LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Lansia
1.1.1 Definisi
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi, dimulai sejak
permulaan kehidupan (Nugroho, 2008).
2. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia
60 tahun atau lebih dengan masalah (Depkes RI, 2003).
4. Lansia potensial
Lansia masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang
dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.
13 tentang kesehatan).
2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari
kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi
1.1.4 Tipe Lansia
1. Perubahan-perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem
organ tubuh diantaranya sistem pernafasan, pendengaran,
penglihatan, kardio vaskuler, sistem pengaturan temperatur tubuh,
sistem respirasi, muskuloskletal, gastrointestinal, genitourinaria,
endokrin dan integumen.
2. Perubahan-perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
4. Perkembangan Spiritual
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya (Maslow, 1970).
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray
dan Zentner, 1970).
1.2 Hipertensi
1.2.1Pengertian
1.2.2Etiologi
b. Hipertensi Sekunder
1.2.3 Patofisiologi
1.2.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul bila hipertensi tidak terkontrol adalah
a) Krisis Hipertensi
b) Penyakut jantung dan pembuluh darah : penyakit jantung koroner dan
penyakit jantung hipertensi adalah dua bentuk utama penyakit jantung
yang timbul pada penderita hipertensi.
c) Penyakit jantung cerebrovaskuler : hipertensi adalah faktor resiko
paling penting untuk timbulNya stroke. Kekerapan dari stroke
bertambah dengan setiap kenaikan tekanan darah.
d) Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan
perubahan neurologis mendadak atau sub akut yang timbul sebagai
akibat tekanan arteri yang meningkat dan kembali normal apabila
tekanan darah diturunkan.
e) Nefrosklerosis karena hipertensi.
f) Retinopati hipertenssi.
1.2.6 Penatalaksanaan
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
b) Penatalaksanaan Farmakologis.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan
antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin
angitensin.
2) Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner.
3) Integritas Ego
Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress.
4) Eliminasi
Riwayat peNyakit ginjal, obstruksi.
5) Makanan/ cairan
Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/
turun), riwayat penggunaan diuretik.
6) Neurosensori
Gejala: Keluhan pusing berdeNyut, sakit kepala sub oksipital,
gangguan penglihatan.
7) Nyeri/ ketidakNyamanan
Gejala: Angina, Nyeri hilang timbul pada tungkai, Nyeri abdomen/
masssa.
8) Pernafasan
Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea,
batuk dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.
9) Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi, cara berjalan.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokontriksi pembuluh darah.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
3) Gangguan rasa Nyaman Nyeri : sakit kepela berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup
monoton.
5) Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping
tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.
6) Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitNya berhubungan
dengan kurang informasi.
c. Rencana Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokontriksi pembuluh darah.
Kriteria Hasil :
Rencana Keperawatan :
Rencana Keperawatan :
Rencana Keperawatan :
Rencana Keperawatan :
Rencana Keperawatan :