasoned
actions to preserve this balance” artinya CSR dalam
perspektif Islam merupakan konsep yang menawarkan
keseimbangan kepentingan antara shareholders dan
stakeholders. Kalau keseimbangan adalah salah satu nilai
paling penting dalan islam, maka keseimbangan tujuan
ekonomi-sosial-lingkungan dalam berbisnis adalah sebuah
keharusan (Sukron 2014)hal 59.
Dusuki and Abdullah , CSR sangat terkait erat dengan
prinsip maqasid al-shari’ah dan maslahah yang
memberikan pedoman etika. Adapun maslahah merupukan
tujuan dari maqasid al-shari’ah itu sendiri. Al-Ghazali
mengatakan bahwa tujuan syariah yaitu, merealisasikan

58
manfaat (maslahah) sebesar-besarnya demi kepentingan
umat yaitu dengan memelihara agama, jiwa, akal, keturunan
 
dan harta.
Tingkatan maslahah yang dapat diterapkan untuk CSR
yang didasarkan pada masing-masing prinsip yakni; pada
tingkat pertama (al-daruriyyah), manajer diharapkan
berusaha untuk melindungi kebutuhan pemangku
kepentingan utama (yaitu agama,kehidupan, akal,
keturunan, dan harta) dan publik secara umum. Contoh
dalam penerapan CSR, perusahaan harus melindungi
kesejahteraan atau kebutuhan dasar dengan menyediakan
ruang ibadah yang memadai serta memberi jaminan
kesehatan dan perlindungan keselamatan kerja bagi
karyawan (Sukron 2014) hal 62-63.
Tingkat kedua (al-hajiyyah), tingkatan ini merupakan
tingkatan sekunder di mana perusahaan tidak wajib untuk
melaksanakannya, akan tetapi jika tidak dilaksanakan akan
menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi perusahaan di masa
yang akan datang. Dimana asumsi tanggung jawab
perusaahan akan lebih memenuhi kepentingan
komplementer dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan pekerja saja (Sukron 2014) hal.63.
Pada tingkat tertinggi (al-tahsiniyyah), perusahaan
diharapkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
mereka dengan terlibat langsung dalam kegiatan atau

59
program yang dapat meningkatkan kehidupan masyarakat
menjadi lebih baik. Contoh dengan memberikan amal
 
kepada orang miskin atau orang yang membutuhkan, atau
menawarkan beasiswa kepada siswa miskin dan
menyediakan informasi yang memadai, benar dan jelas
(Sukron 2014) hal 63.
Implikasi dari konsep maslahah ini adalah bahwa
perusahaan-perusahaan yang berbasis syariah tidak boleh
semata-semata berorientasi terhadap keuntungan,
melainkan, mereka harus berusaha untuk memajukan
kesejahteraan sosial dan melindungi kebutuhan masyarakat
secara keseluruhan. Selain itu, mereka juga harus memiliki
kebijakan yang jelas dalam pembiayaan, misalnya, bank
syariah tidak bisa membiayai perusahaan yang bergerak
dalam perjudian, pornografi, alkohol, dan transaksi lainnya
yang dilarang. Dengan kata lain, pendekatan maslahah dan
maqasid al-shari’ah dalam pelaksanaan CSR,
mengharuskan bank syariah untuk mengedepankan
kepentingan al-daruriyyah tercapai lebih dahulu,
dilanjutkan kepentingan al-hajiyyah dan al-tahsiniyyah
(Sukron 2014) hal.64.
Hal inilah yang membedakan prinsip CSR dalam Islam
dengan prinsip CSR secara konvensional. CSR dalam Islam,
diwarnai dimensi religiusitas dan spiritualitas yang menjadi
ruh dalam pelaksanaan CSR, sehingga CSR bukan sekedar

60
kewajiban bisnis semata akan tetapi CSR merupakan
kesadaran bagi perusahaan agar mampu memberikan
 
kontribusi positif sebesar-besarnya bagi lingkungan
sekitarnya dan ikut berkontribusi dalam pembangunan.

4. Praktik CSR pada Perbankan Syariah


a. Sumber Dana
Berbeda dengan perusahaan-perusahaan BUMN yang
telah mensyaratkan 5% dari keuntungan yang digunakan
oleh perusahaan untuk disisihkan untuk dana CSR, bank
umum syariah yang notabene merupakan perusahaan
swasta tidak ditentukan presentase dari keuntungan
yang akan digunakan untuk pelaksanaan CSR.
Umumnya, bank syariah dalam memperoleh sumber
dana dalam pelaksanaan CSR berasal dari dua pos,
diantaranya:
1) Dana Kebajikan
Sumber dana kebajikan atau qard al-hasan berasal
dari eksternal dan internal. Sumber dana eksternal
meliputi dana qard yang diterima bank syariah dari
pihak lain (misalnya dari sumbangan infak, sedekah, dan
sebagiannya), dana yang disediakan oleh para pemilik
bank syariah dan hasil pendapatan non-halal (yaitu dana
yang berasal dari penerimaan jasa giro dari bank).
Dengan demikian Bank Syariah terkadang mendapat

61
keuntungan yang berupa bunga yang dialokasikan
kepada konvensional atau penerimaan lainnya yang
 
tidak dapat dihindari dalam kegiatan operasional bank.
2) Dana Zakat
Dana zakat bersumber dari zakat perusahaan, zakat
karyawan, nasabah dan umum yang kemudian dikelola
oleh lembaga amil zakat yang didirikan oleh masing-
masing bank syariah seperti Bank Syariah Mandiri yang
mendirikan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)
BSM Umat. Hal demikian dilakukan dengan
pertimbangan agar pelaksanaan CSR lebih fokus dalam
menjalankan kegiatannya untuk memberikan hasil yang
lebih baik dan manfaat yang maksimal serta pelaksanaan
yang lebih professional.
Penulis memasukkan tentang zakat karena hal ini
yang membedakan dengan CSR konvensional, dimana
dalam penelitian ini dana yang digunakan untuk
kegiatan CSR adalah dana zakat dari keuntungan
perusahaan.
Zakat dalam bahasa Arab memiliki beberapa makna
salah satunya adalah bermakna At-Thohuru yang artinya
membersihkan atau mensucikan, Allah memberikan
berbagai nikmat diantaranya harta baik harta berupa
uang, perhiasan, hewan ternak, pertanian, pekerjaan,
investasi bahkan diri kita sendiri merupakan harta yang

62
tidak ternilai harganya. Manusia dijadikan khalifah
dimuka bumi ini dengan berbagai kekurangan dan sering
 
kali berbuat kesalahan, untuk itu Allah mewajibkan
manusia khususnya orang-orang yang beriman untuk
membayar zakat sebagai pembersih, Allah berfirman
dalam surat At-Taubah ayat 103 :

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan


zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Rifai
n.d.)
Secara istilah syar’i, zakat berarti penunaian
kewajiban pada harta yang khusus, dengan cara yang
khusus, dan disyaratkan ketika dikeluarkan telah
memenuhi haul (masa satu tahun) dan nishab (ukuran
minimal dikenai kewajiban zakat). Zakat disyari’atkan
pada tahun kedua hijriyah dekat dengan waktu
disyari’atkannya puasa Ramadhan. Zakat ini merupakan
suatu kewajiban dan bagian dari rukun Islam, hukum
kewajiban zakat tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat
43 :

63
 

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah


beserta orang-orang yang ruku’”
b. Pola Penerapan
1) Keterlibatan Langsung
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung
dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa
perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah
perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat
seniornya, seperti corporate secretary atau public affair
manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public
relation.
2) Melalui Yayasan atau Organi Sosial Perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah
perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi
dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-
perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan
menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang
dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan
diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company,
Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan),

64
Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua,
GE Fund.
 
3) Bermitra dengan Pihak Lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama
dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah
(NGO/LSM), instansi pemerintah, universitas atau
media massa, baik dalam mengelola dana maupun
dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa
lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan
perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah
Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan
Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa; instansi
pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos.
4) Mendukung atau Bergabung dalam Konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau
mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk
tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model
lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian
hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”.
Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang
dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang
mendukungnya secara pro aktif mencari mitra
kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan

65
kemudian mengembangkan program yang disepakati
bersama.
 
c. Program-program
1) Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, semua bank umum syariah di
Indonesia telah melakukan program ini seperti
memberikan beasiswa renovasi fisik bangunan sekolah,
bantuan buku perpustakaan dan lain sebagainya.
2) Kesehatan
Dalam bidang ini, beberapa bank umum syariah juga
telah mengaolaksikan dana CSR untuk perbaikan
kesehatan terutama pada masyarakat sekitarnya.
3) Pemberdayaan Ekonomi
Pelaksanaan CSR bidang pengembangan ekonomi umat
bertujuan untuk menciptakan kemandirian masyarakat
dalam mencapai peningkatan kesejahteraan dalam
jangka panjang. Program CSR bidang ini diwujudkan
dalam pemberian bantuan permodalan, sarana kerja dan
sebagiannya.
4) Sosial Keagamaan
Bank syariah merupakan lembaga bisnis keuangan yang
melaksanakan kegiatan usahanya sejalan dengan
prinsip-prinsip syariah, sehingga dalam operasionalnya,
bank syariah memiliki muatan nilai-nilai keagamaan
dan tentunya dalam kegiatan tanggung jawab sosialnya

66
pun akan memberikan kontribusi kepada Islam itu
sendiri.
 
5) Bantuan Bencana
Seluruh bank umum syariah di Indonesia telah
melaksanakan program ini. Dalam praktiknya, bank
syariah berkerjasama dengan pemerintah, masyarakat
dan LSM untuk memegang peran penting dalam
mendukung operasi bencana kemanusiaan.
6) Pelestarian Lingkungan
Tidak semua bank umum syariah memiliki kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan hidup

5. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility


Penerapan CSR di Indonesia telah diatur dalam

beberapa peraturan perundang-undangan dan keputusan

menteri. Pelaksanaan CSR bagi Perseroan Terbatas (PT)

diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Undang-

Undang ini berlaku sejak tanggal 16 Agustus 2007.

UU PT No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 (Tanggung Jawab


Sosial dan Lingkungan):
1) Perseroan yang menjalankan usahanya di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

67
2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana

  dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan

yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan

kepatutan dan kewajaran.

3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab


Sosial san Lingkungan diatur dengan peraturan
pemerintah.

Untuk perbankan syariah, keberadaan CSR dipertegas


dalam pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah yakni, bahwa perbankan syariah memiliki
kewajiban untuk menjalankan fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat. Selain itu, Bank Umum
Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dapat
menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga bait al-
mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

68
BAB III

  GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. Bank BNI Syariah


1. Sejarah PT. Bank BNI Syariah
PT. Bank BNI Syariah adalah lembaga perbankan
syariah di Indonesia. Bank ini semula bernama Unit Usaha
Syariah Bank Negara Indonesia yang merupakan anak
perusahaan PT. BNI, Persero, Tbk.Dengan berlandaskan
pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal 29
April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI
dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS
BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31
Kantor Cabang Pembantu. Sejak 2010, Unit Usaha BNI
Syariah berubah menjadi bank umum syariah dengan nama
PT. Bank BNI Syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010
mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI
Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003
ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan
dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana
pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI
Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi
waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor

69
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan
diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
 
Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah (bnisyariah.co.id n.d.).
Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan
kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah
juga semakin meningkat. Juni 2014 jumlah cabang BNI
Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang
Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20
Payment Point.

2. Visi Misi PT. Bank BNI Syariah


Visi
“Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul
dalam layanan dan kinerja”
Misi
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan
peduli pada kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan
jasa perbankan syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat
kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi
pegawai sebagai perwujudan ibadah.

70
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
3. CSR PT. Bank BNI Syariah
 
Dalam rangka mewujudkan salah satu misi perseroan
yang terkait dengan usaha menciptakan suatu kondisi yang
ramah lingkungan terhadap masyarakat sekitarnya, BNI
Syariah secara berkelanjutan dan sistematis menerapkan
program Corporate Social Responsibility (HASANAH
EMPOWERMENT). Melalui program-program tersebut,
manajemen berharap masyarakat akan merasakan manfaat
dengan kehadiran BNI Syariah di lingkungan mereka dalam
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan. Peningkatan
kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, memang
merupakan komitmen dari manajemen. Termasuk juga,
komitmen manajemen untuk tetap memperhatikan
lingkungan sekitarnya, melalui pemanfaatan program-
program HASANAH EMPOWERMENT.
Sesuai Sabda Rasulullah, ‘Khoirunnaas anfa’uhum
linnas’ adalah sebuah penegasan bahwa kita ini memang
diciptakan sebagai makhluk sosial, selanjutnya pesan
Rasulullah di atas yaitu “Sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Thabrani
dalam Al-Ausath).
Kehadiran BNI Syariah diharapkan dapat memberikan
manfaat di dalam proses bisnis, di lingkungan kerja maupun
lingkungan perusahaan. Penciptaan manfaat tersebut

71
dituangkan dalam sebuah program yang berasal dari
perusahaan dan karyawan, serta mitra sinergis. Program
 
harus diwujudkan secara transparan melalui perilaku etis
yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan
berkelanjutan, termasuk di dalamnya kesejahteraan
masyarakat
PT. Bank BNI Syariah dalam menjalankan aktivitas
perbankan tidak hanya sekedar berorientasi pada bisnis
semata, melainkan juga memberikan kontribusi dan manfaat
bagi masyarakat dimana hal ini sesuai dengan salah satu
misi BNI Syariah :
"Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan
peduli pada kelestarian lingkungan”.
Bentuk kepedulian & pemberdayaan masyarakat
dilakukan dalam bentuk program Corporate Social
Responsibility (CSR) bekerja sama dengan Yayasan
Hasanah Titik (YHT) BNI Syariah yang diharapkan dapat
berdampak secara ganda (multiplier effect) dan
berkelanjutan. Hasanah Titik adalah lembaga sosial,
kemanusiaan dan keagamaan yang mempunyai afiliasi
dengan pengelolaan zakat, infaq dan sedekah PT. Bank BNI
Syariah berdiri sejak Mei 2014.

72
B. Gambaran Umum Yayasan Nara Kreatif
Yayasan Nara Kreatif merupakan kewirausahaan
 
sosial yang sesuai dengan semangat Nara Kreatif “Mengubah
yang Tidak Bernilai Menjadi Bernilai”, Nara Kreatif tidak
hanya berfokus pada masalah pengelolaan sampah kertas
melainkan juga berfokus pada permasalahan sosial dengan
banyaknya anak-anak jalanan dan anak-anak yang putus
sekolah karena keluarganya pra-sejahtera.
1. Sejarah Yayasan Nara Kreatif
Nara Kreatif didirikan oleh Nezatullah Ramadhan pada
tahun 2012, Neza bersama rekannya mengikuti Program
Mahasiswa Wirausaha di Kampus Politeknik Jakarta.
Mereka mempelajari tentang mengolah dan mendaur ulang
kertas bekas dan limbah organik. Nezatullah Ramadhan
menjelaskan:
"Bulan Juni 2012 memulai usaha pengolahan sampah ini,
lalu mendapatkan modal pinjaman dari kampus dengan
jaminan ijasah,"

Program yang rancang oleh Neza bukan sekedar


menyelesaikan masalah dengan memanfaatkan limbah, tapi
program tersebut mempunyai manfaat sosial dari program
tersebut. Mengusung konsep “mengubah sesuatu yang tak
bernilai menjadi sesuatu yang bernilai”. Salah satunya
adalah memanfaatkan kertas bekas yang ramah lingkungan,
Nezatullah Ramadhan ingin program yang dilakukan
mempunyai manfaat yang luas tidak hanya produk yang

73
ramah lingkungan. Neza pun mengajak anak-anak jalanan
di sekitar rumahnya.
 
Kurang lebih dua pekan Nezatullah Ramadhan
melakukan observasi di lapangan. Mendatangi dan
mendekati anak jalanan tersebut. Alasan mengapa anak
jalanan? karena selama ini dibalik aktivitasnya di jalanan
yang dipandang orang tidak mempunyai masa depan yang
cerah, sulit mencari pekerjaan sana sini karena dianggap
tidak memiliki keterampilan, padahal mereka ini
mempunyai dasar keterampilan yang dapat memiliki
potensi besar dengan melatihnya. Nezatullah Ramadhan
mengatakan;
"Saya yakin bahwa uang yang mereka dapatkan sehari lebih
banyak dari pada melakukan keterampilan ini. Kebetulan
waktu itu remaja laki - laki yang saya dekati, sehingga
menjadi lebih mudah. Walaupun awalnya mereka merasa
malu ketika dihadapkan kepada status sosial terutama
urusan hati dan wanita. Mereka ingin mendapatkan
mengakuan yang lebih bukan sekadar anak jalanan,"

Usaha yang dilakukan Nezatullah Ramadhan tidak


berjalan baik sempat ditinggalkan oleh teman-temannya,
karena kekurangan modal dan teman -temannya
memutuskan untuk berhenti. Saat itu, Neza yang sudah
bertekad membuat usaha daur ulang bersama anak-anak
jalanan terlanjur berjalan, ia memutuskan untuk
menggunakan uangnya sendiri untuk meneruskan
perjuangannya.

74
Buah hasil perjuangan tersebut PT. Bank BNI Syariah
melihat Nezatullah Ramadhan sebagai sosok yang peduli
 
terhadap sesama maka PT. Bank BNI Syariah menjadikan
Nezatullah Ramadhan sebagai Duta Hasanah dari Program
CSR Hasanah Empowering, mulai saat itu usahanya
berjalan sekaligus membuka jalan untuk menjalankan
program pemberdayaan anak jalanan. CSR PT. Bank BNI
Syariah terus meberikan dukungannya baik program dan
pembiayaan untuk operasional serta peningkatan fasilitas.
CSR PT. Bank BNI Syariah mengalokasikan dana kurang
lebih 80 juta rupiah untuk Nezatullah Ramadhan dalam
pemberdayaan yang pencairannya disesuaikan dengan
program kegiatan dan operasional, dana ini merupakan dana
zakat perusahaan yang dikeluarkan oleh PT. Bank BNI
Syariah setiap tahun. Sampai pada tahun 2014 Nara Kreatif
dijadikan Yayasan Nara Kreatif dengan bantuan CSR PT.
Bank BNI Syariah.
2. Visi Misi Yayasan Nara Kreatif
Yayasan Nara Kreatif menjalankan Visi dan Misi sebagai
Berikut:
a. Visi
Meningkatkan Kesejahteraan Anak Jalanan dan Pra-
Sejahtera melalui Olahan sampah Kertas serta Pendidikan
b. Misi
• Selalu Hidup Memudahkan

75
• Memudahkan Perusahaan dalam mewujudkan
kegiatan pemberdayaan sosial dengan menjadi vendor
 
CSR Perusahaan.
• Memudahkan Perusahaan dalam mengolah sampah
kertas sampai menjadi barang yang siap pakai kembali.
• Memudahkan anak pra-sejahtera mendapatkan
kesetaraan pendidikan melalui sekolah kerjar paket.
• Memudahkan anak pra-sejahtera yang mendapatkan
kehidupan yang lebih baik melalui program asrama
anak asuh.
3. Letak Geografis
Yayasan Nara Kreatif terletak di daerah Kramat Jati
Jakarta Timur yang beralamat di Perumahan Bumi Harapan
Permai. Jalan Bumi Pratama III. Blok K-4. Dukuh, Keramat
Jati. Jakarta Timur.
4. Gambaran Umum Program Pemberdayaan
Dalam menjalankan pemberdayaan Nezatullah
Ramadhan sebagai Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI
Syariah mengutamakan pelayanan terhadap anak jalanan
untuk pemenuhan hak-hak anak seperti jaminan kesehatan,
kebutuhan primer seperti makanan, pakaian dan tempat
tinggal, juga kebutuhan pendidikan, dan pembentukan
watak dan mental yang baik, dari segi pendidikan ada
pendidikan formal seperti sekolah kejar paket gratis, ada

76
pula pendidikan non-formal seperti pemberian keterampilan
untuk bekal dimasa depannya.
 
Untuk anak jalanan yang sudah dewasa dan masih
tinggal di Yayasan Nara Kreatif mereka membantu
Nezatullah Ramadhan dalam proses pemberdayaan, karena
mereka sudah diberikan keterampilan sebelumnya,
sehingga jiwa berwiraswasta muncul seperti usaha
berjualan daging segar dipasar pada pagi hari, lalu kembali
ke Yayasan Nara Kreatif untuk membantu Nezatullah
Ramadhan serta menjalannkan usaha pengolahan sampah
kertas dan kerajinan tangan untuk dapat dijual kembali atau
memang sudah mendapat pesanan dari perusahaan yang
telah bekerja sama.
Untuk usia anak-anak mereka tetap ikut serta dalam
kegiatan non-formal ini sebagai bahan pembelajaran dan
peningkatan keterampilan yang dapat digunakan saat
dewasa dan harus mandiri terutama dari sisi finansial.
Sekarang ini kebutuhan hidup anak-anak sudah
ditanggung Yayasan Nara Kreatif. Nezatullah hanya
mengenalkan anak-anak sedini mungkin untuk berkarya dan
berkreasi sehingga terbentuk kepribadian yang mandiri,
pekerja keras, dan berkeahlian.
Berbagai kegiatan di Yayasan Nara Kreatif secara
garis besar diantaranya:

77
a. Pengolahan Sampah kertas dan organik, kegiatan ini
dilakukan dari hari Senin hingga Sabtu pukul 09.00-
 
17.00 oleh anak-anak jalanan dibawah pengawasan Duta
Hasanah. Kegiatan ini juga secara bergantian karena
tidak semua anak jalanan mengikuti kegiatan secara
rutin, tetapi mereka sendiri yang berebut untuk ikut
kegiatan ini karena tidak seperti orang bekerja, tetapi
dikemas dengan santai, beberapa anak saat diwawancara
mengatakan kegiatan ini paling asik karena main air jadi
menarik, namun tetap memenuhi standar keamanan dan
kelayakan produksi.
b. Pendidikan Sekolah Kejar Paket Gratis (SD, SMP,
SMA) berijazah negeri, kegiatan belajar mengajar
dilakukan setiap hari Selasa sampai Jumat pukul 19.00-
22.00 WIB. Peserta tidak hanya anak jalanan, tetapi
anak-anak dan orang-orang yang tidak mampun / pra-
sejahtera di lingkungan Yayasan Nara Kreatif.
c. Pelatihan dan Keterampilan yang meliputi kerajinan
tangan serta belajar komputer secara berkala. Kegiatan
ini selain anak asuh yang tinggal di Yayasan Nara
Kreatif tetapi juga masyarakat sekitar yang tidak mampu
boleh ikut serta dalam kegiatan ini, dengan
menghadirkan pelatih atau guru yang ahli atau anak
jalanan yang sekarang sudah dewasa dan mahir ikut
membantu.

78
d. Pengadaan asrama anak asuh putra dan putri untuk anak
jalanan, anak yatim dan pra-sejahtera. Pelayaan
 
terhadap kebutuhan dan hak-hak anak, seperti tempat
tinggal, makanan, pakaian, dan jaminan kesehatan juga
diberikan.
e. Kegiatan Nara Bersih, yaitu kegiatan semacam kerja
bakti dalam membersihkan lingkungan sekitar yayasan
serta mengkampanyekan untuk menjaga lingkungan
agar tetap bersih.
f. Kegiatan khusus yang bekerjasama dengan instansi lain
seperti pengolahan sampah perusahaan, kegiatan CSR,
pembuatan souvenir, sampai dengan menjadi
narasumber atau pembicara dalam kegiatan berbasis
lingkungan.

79
BAB IV

  DATA DAN ANALISA

A. Pemberdayaan Anak Jalanan Oleh Yayasan Nara Kreatif


Penelitian kualitatif deskriptif ini melibatkan beberapa
orang sebagai sumber informasi secara langsung yang
dilakukan melalui wawancara atau biasa disebut informan.
Orang-orang yang menjadi informan merupakan pihak dari
CSR PT. Bank BNI Syariah, pihak Yayasan Nara Kreatif dan
anak jalanan yang mengikuti program pemberdayaan,
diantaranya adalah:
- Nezatullah Ramadhan dari pihak Yayasan Nara Kreatif,
beliau adalah pemilik yayasan dan juga pelaku
pemberdayaan dalam Progam Duta Hasanah CSR PT. Bank
BNI Syariah, yang mengerti dan mengetahui tentang
Yayasan Nara Kreatif serta program yang dilakukan.
- Rosim dari pihak Yayasan Nara Kreatif, beliau adalah
kepala departemen bisnis yayasan, salah satu pengurus yang
dulunya juga merupakan anak jalanan yang ikut program
pemberdayaan anak jalanan. Rosim mengurus kegiatan
pengolahan dan produksi kertas hasil pengolahan, pemasaran
dan bimbingan belajar serta pembimbing kegiatan
keterampilan pada program pemberdayaan anak jalanan.
- Firla Angelia dari pihak Yayasan Nara Kreatif, dia adalah
salah satu pekerja sosial yang membantu Nezatullah
Ramadhan dalam mengurus anak jalanan, dia mengetahui

80
semua kondisi dan kebutuhan serta penjadwalan kegiatan
pemberdayaan anak jalanan yang ada di yayasan, sampai
 
pada tata tertib dan peraturan atau SOP agar anak-anak dapat
dengan tertib mengikuti kegiatan pemberdayaan.
- Iksan, Gilang, Dika, Damar, Pian, Imelda, dan Davin,
merupakan anak jalanan yang tinggal di Yayasan Nara
Kreatif dan menjadi anak asuh. Pemberdayaan yang
dilakukan Nezatullah Ramadhan adalah anak jalan ini.
Peneliti memang mengambil informan anak jalanan dari
yang sudah lama tinggal di Yayasan Nara Kreatif untuk
mengetahui seberapa besar perubahan atau perkembangan
setelah dilakukan pemberdayaan, dan anak-anak yang baru
tinggal tetap kami wawancarai untuk mengetahui kesan atau
perasaan yang timbul oleh anak-anak baru karena
berhubungan dengan kenyamanan, biasanya anak-anak sulit
untuk beradaptasi ditempat baru dan dengan orang-orang
baru disekitar.
- Bapak Iqbal Taqqiudin dari pihak PT. Bank BNI Syariah
beliau adalah Kepala Commercial Communication Division
(CCD) Manajer CSR PT. Bank BNI Syariah yang mengatur
secara besaran program CSR salah satunya Program Duta
Hasanah di Yayasan Nara Kreatif.
- Bapak Dodi Hilman dari pihak CSR PT. Bank BNI Syariah
beliau adalah manajer pelaksana CSR Hasanah Titik yang
mengelola dana CSR dan mendistribusikan kepada program-

81
program yang dilaksanakan serta mengkaji atau evaluasi
program CSR yang dilaksanakan.
 

1. Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah


a. Latar Belakang Program Duta Hasanah
Duta Hasanah pada awalnya bernama Mutiara
Bangsa Berhasanah di tahun 2014. Program Mutiara
Bangsa Berhasanah (MBB) saat ini berubah menjadi
program Hasanah Empowerment dan pelaku program
Hasanah Empowerment ini adalah sosok MBB yang
terus berkelanjutan menjadi Duta Hasanah BNI
Syariah adalah sosok masyarakat yang memiliki
kontribusi besar bagi daerahnya dari sisi penggerakan
ekonomi kreatif di bidang lingkungan, ekonomi,
pendidikan dan kesehatan.
Dalam wawancara dengan bapak Dodi Hilman
selaku Manajer Hasanah Titik yang mengelola
keuangan CSR PT. Bank BNI Syariah mengatakan
bahwa :
“Duta Hasanah ini merupakan lanjutan dari
program Mutiara Bangsa Berhasanah yang dipilih dari
berbagai kota di Indonesia dalam program besar CSR
yaitu Hasanah Empowerment, didalamnya terdapat
berbagai bidang yang kesemuanya adalah mencari
jiwa-jiwa muda enterpreuner yang memiliki kontribusi
besar dalam pemberdayaan di daerahnya masing-
masing. Setiap periode tahunan terdapat perubahan
dari hasil evaluasi untuk program yang lebih baik, dan

82
akhirnya sampai saat ini Namanya menjadi Program
Duta Hasanah.”
 

b. Tujuan Program Duta Hasanah


Melalui program Duta Hasanah ini diharapkan
dapat menciptakan entrepreneur baru setiap tahunnya,
dan dapat berkontribusi besar bagi lingkungan sekitar
di daerahnya. Dengan adanya Duta Hasanah ini pula
menjadikan suatu role model dalam pemberdayaan
masyarakat yang mana pemberdayaan masyarakat
dapat lebih efektif jika motor pemberdayaan
merupakan bagian dari daerah tersebut sehingga
memiliki rasa memiliki dan semangat untuk
mengembangkan masyarakat di daerahnya.
Program Duta Hasanah ini juga awalnya adalah
bagaimana sistem dana bergulir dapat dilakukan,
seperti yang dikatakan oleh bapak Iqbal Taqqiudin
Kepala Commercial Communication Division (CCD)
Manajer CSR PT. Bank BNI Syariah :
“Setelah Mutiara Bangsa Berhasanah terpilih
mereka akan diberikan dana CSR untuk dapat
mengelola sesuai bidangnya masing-masing dan
memberdayakan lingkungan sekitar dengan berbagai
program pemberdayaan, dimana dana tersebut sebagai
modal awal pembentukan usaha kecil menengah yang
nantinya akan terus berputar dan menghasilkan
entrepreneur baru, namun dana CSR akan tetap
diberikan guna meningkatkan pemberdayaan, agar
kesejahteraan dapat terus meningkat”

83
c. Sosok Duta Hasanah
 
Nezatullah Ramadhan yang merupakan pengelola
Yayasan Nara Kreatif dimana yayasan ini melakukan
pemberdayaan anak jalanan. Nezatullah terpilih
menjadi duta hasanah pada tahun 2014 yang saat itu
masih bernama Mutiara Bangsa Berhasanah (MBB).
Sebelum mendapat dukungan dari CSR PT Bank BNI
Syariah Nezatullah mengelola Nara Kreatif yang
masih berbentuk lembaga swadaya, dia memberikan
pelayanan kebutuhan dan hak-hak sebagai anak seperti
tempat tinggal asrama, kebutuhan makan dan minum,
hak untuk dilindungi serta hak jaminan kesehatan,
untuk usia anak-anak yang dalam hal ini adalah anak
jalanan proses pemberdayaan hanya dilakukan sebagai
kegiatan pendidikan non-formal dimana anak jalanan
diberikan bekal keterampilan untuk mengolah sampah
kertas, dan kegiatan kerajiantangan yang dapat dijual
dan mendapat keuntungan. Keuntungan ini pun
nantinya dikembalikan lagi untuk tabungan mereka
dimasa depan, karena semua kebutuhan sudah
dipenuhi di Yayasan Nara Kreatif dengan dana CSR
PT. Bank BNI Syariah.
Sejak terpilih menjadi Duta Hasanah, Nezatullah
terus mengembangkan program-program
pemberdayaan dan menjadi Yayasan Nara Kreatif

84
sampai dengan saat ini. Berbagai dukungan dari CSR
PT Bank BNI Syariah baik dalam bentuk pelatihan
 
pembembangan dan dalam bentuk dana untuk
mengelola Yayasan Nara Kreatif.
Bapak Dodi manajer Hasanah Titik yang mengelola
keuangan CSR PT. Bank BNI Syariah dalam
wawancara mengatakan :
“Yayasan Neza merupakan yayasan yang
memberdayakan anak jalanan dengan melatih dan
mengembangkan keahlian kreatif agar anak jalanan
dapat memiliki kemampuan untuk memperbaiki
kualitas hidupnya dikemudian hari.”

Dalam perannya di CSR PT Bank BNI Syariah,


Nezatullah sebagai sosok Duta Hasanah bias disebut
juga mitra atau merupakan pelaku pemberdayaan yang
menerima dana zakat perusahaan dari CSR PT. Bank
BNI Syariah melalui Yayasan Hasanah Titik.
Nezatullah Ramadhan harus dapat mengelola dana
dengan baik agar proses pemberdayaan berjalan
dengan baik dan tepat sasaran dalam pemberdayaan
anak jalanan selaku orang yang berhak menerima dana
zakat. Pak Dodi mengatakan:
“Mengelola dana zakat tidak boleh sembarangan,
harus yang paham betul karena penerima zakat itu ada
ketentuannya sesuai syariat, makanya dana zakat
perusahaan PT. Bank BNI Syariah kami yang
mengurusnya agar lebih tepat sasaran”

85
Peranan dalam Yayasan Nara Kreatif sosok
Nezatullah selain pendiri, dia juga merupakan figure
 
bagi anak-anak jalanan yang ada di Yayasan Nara
Kreatif.
2. Gambaran Anak Jalanan di Yayasan Nara Kreatif
Yayasan Nara Kreatif merupakan yayasan
kewirausahaan sosial yang memberdayakan sampah kertas
menjadi barang bernilai guna tinggi, dengan semangat
Nara Kreatif “Mengubah yang Tidak Bernilai Menjadi
Bernilai”.
Bukan hanya fokus pada masalah pengelolaan sampah
kertas, tetapi juga pada permasalahan sosial yakni
banyaknya anak jalanan yang terlantar dan putus sekolah.
Anak-anak tersebut harus dipenuhi kebutuhannya untuk
itu perlu adanya pelayanan dan pemenuhan hak-hak anak
sesuai undang-undang perlindungan anak. Melalui sarana
dan prasarana pendidikan yang disediakan dari CSR Bank
BNI Syariah di Yayasan Nara Kreatif semua pemenuhan
kebutuhan anak terpenuhi dengan baik sehingga anak-
anak dapat tumbuh dan berkembang dengan cukup baik,
ditambah dengan program pemberdayaan yang
memberikan anak-anak keahlian khusus sebagai modal
dimasa depannya nanti..
Dari kunjungan peneliti ke Yayasan Nara Kreatif
serta melakukan wawancara dengan bapak Nezatullah dan

86
beberapa anak jalanan ditemukan beberapa hal di bawah
ini:
 
a. Keadaan Anak Jalanan di Yayasan Nara Kreatif
Yayasan Nara Kreatif sendiri saat ini terdapat 30
anak asuh yang merupakan anak jalanan, memang
bukan jumlah yang banyak namun tekad Neza yang
memotori Yayasan Nara Kreatif yakin bahwa walau
hanya 30 orang yang dapat ditangani dan setiap hari
diberikan bekal kemampuan meningkatkan
kesejahteraan nantinya akan mampu menjadi orang-
orang yang lebih bermanfaat bagi lingkungannya.
Melihat keadaan anak jalanan di Yayasan Nara
Kreatif menjadi lebih baik dibandingkan saat belum
menjadi anak asuh. Keadaan anak jalanan di
Kecamatan Kramat Jati lebih banyak didominasi oleh
usia anak-anak sampai remaja usia 6 – 16 tahun dan
kebanyakan dari mereka adalah pengemis atau
pengamen yang memang sebagian besar tinggal di
wilayah Jakarta Timur, dan rentan sekali menjadi
objek eksploitasi anak dibawah umur.
b. Kondisi Sosial
Di Yayasan Nara Kreatif, Neza memberdayakan 30
anak jalanan yang memiliki kondisi sosial yang
beragam, mulai dari anak-anak yang kurang mampu
(prasejahtera), anak-anak tunawisma, anak putus

87
sekolah, dan anak-anak yatim. Masing-masing
keadaan sosial ini Neza tidak menyamaratakan karena
 
masih-masing anak memiliki psikologis yang berbeda.
Seperti yang dikatakan Firla Angelia pekerja sosial
sekaligus pengajar anak-anak keterampilan :
“anak-anak disini berbagai macam, dari yang pendiam,
aktif, banyak bertanya dan lain-lain karena memang
mereka dari latar belakang yang berbeda, selain anak
jalanan disini juga menerima anak-anak dari keluarga
tidak mampu, dan ada juga yang ditelantarkan oleh
keluarganya”

c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan anak jalanan di Yayasan Nara
Kreatif beragam namun lebih banyak yang putus
sekolah akibat faktor ekonomi. Di sini anak jalanan
diberikan layanan pendidikan gratis sampai kejar paket
dan dapat mengikuti ujian nasional kesetaraan
sehingga bagi anak yang putus sekolah dapat
melanjutkannya kembali.
Firla Angelia yang kesehariannya bersama anak-anak
mengatakan:
“anak-anak disini ada yang sudah bisa membaca, ada
yang belum itu menjadi salah satu kendala saat proses
kegiatan pemberdayaan, jadi selain pengelompokan
usia tetapi juga pengelompokan tingkat pendidikan
jadi belajarnya nanti sama-sama dengan yang
setingkat”

88
Tabel 4.1
Jumlah Anak
 
No Tingkat Pendidikan Jalanan
1 SD 8 orang
2 SMP 7 orang
3 SMA 8 orang
Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Anak Jalanan
d. Tingkat Kesehatan
Anak jalanan yang menjadi anak asuh di Yayasan
Nara Kreatif semuanya diikutsertakan BPJS
Kesehatan oleh Nezatullah, seluruh biaya diberikan
dari CSR PT. Bank BNI Syari’ah sehingga jika anak
asuh mengalami gangguan kesehatan dapat
menggunakan fasilitas BPJS tersebut.
Nezatullah Ramadhan dalam hal kesehatan di
Yayasan Nara Kreatif dalam wawancara mengatakan :
“Anak jalanan yang tinggal di Yayasan Nara
Kreatif dan menjadi anak asuh di asrama semuanya
didaftarkan BPJS Kesehatan dengan biaya yang
ditanggung CSR PT. Bank BNI Syariah sehingga jika
ada anak yang sakit dapat segera dibawa ke puskesmas
atau rumah sakit”.

Untuk konsumsi sehari-hari juga sudah terjamin


karena pasokan kebutuhan logistik pun dari CSR PT.
Bank BNI Syari’ah yang setiap bulan memasok
kebutuhan logistik, ditambah lagi dari keuntungan
bisnis Yayasan hasil pengolahan sampah kertas, dan
pembuatan produk-produk kerajinan.

89
e. Tingkat Keamanan
Anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif banyak dari
 
lingkungan setempat sehingga untuk keamanan
mereka sendiri terbilang cukup terjaga karena mereka
berada dilingkungannya sendiri. Dibanding sebelum
menjadi anak asuh di Yayasan Nara Kreatif, mereka
hidup dijalan dan rentan dengan pelecehan baik fisik
maupun psikisnya. Aksi premanisme serta eksploitasi
terhadap anak jalanan sering terjadi.
Rosim sebagai pengurus yang terbilang senior
mengatakan:
“sebagai tempat yang didalamnya terdapat anak-anak
yang sedang dalam proses pendidikan kita sebisa
mungkin menjaga lingkungan dari pengaruh negatif,
walaupun keluar masuk yayasan tidak begitu ketat,
namun kami semua kenal satu sama lain sehingga kalo
ada orang asing kita segera mengetahuinya”

f. Kondisi Ekonomi
Anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif banyak dari
keluarga pra-sejahtera, faktor ekonomi ini yang
menjadikan mereka putus sekolah dan menjadi anak
jalanan. Setelah berada di Yayasan Nara Kreatif,
Nezatullah melatih dan mengajarkan anak jalanan
untuk dapat memiliki keterampilan yang nanti nya
dapat digunakan sebagai bekal dimasa depan.
Nezatullah Ramadhan dalam wawancaranya
mengatakan:

90
“dari awal Nara terbentuk adalah untuk membantu
anak-anak yang kurang beruntung agar mendapat
  kehidupan yang layak dan memperoleh pendidikan,
jadi latar belakang anak-anak disini kebanyakan
memang dari orang yang tidak punya, dan yang
ditelantarkan keluarga sehingga mereka hidup dijalan
untuk mencari nafkah atau karena kondisi ekonomi
mereka harus makan.”

3. Proses Pemberdayaan Anak Jalanan oleh Yayasan


Nara Kreatif
Sebelum melakukan pemberdayaan, sosok Duta
Hasanah di Yayasan Nara Kreatif ini setelah terpilih
mereka di bina dan dilatih sesuai dengan bidangnya
masing-masing, walaupun sebenarya Duta Hasanah
seperti contoh Nezatullah Ramadhan sudah terbiasa dan
memang kesehariannya berkecimpung dalam
pemberdayaan ini tetapi perlu adanya pembekalan
tambahan serta dilatih untuk dapat mengatur keuangan
agar dana yang diberikan oleh CSR PT. Bank BNI Syariah
dapat optimal dalam proses pemberdayaan. Setiap duta
Hasanah memperoleh dana sebesar 80 juta rupiah untuk
pemberdayaan 30 - 50 orang di sekitar lingkungannya
terutama anak jalanan.
Bapak Iqbal Taqqiudin pada saat ditemui di kantor PT.
Bank BNI Syariah mengatakan:

91
“ Dana diberikan dalam bentuk pelatihan 30 juta rupiah
dan untuk modal usaha sebesar 50 juta rupiah. Dana yang
  diberikan akan terus meningkat seiring dengan
keuntungan perusahaan yang dizakatkan. Namun dana
yang diberikan ini bersifat bergulir dimana dalam kurun
waktu tertentu dana tersebut akan digunakan untuk
pemberdayaan-pemberdayaan lainnya sehingga
kemandirian dalam pengelolaan dana dituntut sangat
baik.”

Dalam menjalankan visinya Yayasan Nara Kreatif


meningkatkan kesejahteraan anak jalanan dan pra-
sejahtera melalui program pemberdayaan dengan berbagai
bentuk kegiatan di Yayasan Nara Kreatif diantaranya:
a. Pengolahan Sampah kertas dan organik, kegiatan ini
dilakukan dari hari Senin hingga Sabtu pukul 09.00-
17.00 oleh anak-anak jalanan yang telah dilatih dan
orang dewasa yang dulunya juga anak jalanan,
sehingga memiliki keterampilan namun tetap dibawah
pengawasan Duta Hasanah.
b. Pendidikan Sekolah Kejar Paket Gratis (SD, SMP,
SMA) berijazah negeri, kegiatan belajar mengajar
dilakukan setiap hari Selasa sampai Jumat pukul
19.00-22.00 WIB. Kejar paket ini untuk anak jalanan
yang putus sekolah sehingga mereka dapat mengejar
ujian nasional agar dapat ijazah negeri.
c. Pelatihan dan Keterampilan masyarakat pra-sejahtera
yang meliputi kerajinan tangan serta belajar komputer
secara berkala. Pelatihan ini pula termasuk mengirim

92
anak jalanan yang telah menjadi anak asuh ke tempat-
tempat pelatihan kerajinan tangan daerah.
 
d. Pengadaan asrama anak asuh putra dan putri untuk
anak jalanan, anak yatim dan pra-sejahtera. Program
asrama ini termasuk pembinaan akhlak anak jalanan
agar memiliki kepribadian dan akhlak mulia.
Kegiatan khusus yang bekerjasama dengan instansi lain
seperti pengolahan sampah perusahaan tentu dengan
distribusi tetap dari perusahaan yang telah bekerja sama,
kegiatan CSR, pembuatan souvenir, sampai dengan
menjadi narasumber atau pembicara dalam kegiatan
berbasis lingkungan bagi anak jalanan yang telah memiliki
kemampuan yang baik.

4. Sumber Dana CSR PT. Bank BNI Syariah


Dalam pengelolaan dana CSR PT. Bank BNI Syariah
dibagi menjadi dua bagian, yaitu dana dari zakat
perusahaan dan dana CSR lainnya diluar zakat perusahaan.
Karena CSR PT. Bank BNI Syariah menyadari
keterbatasan tentang pengelolaan dana zakat maka
diperlukan lembaga khusus yang memang paham
mengenai pengelolaan zakat.
Hasanah Titik merupakan lembaga yang mengelola
dana CSR yang berupa zakat, infaq dan sedekah PT Bank
BNI Syariah, dan merupakan motor fundrising CSR BNI

93
Syariah itu sendiri. Dana yang berhasil dihimpun di
salurkan ke program-program CSR BNI Syariah. Karena
 
ada yang berupa zakat maka pengelolaannya harus sesuai
dengan syariat, seperti misalnya yang wajib dikeluarkan
perusahaan per satuan waktu tahunan dan besarannya,
serta penyalurannya juga harus dilihat sesuai syariat yakni
orang-orang yang berhak menerima zakat. Lain halnya
dengan dana infaq yang dapat berupa kelebihan dari zakat
perusahaan ataupun himpunan dana dari karyawan dan
nasabah.
Keterangan dari bapak Dodi yang sekarang menjabat
sebagai manajer Yayasan Hasanah Titik yang mengelola
keuangan CSR PT. Bank BNI Syariah dalam wawancara
yang dilakukan pada 24 Mei 2017 mengatakan:
“Yayasan Hasanah Titik merupakan pengelola dana zakat
perusahaan dimana keuntungan perusahaan setiap
tahunnya yang wajib dikeluarkan untuk orang-orang yang
berhak menerima zakat. Karena pengelolaan zakat harus
dengan orang-orang yang memang menguasai mengenai
pengelolaan zakat. Oleh karena itu PT. Bank BNI Syariah
melimpahkan dana zakat perusahaan kepada Yayasan
Hasanah Titik untuk mengelola dana zakat perusahaan
kedalam program-program pemberdayaan yang bersifat
langsung maupun jangka panjang dan bersinergi dengan
Divisi Kesekretariatan & Komunikasi Perusahaan yang
membawahi unit CSR PT. Bank BNI Syariah.”

5. Peyaluran Dana CSR PT. Bank BNI Syariah


Dana yang dikelola Hasanah Titik dan disalurkan ke
program CSR BNI Syariah adalah dana dari zakat

94
perusahaan, sebagai contoh dana zakat perusahaan PT
Bank BNI Syariah pada tahun 2015 sejumlah 5 miliyar dan
 
penyalurannya sebagai berikut :

Gambar 4.1 Persentase Penyaluran Dana CSR PT. Bank


BNI Syariah
Untuk MBB (Mutiara Bangsa Berhasanah) sebesar
25%, MBB saat ini terus berlangsung dan sekarang
bernama Duta Hasanah yang merupakan sub Program
Hasanah Empowerment.
Program CSR BNI Syariah yang saat ini berjalan
adalah Hasanah Empowerment adalah program lanjutan
Mutiara Bangsa BerHasanah (MBB). Diharapkan dari
program ini dapat menciptakan 650 entrepreneur baru dari
14 duta MBB dengan dana yang disalurkan sebesar Rp 1
miliar yang bersumber dari zakat perusahaan BNI Syariah
dalam bentuk pendidikan dan pelatihan sebesar 35% dan
modal kerja sebesar 65%. Bidang pemberdayaan terdiri

95
dari 3 kelompok yaitu bidang kerajinan, bidang
lingkungan, pertanian dan peternakan. Peran BNI Syariah
 
melakukan pendampingan dan pengetahun mengenai
wirausaha.
Dari pencarian calon MBB didapatkan 415 kandidat
sampai akhir September 2014 dan kemudian terpilih 14
kandidat tingkat nasional dalam berbagai bidang baik
ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan,
pertanian dan peternakan.Sebagai project awal akan
dilaksanakan program kepada 13 Duta MBB , yang
dikelompokkan dalam 3 bidang sesuai dengan profesinya
yaitu :
a. Bidang Kerajinan
Berikut ini merupakan tabel kegiatan CSR PT. Bank
BNI Syariah dibidang kerajinan diberbagai daerah
seperti tabel di bawah ini.
N
Nama Kota Profil Pilar CSR
o
1 Giana Sukoharj Pembuat Gitar Economic,
o dengan empowermen
memberdayaka t, education
n masyarakat
2 Dra. M Ngawi Membuat batik Economic,
Budi khas Ngawi empowermen
Siwi dan t, education
memberdayaka
n perempuan
serta
mengentas
warga dari
kemiskinan

96
3 Makhtu Sidoarjo Pengrajin kulit Economic,
b dan empowermen
Junaedi memberikan t, education
  pelatihan
mengenai
keterampilan
pengolahan
kulit
4 Budiono Solo Pengusaha Economic,
peralatan empowermen
rumah tangga t, education
yang
membantu
sosial
5 Suminah Bengkulu Pengrajin Economic,
Sepatu Batang empowermen
Pisang t, education
6 Jaya Bandung Pengusaha Economic,
Setiabud Online yang empowermen
i memberdayaka t, education
n ibu - ibu
Tabel 4.2 Kegiatan CSR Bidang Kerajinan
b. Bidang Lingkungan
Berikut ini merupakan tabel kegiatan CSR PT. Bank
BNI Syariah dibidang lingkungan diberbagai daerah.
Dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
N Nama Kota Profil Pilar CSR
o
1 Risdani Medan Guru yang Economic,
Yasir mengajarkan empowerment
kerajinan ,
hingga di Education,
ekspor ke environment
Australia.
Mendapatkan
penghargaan
Adiwiyata
2 Nezatulla Jakarta Mahasiswa Economic,
h yang aktif empowerment
Ramadha memberikan ,
n pemberdayaan

97
kepada Education,
lingkungan environment
sekitar
  mengenai
pengolahan
sampah dengan
nama Nara
Kreatif
4 dr. Gamal Malan Pemrakarsa Economic,
g asuransi empowerment
sampah dengan ,
memberdayaka Education,
n pemulung environment
Tabel 4.3 Kegiatan CSR Bidang Lingkungan
Pada bidang lingkungan ini terdapat sosok MBB
yaitu Nezatullah Ramadhan dari Jakarta yang
mendapat dukungan dari CSR BNI Syariah dalam
pemberdayaan masyarkat khususnya anak jalanan di
Yayasan Nara Kreatif yang dia kelola. Nezatullah
Ramadhan adalah pelaku pemberdayaan yang sebagai
Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah. Hal ini
yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian karena dimana saat ini sosok MBB disebut
sebagai Duta Hasanah yang merupakan program
kelanjutan dari Mutiara Bangsa Berhasanah (MBB).

c. Bidang Pertanian dan Peternakan


Berikut ini merupakan tabel kegiatan CSR PT.
Bank BNI Syariah dibidang pertanian dan peternakan
diberbagai daerah. Dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.

98
No Nama Kota Profil Pilar CSR
1 Abdul Bali Menggerakkan Economic,
Hamid masyarakat di empowering,
 
Rasyid sekitar untuk education
mendapatkan
kehidupan
yang layak dari
usaha rumput
laut
2 Yudik Purwokerto Membuat Economic,
jaring budidaya empowering,
lele, belut, education
cacing, dan siat
3 Andris Garut Founder Nasi Economic,
Wijaya Liwet Instan empowering,
1001 dan education
mengangkat
citra beras
Garut
4 Eko Jogjakarta Usaha Economic,
Dadik pengolahan empowering,
urine sapi dan education,
kotoran sapi environment
Tabel 4.4 Kegiatan CSR Bidang Pertanian dan
Peternakan
6. Mekanisme Penyaluran Dana CSR ke Program Duta
Hasanah
a. Duta MBB bersama cabang bersinergi dalam
pengembangan program pembinaan terhadap mitra
dari Duta MBB.
b. Duta MBB bersama cabang mengajukan proposal
mengenai pemberdayaan kepada mitra binaan Duta
MBB yang akan dilakukan. Proposal berisi mengenai
penjelasan program, anggaran, dan timeline.
c. Proposal tersebut diajukan melalui cabang ke CCD
untuk mendapatkan persetujuan lebih lanjut.

99
d. Setelah hasil review oleh CCD dan dinyatakan
proposal tersebut sesuai dengan kriteria maka CCD
 
menyerahkan kepada YHT untuk penyaluran dan
menguji kelayakan calon mitra binaan sebagai
penerima dana.
e. Yayasan Hasanah Titik menyalurkan dana Hasanah
Empowerment sesuai dengan proposal yang diajukan
tersebut ke cabang secara bertahap. 50% diawal dan
selanjutnya setelah program sudah mulai berjalan akan
disalurkan sisanya 50%.

Bagan 4.1 Alur Penyaluran Dana CSR ke Duta


Hasanah

Dalam mekanisme penyaluran dana ini Duta Hasanah


Nezatullah Ramadhan berkoordinasi langsung dengan

100
kantor pusat CSR PT. Bank BNI Syariah di Kuningan
Jakarta Selatan, sehingga proses peyaluran dana lebih
 
mudah karena Nezatullah Ramadhan dalam membuat
program-program selalu berkoordinasi sehingga program
yang dibuat sejalan dengan visi dan misi CSR PT. Bank
BNI Syariah.

B. Analisa Pemberdayaan Anak Jalanan di Yayasan Nara


Kreatif
Pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan Nezatullah
Ramadhan dalam Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI
Syariah di Yayasan Nara Kreatif merupakan pemberdayaan
yang bersifat pelayanan dan pemberian keterampilan sebagai
bekal anak jalanan dimasa depan agar dapat hidup mandiri dan
bersaing dengan dunia luar yang tidak hanya butuh pengetahuan
formal namun juga dituntut memiliki keahlian.
Dalam kegiatan pemberdayaan dibutuhkan dana yang
tidak sedikit karena Nezatullah Ramadhan menggunakan
strategi THP (Transitional Housing Program), saat
diwawancara sebenarnya Nezatullah tidak mengetahui metode
atau strategi yang ia gunakan untuk pemberdayaan di Yayasan
Nara Kreatif, hanya menuangkan ide pemikiranya, dan
didiskusikan oleh divisi CSR PT. Bank BNI Syariah jika dirasa
cukup baik maka kegiatan tersebut dijalankan dan diberikan
dananya.

101
Dalam pembahasan ini penulis membagi beberapa
bagian, seperti di bawah ini.
 

1. Pola Pemberdayaan Anak Jalanan


Dalam penerapan pemberdayaan anak jalanan CSR
PT. Bank BNI Syariah menggunakan pola penerapan
melalui yayasan dimana PT. Bank BNI Syariah membuat
yayasan sendiri dibawah perusahaannya yaitu Yayasan
Hasanah Titik yang mengelola dana CSR yang kemudian
dialokasikan ke program-program pemberdayaan.
Nezatullah Ramadhan sebagai sosok Duta Hasanah
CSR PT. Bank BNI Syariah melakukan pemberdayaan anak
jalanan di Nara Kreatif yang ia buat sendiri lalu kemudian
dengan bantuan CSR PT. Bank BNI Syariah dijadikan
Yayasan Nara Kreatif. Sosok Duta Hasanah ini penulis
jadikan model sebagai Pekerja Sosial dimana Nezatullah
Ramadhan melakukan pemberdayaan anak jalanan secara
langsung.
Dalam kaitannya dengan dana pemberdayaan pada
model penerapan ini terdapat dana awal, dana rutin, dan
dana abadi, dimana Program Duta Hasanah diberikan dana
awal untuk pemberdayaan, lalu dana tersebut dimanfaatkan
untuk dikelola dengan melakukan pemberdayaan, pada
penelitian ini adalah pemberdayaan anak jalanan.

102
Dana awal ini untuk modal seperti pengadaan alat-
alat daur ulang kertas yang digunakan oleh anak jalanan
 
melatih keterampilan mengolah sampah kertas yang
kemudian menjadi bahan kertas yang dapat digunakan
untuk membuat kerajinan tangan. Dana awal ini diharapkan
dapat terus berputar agar proses pemberdayaan dapat terus
ditingkatkan.
Dana rutin pada pemberdayaan anak jalanan
diberikan setiap tahunnya untuk kegiatan pemberdayaan
anak jalanan seperti biaya untuk logistik bahan makanan,
karena anak jalanan tinggal di asrama di Yayasan Nara
Kreatif, dana rutin ini juga untuk biaya operasional yayasan
yang berkaitan dengan proses pemberdayaan anak jalanan.
CSR PT. Bank BNI Syariah juga menerapkan pola
bermitra dengan pihak lain dalam menyelenggarakan CSR
melalui kerjasama dengan lembaga sosial seperti Dompet
Duafa. Walaupun PT. Bank BNI Syariah sudah memiliki
Yayasan Hasanah Titik tetapi tetap bekerjasama dengan
lembaga sosial lainnya agar manfaat zakat perusahaan dapat
dirasakan lebih luas, seperti yang dikatakan oleh
Commercial Communication Division (CCD) PT. Bank
BNI Syariah Kuningan Jakarta, yaitu bapak Iqbal Taqqiudin
dalam wawancara ia berkata :
“Program CSR PT. Bank BNI Syariah masih
terbatas dan jika ingin mengembangkan sendiri
membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup lama, untuk itu

103
kami bekerjasama dengan pihak lain agar dana zakat ini
dapat cepat tersalurkan dan tepat sasaran, namun tetap kami
  akan mengkaji terlebih dahulu program-program mitra
tersebut mana yang sesuai dengan peruntukan dana zakat
perusahaan yang akan kami berikan dananya.”

2. Penerapan Transitional Housing Program (THP)


Dalam program CSR berbasis syariah terdapat
beberapa bidang seperti program pendidikan, kesehatan,
pemberdayaan ekonomi, sosial keagamaan, bantuan
bencana, dan pelestarian lingkungan. Dalam penerapan
pemberdayaan anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif, Duta
Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah, Nezatullah
Ramadhan menggunakan Transitional Housing Program
atau THP (Washington 2002). Program ini didesain untuk
memberdayakan anak jalanan dengan mengajarkan keahlian
yang dibutuhkan untuk hidup secara mandiri, pembentukan
akhlak yang baik, pendidikan yang layak, latihan
kepemimpinan, dan diberi beberapa keterampilan,
keterampilan di sini lebih banyak keterampilan yang
berbentuk kerajinan tangan.
Kekurangan THP ini yaitu membutuhkan dana
yang tidak sedikit karena diperlukan tempat khusus seperti
rumah singgah atau asrama, dan semua itu membutuhkan
biaya pengadaan fasilitas dan operasional yang tidak
sedikit. Disini salah satu peran CSR PT. Bank BNI Syariah
yang memberikan dukungan dari dana zakat perusahaan

104
sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaannya.
Dengan dukungan ini pelaku pemberdayaan yaitu
 
Nezatullah Ramadhan dapat mendirikan Yayasan Nara
Kreatif yang difasilitasi asrama putra dan putri serta biaya
operasional. Walaupun Yayasan Nara Kreatif memiliki
pemasukan mandiri dari hasil pemberdayaan anak jalanan
yang akan dibahas dalam program-program di bawah ini.
Penerapan THP dalam program pemberdayaan
anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif terdapat 5 bidang
yaitu:
a. Program Pendidikan
Dalam program pendidikan yang dilakukan CSR
PT. Bank BNI Syariah untuk anak jalanan adalah
mengadakan sekolah gratis kejar paket yang berijazah
negeri. Di Yayasan Nara Kreatif diadakan program
sekolah gratis untuk anak jalanan dan anak-anak putus
sekolah dari keluarga pra-sejahtera.
Pada awalnya Nezatullah Ramadhan sebagai sosok
Duta Hasanah yang menerima dan mengelola dana CSR
PT. Bank BNI Syariah untuk kegiatan pengolahan
sampah kertas, lalu berjalannya waktu melihat kondisi
anak jalanan dan masyarakat sekitar banyak yang putus
sekolah akibat kesulitan ekonomi, memberi gagasan dan
rancangan program pendidikan Sekolah Kejar Paket
Gratis ke CSR PT. Bank BNI Syariah untuk dapat

105
dukungan dana dalam kegiatan ini, sebagai bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan syariah, PT. Bank
 
BNI Syariah merespon positif akan ide atau gagasan
Nezatullah Ramadhan selaku Duta Hasanah CSR PT.
Bank BNI Syariah, namun sebelumnya melalui diskusi
untuk merancang kegiatan ini lebih matang, setelah
menjadi suatu kegiatan program yang baik dimulailah
kegiatan Pendidikan Sekolah Kejar Paket Gratis dan
berijazah negeri secara gratis tanpa ada biaya apapun.
Saat kunjungan ke Yayasan Nara Kreatif peneliti
melakukan wawancara kepada Muhammad Iksan salah
satu anak jalanan berusia 13 tahun, yang sudah sejak
tahun 2016 sebagai anak asuh di Yayasan Nara Kreatif
dia mengatakan :
“Iksan senang bisa sekolah lagi yang sebelumnya
terputus waktu kelas 5 SD karena masalah keluarga,
ayah dan ibu tidak tahu kemana, soalnya terakhir tinggal
dengan nenek, lalu nenek meninggal jadi tidak ada yang
mengurus maka dari itu ada tetangga mengantar Iksan
ke Yayasan Nara Kreatif untuk menjadi anak asuh di
sini, karena daripada tidak jelas setiap hari di jalan untuk
ngamen dan mengemis jadi lebih baik masuk ke
Yayasan Nara Kreatif ini.”

Peneliti juga mewawancarai Davin Lailaka Pratama


salah satu anak jalanan yang baru 3 minggu di Yayasan
Nara Kreatif, Davin mengatakan bahwa :
“Davin sebelumnya banyak berada di jalan karena kabur
dari pesantren dan setibanya di rumah ternyata ibu sudah

106
tidak memiliki rumah dan tinggal dengan orang sebagai
pembantu rumah tangga, maka dari itu ibu membawa
  saya ke Yayasan Nara Kreatif ini agar tidak menjadi
anak jalanan dan sekarang bisa melanjutkan sekolah di
program kejar paket secara gratis di sini”

Pada awal dimulainya kegiatan ini, Neza sendiri


yang terjun untuk mengajarkan anak-anak jalanan,
namun seiring berjalannya waktu pendidikan kejar
paket ini juga dibuka untuk anak-anak dilingkungan
Yayasan Nara Kreatif yang putus sekolah akibat tidak
mampu disitulah akhirnya Neza mengajukan kepada
CSR PT. Bank BNI Syariah agar pengajar yang
mengajar di kegiatan pendidikan kejar paket merupakan
pengajar yang berkompeten agar sasaran kejar paket
dapat tercapai, dan sampai saat ini kegiatan pendidikan
kejar paket dilakukan setiap hari Selasa sampai Jum’at
pukul 19.00-22.00 WIB dengan diajar oleh guru yang
berkompeten.
Pencapaian sampai tahun 2016 ada 190 orang
pendidikan kesetaraan gratis, dan 76 anak lulus
berijazah negeri serta 6 orang mendapat beasiswa
perguruan tinggi.

107
 

Gambar 5.1 Kegiatan Pendidikan Kejar Paket


Sekarang tempat pendidikan kejar paket sudah
menjadi lebih baik karena dukungan dari CSR PT. Bank
BNI Syariah dan hasil dari pengolahan sampah kertas.

Gambar 5.2 Tempat Pendidikan Kejar Praktek Gratis

b. Program Kesehatan
Program kesehatan yang dilakukan CSR PT. Bank
BNI Syariah dalam pemberdayaan anak jalanan berupa
pemberian bahan baku untuk makan sehari-hari anak
jalanan yang tinggal di asrama Yayasan Nara Kreatif,
walaupun bentuknya bahan mentah tetapi anak jalanan
yang menjadi anak asuh di Yayasan Nara Kreatif sudah
bersyukur sehingga mereka sendiri yang memasak

108
secara bergilir, dari segi kebersihan juga diperhatikan,
lingkungan yang bersih di Yayasan Nara Kreatif sebagai
 
pendukung terjaganya kesehatan anak jalanan yang
menjadi anak asuh di Yayasan Nara Kreatif.
Hal yang paling penting adalah jaminan kesehatan
dimana setiap anak jalanan yang menjadi anak asuh di
Yayasan Nara Kreatif didaftarkan ke BPJS Kesehatan
oleh Nezatullah Ramadhan yang pembayarannya setiap
bulannya ditanggung oleh CSR PT. Bank BNI Syariah.
Sehingga apabila ada anak jalanan yang sakit dapat
langsung berobat menggunakan fasilitas BPJS
Kesehatan tersebut.

c. Program Pemberdayaan Ekonomi


Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah
yang dilakukan oleh Nezatullah Ramadhan merupakan
program pemberdayaan ekonomi kreatif dimana anak
jalanan di ajarkan dan dilatih untuk memiliki
keterampilan berwiraswasta dan memiliki ide-ide
kreatif. Dengan memiliki keterampilan membuat
produk kreatif tentunya dapat meningkatkan pendapatan
ekonomi.
Keterampilan merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi kehidupan, sekarang ini setiap individu
dituntut untuk memiliki keterampilan untuk dapat

109
mandiri dalam mensejahterakan dirinya, karena dengan
keterampilan orang dapat menghasilkan untuk
 
pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Nezatullah Ramadhan menyadari akan hal itu maka
dalam pemberdayaan anak jalanan perlu adanya
pembekalan atau pelatihan kepada anak-anak agar
memiliki keterampilan sedini mungkin sehingga kelak
mereka dapat terus mengembangkan pribadinya dan
mengembangkan keterampilannya baik untuk diri
sendiri maupun bermanfaat bagi orang lain.
Kegiatan keterampilan di Yayasan Nara Kreatif ada
dua hal, pertama adalah keterampilan untuk mendapat
kesejahteraan secara finansial, yang kedua adalah
keterampilan keagamaan, menurut Nezatullah
Ramadhan dalam wawancara iya mengatakan:
“Saat membangun suatu manusia haruslah dibangun
mulai dari akhlaknya. Karena akhlak yang baik akan
dapat memberikan pemikiran dan ide-ide positif dan
memiliki energi yang baik dalam menjalankan ide-ide
tersebut”

Neza memberikan keterampilan kepada anak-anak


jalanan yang menjadi anak asuhnya di Yayasan Nara
Kreatif seperti membuat paper bag atau tas jinjing
kertas, tempat pinsil, kotak kado, undangan, souvenir,
buku catatan, dan lain-lain yang berbahan baku kertas,
bahan baku didapat dari hasil pengolahan sampah kertas

110
sebelumnya. Sistem pengajaran keterampilan dilakukan
berkesinambungan, mulai dari anak asuh yang lebih
 
dulu bergabung di Yayasan Nara Kreatif setelah mereka
mahir mereka mengajarkan adik-adiknya yang baru
untuk dapat memiliki keterampilan.
Adapun narasumber keterampilan juga didatangkan
dari luar Yayasan Nara Kreatif hal ini ditujukan agar
pengetauan terus bertambah, dan untuk anak asuh yang
baik dalam keterampilannya akan dikirim ke luar daerah
untuk pelatihan keterampilan yang lain, seperti ke
Kepulauan Seribu pelatihan pembuatan gelang dan
cenderamata, sehingga saat kembali ke Yayasan Nara
Kreatif dia dapat mengajarkan ilmunya kepada rekan
dan anak asuh lainnya.
Karena hasil dari keterampilan membuat produk-
produk bagus maka Yayasan Nara Kreatif sering
mendapat pesanan pembuatan produk seperti pesanan
pembuatan company gift, block note, dari perusahaan-
perusahaan dan sudah pasti PT. Bank BNI Syariah pesan
produk di Yayasan Nara Kreatif.
Hasil dari penjualan produk digunakan untuk
mengembangkan sarana dan prasarana serta bagi hasil
kepada anak asuh yang sebelumnya mereka sudah
dibuatkan ATM masing-masing. Menurut Gilang salah
satu anak asuh Yayasan Nara Kreatif lumayan

111
mendapatkan bagi hasil, bahkan setiap tahun mereka
mendapat semacam bonus, tetapi Gilang sendiri jarang
 
cek isi ATM nya karena menurutnya semua kebutuhan
disni sudah terpenuhi dan tidak mengeluarkan biaya
sepeserpun.
Walaupun produksi kerajinan terus berjalan namun
permintaan akan produk kerajinan tidak sebesar dan
secepat usaha makanan maka Neza memberikan
pinjaman modal untuk usaha kepada anak asuhnya yang
dirasa sudah dapat mengelola keuangan, seperti Asep
yang diberikan modal untuk usaha berjualan daging
didekat Yayasan Nara Kreatif. Masyarakat disekitar
Yayasan Nara Kreatif pun bisa, dengan proses
peminjaman modal cukup sederhana, tanpa ada bunga
namun sebelumnya Neza memberikan pelatihan atau
pengarahan kepada usaha kecil di lingkungan Yayasan
Nara Kreatif agar dapat mengelola modal dengan baik
dan diarahkan agar usahanya terus berjalan agar
kesejahteraan meningkat.
Sampai saat ini sudah ada 10 orang anak asuh yang
dipinjamkan modal usaha, padahal sebelumnya Neza
yang diberikan dana dari CSR PT. Bank BNI Syariah
untuk dapat dikelola, seiring berjalannya waktu
Alhamdulillah Neza bisa memberikan pinjaman modal
untuk orang lain, ini yang disebut berkesinambungan

112
d. Program Sosial Keagamaan
 
Dengan terus berkembangnya usaha dari
pemberdayaan anak jalan yang menjadi anak asuh di
Yayasan Nara Kreatif saat ini sudah memiliki asrama
putra dan putri untuk ditempati anak asuh yang ada di
Yayasan Nara Kreatif tentunya tidak lepas dari
dukungan dari CSR PT. Bank BNI Syariah. Sebelumnya
Yayasan Nara Kreatif menyewa tempat untuk tempat
singgah anak jalanan dan pengolahan sampah kertas,
namun saat bekerjasama dan menjadi Duta Hasanah
CSR PT. Bank BNI Syariah biaya sewa tempat
ditanggung oleh CSR PT. Bank BNI Syariah sehingga
Neza hanya fokus untuk mengembangkan program-
program atau kegiatan-kegiatan CSR PT. Bank BNI
Syariah di Yayasan Nara Kreatif.
Karena adanya asrama maka dimungkinkan untuk
adanya program pembinaan akhlak sepeti sholat
berjamaah di masjid dan pengajian membaca Al-
Qur’an, anak-anak sangat antusias untuk menghafal Al-
Qur’an karena jika hafal 5 juz mereka akan
diberangkatkan umroh menurut Iksan saat wawancara,
saat ini Iksan sudah hafal 28 surat di juz 30, dan masih
optimis akan bias hafal lebih dari 5 juz dan berangkat
umroh, Iksan berumur 13 tahun dan sudah satu tahun

113
tinggal di Yayasan Nara Kreatif, sebelumnya ia pernah
pesantren di Umul Quro milik FPI pimpinan Habib
 
Rizieq di Gunung Bunder, Bogor namun tidak betak
karena dituntut sangat disiplin akhirnya sejak neneknya
meninggal ia dibawa tetangganya untuk menjadi anak
asuh di Yayasan Nara Kreatif, karena orang tua Iksan
entah kemana.
Peneliti tertarik dengan informasi mengenai hafalan
5 Juz dan diberangkatkan umroh, karena mas Neza
sebelumnya sudah menjelaskan pada saat wawancara
namun belum mendengar langsung dari anak asuh, Neza
mengatakan:
“Memang benar bahwa bagi anak asuh yang berhasil
hafal lebih dari 5 juz akan diberangkatkan umroh semua
biaya ditanggung oleh CSR PT. Bank BNI Syariah.
Sebelumnya sudah ada satu orang yang berhasil pergi
umroh.”

Dalam kegiatan pembinaan akhlak Yayasan Nara


Kreatif mengundang pengajar atau ustadz yang
berkompeten sebanyak 3 orang untuk subuh, siang dan
malam agar pengajaran ilmu agama lebih efektif yang
semuanya dana dari CSR PT. Bank BNI Syariah
tentunya sebelum itu Neza merancang dengan baik
program kegiatan dan didiskusikan oleh pihak CSR PT.
Bank BNI Syariah selanjutnya pembuatan proposal
kegiatan serta bentuk kegiatannya.

114
e. Program Pelestarian Lingkungan
Kegiatan pengolahan sampah atau daur ulang kertas
 
merupakan kegiatan utama yang dilakukan Yayasan
Nara Kreatif karena perputaran dana CSR yang
diberikan PT. Bank BNI Syariah dapat terus bergulir
dan untuk pembiayaan operasional Yayasan Nara
Kreatif.
Permasalahan sampah di Indonesia khususnya di
kota besar sangat sulit diatasi setidaknya jumlah
timbunan sampah nasional perhari mencapai 175.000
ton terdiri dari sampah organik, sampah plastik, sampah
kertas, dan sampah lainnya. Sampah kertas secara
persentase kurang lebih 9% dan yang terdaur ulang dari
total sampah hanya 8%.
Indonesia sebagai produsen kertas terbanyak di ke
6 di dunia setidaknya membutuhkan 300.000 lembar
kertas dalam sehari oleh lembaga pendidikan dan
perusahaan, dan satu rim kertas ukuran A4 dapat
menghabiskan 1 batang pohon yang berusia 5 tahun.
Sehingga dapat diperkirakan laju kerusakan hutan
mencapai 1.08 juta hektar pertahun. Dan artinya setiap
jam dunia kehilangan 1.732,5 hektar hutan untuk
ditebang menjadi bahan baku kertas, dan dalam
memproduksi 3 lembar kertas membutuhkan 1 liter air,
jika begitu berapa ton air yang dibuang dalam sehari.

115
Dari latar belakang di atas sosok Duta Hasanah,
Neza membuat pengolahan kertas (daur ulang kertas) di
 
Yayasan Nara Kreatif untuk setidaknya mengurangi
sampah kertas menjadi bahan baku kertas yang dapat
digunakan kembali menjadi produk yang lebih bernilai.
Pengolahan sampah kertas ini di sokong dari dana
CSR PT. Bank BNI Syariah, dengan memberdayakan
anak jalanan yang menjadi anak asuh di Yayasan Nara
Kreatif untuk dapat mendaur ulang sampah kertas
tersebut, sebelumnya anak jalan sudah diberi pelatihan
dan pengajaran mengenai proses pengolahan sampah
kertas menjadi kertas untuk bahan baku produksi yang
bernilai.
Kegiatan pengolahan sampah kertas di Yayasan
Nara Kreatif selain sebagai kegiatan utama, tapi juga
diakui oleh anak jalanan menjadi kegiatan yang disukai
seperti penuturan dari Muhammad Iksan 13 tahun yang
sudah satu tahun tinggal di Yayasan Nara Kreatif, Iksan
mengatakan :
“ Kegiatan favorit saya di Nara itu daur ulang kertas,
seru soalnya, dari sampah diolah dengan cara-cara yang
sudah diajarkan terus jadi kertas “
begitu juga menurut Davin yang baru tinggal 3 minggu
di Yayasan Nara Kreatif.
“iya betul sama seperti Iksan saya juga suka proses
pengolahan sampah kerta ini, tidak membosankan,

116
proses pengolahannya itu rasanya seperti sedang
bermain aja“
 

Hasil dari pengolahan sampah kertas ini ada yang


dijual ada pula yang dibuat produk-produk seperti tas
kertas, kotak tissue, tempat pinsil, undangan, dan
lainnya sehingga hasil penjualan produk digunakan
untuk operasional Yayasan Nara Kreatif dan kegiatan-
kegiatan lain, bahkan menurut pengakuan anak asuh
yang bernama Gilang 16 tahun ia mengatakan :
“kita senang tinggal di Yayasan Nara Kreatif karena jika
sudah satu tahun mereka diberikan kartu ATM sebagai
tabungan yang didapat dari kegiatan pengolahan
sampah dan produksi kerajinan, dan juga kadang
diberikan bonus dari bang Neza. Tapi saya sendiri
jarang cek saldo karena buat apa soalnya disini semua
udah terpenuhi”

Sekarang Yayasan Nara Kreatif tidak sepenuhnya


tergantung dengan dana CSR PT. Bank BNI Syariah.

117
Gambar 5.3 Prosedur Perlindungan Sampah Kertas
Perusahaan
 
Pengolahan sampah kertas Yayasan Nara Kreatif sudah
banyak dikenal oleh perusahaan-perusahaan di Jakarta
ada beberapa kerjasama dengan perusahaan, sehingga
kertas dikirim langsung dari perusahaan untuk didaur
ulang. Kegiatan pengolahan sampah kertas dilakukan
dari hari Senin hingga Sabtu pukul 09.00-17.00 WIB

Gambar 5.4 Proses Pengolahan Sampah Kertas

3. Pendekatan Pemberdayaan Anak Jalanan


Sebagian besar program-program pemberdayaan anak
jalanan dilakukan di Yayasan Nara Kreatif yang terletak di
Kramat Jati, Jakarta Timur sebagai tempat berlangsungnya
pemberdayaan anak jalanan.
Menurut Tata Sudrajat (1996), salah satu pendekatan
yang biasa dilakukan oleh LSM dalam pemberdayaan anak
jalanan adalah center-based yaitu penanganan
pemberdayaan anak jalanan dipusatkan di suatu tempat

118
seperti rumah singgah atau panti. Peneliti sebagai calon
pekerja social melihat sosok Duta Hasanah CSR PT. Bank
 
BNI Syariah yaitu Nezatullah Ramadhan sebagai model
pekerja social dalam penulisan ini, menggunakan
pendekatan center-based karena pemberdayaan dilakukan
di Yayasan Nara Kreatif.
Anak-anak ditampung dan tinggal di Yayasan Nara
Kreatif yang menyediakan asrama untuk tempat tinggal
anak jalanan selama proses pemberdayaan. Kebutuhan
pokok seperti makanan, pakaian serta Pendidikan atau
pelatihan semua diberikan di Yayasan Nara Kreatif ini yang
tentunya dana dari CSR PT. Bank BNI Syariah.
Menurut analisa penulis bahwa pendekatan center-
based ini bagus karena anak jalanan dikumpulkan dalam
suatu lingkungan yang baik dengan fasilitas yang cukup
lengkap mendukung proses pemberdayaan yang kadang
pemberdayaan sulit dilakukan karena pengaruh lingkungan
luar terhadap anak jalanan itu sendiri. Dengan pendekatan
center-based ini anak-anak lebih fokus untuk menjalankan
program-program pemberdayaan. Dalam suatu proses
tentunya ada monitoring dan evaluasi, dengan pendekatan
ini pekerja sosial dapat dengan mudah memonitor dan
evaluasi perkembangan anak jalanan karena berada di suatu
lokasi.

119
Dengan pendekatan center-based akan dapat
dilakukan banyak strategi pemberdayaan terhadap anak
 
jalanan, karena anak-anak dari bangun tidur sampai tidur
lagi berada di Yayasan Nara Kreatif namun ada juga
program yang dilakukan diluar Yayasan Nara Kreatif.
Adapun program-program dalam pemberdayaan anak
jalanan yang dilakukan Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI
Syariah dibahas dalam sub bab selanjutnya di bawah ini.

4. Pemberdayaan Anak Jalanan dengan Pendekatan


Mezzo
Dalam melakukan pemberdayaan anak jalanan,
Nezatullah Ramadhan sebagai Duta Hasanah CSR PT.
Bank BNI Syariah Neza sendiri yang turun langsung
melatih dan mengajarkan kepada anak jalanan untuk
memiliki keterampilan pengolahan sampah kertas dan
pembuatan kerajinan tangan berbahan baku kertas daur
ulang. Seiring berjalannya waktu Nara Kreatif yang
didirikan oleh Nezatullah Ramadhan ini semakin
berkembang dan tidak lepas dukungan dari CSR PT. Bank
BNI Syariah terutama dari pendanaan.
Anak-anak yang dulunya anak jalanan yang tidak
memiliki keterampilan sekarang mereka sudah memiliki
keterampilan dan menjadi anak asuh di Yayasan Nara
Kreatif, dan mereka yang sudah mahir ini membantu Neza

120
untuk mengajarkan anak jalanan lain yang baru bergabung
di Yayasan Nara Kreatif menjadi anak asuh. Karena di
 
Yayasan Nara Kreatif memiliki suasana kekeluargaan yang
erat sehingga hubungan antar anak asuh berlangsung
harmonis ini yang menjadikan proses transfer knowledge
menjadi lebih cepat. Walaupun sudah senior mereka tetap
mengayomi adik-adiknya, dan begitu sebaliknya anak asuh
yang baru pun menghormati kakak-kakaknya walaupun
dari segi usia belum tentu lebih tua.
Karena sekarang Yayasan Nara Kreatif sudah
semakin berkembang maka proses pendekatan berubah
secara perlahan menjadi pendekatan mezzo dimana
pemberdayaan dilakukan secara bersama-sama, dimana
para senior yang telah mahir secara bergantian atau sesuai
keahliannya mengajarkan anak jalanan yang telah menjadi
anak asuh di Yayasan Nara Kreatif. Selain mengajarkan
keterampilan, sosok Nezatullah Ramadhan Duta Hasanah
CSR PT. Bank BNI Syariah juga menjadi contoh atau
figure bagi anak-anak. Sehingga mereka memiliki rasa
optimis untuk terus mengembangkan diri menggapai masa
depan.
Dalam penerapan pemberdayaan di Yayasan Nara
Kreatif tidak lepas dari unsur 5P yaitu; pemungkinan,
penguatan, perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan.

121
a. Pemungkinan
Nezatullah Ramadhan selaku Duta Hasanah CSR
 
PT. Bank BNI Syariah menciptakan suasana di
Yayasan Nara Kreatif bersifat gotong royong dan
kekeluargaan sehingga antara senior dan junior saling
menghormati dan membantu. Menurut Iksan salah satu
anak asuh yang dulunya menjadi anak jalanan
mengatakan :
"Tinggal di yayasan enak semua sudah disediakan
tapi kita tetap harus mandiri seperti makan, dan
membersihkan Yayasan Nara Kreatif, kita bergantian
dan saling gotong royong, seperti makan, semua bahan
ada yang masak bergantian, klo ga ada yang masak ya
kita gak makan, jadi saling pengertian aja, ada yang
masak ada yang bersih - bersih gitu"

Dengan suasana seperti ini dimungkinkan anak -


anak dapat lebih cepat untuk belajar dan
mengembangkan potensi dirinya. Anak jalanan
terbebas dari senioritas yang biasa terjadi dikalangan
usia mereka. Suasana Islami terasa sangat kental di
lingkungan Yayasan Nara Kreatif karena setiap hari
mereka melakukan sholat subuh dan pengajian secara
berjamaah, sehingga pembentukan watak dan akhlak
terbina sejak dini. Suasana inilah yang akhirnya timbul
antar sesama anak asuh merasa besaudara.

122
b. Penguatan
Berbagai kegiatan yang dilakukan Nezatullah
 
Ramadhan sebagai Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI
Syariah dalam pemberdayaan anak jalanan sebagian
besar adalah memperkuat pengetahuan dan
kemampuan anak jalanan, seperti pelatihan
pengolahan sampah, sampai terjun langsung
melakukan proses pengolahan sampah kertas, sore
harinya penguatan dari sisi akademik dimana anak -
anak jalanan melakukan proses pendidikan kejar paket
agar anak - anak dapat mengikuti ujian nasional dan
mendapat ijazah negeri.
Kegiatan hafal Al-Qur'an juga menjadi penguat
motivasi mereka, karena apabila hafal 5 juz akan
diberangkatkan umroh dan itu bukan hanya omong
kosong tetapi sudah ada yang pernah berhasil dan
diberangkatkan umroh yang dibiayai oleh CSR PT.
Bank BNI Syariah. Dalam wawancara dengan Iksan
salah satu anak asuh yang dulunya hidup di jalan
mengatakan:
"saya mau terus hafal Al-Qur'an biar kaya bang Rosim
berangkat umroh, dan saya yakin bias kaya bang
Rosim bahkan mau lebih dari 5 juz, sekarang baru
hafal juz 30 semoga cepet dapet 5 juz".

123
Selain Iksan, Davin Lailaka Pratama yang baru 3
minggu tinggal di Yayasan Nara Kreatif sangat
 
bersemangat meraih cita - cita, ia mengatakan :
"Enak tinggal disini dan yakin bisa pergi umroh juga,
terus kalo udah bisa banyak hal nanti seperti bang Asep
yang diberi modal oleh bang Neza untuk usaha
penjualan daging. Selain mau hafal Al-Qur'an saya
juga mau jadi pendakwah yang berkeliling dunia."

c. Perlindungan
Nezatullah Ramadhan dalam mengelola Yayasan
Nara Kreatif untuk pemberdayaan anak jalanan dan
anak-anak dari keluarga pra-sejahtera secara tidak
langsung membuat suasana Yayasan Nara Kreatif
memiliki rasa perlindungan yang baik, terutama dari
kehidupan jalanan yang keras, karena semua anak
jalanan yang masuk dalam Yayasan Nara Kreatif
tinggal di asrama sehingga mereka dapat terjaga dan
dapat dipantau perkembangannya.
Selain itu semua anak asuh di Yayasan Nara Kreatif
tidak dibeda-bedakan semua dianggap satu keluarga
sehingga anak-anak dapat berkembang lebih baik.
Yang dibedakan hanya satu hal yaitu asrama, ada
asrama putra dan asrama putri, yang menjadikan rasa
nyaman dari potensi-potensi pelecehan atau pun
kekerasan sesama anak asuh. Di Yayasan Nara Kreatif
setiap orang yang keluar masuk terpantau dan harus

124
melewati izin petugas yang menjaga setiap hari secara
bergantian sehingga akan sulit jika ada orang atau
 
pihak yang tidak bertanggungjawab yang masuk ke
lokasi Yayasan Nara Kreatif.

d. Penyokongan
Anak jalanan yang tinggal di Yayasan Nara
Kreatif menjadi anak asuh yang selalu dibimbing
mulai dari akhlak dan perilakunya, dari berbagai
kegiatan yang ada di Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah
merancang agar anak jalanan ini dapat berkembang
dengan baik dan memiliki keterampilan serta akhlak
yang baik. Dukungan berupa tempat tinggal, makan
dan minum, sekolah gratis, kesehatan dan
keterampilan semua diberikan oleh CSR PT. Bank BNI
Syariah melalu program Duta Hasanah yaitu
Nezatullah Ramadhan di Yayasan Nara Kreatif.

e. Pemeliharaan
Kegiatan pemberdayaan anak jalanan di Yayasan
Nara Kreatif terus ditingkatkan karena ada proses
laporan dan evaluasi antara Nezatullah Ramadhan
selaku Duta Hasanah kepada CSR PT. Bank BNI
Syariah, sejauh ini program-program yang dijalankan

125
Nezatullah Ramadhan berjalan baik sehingga
program-programnya terus dijalankan namun ada
 
berbagai modifikasi dari hasil evaluasi bersama CSR
PT. Bank BNI Syariah. Tidak hanya program-program
tetapi juga sarana dan prasarana yang sudah ada terus
di pelihara dan terus ditambah.
Untuk evaluasi anak jalanan juga dilakukan
seperti misalnya anak jalanan yang menjadi anak asuh
dirasa sudah cukup memiliki keterampilan dan
pengelolaan yang baik diberi kepercayaan seperti
pemberian modal untuk usaha, atau diberikan
kepercayaan untuk melakukan tutor pelatihan di
daerah-daerah tertentu, ada pula yang dipercaya
menjadi pembicara-pembicara acara motifasi dan
kewirausahaan.

5. Tahapan Pemberdayaan Anak Jalanan di Yayasan


Nara Kreatif
Praktek pemberdayaan anak jalanan yang
dilakukan oleh Nezatullah Ramadhan selaku Duta Hasanah
CSR PT. Bank BNI Syariah sejalan dengan rumusan tiga
upaya pokok dalam pemerdayaan yang disebut oleh
Sumadyo (2001) adalah Tri Bina, yaitu bina manusia, bina
usaha, dan bina lingkungan.
a. Bina Manusia

126
Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh
Nezatullah Ramadhan sebagai Duta Hasanah CSR PT.
 
Bank BNI Syariah adalah untuk meningkatkan mutu hidup
dan pengembangan kapasitas, seperti kegiatan pelatihan
untuk dapat melakukan proses pengolahan sampah kertas,
lalu membuat kerajinan tangan dari bahan baku kertas, lalu
dimalam hari kegiatan pendidikan kejar paket gratis.
Dipagi hari nya diadakan sholat subuh berjamaah dan
pengajian hafal Al-Qur’an, itu semua pembinaan dilakukan
agar anak jalanan memiliki akhlak yang baik, memiliki
keterampilan dan pengalaman kerja atau usaha.
b. Bina Usaha
Dari tahap bina manusia akan tercipta manusia yang
berakhlak baik dan memiliki ide-ide yang positif seta
memiliki keterampilan berwirausaha sehingga manusia
tersebut dapat mengelola hidupnya agar lebih sejahtera,
seperti misalya Asep salah satu anak jalanan yang sudah
lama tinggal di Yayasan Nara Kreatif sekarang dia
diberikan modal udaha untuk berdagang daging oleh
Nezatullah Ramadhan, Asep dapat mengelola usahanya
dan mulai berkembang.
Lalu Pian salah satu anak asuh Nezatullah Ramadhan
sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan karena
dianggap sudah memiliki keterampilan cukup sehingga
dapat bersaing di dunia kerja. Dan beberapa anak jalanan

127
yang berhasil dalam pendidikan kejar paket gratis dan
memiliki ijazah negeri sehingga dapat melanjutkan
 
sekolahnya dengan dibiayai dari program Duta Hasanah
CSR PT. Bank BNI Syariah.

c. Bina Lingkungan
Di Yayasan Nara Kreatif ada program Nara Bersih yaitu
program dimana anak jalanan yang menjadi anak asuh di
Yayasan Nara Kreatif melakukan kegiatan bersih-bersih
lingkungan di sekitar yayasan, dan mengajak warga
setempat untuk dapat menjaga kebersihan.
Selain dari sisi fisik, pemberdayaan anak jalanan yang
dilakukan oleh Nezatullah Ramadhan juga memberikan
kepercayaan kepada masyarakat setempat bahwa anak
jalanan yang ada di Yayasan Nara Kreatif merupakan anak-
anak yang santun dan pekerja keras serta memiliki akhlak
yang baik, hal ini terbukti bahwa banyak keluarga pra-
sejahtera disekitar Yayasan Nara Kreatif ikut program
seperti pendidikan kejar paket gratis.

6. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Anak Jalanan


Dalam setiap upaya pemberdayaan tentunya
diharapkan adalah keberhasilan yang dapat dicapai. Dalam
pemberdayaan anak jalanan oleh Duta Hasanah CSR PT.

128
Bank BNI Syariah keberhasilan dapat dilihat dari visi atau
tujuan pemberdayaan itu sendiri.
 
Seperti halnya program Duta Hasanah CSR PT.
Bank BNI Syariah memiliki tujuan yaitu mencipkatan
entrepreneur baru setiap tahunnya, dan dapat berkontribusi
besar bagi lingkungan sekitar di daerahnya. Dengan adanya
Duta Hasanah ini pula menjadikan suatu role model dalam
pemberdayaan masyarakat yang mana pemberdayaan
masyarakat. Beberapa orang yang dulunya anak jalanan
sekarang memiliki kehidupan yang lebih baik seperti Aseh
yang memiliki usaha penjualan daging, Pian yang bekerja
di perusahaan swasta, dan beberapa orang lainnya yang
dapat melanjtkan ke sekolah negeri yang sebelumnya
terputus karena masalah ekonomi.
Dengan adanya Yayasan Nara Kreatif masyarakat
setempat menyadari bahwa anak jalanan adalah orang-
orang yang perlu dibantu dan ditangani dengan baik agar
tidak menjadi masalah sosial, beberapa warga jika ada
keluarga atau tetangga yang memiliki masalah ekonomi
sehingga tidak dapat melanjutkan sekolah anaknya
biasanya menyarankan untuk ikut sekolah kejar paket
gratis, dan apabila ada anak yang ditinggal orang tuanya
baik meninggal ataupun hilang entah kemana, mereka
membawanya ke Yayasan Nara Kreatif untuk dilakukan
proses pemberdayaan agar menjadi lebih baik, hal ini

129
merupakan suatu bentuk kepercayaan masyarakat sekitar
Yayasan Nara Kreatif dengan keberhasilan Nezatullah
 
Ramadhan dalam pemberdayaan anak jalanan dan anak-
anak dari keluarga pra-sejahtera yang putus sekolah.

7. Konsep CSR PT. Bank BNI Syariah


Dalam kaitannya dengan konsep CSR Berbasis
Syariah, CSR PT. Bank BNI Syariah sejalan dengan konsep
ini, dapat dilihat dari visi misi PT. Bank BNI Syariah dalam
poin pertama menyebutkan “Memberikan Kontribusi
Positif Kepada Masyarakat dan Peduli Pada Kelestarian
Lingkungan”. CSR PT. Bank BNI Syariah meyakini bahwa
sebuah korporasi harus berlaku baik, tidak hanya mengejar
keuntungan semata.
Setiap program CSR PT. Bank BNI Syariah
memperhatikan 3P yaitu suatu perusahaan tidak hanya
memburu (profit) keuntungan, tetapi juga memperhatikan
(planet) atau kepedulian terhadap lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat (people) seperti program Duta
Hasanah yang dilakukan oleh Nezatullah Ramadhan
dengan pemberdayaan anak jalanan dan membantu
masyarakat pra-sejahtera dilingkungannya.
PT. Bank BNI Syariah menganut konsep tanggung
jawab sosial perusahaan adalah dengan mengalihkan
anggaran sosial menjadi anggaran zakat perusahaan.

130
Sehingga pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan,
selain rambu-rambu Peraturan Pemerintah No. 47 tahun
 
2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas, juga diperketat dengan Undang-
undang tentang Pengelolaan Zakat No. 23 tahun 2011. Hal
fundamental yang menjadi perhatian dalam pengelolaan
dana zakat adalah spesifikasi penerima program (sosial)
dibatasi dengan kaidah-kaidah syariat Islam
Dalam membangun masyarakat CSR PT. Bank BNI
Syariah bersifat tolong-menolong, saling menanggung, dan
memiliki solidaritas tinggi, dimana Duta Hasanah selaku
orang yang mewakili CSR PT. Bank BNI Syariah seperti
Nezatullah Ramadhan dia sangat peduli terhadap anak
jalanan di lingkungannya, ia mengajarkan dan melatih anak
jalanan agar memiliki keterampilan untuk bekal masa
depannya.
Keterangan di atas sesuai dengan informasi yang
diberikan oleh bapak Dodi selaku manajer Hasanah Titik
yang mengelola keuangan CSR PT. Bank BNI Syariah
khusus program Duta Hasanah pada wawancara ia
mengatakan:
“CSR PT. Bank BNI Syariah dengan program duta
hasanah yang pada awalnnya bernama Mutiara Bangsa
Berhasanah ini lebih banyak bermodal kepercayaan kepada
sosok duta hasanah, dimana dana zakat yang disalurkan
melalui sosok duta hasanah yang nantinya didistribusikan
ke orang-orang yang berhak menerima zakat dalam bentuk

131
program-program pemberdayaan seperti pemberdayaan
anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif.”
 
8. Dasar Acuan Pelaksanaan CSR PT. Bank BNI Syariah
Pengelolaan konversi dana CSR menjadi zakat
perusahaan diputus dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan ( RUPST), dan selanjutnya pada Surat No.
SFD/6/015 tanggal 31 Mei 2016, BNI Syariah
melimpahkan Dana Zakat Perusahaan utahun 2015 kepada
Yayasan Hasanah Titik untuk mengelola Dana Zakat
Perseroan kedalam program-program pemberdayaan yang
bersifat langsung maupun jangka panjang, dan bersinergi
dengan Divisi Kesekretariatan & Komunikasi Perusahaan
yang membawahi unit CSR.
Walaupun selama ini dana CSR BNI Syariah
dialihkan menjadi zakat perusahaan yang dikelola oleh
Yayasan Hasanah Titik (YHT) adalah hasil RUPS BNI
Syariah, dialihkan atau tidak. Pengalihan dana CSR
menjadi dana zakat perusahaan, tidak serta merta
menghalangi BNI Syariah untuk berkontribusi optimal
dalam pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang,
seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi kecil, dan sosial
lingkungan.

132
9. Sumber Dana CSR PT. Bank BNI Syariah
PT. Bank BNI Syariah dalam pelaksanaan CSR nya
 
menggunakan dana dari zakat perusahaan dimana dana
tersebut adalah keuntungan perusahaan yang dikeluarkan
sebagai zakat. Walaupun ada sebagian dana kebajikan
(qarad al-hasan) tetapi bukan menjadi prioritas, hanya
saja jika ada dana tersebut seperti misalnya infaq dari
karyawan PT. Bank BNI Syariah atau sumbangan dari
nasabah tentunya dapat dimanfaatkan. Karena yang
paling besar adalah dana zakat maka perlu dikelola sesuai
kaidah-kaidah dan syariat Islam untuk itu dana zakat
diserahkan pengelolaannya kepada Yayasan Hasanah
Titik.
Dalam pelaksanaan terhadap program Duta Hasanah,
CSR PT. Bank BNI Syariah telah membuat anggaran
tahunan untuk alokasi Duta Hasanah di berbagai daerah.
Untuk pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan oleh
Duta Hasanah Nezatullah Ramadhan di Yayasan Nara
Kreatif, CSR PT. Bank BNI Syariah mengalokasikan
dana sesuai rencana program yang diajukan oleh Duta
Hasanah Nezatullah Ramadhan dengan proposal-
proposal kegiatan yang sebelumnya telah didiskusikan
sehingga program-program tersebut dapat masuk ke
anggaran tahunan CSR PT. Bank BNI Syariah yang
selanjutnya dilihat kembali oleh Yayasan Hasanah Titik

133
mana program yang melibatkan langsung penerima zakat,
atau tidak karena akan membedakan sumber dana yang
 
akan diberikan.
10. Parameter Keberhasilan Pemberdayaan Anak
Jalanan
Walaupun Yayasan Nara Kreatif terbilang masih
muda namun dapat dilihat dari banyaknya orang yang
pernah menjadi anak jalanan sekarang mereka ada yang
sudah bekerja disalah satu hotel ternama di Jakarta, ada
pula yang sudah membuka usaha dagang sendiri, untuk
yang masih sekolah banyak juga lulus dengan program
pendidikan kejar paket gratis, sehingga memiliki ijazah
dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi bahkan banyak yang diberikan beasiswa untuk
kuliah oleh Nezatullah Ramadhan dari dana program
Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah.

134
BAB V

  SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari uraian penelitian yang telah penulis lakukan
mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Bank
BNI Syariah dalam pemberdayaan anak jalanan di Yayasan
Nara Kreatif dengan Program Duta Hasanah dapat disimpulkan
bahwa :
CSR PT. Bank BNI Syariah melakukan kewajiban
sebagai bentuk tanggung jawab sosial di lingkungan masyarakat
salah satunya dengan pemberdayaan anak jalanan dengan
Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah di Yayasan
Nara Kreatif dan Nezatullah Ramadhan sebagai pemilik
Yayasan Nara Kreatif serta sosok duta hasanah. Anak jalanan
diberikan tempat untuk tinggal, makan, pakaian, program
pendidikan formal dan non-formal seperti keterampilan.
Pemberdayaan anak jalanan di yayasan memerlukan
biaya yang tidak sedikit untuk itu perlu dukugan dari pihak lain.
Penggunaan dana zakat sebagai sumber dana CSR PT. Bank
BNI Syariah merupakan pilihan yang tepat karena selain
melakukan kewajiban dari konstitusi perundangan tentang
tanggung jawab sosial di Indonesia, tetapi sekaligus kewajiban
sebagai perusahaan berbasis Syariah. Dimana dana zakat ini
menjadi tepat sasaran karena dalam kegiatannya langsung

135
diterima oleh orang-orang yang berhak menerima zakat, yang
dalam hal ini adalah anak jalanan.
 
Berdasarkan teori pemberdayaan, Program Duta
Hasanah yang dilakukan oleh Nezatullah Ramadhan dengan
Transitional Housing Program (THP) dalam kegiatan
pemberdayaan anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif sejauh
penelitian ini berjalan dengan baik, kegiatan pemberdayaan
terpusat (center-based) di Yayasan sehingga anak-anak merasa
nyaman dengan berbagai fasilitas yang diberikan CSR PT. Bank
BNI Syariah, rasa nyaman ini yang membuat proses
pemberdayaan berjalan baik.
Berbagai kegiatan pemberdayaan di Yayasan Nara
Kreatif dilakukan dengan pendekatan mezzo, yayasan disini
sebagai media dalam intervensi, pendidikan dan pelatihan.
Kegiatan tersebut diantaranya Pengolahan sampah kertas untuk
didaur ulang menjadi bahan baku kertas yang dapat digunakan
untuk membuat kerajinan tangan, kegiatan pendidikan kejar
paket (SD, SMP, SMA), pelatihan dan keterampilan kerajinan
tangan dan komputer, pengadaan asrama untuk tempat tinggal,
kegiatan Nara Bersih, dan kerjasama dengan pihak luar untuk
pembuatan produk atau sebagai narasumber.
Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah
yang dilakukan Nezatullah Ramadhan dalam pemberdayaan
anak jalanan di Yayasan Nara Kreatif ini dapat
diimplementasikan di perusahaan lainnya karena sesuai aspek

136
strategi dan tahapan pemberdayaan, sehingga pemberdayaan
anak tidak kearah eksploitasi anak dibawah umur seperti
 
mempekerjakan anak-anak. Dan juga tidak hanya memberikan
pemenuhan kebutuhan seperti di panti asuhan, tetapi Nezatullah
Ramadhan juga memikirkan bagaimana nanti jika anak-anak ini
sudah dewasa dan meninggalkan Yayasan Nara Kreatif dapat
mandiri dan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi dirinya
dan lingkungannya dan sebagai pekerja sosial dapat melihat
sosok Duta Hasanah Nezatullah Ramadhan dalam melakukan
pemberdayaan.
B. Saran
Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah
sudah cukup baik dalam pemberdayaan anak jalanan di Yayasan
Nara Kreatif, namun penulis menyarankan agar lebih banyak
lagi anak-anak jalanan yang dapat ditangani, tentunya
berkoordinasi dengan dinas sosial pemerintah setempat, agar
pemberdayaan lebih optimal. Dan juga CSR PT. Bank BNI
Syariah dapat bekerjasama dengan lembaga-lembaga sosial
lainnya untuk program Duta Hasanah yang khusus dibidang
pemberdayaan.
Penulis menyadari penelitian ini jauh dari sempurna
untuk itu saran dan kritik yang membangun akan sangat
membantu agar penelitian ini lebih baik lagi.

137
DAFTAR PUSTAKA

 
Badriyah, Lili, Muhammad Zen, and Hudri
2005 Zakat Dan Wirausaha. Jakarta: CED.
bnisyariah.co.id, Redaksi
N.d. Sejarah BNI Syariah. Website www .bnisyariah.co.id
Dusuki, ASyraf, and Nurdianawati Irwani Abdullah
2007 Maqasid Al-Shari’ah Maslahah and Corporate
Social Responsibility. The American Journal of
Islamic Social Sciences 1: 24.
Fikriyandi, Putra, and Desy Hasanah N.d. Pemberdayaan
Anak Jalanan Di Rumah Singgah, Share Social Work
5.
Harian Lombok, Lombok 2014 Bank NTB : Dari CSR Hingga
Nasib Usaha Unit Syariah, March 29.
Jawapos.com, Redaksi 2017 Data Kemensos Masih Ada 16920
Anak Jalanan. Jawapos.com, November 20.
https://www.jawapos.com/jpg-today/20/11/2017/data-
kemensos-masih-ada-16920-anak-jalanan.
Kushartati, Sri 2004 Pemberdayaan Anak Jalanan, Indonesia
Psycological Journal 1.
Nasdian, Ferdian Tonny 2014 Pengembangan Masyarakat.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Niam, Asrorun 2016 Panduan Zakat Terlengkap. Jakarta:
Emir.

138
Rajuminropa 2000 Pemberdayaan Anak Dari Keluarga
 
miskin. Jakarta: Prodi Kesejahteraan Universitas
Indonesia.
Rifai, Mohammad N.d. al-Quran dan Terjemahan. Semarang:
CV Wicaksana.
Rukminto Adi, Isbandi 2012 Pemikiran-Pemikiran dalam
Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Perkasa.
Serbajaya, Serbajaya N.d. UUD’45 & Susunan Kabinet
Indonesia Bersatu II. Surabaya: Serbajaya.
Siwar, Hossen 2009 An Analisys of Islamic CSR And The
Opinion Malaysian Manager, Managemen of
Environment Quality.
Subiyanto, Ahmad 2004 Ringkasan dan Bagaimana
Membayar Zakat. Jakarta: Yayasan Bermula dari
Kanan.
Sufiati, HS N.d. Corporate Social Responsibility Syariah
versus Konvensional. Jakarta: Cinta Buku Media.
Sugiyono, Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif. 5.
Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi 2005 Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat. Bandung: PT.Revika. 2010 CSR dan
COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan. Bandung:
Alfabeta.

139
N.d. Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial, Konsep dan
strategi. Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan
 
Sosial, Depsos RI.
Suherman, Kusniadji 2017 Mengkomunikasikan Program CSR
Untuk Meningkatkan Citra Perusahaan.
Sukron, Ali 2014 Tanggung jawab Sosial dari Kinerja
Keuangan; Studi Pada Bank umum syariah di
Indonesia. Jakarta: LSIN INdependent.
Umer, M 1992 Islam And The Economic Challenge.
Wibowo, Muhammad Gofur 2007 Potret Perbankan Syariah
Terkini: kajian Kritis Perkembangan Syariah terkini.
Yogyakarta: Biruni Press.

140
LAMPIRAN

141
Hasil Observasi I

Tanggal
  : 12 Juni 2017

Jam : 09.00-14.00

Hari itu sekitar pukul 9 pagi saya tiba di Yayasan Nara


Kreatif bersama rekan saya karena belum pernah ke daerah Kramat
Jati Jakarta Timur. Sesampainya di sana saya melihat suasana yang
cukup kondusif, langsung saja saya mencari orang yang dapat saya
tanyakan untuk bertemu dengan Nezatullah Ramadhan pemilik
Yayasan Nara Kreatif yang juga Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI
Syariah.

Melihat anak-anak bermain di lingkungan Yayasan Nara


Kreatif sangat nyaman, mereka bermain dengan teman sebayanya
tanpa takut akan gangguan negative dari luar, mereka
bersosialisasi dengan santun, padahal sebelumnya anak-anak ini
adalah anak jalanan yang hidupnya keras, tetapi yang saya lihat
mereka disini santun. Saya makin penasaran apakah benar ini
merupakan Yayasan Nara Kreatif yang memberdayakan anak
jalanan.

Bertemu dengan salah satu senior atau boleh dikatakan


pengawas Yayasan Nara Kreatif menginformasikan jika mas
Nezatullah belum hadir karena beliau ada acara diluar, jadi saya
memutuskan untuk menunggu sambil melihat lingkungan Yayasan
Nara Kreatif dan berbincang dengan beberapa anak disini. Saat
salah satu anak saya ajak ngobrol beberapa anak lain nampaknya

142
ingin tahu apa yang dibicarakan sehingga yang tadinya saya dan
rekan saya lalu satu orang anak tidak terasa menjadi beberapa anak,
 
kami ngobrol dengan akrab walaupun baru pertama bertemu.

Rasa penasaran saya terbayarkan saat saya bertanya


langsung kepada salah satu anak tentang latar belakangnya,
mereka bercerita memang benar dulu sempat hidup dijalan, ada
yang karena orang tuanya entah kemana, ada pula yang orang
tuanya sudah meninggal dan berbagai factor yang menyebabkan
mereka hidup dijalan. Lalu mengapa anak-anak ini begitu santun
untuk ukuran anak jalanan yang biasa hidup keras dijalan, ternyata
salah satu anak secara tidak sengaja menceritakan bahwa tinggal
di Yayasan Nara Kreatif enak ada asramanya terus bisa banyak
belajar, bangun pagi sholat subuh berjamaah lalu ada kuliah subuh
setelah itu belajar menghafal Al-Qur’an lalu paginya bersih-bersih
sarapan dan dilanjutkan dengan aktifitas masing-masing, ada yang
ikut mas Nezatullah Ramadhan mengolah sampah kertas, ada juga
yang membuat kerajinan tangan, ada yang latihan menari dan lain-
lain.

Dari situ saya mengambil kesimpulan bahwasanya


pendidikan moral dan keagamaan dapat membuat kepribadian
anak-anak menjadi lebih baik dan juga lingkungan yang harmonis
pun mendukung pembentukan watak anak-anak yang baik pula.
Sambil ngobrol saya sempat melihat beberapa fasilitas di Yayasan
Nara Kreatif tempatnya cukup rapih dan bersih, toiletnya pun
bersih, asrama tempat tinggal mereka berbentuk rumah tinggal

143
dengan beberapa kamar didalamnya dengan bangunan kokoh
permanen, bersih dan rapih.
 

Tetapi saya tidak melihat petugas kebersihan atau cleaning


service dan saya tanyakan yang membersihkan dan merapihkan
tempat I ni siapa?, mereka menjawab, ya kita semua kak, soalnya
kita ganti-gantian, kalo sudah menyapu halaman yang lain
mengepel, nanti juga ada yang masak, membersihkan kursi-kursi
dan lainnya, kan kalo rapih kita semua jadi tambah betah disini.
Rupanya selain memiliki watak yang baik anak-anak disini sudah
memiliki rasa tanggung jawab dan gotong royong.

Sampai akhirnya saya bertemu dengan mas Nezatullah


Ramadhan dan saya menceritakan apa yang anak-anak sampaikan
tadi memang benar anak-anak disini pertama sekali yang dibangun
adalah kepribadian moral dan akhlaknya, karena tanpa itu akan
sangat sulit sekali memberikan ilmu-ilmu yang lain. Mereka
merasa memiliki dan berada di keluarganya sendiri sehingga rasa
persaudaraan menjadi lebih kuat, kalua sudah begitu kita adakan
kegiatan apasaja pasti tanpa disuruh mereka akan tertarik
mengikutinya.

144
Hasil Observasi II
Tanggal : 18 Juni 2017
 

Jam : 10.00-13.00

Kurang lebih 3 minggu saya terakhir kali berkunjung ke


Yayasan Nara Kreatif, kali ini saya mengunjungi kembali tempat
itu setelah bertemu dengan bapak Dodi Manajer Hasanah Titik
untuk wawancara beberapa hal mengenai dana operasional untuk
program pemberdayaan anak jalanan oleh Duta Hasanah CSR PT.
Bank BNI Syariah.

Setibanya di Yayasan Nara Kreatif saya pikir anak-anak


sudah tidak mengenali saya, tapi ternyata mereka masih mengenali
saya dan langsung menghampiri, merek terlihat sangat senang,
karena memang disini mereka jarang ada yang mengunjungi
terlebih orang-orang didekat mereka sudah entah kemana. Mereka
bercerita jika akhir minggu ini akan ada acara di Yayasan Nara
Kreatif, saya lihat suasananya berbeda beberapa anak ada yang
sedang membuat hiasan-hiasan, ada yang sedang latihan menari
untuk tampil, ada juga yang melakukan rutinitasnya seperti
pengolahan sampah dan kerajinan tangan.

Hari itu saya melihat proses pengolahan sampah kertas,


disana beberapa anak didampingi seniornya melakukan proses
pengolahan, awal nya saya pikir mereka sedang bermain air, tetapi
ternyata mereka sendang melakukan pengolahan, sungguh
pemandangan yang jarang saya lihat mereka sangat senang

145
melakukan kegiatan itu, saya tanya kepada salah satu anak apakah
sulit melakukannya?, dia menjawab, ini mah gampang kan udah di
 
ajarkan sebelumnya, seru bisa sekalian main air disini adem,
sambil senyum lebar anak itu menjawab.

Selanjutnya saya menuju anak-anak yang sedang membuat


suatu kerajinan tangan, tetapi kali ini didampingi oleh seorang
perempuan yang usianya sedikit lebih tua dari penulis, dan ternyata
dia adalah salah satu pekerja sosial di Yayasan Nara Kreatif yaitu
kak Firla Angelia, dia sangat mahir membuat hasta karya, dan Firla
mengerti betul tentang kehidupan di Yayasan Nara Kreatif dan
memang senang dengan kerajinan tangan akhirnya dia sekarang
mengajarkan adik-adiknya untuk membuat sesuatu yang bagus
dari bahan kertas hasil pengolahan kertas.

Saya bertemu dengan mas Nezatullah Ramadhan


menanyakan tentang program-program yang ada di Yayasan Nara
Kreatif dan bagaimana awal perencanaannya?, mas Nezatullah
Ramadhan menjelaskan bahwa sebelum menjadi Yayasan Nara
Kreatif masih Nara Kreatif itu kegiatan utamanya adalah
pengolahan sampah kertas, yang mana memang Nezatullah
Ramadhan mengajak anak jalanan untuk bersama-sama melakukan
pengolahan agar mereka memiliki kemampuan atau keahlian dan
hasilnya pun untuk mereka juga nantinya. Namun setelah menjadi
Duta Hasanah dan mendapat bantuan moril dan material dari CSR
PT. Bank BNI Syariah saya dapat membuat kegiatan lainnya agar

146
anak-anak jalanan dapat lebih terbentuk baik keterampilan,
pendidikan dan kepribadiannya.
 

Tidak terasa waktu sudah hamper sore saya berpamitan


untuk pulang dan anak-anak menyampaikan kalo malam disni ada
kegiatan pengajian ba’da magrib, lalu ada sekolah kejar paket dan
pelatihan komputer dan lainnya. Tetapi hari itu saya harus kembali
kerumah sebelum magrib, mungkin lain kali dapat melihat
kegiatan-kegiatan tersebut.

147
Hasil Observasi III

Tanggal
  : 19 Juli 2017

Jam : 10.00-12.00 WIB

Sebulan Sudah tidak terasa penulis mengumpulkan data dan


informasi mengenai pemberdayaan anak jalanan, dan kali ini saya
kembali mengunjungi Yayasan Nara Kreatif untuk melihat
kegiatan apa yang ada, dann apakah ada yang baru dalam proses
pemberdayaan. Sekitar pukul 10.00 pagi saya tiba di Yayasan Nara
Kreatif seperti biasa anak-anak menyambut dengan senyum yang
lepas, sambil bertanya beberapa hal untuk melengkapi data pada
penulisan ini. Anak-anak bercerita tentang bang Rosim dia
merupakan salah satu senior di Yayasan Nara Kreatif yang dulunya
juga merupakan anak jalanan.

Karena penasaran saya ingin mewawancarai bang Rosim ini,


alhamdullillah hari ini bisa bertemu dengan bang Rosim, beberapa
hal saya tanya diantaranya sekarang Mas Rosim ini saya
menyebutnya, sudah berwiraswasta dengan berjualan daging di
pasar dekat Yayasan Nara Kreatif, mas Rosim mendapatkan modal
dari Nezatullah Ramadhan dari program Duta Hasanah dimana
dana ini untuk modal usaha kecil menengah dalam menjalankan
usahanya, dimana ada proses bagi hasil, mas Rosim mengatakan
Yayasan Nara Kreatif ini juga ternyata seperti koperasi dimana
Nezatullah Ramadhan meminjamkan dana untuk modal kepada
masyarakat sekitar yang mau memulai usahanya tetapi memang

148
mas Nezatullah Ramadhan sendiri yang menilai kelayakan dan
pemberian modalnya, karena selain diberikan modal namun juga
 
ada pembinaan untuk manajemen usahanya.

Mas Rosim ini menjadi salah satu figur bagi anak-anak selain mas
Nezatullah Ramadhan karena sudah bisa berwiraswasta sendiri dan
memiliki penghasilan sendiri, mas Rosim juga membantu
Nezatullah Ramadhan dalam menjalankan Yayasan Nara Kreatif
seperti menjadi coordinator di Yayasan Nara Kreatif.

Selain mas Rosim ada pula orang-orang yang pernah mengikuti


pemberdayaan di Yayasan Nara Kreatif contohnya anak-anak yang
lulus dari program kejar paket melanjutkan sekolah di SMP atau
SMA Negeri, bahkan sampai ada yang dibiayai untuk kuliah.

149
Laporan Penelitian

Hasil
  Wawancara

Tanggal : 10 Juni 2017

Waktu : 09.00-12.00

Narasumber : Nezatullah Ramadhan

Jabatan : Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah /


Pemilik Yayasan Nara Kreatif

Isi Wawancara

1. Bagaimana awalnya bisa terlibat dalam program Duta Hasanah


CSR PT. Bank BNI Syariah dan menjadi salah satu sosok Duta
Hasanah?

Jawaban :

Sebelum menjadi Duta Hasanah, awal nya saya bersama teman


dilingkungan sekitar tahun 2012 melihat kondisi dilingkungan
dengan banyaknya anak jalanan dan anak-anak dari orang tua tidak
mampu yang hidup di jalan dengan cara mengemis dan menjadi
pengamen, dari situ kami merasa prihatin, dan memutuskan untuk
berbuat sesuatu.

Dengan mengajukan pinjaman modal ke kampus, saat itu hanya


jaminan ijazah kami membuat usaha pengolahan sampah dimana
kami mengajak anak-anak jalanan untuk membantu, dimana hasil
dari pengolahan tersebut dapat dibagi ke anak-anak jalanan untuk

150
penghasilan mereka walaupun kecil tetapi paling tidak mereka
tidak mengemis di jalan.
 

Karena itu kami dan anak jalanan semakin dekat dan muncul ide-
ide dimana selain melakukan pengolahan sampah, kami juga
mengajarkan mereka untuk membuat kerajinan tangan dari sisa
sampah kertas tersebut. Namun berjalan beberapa waktu ternyata
kami terbentur dengan masalah dana. Akhirnya saya sendiri yang
masih bertahan untuk menjalankan sebisa mungkin dengan anak
jalanan.

Alhamdulillah niat baik dan konsistensi membuahkan, saat itu ada


pihak dari PT. Bank BNI Syariah menawarkan untuk mengikuti
program CSR dengan nama Mutiara Bangsa Berhasanah (MBB)
dari Program Besar Hasanah Empowering, dimana dari berbagai
daerah terpilih, salah satunya dari Jakarta saya yang terpilih karena
CSR PT. Bank BNI Syariah melihat apa yang sudah saya lakukan
dan memiliki potensi yang bagus untuk melakukan pemberdayaan
dan selain itu juga kegiatan daur ulang sampah kertas sebagai
bentuk kepedulian lingkungan.

Beberapa waktu kemudian program CSR PT. Bank BNI Syariah


berkembang ke berbagai aspek sehingga nama berubah menjadi
program Duta Hasanah yang lebih fokus kepada pemberdayaan
dan pengembangan usaha kecil, mulai saat itu saya mejadi Duta
Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah yang melakukan program
pemberdayaan khususnya anak jalanan.

151
2.  Bagaimana Yayasan Nara Kreatif terbentuk?

Jawaban :

Sebelumnya Nara Kreatif belum menjadi yayasan, namun sejak


saya menjadi Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah dibantu
menjadi Yayasan Nara Kreatif pada tahun 2014 dan berkembang
terus seperti tempat yang tadinya terkendala biaya sewa, sekarang
sudah ditanggung sepenuhnya oleh dana CSR PT. Bank BNI
Syariah, sampai memiliki asrama putra dan putri ini.

3. Apakah dana untuk melakukan pemberdayaan sepenuh nya dari


CSR PT. Bank BNI Syariah?

Jawaban :

Benar memang sebagian besar dana Yayasan Nara Kreatif dari


dana CSR PT. Bank BNI Syariah, dana zakat dari keuntungan
perusahaan sekitar 80 juta rupiah dialokasikan untuk
pemberdayaan di Yayasan Nara Kreatif, dan disalurkan dengan
sebaik-baiknya ke anak-anak jalanan yang memang masuk
golongan penerima zakat. Kami berusaha tidak sepenuhnya
bergantung tetapi beberapa program kegiatan pemberdayaan kami
dapat menghasilkan pendapatan seperti pengolahan sampah kertas
menjadi produk yang dapat dijual sehingga memiliki dana
swadaya.

152
4. Bagaimana pembuatan rencana program pemberdayaan CSR
PT. Bank BNI Syariah?
 

Jawaban :

CSR PT. Bank BNI Syariah memiliki visi misi dan tujuan sehingga
kegiatan dan program-program yang dibuat adalah implementasi
dari hal itu sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Saya
membuat rencana program yang nantinya didiskusikan dengan
CSR PT. Bank BNI Syariah dan tentunya ada masukan dan
modifikasi agar program menjadi lebih terarah dan lebih baik, dari
program tersebut dapat di estimasi untuk biaya yang dibutuhkan,
serta dibuat waktunya, untuk program rutin, harian, mingguan,
bualanan, dan tahunan sehingga, Yayasan Nara Kreatif dari Duta
Hasanah sudah memiliki Rencana Anggaran Dana Tahunan di
CSR PT. Bank BNI Syariah, hal ini akan lebih mudah saat
mengajukan dana karena sudah teralokasikan.

5. Mengapa memilih anak jalanan untuk diberdayakan?

Jawaban :

Berawal dari keprihatinan melihat anak-anak yang hidup di jalan,


mereka itu kan masa depan bangsa, apa jadinya masa depan bangsa
memiliki nasib seperti itu, maka saya lebih anak jalanan untuk
pemberdayaan, mereka memiliki potensi yang bagus apalagi kita
dapat mengarahkan dengan baik.

153
Dengan harapan saat dewasa nanti mereka dapat mandiri dan
peduli dengan sesamanya. Sekarang tidak hanya anak jalanan,
 
tetapi anak yatim yang tidak mampu juga kami jadikan anak asuh
di Yayasan Nara Kreatif, anak-anak putus sekolah juga banyak
mengikuti program Kejar Paket Gratis di sini.

6. Apa metode yang digunakan dalam proses pemberdayaan anak


jalanan?

Jawaban :

Secara teori saya kurang paham apa nama metodenya, saya hanya
menjalankan sesuai ide dari pikiran saya yang didiskusikan dengan
CSR PT. Bank BNI Syariah. Saya lebih memilih proses
pemberdayaan ini terpusat disuatu tempat seperti di Yayasan Nara
Kreatif ini, karena menurut saya dengan adanya yayasan anak-
anak merasa memiliki “markas” atau tempat tinggal dan merasa
terlindungi, sehingga mereka nyaman dan optimal dalam proses
pemberdayaan.

Dari sisi transfer pengetahuan awalnya saya sendiri yang


mengajarkan dan melatih mereka untuk dapat memiliki
keterampilan, namun seiring berjalannya waktu anak-anak yang
sudah mahir ikut mengajarkan kepada teman-temannya yang lain,
dengan pengawasan dari saya langsung.

154
7. Program apa saja yang dilakukan pada pemberdayaan anak
jalanan?
 

Jawaban :

Program yang dilaksanakan saat ini adalah Pengolahan Sampah


Kertas, Kerajian Tangan, Pendidikan Sekolah Kejar Paket Gratis,
Pelatihan Komputer, Program Akhlak dengan adanya Asrama,
Nara Bersih, Pelatihan dan mentoring.

8. Bagaimana laporan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan


Duta Hasanah kepada CSR PT. Bank BNI Syariah?

Jawaban :

Pihak CSR PT. Bank BNI Syariah tidak detil mengenai laporan,
saya melaporkan kegiatan yang telah dilakukan berbentuk laporan
kegiatan biasa seperti evaluasi dan penggunaan dana, nanti di
koreksi kembali untuk gambaran kegiatan yang akan datang.

9. Bagaimana hasil pemberdayaan anak jalanan yang sudah


dilakukan selama ini?

Jawaban :

Alhamdulillah banyak anak jalanan yang sekarang kehidupannya


lebih baik, seperti sudah memiliki usaha sendiri, ada yang menjadi
pembicara dan pelatih kerajinan tangan, ada yang diterima di

155
sekolah negeri dan kampus negeri dari hasil pendidikan kejar paket
gratis, yang paling banyak adalah anak-anak sekarang banyak yang
 
menghafal Al-Qur’an karena siapa yang berhasil menghafal Al-
Qur’an beberapa juz akan diberangkatkan umroh oleh PT. Bank
BNI Syariah.

156
Tanggal : 20 Juli 2017

Waktu
  : 10.00-12.00

Narasumber : Iqbal Taqqiudin

Jabatan : Commercial Communication Division (CCD) PT.


Bank BNI Syariah

Isi Wawancara

1. Bagaimana CSR PT. Bank BNI Syariah terbentuk?

Jawaban :

Setiap perusahaan dalam undang-undang wajib memiliki tanggung


jawab perusahaan, selain itu kami perusahaan berbasis syariah
tentunya sangat mengerti akan hal ini, karena dalam Islam kita
harus berbagi dan peduli dengan masyarakat tidak mampu, dan
sebisa mungkin perusahaan kami dapat membantu masyarakat
banyak, untuk itulah CSR kami bentuk.

Mengingat usia PT. Bank BNI Syariah masih baru, maka diawal
kami bekerjasama dengan berbagai pihak dalam mengelola CSR
yang memang sudah bergelut dibidang CSR. Lambat laun kami
belajar dan dapat menjalankan CSR sendiri, tetapi kerjasama tetap
dilakukan dengan pihak lain agar semakin banyak manfaat yang
didapat masyarkat dari PT. Bank BNI Syariah.

157
2. Dari mana dana CSR PT. Bank BNI Syariah?

Dana
  CSR PT. Bank BNI Syariah yang utama adalah dana zakat
yang diambil dari keuntungan Perusahaan periode satu tahun,
dimana dana zakat sebesar 5% dari keuntungan perusahaan selama
satu tahun. Ada pula dana dari kumpulan infaq dan shodaqoh
karyawan PT. Bank BNI Syariah, dana zakat kami pisahkan dari
dana lainnya karena penyaluran zakat ada aturan syariatnya sendiri
sehingga kami menyerahkan pengelolaan zakat ini kepada
Yayasan Hasanah Titik yang nantinya dibagi-bagi ke seluruh
program CSR PT. Bank BNI Syariah.

3. Apakah Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah?

Jawaban :

Berawal dari program Mutiara Bangsa Berhasanah dari Grand


Program Hasanah Empowering, dimana pada program tersebut
kami memilih beberapa orang yang memiliki kepedulian sosial dan
lingkungan di daerahnya masing-masing yang kami berikan
dukungan dana untuk menembangkan agar manfaatnya lebih
besar.

Duta Hasanah awalnya bernama MBB (Mutiara Bangsa


Berhasanah), Nezatullah salah satu yang terpilih dari Jakarta. Duta
Hasanah merupakan program yang lebih kearah pemberdayaan,
baik pemberdayaan manusia dan lingkungan sehingga terciptanya
jiwa-jiwa entrepreneur baru dengan pemberdayaan manusia.

158
4.  Bagaimana Pendanaan Program Duta Hasanah?

Jawaban :

Program Duta Hasanah sebagian besar diambil dari dana zakat,


karena yang menerima adalah anak-anak jalanan dan pra-sejahtera
yang mereka memang masuk dalam golongan penerima zakat, ada
juga menggunakan dana selain zakat untuk proses pelatihan si
Duta Hasanah itu sendiri agar memiliki kemampuan yang lebih
matang dalam proses pemberdayaan baik lingkungan dan
pemberdayaan manusia.

5. Mengapa CSR PT. Bank BNI Syariah memilih Nezatullah


Ramadhan Sebagai Sosok Duta Hasanah?

Jawaban :

Karena Nezatullah Ramadhan anak muda yang memiliki jiwa


sosial tinggi dan memiliki inovasi program serta ide dimana kami
CSR PT. Bank BNI Syariah dapat mewujudkan visi dan misi kami
dengan ide dan program Nezatullah Ramadhan sebagai sosok Duta
Hasanah.

6. Apa hasil yang dicapai Pemberdayaan anak jalanan yang


dilakukan Program Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah?

Jawaban :

159
Secara finansial kami memang tidak mengharapkan hasil apapun
namun kami yakin bahwa saat kita peduli terhadap sesama dan
 
orang-orang yang membutuhkan insya Allah kita pun akan selalu
dimudahkan dan di jaga Allah.

Kami lebih fokus pada hasil pemberdayaan anak jalanan itu


sendiri, bagaimana perekembangannya mulai dari keterampilan,
kesehatan, perkembangan sosial dan tentunya perbaikan akhlak.
Karena akhlak sangat penting bagi perkembangan anak yang
nantinya menentukan masa depan bangsa ini. Sampai saat ini kami
cukup puas dengan hasil yang dicapai Nezatullah Ramadhan dalam
pemberdayaan, khususnya anak jalanan.

7. Bagaimana Evaluasi Program Duta Hasanah CSR PT. Bank


BNI Syariah?

Setiap kegiatan atau program selalu kami evaluasi untuk perbaikan


program-program berikutnya, kami hanya dapat merencanakan
tetapi mengenai hasil yakinlah Allah Memberikan yang terbaik.
Dan kita harus terus berbuat lebih baik lagi.

160
Tanggal : 18 Juni 2017

Waktu
  : 08.00-08.30

Narasumber : Dodi

Jabatan : Manajer Hasanah Titik CSR PT. Bank BNI


Syariah

Isi Wawancara

1. Apa hubungan Hasanah Titik dengan CSR PT. Bank BNI


Syariah ?

Jawaban :

Sebelum adanya bagian CSR PT. Bank BNI Syariah pelaksanaan


tanggung jawab sosial PT. Bank BNI Syariah dilaksanakan oleh
Hasanah Titik yang berupa yayasan sehingga dana dari PT. Bank
BNI Syariah dikelola dan disalurkan oleh Yayasan Hasanah Titik
kepada kegiatan atau program sosial kepada orang-orang yang
membutuhkan, pada akhirnya PT. Bank BNI Syariah memiliki
CSR sendiri sehingga Hasanah Titik sekarang hanya mengelola
dana CSR dan bekerjasama dalam membuat atau merencanakan
program-program CSR sehingga Hasanah Titik menjadi bagian
dari CSR PT. Bank BNI Syariah.

2. Bagaimana manajemen keuangan untuk CSR PT. Bank BNI


Syariah ?

161
Jawaban :

PT.
  Bank BNI Syariah setiap tahun mengeluarkan zakat
perusahaan yang dialokasikan untuk kegiatan CSR, tetapi banyak
sumber dana lain untuk CSR seperti zakat dari pegawai, amal,
infaq dan shodaqoh, serta donatur dari nasabah PT. Bank BNI
Syariah, untuk itu tugas Yayasan Hasanah Titik yang memisahkan
dana-dana tersebut agar tepat sasaran, khususnya dana zakat yang
tidak boleh sembarangan menyalurkan karena ada syariatnya.

3. Apa dana yang digunakan untuk Program Duta Hasanah ?

Jawaban:

Program Duta Hasanah yang dulu nya bernama Mutiara Bangsa


Berhasanah (MBB) dari Program CSR Hasanah Empowering
menggunakan sebagian dana zakat perusahaan namun tetap dilihat
kembali peruntukannya. Untuk Program Duta Hasanah di Yayasan
Nara Kreatif yang dilakukan oleh Nezatullah Ramadhan yang
menjadi objek nya adalah anak-anak jalanan yang memang mereka
dari golongan orang yang tidak mampu dan berhak menerima dana
zakat, maka dana yang digunakan adalah dana zakat.

4. Bagaimana rencana kegiatan-kegiatan dalam program Duta


Hasanah?

Jawaban :

Program Duta Hasanah di Yayasan Nara Kreatif berawal dari ide


Nezatullah Ramadhan kemudian diajukan ke CSR PT. Bank BNI

162
Syariah untuk didiskusikan agar kegiatan yang dilakukan tidak
menyimpang dari visi misi dan tujuan program Duta Hasanah yang
 
telah dibuat sebelumnya, setelah dirasa cukup baru masuk ke
Hasanah Titik untuk mengalokasikan dana yang tepat untuk
kegiatan yang akan dilakukan.

5. Apakah kegiatan unggulan program Duta Hasanah di Yayasan


Nara Kreatif?

Jawaban :

Semua kegiatan dalam program Duta Hasanah di Yayasan Nara


Kreatif menurut kami sangat baik, selain fokus untuk anak jalanan
tetapi juga untuk lingkungan sekitar yayasan yang membutuhkan
dapat ikut serta, kegiatan pengolahan sampah kertas adalah yang
paling baik karena selain program untuk kepedulian lingkungan
akan sampah, dan membuat yang tidak bernilai menjadi lebih
bernilai, kegiatan ini juga sekaligus sebagai kegiatan
pemberdayaan, dimana anak jalanan diajarkan dan dilatih untuk
memiliki keterampilan mulai dari mengolah sampah kertas atau
daur ulang menjadi bahan baku kertas dan belajar untuk membuat
kerajinan tangan yang dapat dijual.

Selain pengolahan sampah kertas, di Yayasan Nara Kreatif juga


ada pendidikan kejar paket dan pelatihan komputer untuk anak-
anak jalanan dan juga masyarakat sekitar agar anak-anak yang
terputus sekolahnya dapat mengejar ketertinggalan dan dapat
mengikuti ujian serta masuk ke sekolah negeri, yang semua biaya

163
dari CSR PT. Bank BNI Syariah yang kami kelola pembagian
porsinya mana yang menggunakan dana zakat dan mana yang
 
tidak.

6. Bagaimana evaluasi dan laporan keuangan yang Duta Hasanah


berikan?

Jawaban :

Sebelum masuk ke laporan keuangan, kami melihat dan mengkasi


kegiatan yang akan dilaksanakan, disamping itu juga kami
memonitoring kegiatan yang sedang berjalan, dan Nezatullah juga
sering update tentang kegiatan yang berjalan sehingga kami
mengetahui betul apa yang terjadi pada kegiatan tersebut, jadi
laporan kegiatan dan keuangan hanya sebagai laporan secara
formal. Proses evaluasi juga tidak dilakukan setelah kegiatan
selesai namun saat ada kendala atau masalah Nezatullah
mendiskusikan kepada kami agar dapat segera terselesaikan, untuk
evaluasi akhir biasanya menyangkut biaya yang belum atau tidak
terserap sehingga dikemudian hari alokasi keuangan dapat lebih
optimal.

164
Tanggal : 22 September 2018
Waktu : 10.00-11.00
 
Narasumber : Firla Angelia (25 tahun)
Jabatan : Pekerja Sosial di Yayasan Nara Kreatif
Isi Wawancara
1. Apa tugas kakak di Yayasan Nara Kreatif ?
Jawaban:
Saya bertugas sebagai pekerja sosial yang biasa menangani
anak-anak disini seperti penjadwalan kegiatan dan mengatur
segala kebutuhan anak-anak, selain itu juga membantu mas
Neza dalam proses pemberdayaan seperti pelatihan kerajinan
tangan dan mengajar.
2. Apa kendala terbesar dalam menangani anak jalanan?
Jawaban :
Seperti biasa anak jalanan kan juga anak-anak jadi paling sulit
adalah kedisiplinan, soalnya mereka dari latar belakang yang
beragam, dan kita tidak tau dulu waktu kecilnya diajarkan
disiplin atau tidak, dan daya tangkap mereka juga berbeda-beda,
ada yang cepat bisa, ada juga berkali-kali harus diajarkan.
3. Lalu bagaimana solusinya ?
Jawaban:
Untuk mengajarkan kedisiplinan kami buat suatu peraturan dan
tata tertib agar anak-anak terbiasa, dan juga kami membuatkan
tata cara pelatihan, seperti anak-anak yang ingin ikut proses
pengolahan sampah kertas maka mereka harus mengikuti

165
prosedur baik dari prosedur keselamatan dan prosedur proses
pengolahan.
 
4. Bagaimana caranya agar anak-anak mau mengerti dan
menjalankan tata tertib yang sudah dibuat, apakah ada sistem
hukuman?
Jawaban:
Pada mulanya kami tidak mengatakan tata tertib, tetapi kami
lebih menjelaskan tentang begini loh caranya, nanti hasilnya
seperti ini, kalo caranya tidak sesuai nanti hasilnya seperti apa,
sehingga mereka mengerti harus melakukannya dengan benar
agar hasilnya sesuai, mengenai kedisiplinan mengikuti waktu
kegiatan pemberdayaan dari bangun pagi, sholat subuh
berjamaah, mengaji dan kegiatan-kegiatan pemberdayaan
lainnya kita buat semenarik mungkin dan anak-anak dapat
merasakan langsung manfaatnya, serta kita yang dewasa
memberikan contoh terlebih dahulu jadi anak-anak melihat
kami melakukan dan mereka akan ikut sendiri. Untuk hukuman
pada dasarnya tidak ada dari kami, tetapi antar mereka akan
menjadi malu misal, waktunya bersih-bersih asrama ada yang
tidak ikut maka tempatnya jadi kotor dan malu sendiri.

166
Tanggal : 22 September 2018
Waktu : 11.00-12.00
 
Narasumber : Rosim (21 tahun)
Jabatan : Pengurus Harian Yayasan Nara Kreatif
Isi Wawancara
1. Sejak kapan menjadi pengurus harian yayasan?
Jawaban:
Sebenarnya dulu saya hanya anak jalanan di sekitar Kramatjati
ini terus ketemu dengan bang Neza dan diajak untuk mengolah
sampah dan mendaur ulang, mulai dari situ saya banyak belajar
dari bang Neza dan mendapat kepercayaan dari dia untuk
membantu menjalankan aktifitas yayasan. Jadi mulai tinggal
disini ya sejak awal-awal Nara Kreatif ada sebelum menjadi
yayasan. Karena bang Neza sudah banyak membantu saya dan
bisa sampai seperti saat ini jadi saya akan mengabdi untuk
yayasan yang mebesarkan saya ini, dan membantu bang Neza
untuk terus memperjuangkan cita-citanya dalam membantu
anak – anak yang kurang mampu, terutama anak jalanan.

2. Bagaimana pemberdayaan yang dilakukan selama ini?


Jawaban:
Pada awalnya mungkin belum ada kegiatan yang bisa dibilang
pemberdayaan untuk anak, karena hanya pengolahan sampah
dan sore harinya kita belajar bersama bang Neza untuk
menambah pengetahuan, sampai akhirnya bang Neza menjadi

167
Duta Hasanah CSR PT. Bank BNI Syariah kegiatan di yayasan
mulai terarah dan ide-ide bang Neza bisa di realisasikan,
 
soalnya dulu hanya rencana yang tidak dapat dijalannkan karena
masalah dana. Sekarang sudah enak, ada asrama untuk anak
asuh yang tinggal di yayasan, ada program keagamaan,
keterampilan, pendidikan formal dan non-formal serta semua
kebutuhan sudah ada, sehingga proses pemberdayaan dapat
berjalan dengan baik.
3. Apakah pemberdayaan di Yayasan Nara Kreatif berhasil?
Jawaban:
Mengenai berhasil atau tidak mungkin orang lain yang dapat
melihat ya, tetapi saya sendiri sangat merasakan manfaatnya
dengan apa yang dilakukan bang Neza di yayasan Nara Kreatif,
dari orang yang terbuang tanpa masa depan di jalan, diajak bang
Neza yang mungkin dengan program pemberdayaan seperti
sekarang ini sungguh sangat bersyukur, selain menjadi
pengurus harian disini saya juga penanggung jawab produksi
dan proses pengolahan, lalu diberikan modal untuk dapat
berdagang di pasar, serta memasarkan atau mempromosikan
produk dan layanan kepada klien, sepertinya saya tidak akan
bisa seperti ini kalo tidak tinggal di Yayasan Nara Kreatif
4. Apa rencana berikutnya untu kegiatan yayasan?
Jawaban:
Rencana besar itu rumusan bang Neza dan koordinasi dengan
CSR PT. Bank BNI Syariah, saya biasanya hanya memberikan

168
masukan atau ide kepada bang Neza untuk yayasan yang lebih
baik lagi, dan bang Nezatullah Ramadhan selalu menampung
 
dan memikirkan cara agar ide-ide saya bisa diterapkan. Dan
kedepannya Yayasan Nara Kreatif bisa terus maju dan dapat
membantu lebih banyak lagi saudara-saudara kita. Amin.

169
Tanggal : 18 Juni 2017
Waktu : 10.00-10.20
 
Narasumber : Muhammad Iksan (14 tahun)
Jabatan : Anak Jalanan di Yayasan Nara Kreatif
Isi Wawancara
1. Sejak kapan ada di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Masuk ke Yayasan Nara Kreatif sejak November 2016 saat berusia


12 tahun, sebelumnya tinggal bersama nenek karena orang tua
sudah tidak tahu kemana, lalu masuk ke Pesantrennya Habib
Riezik di Gunung Bunder, saya mondok gratis tetapi tinggal di
pesantren tidak betah karena sangat disiplin bangun sebelum subuh
terus langsung kegiatan sampai malam hari itu setiap hari, lalu
kembali ke rumah nenek, setelah nenek meninggal saya tinggal
sendiri, ada saudara jauh di Citayem, dan saya setiap hari hidup di
jalan kadang mengemis kadang ngamen, maka dari itu dibawa oleh
tetangga ke Yayasan Nara Kreatif ini dan tinggal disini menjadi
anak asuh.

2.Kenapa mau tinggal di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Awalnya tidak mau, tetapi setelah sampai di sini dan melihat


banyak teman-teman seumuran, terus tempatnya enak, dikasih
makan gratis dan asrama gratis, terus bisa sekolah kejar paket
gratis, dan juga diajarkan keterampilan-keterampilan.

170
3.Kegiatan apa yang paling disukai dan yang tidak disukai ?

Jawaban
  :

Semua kegiatan disini diikuti karena mengasikkan, tapi yang


paling seru mengolah sampah kertas sambal main air, tidak seperti
di pesantren sangat disiplin, walaupun tidak harus ikut kegiatan
disini tetapi karena banyak teman dan mas Nezatullah Ramadhan
juga sangat baik dan enak mengajarkannya. Saya juga ikut
menghafal Al-Qur’an karena jika hafal 5 juz akan diberangkatkan
umroh oleh mas Nezatullah Ramadhan, sekarang baru hafal 28
surat pendek.

4.Apa harapan dan cita-cita dimasa depan?

Cita-cita ingin jadi tentara Indonesia biar bisa bela bangsa dari
teroris, bisa kuliah juga trus jadi TNI. Klo untuk Yayasan Nara
Kreatif udah enak tidak tahu lagi harus bagaimana, karena
sekarang sudah baik.

171
Tanggal : 18 Juni 2017
Waktu : 10.20-10.30
 
Narasumber : Davin Lailaka Pratama (15 tahun)
Jabatan : Anak Jalanan di Yayasan Nara Kreatif
Isi Wawancara
1.Sejak kapan ada di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Davin baru masuk tiga minggu di Yayasan Nara Kreatif,


sebelumnya pesantren di Bogor milik Habib Assagaf dapat 2 tahun
gratis mondok karena ayah sudah tidak mampu menyekolahkan,
tetapi tidak betah di pesantren lalu kabur dari pesantren mencari
ibu sambil hidup di jalan, saat ketemu ibu sudah tidak punya
rumah, dia tinggal dengan orang jadi pembantu rumah tangga,
karena tidak enak saya ikut tinggal rumah majikan maka ibu
mengantar saya ke Yayasan Nara Kreatif ini sekitar 3 minggu lalu.

2.Kenapa mau tinggal di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Disini enak bisa makan, tidur dan juga di ajarkan macam-macam


keterampilan, bisa sekolah juga dari pada di jalan tidak jelas, buat
makan aja susah harus ngamen atau ngemis.

172
3.Kegiatan apa yang paling disukai dan yang tidak disukai ?

Jawaban
  :

Yang paling enak itu pengolahan sampah kertas karena seperti


main biasa dengan teman-teman main mair, terus ikut pedidikan
kejar paket sehabis Isya supaya bisa ikut ujian tahun depan, karena
jika lulus akan di berikan beasiswa dari mas Nezatullah Ramadhan.

4.Apa harapan dan cita-cita dimasa depan?

Ingin menjadi da’I dan pendakwah yang keliling dunia


menyebarkan ilmu agama Islam, trus mau hafal Qur’an supaya bisa
pergi umroh gratis dari Yayasan Nara Kreatif. Karena suka silat
mau jadi jago silat juga, tapi di Yayasan Nara Kreatif belum ada
kegiatan itu, semoga kedepannya ada kegiatan itu kan juga buat
olah raga.

173
Hasil Wawancara

Tanggal
  : 18 Juni 2017
Waktu : 10.40-10.45
Narasumber : Damar (15 tahun)
Jabatan : Anak Jalanan yang menjadi anak asuh di Yayasan
Nara Kreatif
Isi Wawancara

1.Bagaimana bisa tinggal di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Dulu tinggal bersama ibu di daerah Bekasi, tetapi sekarang ibu


sudah meninggal kena penyakit tumor, lalu karena sudah tidak ada
saudara jadi saya mencari uang sendiri dijalan dengan mengamen.
Bisa tinggal di Yayasan Nara Kreatif karena dianter teman dari
almarhumah ibu tahu tempat ini.

2.Bagaimana suasana lingkungan di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Lingkungan nya enak bersih, terus bisa tinggal disini, dapet makan,
mandi juga bisa 2 kali sehari, kalo dulu bisa 2 hari sekali mandi
karena tinggal dijalan. Di Yayasan Nara Kreatif saya bisa
melanjutkan sekolah kejar paket B tingkat SMP.

3.Kegiatan apa yang disenangi di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

174
Kegiatan yang paling enak itu pengolahan sampah kertas, terus
bagian mencetak, dari bubur kertas diletakkan di wadah cetak nanti
 
dikeringkan dan menjadi kertas daur ulang Namanya.

4.Apa harapan untuk masa yang akan datang ?

Jawaban :

Untuk Yayasan Nara Kreatif sudah lengakap fasilitas dan sudah


bagus, tetapi berharap diadakan pelatihan bela diri seperti silat di
sini agar kami bisa tetap berolah raga dan memiliki pengetahuan
bela diri.

175
Hasil Wawancara

Tanggal
  : 18 Juni 2017
Waktu : 10.45-10.55
Narasumber : Gilang (16 tahun)
Jabatan : Anak Jalanan yang menjadi anak asuh di Yayasan
Nara Kreatif
Isi Wawancara

1.Bagaimana bisa tinggal di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Gilang tinggal di Yayasan Nara Kreatif dibawa orang tuanya yang


sudah tidak mampu membiayainya, sehingga Gilang dan adiknya
dulu menggelandang di jalan menjadi anak jalanan, adik
perempuannya yang bernama Dika juga ikut tinggal disini tetapi
dia di asrama putri.

2.Program apa yang sedang diikuti?

Jawaban :

Hampir semua program diikut dari jam 4 pagi bangun sholat


tahajud dan tadarusan berjamaah, sampai sholat subuh dan
melaksanakan berbagai aktifitas, untuk sekarang Gilang ikut
program kejar paket agar dapat mengikuti ujian nasional, kalo lulus
mas Nezatullah Ramadhan mau memberikan beasiswa untuk
sekolah regular makanya saya benar-benar serius ikut pendidikan
kejar paket di Yayasan Nara Kreatif.

176
3.Sudah belajar apa saja di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban
  :

Banyak yang saya pelajari disini, dulu waktu baru masuk saya
tidak bisa apa-apa karena juga di jalan hanya mengemis dan
ngamen. Sekolah SMP terputus, setelah tinggal di Yayasan Nara
Kreatif saya diajari berbagai hal seperti pengolahan sampah, jadi
tau carannya mengolah sampah kertas, lalu diajarkan pula
keterampilan membuat kerajinan tangan, saya juga suka dan kalau
sudah besar nanti ingin membuat produk-produk yang bisa di jual.

177
Hasil Wawancara

Tanggal
  : 18 Juni 2017
Waktu : 10.55-11.05
Narasumber : Pian (18 tahun)
Jabatan : Anak Jalanan yang menjadi anak asuh di Yayasan
Nara Kreatif
Isi Wawancara

1.Bagaimana bisa tinggal di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Tinggal di Yayasan Nara Kreatif sudah 3 tahun, dulu ketemu bang


Nezatullah Ramadhan di jalan, terus diajak gabung untuk
pengolahan limbah kertas.

2.Apa kegiatan yang rutin diikuti di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Kalo dulu semua kegiatan diikuti, tape sekarang karena sudah


bekerja, jadi hanya kegiatan rutin pagi, dan malam hari. Saya kerja
dari kenalan mas Nezatullah Ramadhan karena rekanannya butuh
orang yang memiliki keterampilan jadi saya direkomendasikan.

3.Bagaimana program dan kegiatan di Yayasan Nara Kreatif ?

178
Jawaban :

Menurut
  saya disini kegiatannya bagus-bagus karena saya sendiri
yang merasakannya sekarang, jadi bisa keterampilan, mengatur
waktu dan disiplin yang sangat berguna di tempat kerja.

Hasil Wawancara

Tanggal : 18 Juni 2017


Waktu : 11.05-11.15
Narasumber : Imelda (14 tahun)
Jabatan : Anak Jalanan yang menjadi anak asuh di Yayasan
Nara Kreatif
Isi Wawancara

1.Bagaimana bisa tinggal di Yayasan Nara Kreatif ?

Jawaban :

Tinggal di sini sudah sekitar 1 tahun awalnya karena orang tua


sudah pisah, jadi tinggal dengan nenek, dan karena nenek sering ke
luar kota jadi saya tidak ada yang mengurus. Saya mualaf, dan
tinggal disini nuansanya islami sehingga saya bisa banyak belajar
agama Islam.

2.Bagaimana Nezatullah Ramadhan di Yayasan Nara Kreatif ?

179
Jawaban :

Mas
  Nezatullah Ramadhan orangnya baik dia kalo ngajarin
gampang jadi kita cepet bisa, terus perhatian dengan kita,
walaupun sekarang mas Nezatullah Ramadhan sibuk, tetapi pada
saat ada di Yayasan Nara Kreatif dia selalu menemui kami dan
melihat perkembangan kami. Kalo ada masalah biasanya anak-
anak langsung menemui mas Nezatullah Ramadhan untuk cerita
dan dia bisa kasih solusi jadinya kita nyaman.

3. Kegiatan apa yang paling difavoritkan?

Jawaban :

Semua kegiatan disini enak dan bermanfaat, jadi saya ikutin semua
sekarang saya juga ikut pendidikan kejark paket A supaya bisa ikut
ujian nasional supaya bisa sekolah di SMP biasa. Karena saya mau
jadi dokter jadi harus rajin belajar kata mas Nezatullah Ramadhan.
Siang nya saya suka ikut kegiatan keterampilan membuat produk-
produk dari hasil daur ulang.

180
 

181
 

182
 

183
 

184
 

185

Anda mungkin juga menyukai