Evaluasi
Dihitung berat transudat dan granuloma yang terbentuk di sekitar masing-masing pelet serta
persen penghambatan granuloma obat uji (Umar et al., 2010). Catat juga kenaikan berat badan
hewan uji (Kabir et al., 2018). Persentase perubahan berat granuloma ditentukan dengan
menghitung selisih antara berat awal dan berat akhir kering dari pelet kapas (Thangaraj, 2016).
Persen penghambatan granuloma dievaluasi secara statistik, menggunakan rumus: % inhibisi =
Wc - Wd / Wc × 100. Wd = perbedaan berat pelet dari kelompok yang diberi obat; Wc =
perbedaan berat pelet dari kelompok kontrol (Eddouks et al., 2012).
2. ARTHRITIS
Umar et al. (2010) Dalam jurnal review In Vivo Experimental Models to Investigate The
Anti-Inflammatory Activity of Herbal Extracts menyebutkan jika hewan uji dibagi menjadi tiga
kelompok yang sama. Satu kelompok diberikan ekstrak tanaman secara per-oral selama
percobaan (kelompok uji). Kelompok kedua hanya diberikan larutan pembawa (kontrol negatif)
sedangkan kelompok ketiga diberi obat standar seperti indometasin dengan pelarut yang sama
(kontrol positif). Arthritis yang bersifat kronis dapat diinduksi pada tikus dengan menyuntikkan
sejumlah agen seperti kolagen dan adjuvan.
2.1. COLLAGEN INDUCED ARTHRITIS
Prinsip
Merupakan metode yang paling jarang digunakan, namun paling efektif untuk
menginduksi arthritis pada tikus untuk mempelajari efek anti-inflamasi ekstrak herbal. Kolagen
I, III (berasal dari kulit dan jaringan paranchymal dari banyak organ) dan kolagen II (berasal dari
tulang rawan) yang dimurnikan dapat digunakan untuk menginduksi arthritis pada tikus dan
mencit. Tulang rawan xiphoid anak ayam White Leghorn berusia 3 minggu yang dibuat lathyritic
dengan pemberian β-aminopropionitrile fumarate (BAPN), dapat digunakan sebagai sumber
kolagen tipe II (Umar et al., 2010).
Gudmann et al. (2016) dalam jurnal reviewnya menjelaskan jika kolagen tipe II adalah
95% kolagen fibrilar dengan komponen utama tulang rawan. Mutasi pada kolagen tipe II
menghasilkan beberapa jenis chondrodysplasia, yang mengarah ke osteoarthritis dini. Kolagen
tipe II biasanya digabungkan dengan kolagen XI membentuk ikatan kovalen dan berinteraksi
dengan proteoglikan yang kaya leusin. Stabilitas dan kekuatannya memberikan integritas dan
ketahanan jaringan terhadap stres.
Prosedur
Tikus diimunisasi pada hari ke 0 dan 7 (Umar et al., 2010). Kolagen tipe II dilarutkan (2
mg/ml) dalam asam asetat 0,01M dan Freund’s incomplete adjuvant dengan volume yang sama
untuk mendapatkan konsentrasi akhir 1 mg/ml yang akan diinjeksikan ke tiga lokasi (0,5ml di
atas dan 0,25ml pada kedua sisi ekor). Diameter sendi pergelangan kaki (diukur dengan
menggunakan fowler caliper) lalu dibandingkan antara kelompok uji dan kelompok kontrol
(Umar et al., 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Eddouks, M., Chattopadhyay, D., & Zeggwagh, N. A. 2012. Animal Models as Tools to
Investigate Antidiabetic and Anti-Inflammatory Plants (Review). Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine, 2012, 1–14. doi:10.1155/2012/142087.
Gudmann, N. S., & Karsdal, M. A. 2016. Type II Collagen (Review). Biochemistry of Collagens,
Laminins and Elastin. 13–20. doi:10.1016/b978-0-12-809847-9.00002-7
Kabir, I., & Ansari, I. (2018). A Review on In Vivo and In Vitro Experimental Models to
Investigate The Anti-Inflammatory Activity of Herbal Extracts. Asian Journal of
Pharmaceutical and Clinical Research, 11(11), 29.
doi:10.22159/ajpcr.2018.v11i11.26873.
Umar, Muhammad & Altaf, Rabia & Iqbal, Muhammad Adnan & Sadiq, Muhammad. 2010. In
Vivo Experimental Models to Investigate The Anti-Inflammatory Activity of Herbal
Extracts (Review). Science International(Lhr). 22. 199-203.
Thangaraj, Parimelazhagan. 2016. Pharmacological Assays of Plant-Based Natural Products.
United Kingdom: Springer.
Vogel, H.G.. 2002. Drug Discovery and Evaluation Pharmacologycal Assays. Berlin,
Deidelbarg, New York: Springer-Verley.