Aprianto 1 Mei 2020 - Pak Prof Edit
Aprianto 1 Mei 2020 - Pak Prof Edit
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
APRIANTO
L1A1 16 197
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
2
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Takdir Saili M.Si. Musram Abadi, S.Pt., M.Si
NIP. 196902121994031003 NIP. 197901112006041010
Mengetahui,
I. PENDAHULUAN
bahan makanan yang berasal dari hewan terutama daging. Salah satu jenis ternak
yang menjadi sumber utama penghasil daging adalah ayam pedaging dengan
tingkat permintaan yang cukup tinggi dan daging pedaging sebagai sumber
kebutuhan daging ayam pedaging terus meningkat pula dengan adanya kesadaran
masyarakat akan pemenuhan pangan asal hewani yang bergizi. Protein hewani
ulang terhadap ayam-ayam yang memiliki keunggulan dalam bobot badan dan
warna bulu yang seragam. Permintaan daging ayam pedaging selalu meningkat
disebabkan harga daging pedaging yang cukup terjangkau, memiliki kualitas gizi
yang baik dan mudah diolah menjadi berbagai jenis olahan serta dapat menjadi
Berdasarkan data populasi ayam pedaging dalam kurung waktu tahun 2015-
2018 di Kota Kendari yaitu pada tahun 2015 sebanyak 806.600 ekor, meningkat
pada tahun 2016 sebanyak 829.670 ekor dan pada tahun 2017 sebanyak 974.470
1
ekor, serta meningkat lagi pada tahun 2018 yang mencapi 995.276 ekor. Populasi
ayam pedaging ini cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini
membuktikan bahwa dalam kurung waktu empat tahun terakhir ini populasi ayam
Kendari, 2019).
sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah penduduk sebanyak
hygienis dalam bentuk karkas yang siap dipasarkan atau dimasak (ready to cook).
Usaha ini pula dapat menjadi sumber pendapatan dan lapangan kerja bagi pelaku-
pelaku usaha yang bergerak pada usaha pemotongan ayam pedaging. Salah satu
Kendari adalah CV. Abu Chicken yang terdapat di Kecamatan Poasia, Kota
Kendari.
secara by order yaitu dilakukan sesuai dengan pesanan, sehingga daging ayam
Sebagai suatu usaha, CV. Abu Chicken dalam menjalankan dan mengelolah
konsumen.
2
Pendapatan usaha pemotongan ayam pedaging CV. Abu Chicken tidak
terlepas dari faktor-faktor produksi yang digunakan seperti biaya tenaga kerja,
pakan, plastik dan harga jual ayam pedaging ke konsumen yang terjadi secara
terus menerus.
adalah:
1. Berapa besar biaya produksi yang dikeluarkan oleh usaha pemotongan ayam
2. Berapa besar pendapatan yang diperoleh usaha pemotongan ayam CV. Abu
3
1.4. Kegunaan Penelitian
Kendari
memiliki prospek yang baik. Prospek yang baik tersebut ditandai dengan
Kerangka pikir yang mendasari penelitian ini adalah bahwa biaya usaha
4
Usaha Ayam Pedaging
Pendapatan
5
6
Ayam pedaging adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya
teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat
sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif
Yuwanta (2004) menyatakan bahwa ayam pedaging dipelihara sampai umur 6-7
minggu dengan berat 1,5-2 kg dan konversi 1,9-2,25 (Yuwanta, 2004). Ayam
dengan waktu panen yang relatif singkat maka jenis ayam ini mempersyaratkan
pertumbuhan yang cepat, dada lebar yang disertai timbunan lemak daging yang
baik, dan warna bulu yang disenangi, biasanya warna putih (Kartasudjana dan
Suprijatna, 2010).
yang cepat pada ayam pedaging didukung oleh: (a) temperatur udara di lokasi
peternakan stabil dan ideal untuk ayam (23-26˚C); (b) kuantitas dan kualitas
pakan terjamin sepanjang tahun; (c) teknik pemeliharaan yang tepat guna
produknya bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Selain itu, ayam
pedaging ini memiliki manfaat yang besar untuk kesehatan tubuh manusia karena
terdapat kandungan lemak, protein, dan kalori. Daging ayam yang tidak
6
dikonsumsi bersamaan dengan kulitnya lebih rendah kolesterol dibandingkan
dengan daging sapi maupun kambing. Karena pangsa pasar dan peluangnya yang
begitu besar membuat bisnis ternak ayam pedaging ini menarik digeluti (MANA
LITERATURNYA???)
Selain menggunakan sistem mandiri, ada sistem kemitraan yang bisa dipilih
oleh peternak ayam pedaging. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan
keuntungan ternak ayam pedaging sistem kemitraan yang bisa didapatkan oleh
peternak:
1. Banyak Dibutuhkan
dibutuhkan. Coba lihat saat ini di hari-hari biasa maupun hari tertentu banyak
Bisnis ternak ayam pedaging memiliki peluang yang lebar. Hal itu
Ayam pedaging banyak disukai oleh anak-anak maupun orang tua. Banyaknya
peminat ayam pedaging membuat bisnis ini sangat menggiurkan untuk digeluti.
Terlebih lagi mendekati puasa, permintaan akan ayam pedaging bisa meningkat
7
3. Harga yang Fluktuatif
Sama dengan telur ayam negeri dimana harga ayam pedaging ini begitu
akan bertahan lama karena akan menjadi naik kembali. Di saat harga jual ayam
pedaging naik pebisnis yang menggeluti ternak ayam pedaging ini akan
selanjutnya adalah target pasar yang luas. Hal ini akan menguntungkan bagi
memasarkan hasil peternakannya. Ayam pedaging bisa dijual dimana saja dan
kepada siapa saja sehingga marketingnya tidak akan susah. Misalnya bisa
cepat panen. Tidak dibutuhkan waktu lama untuk memanen ayam pedaging ini
sehingga cocok bagi yang ingin menggeluti bisnis dengan perputaran modal
yang cepat.
Tidak hanya bisnis ternak ayam pedaging saja yang bisa digeluti. Peternak
yang sudah sukses dengan bisnis ternak ayam pedagingnya bisa menggeluti
cabang bisnis yang lain sebagai contohnya adalah rumah potong ayam. Tidak
8
hanya itu saja bisnis pengolahan daging ayam pun bisa digeluti sebagai cabang
PEDAGING).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia prospek adalah peluang atau harapan,
Prospek merupakan gambaran umum tentang usaha yang kita jalankan untuk masa
pengusaha itu sendiri, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam seperti
(Maryani, 2011).
Dalam ilmu ekonomi prospek merupakan gambaran untuk masa yang akan
datang, apakah usaha yang kita jalankan itu akan berjalan dengan lancar dan
9
peluang dan ancaman. Peluang itu mengandung keselarasan, keserasian, dan
keharmonisan antara siapa aku (SDM), bisnis apa yang akan dimasuki, pasarnya
Kemudian ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha
baru yaitu:
a. Perencanaan usaha
b. Pengelolaan keuangan
Usaha pemotongan ayam secara tradisional dapat dilakukan dengan modal yang
pemotongan ayam modern memerlukan modal yang lebih besar dengan peralatan
Matharini, 2013).
10
Wahyu dkk. (2004) menyatakan bahwa berdasarkan bidang, atau sifat
macam, yaitu:
ayam. Biasanya usaha ini hanya menyediakan jasa untuk memotong Ayam
sampai bersih dan siap untuk dikelola lebih lanjut oleh konsumen. Kegiatan
usaha ada yang mencabut sebagian bulu secara manual untuk dijual, merebus
bersifat jasa ini umumnya bisa mencapai ratusan ekor ayam bila menggunakan
ayam. Usaha tersebut melakukan penjualan produk berupa daging ayam yang
membuang darahnya, beberapa usaha ada yang mencabut bulu tersisa secara
sangat sederhana dan biasanya dikerjakan sendiri oleh anggota keluarga, begitu
11
penjualan dilakukan perbagian dari daging ayam (karkas) sehingga lebih
fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen saat itu. Selain
besar.
sehat dan dapat disembelih pada bagian leher dengan memotong arteri carotis,
harus keluar sebanyak mungkin. Jika darah dapat keluar secara sempurna, maka
beratnya 4 persen dari bobot tubuh. Proses pengeluaran darah pada ayam biasanya
berlangsung selama 50 sampai 120 detik, tergantung besar kecilnya ayam yang
untuk diproses menjadi karkas kemudian baru dipasarkan. Secara gari besar
besarnya tingkat produksi rumput laut yang diperoleh petani. oleh karena itu
para pakar ekonomi. Secara umum produksi diartikan sebagai aktivitas untuk
12
menciptakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi
adalah aktivitas yang menciptakan atau menambahkan utility suatu barang dan
Menurut Suto (2004) dalam ilmu ekonomi, produksi diartikan sebagai suatu
kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang ditujukan
Produksi adalah suatu proses dimana beberapa barang dan jasa yang disebut input
diubah menjadi barang-barang dan jasa lain yang input proses Output disebut
output. Banyak jenis aktivitas yang terjadi dalam proses produksi, meliputi
yang digunakan dalam produksi. Hubungan antara input dan output ini dapat
diberi ciri dengan menggunakan suatu fungsi produksi. Fungsi produksi dalam
suatu hubungan matematis yang menggambarkan suatu cara dimana jumlah dari
hasil produksi tertentu tergantung pada jumlah input tertentu yang digunakan.
menjadi dua bagian yaitu yang pertama, teori produksi jangka pendek dimana
apabila seseorang produsen menggunakan faktor produksi maka ada yang bersifat
variabel dan yang bersifat tetap. Kedua, teori produksi jangka panjang apabila
semua input yang digunakan adalah input variabel dan tidak terdapat input tetap,
sehingga dapat diasumsikan bahwa ada dua jenis faktor produksi yaitu tenaga
13
Sugiarto (2002) menjelaskan bahwa dalam usahatani, produksi diperoleh
melalui suatu proses yang cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu
yang dibutuhkan tidak sama, tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan.
Tidak hanya waktu, kecukupan faktor produksi ikut sebagai penentu pencapaian
produksi. Petani selalu berusaha untuk melakukan produksi secara efisien atau
dengan biaya yang paling rendah hingga petani tersebut dianggap telah berusaha
mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda
baik dalam pengertian apa dan dimana atau kapan komoditi-komoditi itu
komoditi itu, selanjutnya bahwa produksi merupakan konsep arus (flow concept)
14
Biaya adalah harga pokok yang telah memberikan manfaat dan telah habis
yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat ditukar dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya
merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan harga pokok produksi dan
harga jual produksi Menurut Supriyono (2000), biaya adalah harga perolehan
Sedangkan menurut Simamora (2000), biaya adalah kas atau nilai setara kas
yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada
saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi. Serupa dengan hal tersebut
Mulyadi (2009) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam artian luas adalah
“biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Menurut Husen and Mowen (2009) menyatakan bahwa “biaya adalah aset
kas atau nonkas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan
keuntungannya bagi perusahaan pada masa sekarang atau masa yang akan
besar yaitu:
nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang
15
2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, ada
tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi
administrasi dan umum. oleh karena itu, dalam perusahaan manufaktur, biaya
baku menjadi bahan produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah
biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan baik langsung
produksi secara garis besar dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga
Sesuatu yang dapat dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam
a. Biaya langsung
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya langsung dapat dengan mudah
16
diidentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produk langsung terdiri
volume aktivitas.
a. Biaya variabel
volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur
biaya variabel.
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah
d. Biaya tetap
17
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya jika dilihat menurut
a. Pengeluaran modal
b. Pengeluaran pendapatan
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu. Ada 4 (empat) unsur pokok dari defenisi biaya tersebut yaitu: (1)
biaya merupakan sumber ekonomi, (2) diukur dalam satuan uang, (3) yang telah
terjadi atau yang secara potensi akan terjadi, dan (4) pengorbanan tersebut untuk
tertentu dibutuhkan biaya tetap (fixed cost= FC) dan biaya keseluruhan (tot
akan ditemukan total penerimaan dari hasil penjualan produk atau disebut total
revenue (TR). Hubungan antara FC, VC, TC dan TR dapat digambarkan dengan
18
Gambar 1. Hubungan Biaya, Penerimaan dan Jumlah Produksi
dibedakan menjadi biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Fixed cost adalah
output atau produk yang dihasilkan. Oleh karena itu garis FC digambarkan
sebagai garis horizontal. Variable cost adalah biaya yang besarnya ditentukan
langsung oleh berapa banyak output yang dihasilkan. Total cost (TC=FC+VC).
Total penerimaan (total revenue) adalah jumlah penerimaan yang diperoleh dari
penjualan produk yang dapat dijual. Berpotongan total penerimaan (TR) dan total
biaya (TC) disebut titik impas (Break Even= BE). Dimana pada posisi ini usaha
pemotongan ayam pedaging tidak mengalami untung dan tidak pula mengalami
kerugian.
Untuk mengetahui nilai penyusutan biaya tetap (FC) dalam satu kali proses
produksi maka Setiawan (2001) mengemukakan bahwa dalam ilmu akuntansi ada
3 metode perhitungan penyusutan yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun
19
dan metode sum of year digit. Dari ketiga metode yang ada peneliti menggunakan
dalam praktek dan lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutan. Sedangkan
kelebihan dari metode garis lurus adalah beban pemeliharaan dan perbaikan
dianggap sama setiap periode. Manfaat ekonomis barang setiap tahun sama.
Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam
menghasilkan pendapatan dan laba atau keuntungan yang dihasilkan setiap tahun
kegunaan barang.
adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usaha pemotongan ayam pedaging
selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau hasil penaksiran
Terdapat dua hal dalam memproduksi suatu barang yang menjadi fokus
jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain
merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan
jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR
= Q x P (Rahman, 2010).
20
Hernanto (2000) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi besarnya
persatuan produk, waktu pemasaran, dan kualitas hasil. Oleh karena itu untuk
price atau harga jual perunit produk dan Q adalah Quantity atau jumlah produk
yang dijual. Dengan demikian besarnya penerimaan tergantung pada dua variabel
berwujud tiga hal yaitu; pertama, hasil penjualan tanaman, ikan, atau produk yang
inventaris yang dimiliki petani, berubah-ubah nilai pada awal tahun dengan nilai
akhir tahun perhitungan. Jika terjadi kenaikan nilai benda-benda inventaris yang
21
dimilikinya dari sumber lain. Selanjutnya menyatakan pada tahun 2006, bahwa
pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi
kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun
tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai
uang yang diterima dari penjualan pokok yang dikurangi biaya yang telah
dikeluarkan.
produksi yang diperoleh dengan harga jual. Selain itu, Pangandaheng (2012),
pekerjaan di bidang jasa atau produksi, serta waktu jam kerja yang dicurahkan,
salah satu pokok adalah batasan tingkat pendapatan untuk tingkat pendapatan
22
b. Penduduk yang berpendapatan sedang yaitu Rp.10.000.000- Rp.25.000.000,
usahatani ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri
tenaga kerja, luas lahan dan modal. Faktor eksternal berupa harga dan
ketersediaan sarana produksi. Ketersediaan sarana produksi dan harga tidak dapat
dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana tersedia. bila salah satu
produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi
tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi misalnya harga pupuk
sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya dan pendapatan.
23
Tugiyanto et.al (2013) menganalisis pendapatan dan efisiensi usaha ayam
ras petelur. Metode yang digunakan adalah analisis pendapatan, analisis efisiensi
ternak satuan ekor, produksi telur, jam kerja, obat, vaksin, kimia terhadap
pendapatan dan efisiensi ekonomi pada usaha ayam ras petelur, dan analisis Break
ayam ras petelur rata-rata sebesar 1,25. Rata-rata nilai profitabilitas usaha ayam
serempak berpengaruh terhadap pendapatan dan efisiensi usaha ayam ras petelur.
dikembangkan ini dibuktikan dari profitabilitas rata-rata 31,94% lebih besar dari
tingkat bunga pada bank deposito 1 bulan (0,14%) secara signifikan. Perbedaan
dari penelitian ini adalah variabel yang digunakan untuk menganalisis terhadap
pendapatan usaha. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda, uji F
24
27
dan uji t. Hasil penelitian adalah menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan bersih
dari penjualan ayam buras 89 ekor, feses dan telur yaitu Rp. 1.383.358,10 per
determinasi (R2) sebesar 0,646 berarti pendapatan ayam buras mampu dijelaskan
oleh biaya pembelian ayam, jagung, dedak, obat/vitamin, tenaga kerja, listrik
variabel di luar yang diteliti. Pada uji F, variabel independen berpengaruh secara
uji t faktor biaya pendapatan dipengaruhi oleh pembelian ayam dan biaya listrik
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April
2020 CV. Abu Chicken di Kecamatan Poasia Kota Kendari. Pemiihan lokasi
25
Penenuan lokasi dan sampel penelitian ditentukan secara purphosif
sampling (secara sengaja) yaiu pada usaha pemotongan ayam “CV. Abu Chicken”
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu data
1. Data primer diperoleh dari hasil penarikan sampe hasil wawancara langsung
penelitian yaitu CV. Abu Chicken di Kecamatan Poasia Kota Kendari, Dinas
1. Wawancara
dengan responden atau pemilik usaha tersebut untuk memperoleh data yang
2. Observasi
26
Merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan
secara langsung pada obyek penelitian mengenai kondisi, tempat rumah potong
ayam digunakan pendekatan nominal tanpa menghitung nilai uang menurut waktu
tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat langsung dihitung
jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam satu periode proses produksi.
(Suratiyah, 2015)
Rumus untuk menghitung biaya produksi dalam satu kali proses produksi:
secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada
27
waktu tertentu. Menurut Soekartawi dkk (2008) Pendapatan usaha merupakan
selisih antara penerimaan dan semua biaya atau dengan kata lain pendapatan xx
Pendapatan kotor atau penerimaan total adalah nilai produksi komoditas secara
Pd= TR- TC
TR= Y. Py
TC= FC+ VC
Dimana :
Py = Harga y
proses produksi mengalami keuntungan, impas dan rugi digunakan analisis R/C
(Kartasapoetra, 1988)
28
R/C =
Keterangan :
Dengan kriteria:
Abu Chicken di Kecamatan Poasia Kota Kendari yang diukur dalam satuan
tahun.
satuan (Kg/ekor).
29
6. Harga jual adalah harga penjualan ayam pedaging di tingkat konsumen
7. Biaya bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan oleh usaha pemotongan
8. Harga bahan baku (ayam pedaging) adalah biaya yang dikeluarkan untuk
9. Upah tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga
Kecamatan Poasia Kota Kendari dengan satuan rupiah per proses produksi
(Rp/proses produksi).
11. TC (total cost) adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam satu
12. TFC (total fixed cost) adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan
DAFTAR PUSTAKA
30
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.2017.Produksi Daging,
Telur, Dan Susu Dari Tahun 2013−2017 (000 Ton).
Dwitiya Matharani, 2013. Model Kemitraan Inti Plasma Ayam pedaging. Studi
Kasus di Kabupaten Lamongan. Jurnal Ternak. 1 (1) : 1-11.
Miller, R.L. dan R.E. Mainers. 2000. Teori Ekonomi Intermedia. Edisi: III. Raja
Grafindo. Jakarta.
Rahman, 2010. Strategi Dahsyat Marketing Mix For Small Business. Trans Media
Pustaka. Jakarta.
Soekartawi, 2002. Teori Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
31
, 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses Masalah dan Dasar Kebijakan.
Kencana Prenada. Media Group.
Tuwo, A. 2011. Ilmu Usahatani Teori dan Aplikasi. Unhalu Press. Kendari.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................. 4
32
iii
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Pikir.................................................................................................. 6
33
iv
34