Anda di halaman 1dari 11

Bagian Keperawatan Jiwa

Program Pendidikan Profesi Ners

TUGAS INDIVIDU DARI KASUS ISOLASI SOSIAL

OLEH
HASRAWATI
19.04.010

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
T.A 2019/2020
1. PERTANYAAN 1

APAKAH YANG DI MAKSUD DENGAN ISOLASI SOSIAL?

JAWABAN:

Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari diri dari

interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan

akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran,

prestasi, atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara

spontan dengan orang lain, yang dimanifeetasikan dengan sikap memisahkan

diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan

orang lain ( Balitbang, 2007 )

Isolasi sosial adalah percobaan menghindari interaksi dengan orang

lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Keliat, budi anna 1998)

Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang

lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian,

dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
2. PERTANYAAN KE 2

JELASKAN FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI DARI PASIEN

DENGAN ISOLASI SOSIAL?

JAWABAN:

a. Faktor predisposisi

Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya isolasi sosial, meliputi:

1) Faktor Biologis

Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor

herediter mengalami gangguan jiwa, adanya risiko bunuh diri, riwayat

penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA.

2) Faktor Psikologis

Pada pasien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan

pengalaman negatif pasien terhadap gambaran diri, ketidakjelasan atau

berlebihnya peran yang dimiliki, kegagalan dalam mencapai harapan

atau cita-cita, krisis identitas dan kurangnya penghargaan baik dari

diri sendiri maupun lingkungan, yang dapat menyebabkan gangguan

dalam berinteraksi dengan orang lain, yang akhirnya menjadi masalah

isolasi sosial.

3) Faktor Sosial Budaya

Pasien dengan isolasi sosialumumnya berasal dari tingkat sosial

ekonomi rendah, riwayat penolakan lingkungan pada usia

perkembangan anak, tingkat pendidikan rendah dan kegagalan dalam

hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri).


b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan isolasi sosial adalah riwayat

penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan

dalam keluarga, kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya

aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai

dengan pasien, konflik antar masyarakat.

3. PERTANYAAN KE 3

JELASKAN TANDA DAN GEJALA DARI ISOLASI SOSIAL?

JAWABAN:

Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai dari ungkapan pasien yang

menunjukkan penilaian negatif tentang hubungan sosial dan didukung dengan data

hasil observasi.

a. Data subjektif:

Pasien mengungkapkan tentang

1) Perasaan sepi

2) Perasaan tidak aman

3) Perasan bosan dan waktu terasa lambat

4) Ketidakmampun berkonsentrasi

5) Perasaan ditolak

b. Data Objektif:

1) Banyak diam

2) Tidak mau bicara


3) Menyendiri

4) Tidak mau berinteraksi

5) Tampak sedih

6) Ekspresi datar dan dangkal

7) Kontak mata kurang


4. PERTANYAAN KE 4

BAGAIMANA POHON MASALAH DARI KASUS DENGAN ISOLASI

SOSIAL?

JAWABAN:

Pohon masalah isolasi sosial

Risiko tinggi mencederai diri sendri, orang


lain, dan lingkungan

Defisit perawatan diri


Perubahan persepsi sensori: Halusinasi

Intoleransi aktivitas Isolasi sosial

Harga diri rendah kronis

Koping individu tidak efektif Koping keluarga tidak efektif

Pohon Masalah Perilaku Kekerasan Sumber Fitria.2009 dikutip dari direja

surya AH.2011
5. PERTANYAAN KE 5

BAGAIMANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN ISOLASI SOSIAL?

JAWABAN:

Tindakan Keperawatan Isolasi Sosial

Tindakan keperawatan isolasi sosial pasien, dilakukan terhadap pasien dan

keluarga (pelaku rawat). Saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa di

Puskesmas atau kunjungan rumah, perawat menemui keluarga (pelaku rawat)

terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga (pelaku rawat),

perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga (pelaku

rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian dan

melatih cara untuk mengatasi isolasi sosial yang dialami pasien.

Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui

keluarga (pelaku rawat) dan melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat

pasien, serta menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien

dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk membimbing pasien melatih

kemampuan mengatasi isolasi sosisl yang telah diajarkan oleh perawat.

Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap

pertemuan, minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan

keluarga mampu mengatasi isolasi sosial.


a. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien Isolasi Sosial

Tujuan : Pasien mampu:

1) Membina hubungan saling percaya

2) Menyadari isolasi sosial yang dialaminya

3) Berinteraksi secara bertahap dengan anggota keluarga dan lingkungan

sekitarnya

4) Berkomunikasi saat melakukan kegiatan rumah tangga dankegiatan

sosial

Tindakan Keperawatan :

1) Membina Hubungan Saling Percaya dengan cara:

a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien

b) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan

yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan

pasien yang disukai

c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini

d) Buat kontrak asuhan: apa yang perawat akan lakukan bersama

pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana

e) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang

diperoleh untuk kepentingan terapi

f) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien

g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan


2) Membantu Pasien Menyadari Perilaku Isolasi Sosial

a) Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan

orang lain

b) Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi

dengan orang lain

c) Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan

bergaul akrab dengan mereka

d) Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak

bergaul dengan orang lain

e) Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien

3) Melatih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap

a) Jelaskan kepada pasien cara berinteraksi dengan orang lain

b) Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain

c) Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi

dengan orang lain yang dilakukan di hadapan Perawat

d) Bantu pasien berinteraksi dengan satu orang teman/anggota

keluarga

e) Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan

jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya

f)Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan

oleh pasien

g) Latih pasien bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat

melakukan kegiatan harian dan kegiatan rumah tangga


h) Latih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sosial

misalnya : belanja ke warung, ke pasar, ke kantor pos, ke bank dan

lain-lain

i)Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi

dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan

keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar

pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.

b. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Pasien Isolasi Sosial

Keluarga (pelaku rawat) diharapkan dapat merawat pasien isolasi sosial di

rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

Tujuan: Keluarga mampu:

1) Mengenal masalah isolasi sosial

2) Memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien isolasi sosial

3) Merawat pasien isolasi sosial dengan mengajarkan dan mendampingi

pasien berinteraksi secara bertahap, berbicara saat melakukan kegiatan

rumah tangga dan kegiatan sosial

4) Memodifikasi lingkungan yang konsusif agar pasien mampuberinteraksi

dengan lingkungan sekitar

5) Mengenal tanda kekambubuhan, dan mencari pelayanan kesehatan.

Tindakan Keperawatan:

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien

2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial

dan mengambil keputusan merawat pasien


3) Melatih keluarga cara merawat isolasi sosial

4) Membimbing keluarga merawat isolasi sosial

5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang

mendukung peningkatan hubungan sosial pasien

6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan

segera ke fasilitas pelayanan kesehatan

7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai