Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa

darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi

oleh resistensi insulin (Suyono, et al., 2009). Prevalensi DM setiap tahun

meningkat, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi misalnya pada

keluarga pasien yang menderita DM dengan pola hidup yang tidak baik.

(Kartika 2017).

International Diabetes Federation (IDF, 2015) menunjukkan

bahwa penderita DM di dunia berjumlah 415 juta jiwa, meninggal akibat

DM berjumlah 5 juta jiwa. Satu dari 11 orang dewasa menderita DM.

Diabetes Mellitus di Indonesia merupakan masalah kesehatan dengan

prevalensi yang tinggi yaitu 2,0%, Prevalensi Diabetes Mellitus di dapat

berdasarkan Diagnosis Dokter pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun.

Prevalensi tertinggi Diabetes Mellitus di Indonesia terdapat di Provinsi

DKI Jakarta (3,4%), di ikuti DI Yogyakarta (3,1%), SulawesiUtara (3,0%),

dan Gorontalo (2,4%). (RISKESDAS, 2018)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo pada

bulan Januari – Juni 2019 yang di dapat berdasarkan Diagnosis Dokter

pada Penduduk Semua Umur yaitu 68,7% tertinggi, di Kota Gorontalo

31,3%, Kab. Gorontalo 9,3%, Pohuwato 3,4%, Gorontalo Utara 3,2%,


2

Boalemo 2,7% dan Bone Bolango 2,4%. (Dinas Kesehatan Provinsi

Gorontalo, 2018). Berdasarkan pengambilan data awal di RSUD Dr. M.M

Dunda di Kabupaten Gorontalo pada bulan Januari – Desember tahun

2018 terdapat 358 orang yang menderita Diabetes Mellitus. Pada bulan

Januari – Agustus tahun 2019 terdapat 218 orang yang menderita diabetes

mellitus (RSUD Dr. M.M Dunda). DM yang tidak terkendali dapat

menyebabkan komplikasi, salah satunya komplikasi masalah kaki diabetes

yaitu akan terjadi ulkus kaki diabetic. (Kartika 2017)

Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan salah satu komplikasi

kronik diabetes mellitus yang sering dijumpai dan ditakuti karena

pengelolaannya sering mengecewakan dan berakhir dengan amputasi,

bahkan kematian. Kaki diabetik ialah infeksi, ulserasi dan destruksi

jaringan ikat dalam yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit

vaskuler perifer pada tungkai bawah hiperglikemia pada DM yang tidak

dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi kronis yaitu

neuropati perifer dan angiopati. neuropati perifer dan angiopati,

mengakibatkan trauma ringan yang dapat menimbulkan ulkus pada

penderita DM. Ulkus DM mudah terinfeksi karena respon kekebalan tubuh

pada penderita DM biasanya menurun. Ketidaktahuan keluarga dan pasien

membuat ulkus bertambah parah dan menjadi gangrene yang terinfeksi

(Decroli, 2008). Salah satu gejala atau keluhan yang dirasakan oleh pasien

yang menderita luka ulkus Diabetes Mellitus adalah nyeri


3

Nyeri ialah pengalaman sensori dan perasaan emosional tidak

menyenangkan yang disertai kerusakan jaringan secara potensial dan

aktual. Nyeri merupakan suatu kondisi dimana lebih dari sekedar sensasi

yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Potter & Perry (2006). Nyeri

merupakan sumber penyebab rasa tidak nyaman pasien yang merupakan

faktor utama penghambat kemampuan mekanisme koping individu dan

healing proses untuk pulih dari suatu penyakit. Kolcaba (2006)

mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan yang harus terpenuhi

sebagai kebutuhan dasar manusia. Sehingga diharapkan perawat dapat

memberi asuhan keperawatan kepada klien diberbagai keadaan dan situasi

untuk menghilangkan nyeri dan dapat meningkatkan kenyamanan.

Penatalaksanaan nyeri pada pasien pasca operasi debridement

ulkus diabtikum dengan pengobatan farmakologis dan nonfarmakologi.

Penatalaksanaan pengobatan farmakologis yaitu pemberian analgesic

seperti asam mefenamet, ketorolac dll, sedangkan untuk Penatalaksanaan

nonfarmakologi terdiri dari reaksasi, distraksi, masase, guided imaginary

dan lain sebagainya. (Potter, 2005)

Tehnik nonfarmakologi yang dapat dilakkan untuk mengurangi

nyeri salah satunya yaitu dengan tehnik massase, dimna tehnik ini

dilakukan dengan cara melakukan massase atau pijatan pada bagian tubuh

yaitu kaki dan tangan yang dilakukan selama 4 kali 20 menit dalam 2 hari.

Tehnik ini bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh

pasien, tehnik ini sangat efektif dan juga dapat digunakan sebagai
4

intervensi keperawatan nonfarmakologi untuk mengurangi intensitas nyeri

dan di dukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hariyanto

(2015).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Puput

Nur Fadilah (2016) yang meneliti tentang pengaruh Teknik relaksasi hand

masase terhadap nyeri, didapatkan hasil bahwa rata-rata tingkat nyeri

responden sebelum diberikan Teknik relaksasi hand masase adalah 5,09.

Sedangkan rata-rata tingkat nyeri responden sesudah diberikan Teknik

relaksasi hand masase adalah 3,09. Simpulan dari penelitian tersebut

adalah ada pengaruh Teknik relaksasi hand masase terhadap nyeri pada

pasien kanker.

Berdasarkan hasil observasi penulis selama melakukan praktek

keperawatan di ruang bedah RSUD MM Dunda bahwa penatalaksanaan

Nyeri non farmakologi khususnya penderita Ulkus Diabetikum jarang

sekali perawat melakukan tehnik relaksasi hand masase, ada perawat yang

melakukan namun tidak menggunakan SOP yang sesuai atau tidak

memperhatikan sesuai dengan langkah-langkah dalam tehnik relaksasi

hand masase untuk mengurangi nyeri agar pasien nyaman. Oleh karena itu

penulis tertarik untuk mengangkat judul studi kasus karya tulis ilmiah ini

dengan judul pemenuhan kebutuhan nyeri dan kenyamanan pasca operasi

debridement ulkus diabetikum.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disusun diatas,

maka penulis merumuskan masalah dalam penyusunan studi kasus karya

tulis ilmiah ini dengan rumusan: “Bagaimanakah Gambaran Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus Dengan Pemenuhan

Kebutuhan Nyeri Dan Kenyaman Pasca Operasi Ulkus Diabetik di Rsud

Dr. M.M Dunda?”

C. Tujuan Kasus

Tujuan dari pelaksanaan studi kasus ini adalah untuk menerapkan

tehnik relaksasi masase untuk Pemenuhan Kebutuhan Nyeri Dan

Kenyaman Pasca Operasi Ulkus Diabetik di Rsud Dr. M.M Dunda?

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Masyarakat

Dapat digunakan untuk membudidayakan pengelolaan pasien

dalam asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus dengan

pemenuhan kebutuhan nyeri dan kenyaman pasca operasi ulkus

diabetik.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan:

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus

dengan pemenuhan kebutuhan nyeri dan kenyaman pasca operasi ulkus

diabetik.
6

3. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada pasien diabetes mellitus dengan pemenuhan

kebutuhan nyeri dan kenyaman pasca operasi ulkus diabetik.

DAPUS

1. Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Buku ajar Ilmu Penyakit

Dalam. IV ed. Jakarta: Pusat penerbitan Ilmu Penyakit dalam FK

UI; 2006.

2. Decroli E., Karimi J., Manaf A., & Syahbuddin S., 2008. Profil

Ulkus Diabetik pada Penderita Rawat Inap di Bagian Penyakit

Dalam RSUP Dr M. Djamil Padang. Ulkus Diabetik.

3.  A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep,. Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2.

Jakarta: EGC

4. Kolcaba K. et al. (2006). Comfort Theory: A Unifying Framwork

to Enchance the Practice Environment. JONA Vol. 36

Anda mungkin juga menyukai