”SECTIO CAESAREA”
A. Definisi
Sectio Caesarea adalan suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. (Moctar. R, 1998).
B. Indikasi
a. Sectio Caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada
korpus uteri.
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
sepanjang 10 cm.
1) Kelebihan
a) Mengeluarkan janin lebih cepat
b) Tidak menimbulkan komplikasi kandung kemih tertarik
c) Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
2) Kekurangan
1
a) Infeksi mudah menyebar secara intraabdominak karena tidak ada
reperitonelisasi yang baik
b) Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptur uteri
spontan.
b. Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan
insisi pada segmen bawah rahim.
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang-konkaf pada
segmen bawah rahim (low cervical transversal) kira-kira 10 cm.
1) Kelebihan
a) Penjahitan luka lebih mudah
b) Penutupan lukan dengan reperitonealisis yang baik
c) Tupang tindih peritoneal flap baik sekali untuk menahan
penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.
d) Perdarahan kurang
e) Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri
spontan kurang / lebih kecil.
2) Kekurangan
a) Luka dapat menyebar ke bawah, kiri dan kanan
b) Keluhan pada kandung kemih postoperatif tinggi
D. Komplikasi
2
3. Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonelisis terlalu tinggi
4. Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan mendatang
E. Panggul Sempit
dan panggul
Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segi tiga dengan jarak antar tuberum sebagai
11 ½ cm
ujung os sacrum 7 ½ cm. Pintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak
antara tubera ossis ischii 8 atau kurang kalau jarak ini berkurang dengan
thomas dustacia dapat terjadi kalau jumlah ukuran antar tuberum dan
3
diameter sagitalis posterior < 15 cm ( normal 11 cm + 7,5 cm = 18,5 cm )
Kalau pintu bawah panggul sempit biasanya bidang tengah panggul juga
Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera kurang dari 10 cm
atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm. Conjugata vera dilalui
cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang dari 10cm dapat
sebagai berikut :
3. Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa
4. Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi terlebiha ukuran muka belakang
5. Panggul corong :pintu atas panggul biasa,pintu bawah panggul sempit
4
8. Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruha panggul sempit
coxitis, luxatio, atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit miring.
Disamping itu mungkin pula ada exostase atau fraktura dari tulang panggul yang
persalinan.
kepala tidak dapat turun maka terutama pada primi gravida fundus atau
panggul sempit.
5
2. Kepala tidak turun kedalam panggul pada bulan terakhir dapat
3. Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil dari
misalnya :
kecilnya
6
4. Pada panggul sempit melintang sutura sagitalis dalam jurusan muka
5. Dapat terjadi ruptura uteri kalau his menjadi terlalu kuat dalam
panggul sempit dapat terjadi infeksi intra partum. Infeksi ini tidak
kaki dapat menjelma karena tekanan dari kepala pada urat-urat saraf
Peroneus .
7
• Pengaruh pada anak
- Patus lama misalnya: yang lebih dari 20 jam atau kala II yang
- Prognosa
8
3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul
6. His
Diantara faktor-faktor tersebut diatas yang dapat diukur secara pasti dan
persalinan.
Menurut pengalaman tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir
dengan selamat per vaginam kalau CV kurang dari 8 ½ cm. Sebaliknya kalau
banyak faktor:
4. his
7. bentuk panggul dan derajat kesempitan karena banyak faktor yang
9
(sering disebut panggul sempit relatip) maka pada panggul sedemikian
a. Persalinan Percobaan
janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan dapat berlangsung per
vaginan dengan selamat dapat dilakukan persalinan percobaan. Cara ini merupakan
tes terhadap kekuatan his, daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut
Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa
pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya.
Ketentuan lainnya adalah umur keamilan tidak boleh lebih dari 42 mingu karena
kepala janin bertambah besar sehingga sukar terjadi moulage dan ada kemungkinan
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan selalu dapat
diduga sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala bayi sudah keluar
yang cukup luas, kemudian hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam
kebawah dengan hati-hati dan tentunya dengan kekuatan terukur. Bila hal tersebut
tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran badan bayi di dalam rongga panggul,
sehingga menjadi bahu depan dimana sebelumnya merupakan bahu belakang dan
lahir dibawah simfisis. Bila cara tersebut masih juga belum berhasil, penolong
10
menggerakkan dimuka dadanya. Untuk melahirkan lengan kiri, penolong
diameter miring dari panggul untuk melahirkan bahu depan. Persalinan percobaan ada
dua macam yaitu trial of labour dan test of labour. Trial of labour serupa dengan
persalinan percobaan di atas, sedangkan test of labour sebenarnya adalah fase akhir
dari trial of labour karena baru dimulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam
kemudian. Saat ini test of labour jarang digunakan karena biasanya pembukaan tidak
lengkap pada persalinan dengan pangul sempit dan terdapat kematian anak yang
tinggi pada cara ini. Keberhasilan persalinan percobaan adalah anak dapat lahir
sontan per vaginam atau dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik.
kemajuannnya,
keadaan ibu atau anak kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah pembukaan lengkap
dan ketuban pecah kepala tidak masuk PAP dalam 2 jam meskipun his baik, serta
pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan seksio sesarea.
b. Seksio Sesarea
kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata. Seksio juga dapat
primigravida tua dan kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki. Seksio sesarea
11
perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas
c. Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan pada
dengan cara melubangi tengkorak janin dan mengeluarkan isi tengkorak, sehingga
janin dapat dengan mudah lahir pervaginam. Kraniotomi, terdiri atas perforasi kepala
e. Kleidotomi
Tindakan ini dilakukan setelah janin pada presentasi kepala dilahirkan, akan
tetapi dialami kesulitan untuk melahirkan bahu karena terlalu lebar. Setelah janin
pada satu atau kedua klavikula. Dibawah perlindungan spekulum dan tangan kiri
penolong dalam vagina, klavikula dan jika perlu klavikula belakang digunting, dan
kesulitan. Apabila tindakan dilakukan dengan hati-hati, tidak akan timbul luka pada
jalan lahir. Pada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau kleidotomi.
12
Apabila panggul sangat sempit sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan, maka
· Terapi
Kalau persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul maka baiknya
4. Nifas
Nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan
Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
Periode
13
2. Immediate post partum (Minggu pertama post partum).
bayi sehat.
1. Perubahan Fisik
2. Sistem Reproduksi
3. Uterus
14
Lochea terus keluar sampai 3 minggu. Bau normal seperti menstruasi, jumlah
- Serviks Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari,
struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan tampak
bercelah.
-Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak
hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal
dengan ovulasi.
- Payudara
peningkatan prolaktin pada hari I-III). Pada payudara yang tidak disusui,
engorgement akan berkurang dalam 2-3 hari, puting mudah erektil bila dirangsang.
Pada ibu yang tidak menyusui akan mengecil pada 1-2 hari.
- Sistem Endokrin
15
· HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak terdeteksi
Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama, menurun sampai tidak ada
pada ibu tidak menyusui FSH, LH, tidak ditemukan pada minggu I post partum.
v Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada awal post
v Volume darah
v Perubahan hematologik
v Jantung
16
· Sistem Gastrointestinal
v Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena trauma.
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil. Diastasis rekti
17
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah,kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik
fisik, mental, sosial dan lingkungan. (Effendy, 1995)
Riwayat :
- Tinjau kembali catatan perinatal dan intra operasi : tinjau kembali indikasi
untuk kelahiran sesarea.
- Catat jenis dari anestesia intra operatif dan obat-obat yang diberikan dalam
intra operatif dan dalam masa penyembuhan / pemulihan jangka pendek ; catat
kehilangan darah selama menjalani prosedur pembedahan.
- Respon klien dan keluarga terhadap pengalaman kelahiran dapat
menggambarkan kekecewaan.
- Kondisi dari bayi yang baru lahir atau umur kehamilan pada kelahiran dapat
perlu dirawat ke bagian unit perawatan intensif neonatal (NICU).
- Keluhan gangguan kenyamanan disebabkan oleh trauma pembedahan atau
setelah nyeri.
1. Fundus akan benar-benar berkontraksi, akan tetap berada pada umbilicus
selama kira-kira 7 hari post partum dan selanjutnya akan infolusi satu jari per
hari.
2. Lochia sedang dan bebas dari bekuan-bekuan yang banyak, aliran yang
terakhir lebih lama melalui kelahiran caecarea dari pada melalui kelahiran
vagina.
3. Balutan / verban abdominal kurang sedikit noda / kotor atau tetap kering dan
utuh.
4. Pemasangan kateter kemungkinan dipasang selam 24 jam dan akan
menglirkan urine jernih dan kekuning-kuningan.
5. Bunyi usus kemungkinan tidak ada, redub atau berbedah.
6. Kateter parenteral apabilah digunakan, sebaiknya infuse bebas dari tanda-
tanda infeksi.
7. Mulut kemungkinan kering, menampilkan efek dari obat-obatan pre-operasi
dan anastesi.
8. Abdomen lembut dan tidak tagang.
9. Larutan pencuci lock heparin kemungkinan digunakan sebagai pemberian
antibiotik.
18
1. Pemeriksaan darah lengkap dan Hb, untuk mengkaji perubahan dari
tingkat pre-operasi dan menilai kehilangan darah selama pembedahan.
2. Darah vagina, dan kultur lochia dapat diambil.
3. Urinalisis dengan kultur dan sensitifitas kemungkinan diambil untuk
memastikan infeksi saluran perkemihan.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji fisiologi dan lokasi 1. Klien tidak dapat
ketidaknyamanan. Catat tanda- mengungkapkan keluhan
tanda verbal dan non verbal. tentang nyeri dan
ketidaknyamanan ; walaupun
nyeri otot post operasi
mungkin diharapkan, dapat
menampilkan perkembangan
komplikasi.
2. Menolong mengurangi nyeri,
2. Berikan informasi tentang dihubungkan dengan nyeri agar
nyeri dan bantu pasien pasien lebih memahami dan
melakukan teknik distraksi dan meningkatkan rasa nyaman
teknik relaksasi. pasien.
3. Nyeri dapat menimbulkan
3. Nilai tekanan darah dan kurang istirahat dan
denyut nadi, catat perubahan peningkatan dalam tekanan
tingkah laku. Bedakan kurang darah dan denyut nadi
istirahat yang berhubungan
dengan shock dari yang
berhubungan dengan nyeri. 4. Relaksasi nyeri dan
4. Ubah posisi pasien, kurangi
19
rangsangan dan lakukan pengalihan dari sensasi nyeri
pengosokan punggung.
Anjurkan pasien melakukan
teknik relaksasi.
Intervensi Rasionalisasi
1. Tinjau kembali riwayat 1. Adanya faktor-faktor resiko
prenatal dan postnatal terhadap seperti kelelahan miometrial,
faktor-faktor yang mendukung ketegangan uterus yang
klien terhadap komplikasi. berlebihan, rangsangan
oksitoksin yang lama, anastesi
umum, atau bawaan
tromboplebitis prerenal klien
sangat rentan terhadap
komplikasi post opersi. Sayatan
klasik ke dalam uterus
dihubungkan dengan kehilangan
darah intra operasi yang banyak
dari pada sayatan ke dalam
segmen uterus bagian bawah.
2. Peningkatan takanan darah
dapat menandakan
berkembangnya atau
2. Monitor tekanan darah, nadi berlanjutnya status
dan suhu. Catat kedinginan hipersesitive magnesium
dan kelembaban kulit, sulfate atau pengobatan anti
kelemahan atau nadi kecil dan hipertensi, hipotensi dan
perubahan perilaku. takikardi bisa mengambarkan
dehidrasi dan hipovolemia.
3. Tingkatkan peristaltic untuk
mengurangi ketidaknyamanan
3. Anjurkan pergerakan dini dari penumpukan gas dimana
dan penghindaran selama 3 hari setelah kelahiran
pembentukan gas makanan sesarea.
dan sayuran karbonat. 4. Membantu mencegah ketidak
nyamanan berhubungan dengan
4. Palpasi kandung kemih, ketidaknyamanan yang
kemungkinan pengosongan berlebihan.
20
berkala setelah pengangkutan 5. Tiap sakit kepala
kateter. kemungkinan dangan tusukan
5. Nilai adanya intensitas sakit spinal dan kemungkinan
kapala selama perubahan dari disebabkan oleh mengalirnya
posisi recumbent ke posisi cairan serebrospinal.
berdiri selama 24 jam setelah
anasthesi block subarachroid. 6. Meningkatkan kenyamanan
6. Beri analgetik setia 3-4 jam, dimana memperbaiki status
tingkatkan dari jadwal spikologis dan menambah
intramuskuler dan subkutan ke pergerakan.
jadwal oral.
3. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
anastesi.
Tujuan umum : Frekuensi pernapasan dalam batas normal, bunyi paru
normal dan vesikuler terdengar.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji frekuensi nadi dan 1. Tachicardy dan peningkatan
pernapasan napas dapat menandakan
hypoksia.
2. Pertahankan jalan udara 2. Mencegah obstuksi jalan napas.
klien dengan miringkan
kepala. 3. Kurangnya suara napas adalah
3. Lakukan auskultasi suara indikasi adanya obstruksi oleh
napas. mucus atau lidah dan dapat
dibenahi dengan mengubah
posisi ataupun pengisapan.
Berkurangnya suara pernapasan
diperkirakan telah terjadimya
atelektasis.
4. Dilakukan untuk memastikan
efektivitas pernapasan sehingga
4. Observasi frekwensi dan upaya memperbaikinya dapat
kedalaman pernapasan. segera dilakukan.
5. Meningkatnya pernapasan,
takikardi dan bradikardi
5. Pantau tanda-tanda vital menunjukan kemungkinan
setip 4 jam. terjadinya hipoksia.
6. Elevasi kepala dan posiisi
miring akan mencegah
6. Letakan klien pada posisi terjadinya aspirasi muntah,
yang sesuai tergantung pada posisi yang benar akan
21
kekuatan pernapasan. mendorong ventilasi pada lobus
paru menurunkan tekanan
diafagma.
7. Ventilasi dalam yang aktif
membuka alveolus,
mengeluarkan sekresi dari
7. Lakukan latihan gerak sistim pernapasan.
sesegera mungkin pada klien 8. Dilakukan untuk meningkatkan
yang reaktif. pengambilan oksigen
pengeluaran gas tersebut.
8. Berikan tambahan oksigen
sesuai kebutuhan.
22
sebelum menjalani kelahiran
caesarea, pemasangan kateter
tidak tetap, mempredisposisi
klien untuk kemungkinan
infeksi.
6. Berikan infus antibiotik 6. Menurunkan / mengurangi
profilaksis. kemungkinan endometritis post
partum sebagaimana halnya
dengan komplikasi seperti abses
insisi atau trombophlebitis
pelvis.
5. Diagnosa keperawatan : Perubahan eliminasi usus, konstipasi
Tujuan umum : Bunyi usus ada, pola eliminasi normal ditetapkan kembali.
Intervensi Rasionalisasi
1. Auskultasi bunyi usus di 1. Biasanya bunyi usus tidak
empat kuadran abdomen setiap terdengar di hari pertama
4 jam setelah kelahiran. setelah prosedur pembedahan,
pusing/pingsan di hari ke dua
dan aktifitas di hari ke tiga.
2. Palpasi abdomen, catat 2. Distensi atau
ketegangan atau ketidaknyamanan menandakan
ketidaknyamanan. pembentukan gas dan
penumpukan atau
kemungkinan ileus peralitik.
3. Catat pengeluaran flatus atau 3. Menandakan pergerakan
sendawa rectum.
4. Pertahankan tingkat hidrasi 4. Hidrasi membantu mencegah
dengan cairan oral saat bunyi penyerapan yang berlebihan
usus ada dari saluran intestinal dan
mencegah konstipasi.
5. Hindari pemberian minuman 5. Semua penyumbang
yang sangat panas atau dingin pembentukan gas.
dan yang mengandung
karbohidrat kepada ibu.
6. Anjurkan latihan kaki dan 6. Pergerakan yang berkembang
peregangan abdomen, maju setelah 24 jam setelah
meningkatkan pergerakan dini. kelahiran caesarea
meningkatkan peristaktik
dalam pengeluaran serta
menghilangkan atau mencegah
nyeri gas.
7. Berikan cairan oral ketika
7. Klien biasanya dapat
bunyi usus ada, tingkatkan dari
menerima cairan oral dengan
cairan jernih ke cairan lengkap.
23
baik setelah prosedur
8. Berikan diet yang tetap pembedahan jika pergerakan
protein untuk 24-48 jam usus ada.
pertama setelah kelahiran 8. Membentu mencegah atau
caesarea saat peristaltic. memperkecil pembentukan
gas.
24
8. Berikan informasi yang penilaian selanjutnya oleh
berhubungan dengan dokter.
pemeriksaan tindak lanjut post 8. Seringkali penilaian post
partum. partum bagi ibu dengan
kelahiran seksio caesarea
dijadwalkan pada 1 minggu
sampai sesuai kebutuhan.
25
6. Tawarkan pilihan bila 6. Memungkinkan beberapa
mungkin catat pilihan kemandirian sekalipun ibu
minuman, penjadwalan mandi. tergantung pada balutan
professional.
7. Berikan kesempatan kepada 7. Bantuan dalam babarapa
ibu untuk berinteraksi dan interaksi pertama atau hingga
memeluk bayinya. Bantu keteter intervena diangkat,
seperlunya. mencegah ibu dari gangguan
perasaan atau
8. Monior kemajuan dalam ketidaknyamanan.
peningkatan tanggung jawab 8. Melalui hari ke 2-3 post partum
untuk merawat diri dan bayi ibu bergerak dari fase talking in
serta dalam motivasi psikologi. ke fase talking hold.
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan/ intervensi sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah dibuat dengan menerapkan rencana tersebut dalam
tindakan nyata.
E. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sisitimatis dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
26
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. R.U DENGAN POST
OPERASI SECTIO CAESAREA HARI KE-3 DI IRINA D ATAS
RSU Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
A. Pengkajian
B. Pengkajian
27
1. Keluhan utama.
Rasa nyeri pada daerah luka operasi
2. Riwayat keluhan utama.
Nyeri pada daerah luka operasi dibagian perut (region umbilicalis) dirasakan
setelah dilakukan operasi pada tanggal 28 -07 – 2013. Nyeri dirasakan pasien
melakukan pergerakan atau mobilisasi, nyeri meningkat saat pasien mengejan
dan menurun saat pasien berbaring. Nyeri terlokalisasi pada daerah luka operasi,
tidak difus (tidak menyebar), dan berada pada skala 5 (sedang. Durasi nyeri
sekitar 1-2 menit, hilang timbul.
Riwayat kesehatan keluarga.
Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit Hypertensi, jantung, paru-
paru, ginjal, hati, diabetes.
3. Riwayat reproduksi
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : Teratur
Lamanya haid : 3-4 sehari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
4. Riwayat kehamilan
G1 P0 A0 19 thn, hamil 40-41 minggu
HPHT : 11-10-2012
HTP : 18-7-2013
ANC : 4x (di Puskesmas)
TT : 2x (di Puskesmas)
5. Status obstetrikus: P1 A0
6. Riwayat persalinan sekarang
Kala 1 : Sejak tanggal 27-07-2013 jam 10.30 pasien merasakan nyeri perut
bagian bawah melingkar sampai belakang, nyeri dirasakan hilang timbul,
pengeluaran lendir bercampur darah lewat jalan lahir. Dan tanggal 28/7/2013 jam
14.10 di putuskan untuk SC.
Kala 2 : Jam 10.25 bayi lahir section caesarea dengan letak kepala. Lahir
bayi perempuan tanggal 28/7/2007 jam 14.25 WITA, BBL 2850 gr, PBL 47 cm,
AS 6-7.
Kala 3 : Plasenta lahir lengkap dengan selaput, BPL 500 gr.
Kala 4 : Keadaan umum: baik, kontraksi uterus baik.
Perdarahan : 500 cc
Diuresis : 200 cc
Total : 700 cc
Mulai SC : 14.10 WITA tanggal 28/7/2013
28
Selesai : 15.35 WITA
Total : 26 jam
7. Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB.
8. Rencana KB
Pasien berencana untuk menggunakan KB suntik.
9. Riwayat Psikososial
Pasien merasa senang menerima bayi yang baru lahir walaupun harus melalui
operasi section caesarea dan bertanya-tanya bagaimana caranya menyusui bayi
karena merasa canggung/kaku.
Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga/masyarakat adalah baik, pasien
aktif mengikuti kegiatan masyarakat. Pasien tidak mengkhawatirkan pembayaran
di rumah sakit karena pasien terdaftar sebagai peserta Gakin.
29
sebagau berikut: 0= mandiri, 1= dibantu sebagian, 2= perlu bantuan orang lain,
3= perlu bantuan orang lain dan alat, 4= tergantung atau tidak mampu.
5) Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien tidur siang : 15.00-16.00 WITA, tidur malam: 21.00-
06.00 WITA
Saat dikaji : Pasien tidak mengalami kesulitan untuk tidur.
30
14) Belajar memuaskan keingintahuan yang mengarah pada perkembangan
kesehatan.
Saat dikaji : Pasien bertanya-tanya bagaiman cara meneteki bayi.
31
Postur tubuh
Meletakkan tangan di daerah luka : 2
Mengeluh nyeri
Dapat melokalisasi daerah nyeri : 2
TFU: pertengahan sympisis-pusat.
Auskultasi : peristaltik usus normal
Perkusi : –
i. Genetalia
Lochia : tampak warna kuning bercampur sedikit darah dan lendir
(sanguinolenta)
Kebersihan : baik
Anus : tidak ada hemoroid
j. Ekramitas
Atas : dapat digerakkan tidak ada masalah
Bawah : kaki simetris kiri dan kanan, tidak ada odema, tidak ada varices
32
- Ibu mengatakan tidak bisa bebas bergerak
- Ibu megatakan masih kaku/canggung dalam meneteki bayi
33
No. Data Etiologi Masalah
34
No. Data Etiologi Masalah
35
No. Data Etiologi Masalah
36
37