PEMBUKAAN
1. 1 Latar Belakang
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba
(keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang semakna dengan ini
dikemukakan oleh Husnan (2001) bahwa profitabilitas merupakan kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal
saham tertentu. Sedangkan Menurut Michelle & Megawati (2005) Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian
dividen perusahaan.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Pada gilirannya, profitabilitas suatu
perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yag dilakukan.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk
menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang
rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu
sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan
usaha tersebut.
Menurut Brigham (1993:79) “Profitability is the net result of a large number of
policies and decision. The ratio examined thus far reveals some interesting thing about the
wry the firm operates, but the profitability ratio shows the combined objects of liquidity, asset
management, and debt management on operating assets.”
Gibson (2001:303), profitability is the ability of a firm to generate earnings. It is
measured relative to a number of bases, such as assets, sales, and investment”. Gibson
mendefinisikan profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan laba
perusahaan, prof itabilitas ini diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan
dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva
perusahaan, penjualan dan investasi. Sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan
keuangan dan aktiva oleh perusahaan.
Dalam kegiatan operasional perusahaan, profit merupakan elemen penting dalam
menjamin kelangsungan perusahaan. Dengan adanya kemampuan memperoleh laba dengan
menggunakan semua sumber daya perusahaan maka tujuan-tujuan perusahaan akan dapat
tercapai. Pengguna semua sumber daya tersebut memungkinkan perusahaan untuk
memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan hasil dari pendapatan oleh penjualan yang
dikurangkan dengan beban pokok penjualan dan beban-beban lainnya.
Penggunaan profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan
bertujuan untuk (1) mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu, (2) menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang, (3) menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, dan (4) mengukur
produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun
modal sendiri.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu analisis profitabilitas perusahaan
2. Untuk mengetahui tentang pendapatan dalam perusahaan
3. Untuk menegetahui analisis harga pokok penjualan
4. Untuk mengetahui analisis beban perusahaan
1.4
BAB II
PEMBAHASAN
GPM merupakan persentase dari laba kotor dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin,
2009).
Lyn dan Aileen (2008) menyatakan rasio GPM merupakan margin laba kotor. Margin laba
kotor memperlihatkan hubungan antara penjualan dan beban pokok penjualan.
Pada rasio OPM, angka laba operasi yang digunakan dalam perhitungan berasal dari
kegiatan-kegiatan usaha pokok perusahaan (Prastowo, 2007).
NPM merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi
dengan seluruh pajak, kemudian dibandingkan dengan penjualan (Sangkala, 2013).
Rasio NPM mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Rasio
ini memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari
penjualan (Joel dan Jae, 2007).
TAT penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi lebih penting bagi manajemen
perusahaan karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di
dalam perusahaan (Sundjaja dan Barlian, 2003).
ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan atas modal yang diinvestasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu perusahaan dalam mempergunakan
sumber daya yangdimiliki agar mampu memberikan laba atas ekuitas (Fahmi, 2012).
1.1.2 Pelaporan Segmen
Informasi yang dilaporkan dalam hasil operasi dan posisi keuangan berdasarkan segmen
bervariasi. Pengungkapan penuh menyediakan laporan laba, neraca, dan laporan arus kas
rinci untuk setiap segmen yang penting. Namun, pengungkapan penuh berdasarkan segmen
ini jarang dilakukan karena sulitnya memisahkan segmen serta keengganan manajemen untuk
membagi informasi yang dapat membahayakan posisi kompetitifnya.
Sebuah segmen dianggap signifikan bila penjualan, laba (rugi) operasi, atau aktiva yang
dapat diidentifikasi besarnya sama atau lebih dari 10 % dari jumlah gabungan seluruh segmen
operasi perusahaan. Untuk tiap segmen, harus dilaporkan beberapa
informasi keuangan tahunan ( SFAS 131) seperti :
1. Penjualan – kepada segmen lain maupun kepada pelanggan eksternal
2. laba operasi – pendapatan dikurangi beban operasi
3. Aktiva yang dapat diidentifikasi
4. Beban atau pendapatan bunga dan pajak
5. Keuntungan dan kerugian dari pos khusus
6. Beban penyusutan, deplesi, dan amortisasi.
Selain itu, perusahaan harus melaporkan pendapatan sebesar 10% atau lebih yang diperoleh
dari satu pelanggan.
Analisis pada HM Sampoerna
Suatu segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa
yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya.
Sebuah segmen geografis menyediakan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi
tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen
operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
Grup mensegmentasikan pelaporan keuangan sebagai berikut:
(i) segmen usaha (primer), yang mengklasifikasikan aktivitas bisnis Grup
menjadi industri dan perdagangan rokok; percetakan, pengemasan dan pengangkutan; serta
segmen usaha lainnya.
(ii) segmen geografis (sekunder), yang terdiri dari kegiatan usaha dalam negeri dan luar
negeri.
Pada HM Sampoerna, Penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp 34,7 triliun untuk tahun 2008,
meningkat sebesar 16,4% dari Rp 29,8 triliun di tahun 2007.
Pertumbuhan penjualan agregat sebesar 6,9% dari SKT terutama disebabkan oleh
peningkatan volume penjualan sebesar 1,3% dari 32,8 miliar di tahun 2007 menjadi 33,2
miliar batang pada tahun 2008. Volume penjualan rokok SKT Dji Sam Soe tumbuh 5,1% dan
menyumbangkan masing-masing 26,5% dan 33,2% dari volume dan nilai penjualan domestik
di tahun 2008 dibandingkan 27,6% dan 34,6% di tahun 2007. Volume penjualan Sampoerna
A Hijau menurun 4,7% dari 13,3 miliar batang di tahun 2007 menjadi 12,6 miliar batang di
tahun 2008. Rokok Sampoerna A Hijau menyumbangkan masing-masing 17,2% dan 14,9%
dari volume dan nilai penjualan rokok domestik pada tahun 2008 dibandingkan 19,8% dan
17,5% di tahun 2007.
Pertumbuhan aktiva
Analisis tren aktiva yang dapat diidentifikasikan menurut segmen relevan
bagi analisis profitabilitas. Membandingkan pengeluaran modal terhadap beban penyusutan
mengungkapkan segmen yang mengalami pertumbuhan ‘sesungguhnya’. Saat menganalisis
laporan segmen geografis, analisis harus mewaspadai perubahan nilai tukar mata uang asing
yang dapat memberi pengaruh signifikan pada nilai yang dilaporkan.
Profitabilitas
Rasio laba operasi terhadap penjualan dan laba operasi terhadap aktiva yang dapat
diidentifikasi menurut segmen merupakan angka yang berguna dalam analisis profitabilitas.
Karena kelemahan data laba segmen, analisis harus lebih berfokus pada tren daripada
berfokus pada tingkat absolut.
Rasio laba operasi 2008-2004.
1.2.1 Analisis persentase tren
Analisis persentase tren digunakan untuk menilai daya tahan total pendapatan maupun
pendapatan per segmen. Pendapatan yang diindeks berdasarkan segmen sering dikorelasikan
dan dibandingkan dengan standar industri atau pesaing. Korelasi otomatis di antara
pendapatan antarperiode juga dapat dihitung untuk mengukur daya tahan pendapatan. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam analisis daya tahan pendapatan adalah :
- Sensitivitas pendapatan terhadap kondisi bisnis.
- Antisipasi permintaaan atas barang dan jasa baru atau yang diperbaharui.
- Analisis pelanggan-konsentrasi, ketergantungan, dan stabilitas.
- Konsentrasi dan ketergantungan pendapatan pada satu segmen.
- Ketergantungan pendapatan pada staf pejualan.
- Diversifikasi geografis.
SEC menganggap MD&A sebagai sumber informasi yang relevan untuk analisis kondisi
keuangan dan hasil operasi dengan mengevaluasi jumlah dan ketidakpastian arus kas.
Persedian barang jadi pada HM Sampoerna mengalami kenaikan dari tahun ketahun
sementara persediaan barang dalam proses dan bahan baku pada tahun 2007 ke 2008
mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan bahwa terjadinya penurunan produksi dan
keberhasilan pendapatan untuk mengikuti laju produksi. Sedangkan pada tahun 2004-2007
mengalami kenaikan, hal ini mengindikasikan bahwa pada terjadinya kenaikan produksi dan
keberhasilan pendapatan untuk mengikuti laju produksi.
Rasio laba kotor hanya dapat ditemui pada pérusahaan yang menjual produk atau
perusahaan dagang atau manufaktur. Laba kotor merupakan selisih antara penjualan
dengan harga pokok penjualan. Untuk perusahaan jasa tidak memiliki laba kotor
karena sulit untuk meminta harga pokok penjualannya. Pada pasar dengan persaingan
yang sangat ketat, margin keuntungan kotor akan semakin rendah dibandingkan
dengan pasar yang menentang monopolistis.
2. Analisis ini dilakukan secara internal karena memerlukan data yang tidak
dipublikasikan kepada umum termasuk jumlah unit penjualan, harga jual per unit, dan
biaya per unit.
Cara untuk menganalisis perubahan laba kotor di foukuskan terlebih dahulu kepada
perubahan penjualan dan kemudian kepada perubahan harga pokok penjualan.
Langkah- langkah yang mendasari analisis:
Pusatkan perhatian pada perubahan volume dengan mengasumsikan harga jual
per unit tidak berubah sama dengan tahun 1. Perubahan volume kemudian
dikalikan dengan harga jual per unit konstan menghasilkan perubahan positif
pada penjualan
Kemudian pusatkan perhatian pada perubahan harga jual dengan
mengasumsikan volume adalah konstan. Penurunan atau kenaikan pada harga
jual dikalikan dengan volume konstan menghasilkan penurunan atau kenaikan
penjualan,
Volume konstan sementara harga jual berubah dan sebaliknya merupakan
penyederhanaan. Asumsi tersebut mengabaikan perubahan bersama dalam
volume dan harga jual. Perubahan volume positif yang disertai penurunan
harga jual menghasilkan penurunan penjualan,
Tiga langkah diatas menjelaskan kénaikan penjualan. Komponen penyebab
kenaikan penjualan adalah perubahan volume, perubahan harga, dan gabungan
perubahan volume dan harga jual.
3. Menginterpretasikan Perubahan Laba Kotor
Jenis perubahan umumnya terdiri dari salah satu atau kombinasi dari faktor- faktor
seperti:
Kenaikan/ Penurunan volume penjualan
Kenaikan/ Penurunan harga jual per unit
Kenaikan/ Penurunan biaya per unit.
Interpretasi hasil analisis perubahan laba kotor memerlukan identifikasi faktor utama
yang menyebabkan perubahan tersebut. Menganalisis perubahan harga pokok
penjualan dapat dilakukan dengan analisis komparatif dengan berfokus pada metode
akuntansi.
Sebagian besar beban memiliki kaitan yang dapat diidentifikasi dan diukur terhadap
pendapatan. Hal ini disebabkan karena pendapatan merupakan ukuran utama atas aktivitas
operasi perusahaan. Tiga analisis yang sebagian didasarkan pada hubungan antara pendapatan
beban adalah:
· Analisis ukuran sama (common size analysis). Laporan laba rugi common size
menyatakan beban sebagai persentase pendapatan. Hubungan antara beban dengan penjualan
kemudian ditelusuri selama beberapa periode atau diperbandingkan dengan pesaing.
· Analisis angka indeks (index number analysis). Analisis angka indeks atas laporan laba
rugi menyatakan laba dan komponen-komponenya dalam angka indeks yang terkait dengan
tahun dasar. Analisis ini menunjukan perubahan relative pos-pos tersebut lintas tahun,
sehingga dapat ditelusuri dan dinilai materialitasnya. Perubahan beban dapat dibandingkan
dengan perubahan pendapatan maupun beban yang terkait. Dengan menerapkan analisis
angka indeks pada neraca common size, persentase perubahan beban dapat dikaitkan dengan
perubahan aktiva dan kewajiban.
· Analisis rasio operasi (operating ratio analysis). Rasio operasi mengukur hubungan
antara beban operasi (atau komponen-komponen) dengan pendapatan. Rasio ini dapat
dihitung sebagai berikut;
Bunga dan pajak biasanya tidak disertakan dari perhitungan ini karena fokusnya pada
efesiensi operasi (pengendalian beban), bukan pengelolaan pendanaan dan pajak. Untuk
menginterprestasikan ukuran ini dengan tepat, diperlukan analisis atas alasan variasi dalam
komponen-komponenya, termasuk margin laba kotor, beban penjualan, pemasaran, umum,
dan administrasi.
Beban Penjualan
Analisis beban penjualan berfokus pada setidaknya tiga area utama, yaitu ;
3. Evaluasi trend an produktivitas beban pemasaran yang mengarah ke masa depan
Jika persentase beban penjualan terhadap pendapatan meningkat, perhatian harus
diarahkan pada kenaikan beban penjualan yang menyebabkan kenaikan pendapatan
bersangkutan. Setelah tingkat beban penjualan tertentu, kenaikan penjulan marginal menjadi
lebih kecil. Hal tersebut biasa disebabkan oleh kejenuhan pasar, keloyalan pada merek, atau
beban yang meningkat di wilayah baru. Persentase beban penjualan terhadap pendapatan bagi
pelanggan baru harus dibedakan dari persentase bagi pelanggan kini. Hal tersebut
berimplikasi pada ramalan atas profitabilitas. Jika perusahaan harus menanggung beban
penjualan yang jauh lebih besar untuk meningkatkan penjualan, maka profitabilitas
perusahaan menjadi terbatas atau dapat menurun.
Beban piutang tak tertagih biasanya diperlakukan sebagai beban pemasaran. Karena
besaran beban piutang tak tertagih terkait dengan besaran penyisihan piutang tak
tertagih,analisis yang dilakukan dengan mempelajari hubungan antara penyisihan dengan
piutang uaha kotor.
Beban promosi penjualan tertentu, terutama iklan, menghasilkan manfaat kini dan
masa depan. Mengukur manfaat masa depan beban-beban tersebut sangatlah sulit.
Pengeluaran untuk aktivitas pemasaran yang megarah ke masa depan tersebut sangat
subjektif dan harus mempertimbangkan tren pengeluaran tersebut sangat subjektif dan harus
mempertimbangkan tren pengeluaran tersebut dari tahun ke tahun. Selain pengeluaran tesebut
mampu mempengaruhi penjualan di masa depan pengeluaran tersebut memberikan
pandangan atas kecenderungan manajemen untuk “mengatur” laba.
Beban penyusutan
Beban sering kali besar jumlahnya, khususnya bagi perusahaan manufaktur dan
jasa. Penyusutan umumnya dianggap sebagai biaya tetap karena dihitung berdasarkan
berlalunya waktu. Bila perhitungannya menggunakan aktivitas operasi, maka penyusutan
menjadi biaya variable berbeda dengan sebagian besar biaya lainnya, hubungan antara
penyusutan dengan aktiva tetap kotor sering memiliki makna. Hubungan tersebut diukur
dengan rasio penyusutan terhadap aktiva yang dapat disusutkan;
Tujuan rasio ini adalah mendeteksi perubahan tarif penyusutan gabungan. Rasio ini berguna
untuk mengevaluasi tingkat pnyusutan dan untuk deteksi penyesuaian (perataan) laba.
Perhitungan ini dapat dilakukan berdasarkan katagori aktiva.
Beban pemeliharaan dan perbaikan ini berdampak pada harga poko penjualaan dan
beban lainnya. Pemeliharaan dan perbaikan terdiri atas beban variable dan beban tetap,
sehingga tidak terkait langsung dengan penjualan, jadi harus diinterprestasikan berdasarkan
analisis yang memisahkan antara porsi beban variable dengan porsi beban tetap dalam
pemeliharaan dan perbaikan, hubungannya dengan penjualan dapat diinterpretasikan. Beban
pemeliharaan dan perbaikan bersifat fleksibel dapat diatur,dengan tujuan untuk tidak
mengurangi laba pada periode tertentu atau dengan tujuan untuk menyimpan sumber yang
likuid, namun ada juga yang tidak dapat ditunda tanpa mengorbankan produktivitas.
Sebagian besar beban umum dan adiministrasi adalah beban tetap, terutama karena
beban tersebut meliputi beban gaji dan sewa. Biaya ini cenderung naik, khususnya pada
masa-masa makmur. Saat menganalisis beban tersebut, perhatian harus diarahkan pada tren
persentasenya terhdap pendapatan
Beban Pendanaan
Beban pendanaan sebagian besar tetap. Sebagian besar pendanaan kreditor pada
akhirnyan didanai ulang dan tidak dipindahkan, kecuali digantikan dengan pendanaan
ekuitas. Beban bunga sering mencakup amortisasi premium atau diskon utang dan amortisasi
biaya penerbitan utang. Alat analisis untuk biaya pinjaman adalah tingkat bunga efektif rata-
rata yang dihitung sebagai berikut :
Sensitivitas perusahaan terhadap perubahan tingkat bunga juga dapat diukur dengan
mencari porsi utang yang dikaitkan dengan tingkat pasar seperti tingkat bunga utama
Beban Pajak
Pajak penghasilan pada dasarnya mencerminkan distribusi laba antara perusahaan
dan pemerintah.
Hubungan antara pajak akrual dengan laba sebelum pajak, disebut sebagai tarif
pajak efektif (effective tax rate) atau rasio pajak (tax ratio), dipengaruhi oleh perbedaan
antara pajak permanen. Tarif pajak efektif dihitung sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas
dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam
kaitannya dengan investasi. Profitabilitas dalam hubungannya dengan penjualan terdiri atas
margin laba kotor (gross profit margin) dan margin laba bersih (net profit margin).
Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi terdiri atas tingkat pengembalian atas
aktiva (return on total assets) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (return on equity).
Tujuan penggunaan profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan
adalah untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
tertentu, untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang,
untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, untuk mengukur produktifitas dari
seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri, untuk mengukur produktivitas
seluruh dana perusahaan yang digunakan,baik modal pinaman maupun modal sendiri, serta
untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan.
http://irmajhe.blogspot.com/2016/11/analisis-harga-pokok-penjualan.html?m=1