Theta Kusuma - Skill 03 - 201710330311059 - Pasang-Lepas Iud+implan+konseling KB
Theta Kusuma - Skill 03 - 201710330311059 - Pasang-Lepas Iud+implan+konseling KB
OLEH:
THETA KUSUMA
201710330311059
SKILL
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk mencegah pertemuan dari sperma dan sel
telur sehingga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi pada umumnya dibagi menjadi dua macam,
yaitu Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (NMKJP) dan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP). Untuk alat kontrasepsi NMKJP meliputi kondom, pil KB, suntik. Sedangkan
untuk MKJP sendiri yaitu implan, intra uterine devices (IUD), vasektomi, tubektomi.
IUD adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral (Lippes Loop)
atau berbentuk lain (Copper T Cu 200, Copper T 220 atau ML Cu 250) yang dipasang di
dalam Rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan paramedik lain yang sudah
dilatih.
Menurut sumber yang lain pula,IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau
tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun
dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak. Alat ini kecil
berbentuk-T terbuat dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga
terbuat dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim untuk
mencegah kehamilan. Pemasangan bisa dengan rawat jalan dan biasanya akan tetap terus
berada dalam rahim sampai dikeluarkan lagi. IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan
sel telur dengan cara merubah lapisan dalam rahim menjadi sulit ditempuh oleh sperma.
IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang terbuat dari bahan
polietilen dengan atau tanpa metal steroid. IUD sangat efektif dibandingkan dengan metode
kontrasepsi jangka panjang lainnya seperti implan, vasektomi, tubektomi. Oleh karena itu, IUD
paling banyak digunakan pada program KB di Indonesia. Disamping efektifnya IUD, terdapat
juga beberapa kerugian yaitu perdarahan antar kehamilan, nyeri haid yang berlebihan, periode
haid lebih lama, dan perdarahan berat pada waktu haid. Akibat dari kehilangan darah yang
banyak dapat menyebabkan anemia[ CITATION Put16 \l 1033 ].
IUD terbuat dari plastik elastis yang dililit tembaga atau campuran tembaga dengan
perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan jangka waktu penggunaan antara
dua hingga sepuluh tahun dengan metode kerjanya mencegah masuknya spermatozoa ke dalam
saluran tuba. IUD dibedakan menjadi empat jenis yaitu Copper-T, Copper-7, Multi Load, Lippes
Loop.
a. Lippes Loop
IUD Lippes Loop terbuat dari bahan polietilen, berbentuk spiral, pada
pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda ukuran panjang
bagian atasnya. Adapun tipe dari Lippes Loops adalah sebagai berikut:
Keuntungan lain dari jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan
luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik (Proverawati,
2010).
b. Cu T 380 A
IUD Cu – T 380 A terbuat dari bahan polietilen berbentuk huruf T
dengan tambahan bahan Barium Sulfat. Pada bagian tubuh yang tegak, dibalut
c. Multiload 375
IUD Multiload 375 (ML 375) terbuat dari polipropilen dan mempunyai luas permukaan 250
mm2 atau panjang 375 mm2 kawat halus tembaga yang
ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini. Bagian lengannya didesain
15
ekspulsi.
d. Nova – T IUD Nova-T mempunyai 200 mm2 kawat halus tembaga dengan bagian
lengan fleksibel dan ujung tumpul sehingga tidak menimbulkan luka pada
e. Cooper-7
(copper T), sedangkan jenis non copper memerlukan penundaan sampai 6 minggu
sehingga tidak cocok untuk pasca salin (BkkbN, 2014). Implan adalah alat kontrasepsi yang
diletakkan dibawah kulit, mengandung hormon steroid dan digunakan untuk waktu yang lama,
salah satunya, dan yang paling banyak beredar di Indonesia, adalah implan levonorgestrel.
Implan memiliki tingkat kontinuitas pemakaian yang tinggi, walaupun jumlah penggunanya
rendah. Efek samping pengguanaan imlan yang paling banyak dijumpai adalah gangguan siklus
haid. Penggunaan kontrasepsi implan cenderung berimplikasi terhadap siklus haid akseptornya.
Gangguan yang utama pada pemakaian kontrasepsi yang mengandung hormon progestin adalah
gangguan pada pola perdarahan haid. Sisanya akan mengalami perdarahan yang tidak teratur,
perdarahan bercak dan amenorea[ CITATION Dez12 \l 1033 ].
Konseling KB adalah percakapan tatap muka atau wawancara antara klien dengan konselor,
yang diselenggarakan dengan sengaja, dengan tujuan membantu klien tersebut membuat
keputusan yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya, serta pilihannya berdasarkan informasi
yang lengkap tentang alat kontrasepsi. Pemilihan dan pemakaian alat KB yang didahului dengan
Konseling KB akan membuat peserta KB merasa aman dan nyaman. Rasa aman dan nyaman
dalam memakai alat KB bisa tercapai karena Konseling KB membantu calon peserta KB supaya
bisa memilih dan menggunakan cara KB yang sesuai dengan keadaan diri dan kebutuhannya.
Sapa klien dengan ramah, perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya
Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana
Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan resiko serta keuntungan
dari masing- masing kontrasepsi termasuk perbedaan antara kontap dan metode
reversibel :
o Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut digunakan
o Jelaskan bagaimana cara kerja
o Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang
mungkin akan dialami
Jelaskn apa yang bisa diperoleh
(b) Konseling metode khusus
Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah
kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR
Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi
Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang
akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
Pastikan klien sufdah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci kemaluannya
menggunakan sabun
Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya
didaerah supra pubik
Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses
pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan
pertanyaan.
Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya :
o Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
o Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril
o Letakkan kemasan pada tempat yang datar
o Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR
o Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal
lengan sehingga lengan akan melipat Setelah lengan melipat sampai menyentuh
tabung inserter, tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan
o Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan
AKDR yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter.
o Pastikan cincin biru sejajar dengan arah lengan AKDR, cocokkan dengan ukuran
kavum uteri
o Pastikan ujung pendorong menyentuh ujung AKDR
o AKDR siap diinsersikan ke kavum uteri
Dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari terakhir haid. Keuntungan IUD pada
waktu ini antara lain ialah :
a) Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan lembek.
b) Rasa nyeri tidak seberapa keras.
c) Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan.
d) Kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak ada.
a) Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila pemasangan dilakukan saat haid.
b) Dilatasi canalis cervikal adalah sama pada saat haid maupun pada saat mid - siklus
(Hartanto, 2008).
Bila pemasangan IUD tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah bersalin, menurut
beberapa sarjana, sebaiknya IUD ditangguhkan sampai 6 - 8 minggu postpartum oleh karena
jika pemasangan IUD dilakukan antara minggu kedua dan minggu keenam setelah partus,
bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
Sebaiknya IUD dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu adalah paling ideal. Tetapi, septic abortion merupakan kontraindikasi.
4. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terakhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama
sebelum IUD dipasang. Sebelum pemasangan IUD dilakukan, sebaiknya diperlihatkan kepada
akseptor bentuk IUD yang dipasang, dan bagaimana IUD tersebut terletak dalam uterus
setelah terpasang. Dijelaskan bahwa kemungkinan terjadinya efek samping seperti
perdarahan, rasa sakit, IUD keluar sendiri (Sarwono, 2005).
a) Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan klien mengajukan
pertanyaan. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada beberapa
langkah waktu pemasangan dan nanti akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah
tersebut dan pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya
b) Periksa genitalia eksterna, untuk mengetahui adanya ulkus, pembengkakan pada kelenjar
Bartolin dan kelenjar skene, lalu lakukan pemeriksaan spekulum dan panggul.
c) Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada indikasi
d) Masukkan lengan IUD Copper T 380A di dalam kemasan sterilnya
e) Masukkan spekulum, dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik dan
f) gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
g) Masukkan sonde uterus
h) Lakukan pemasangan IUD Copper T 380 A
i) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi sebelum melepas sarung tangan dan bersihkan
permukaan yang terkontaminasi
j) Melakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan segera setelah selesai dipakai.
k) Mengajarkan kepada klien bagaimana memeriksa benang IUD (dengan menggunakan model
yang tersedia.
l) Menyarankan klien agar menunggu selama 15-30 menit setelah pemasangan IUD.
Persiapan
Minta klien mencuci lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air, dan
membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun.
Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas
Beri tanda pada tempat pemasangan
Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan keenam kapsul implant sudah
tersedia
Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
Pakai sarung tangan steril atau DTT
Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
Pasang duk steril atau DTT disekeliling lengan klien
Suntikkan anestesi lokal tepat dibawah kulit (subkutan) sampai kulit sedikit
menggelembung
Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm dan suntikkan masing-masing 1 cc
diantara pola pemasangan nomor 1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6
Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel (alternatif lain tusukkan trokar
langsung ke lapisan dibawah kulit)
Sambil mengungkit kulit, masukkan terus trokar dan pendorongnya sampai batas
tanda 1 (pada pangkal trokar) tepat pada luka insisi.
Keluarkan pendorong dan masukkan kapsul kedalam trokar (dengan tangan atau
pinset)
Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul kearah ujung dari trokar sampai
terasa adanya tahanan.
Tahan pendorong ditempatnya dengan satu tangan, dan tarik trokar keluar sampai
mencapai pegangan pendorong.
Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda 2 terlihat
pada luka insisi (jangan mengeluarkan trokar dari tempat insisi)
Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukkan kembali trokar
serta pendorongnya sampai tanda 1.
Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul sudah
terpasang.
Raba kapsul utnuk memastikan keenam kapsul implant telah terpasang dalam pola
kipas.
Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari insisi.
Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih
Pakai sarung tangan steril atau DTT.
Desinfeksi tempat pencabutan secara sentrifugal dengan kasa iodine.
Pasang duksteril pada daerah pencabutan, raba sekali lagi seluruh kapsul untuk
menentukan lokasinya.
Suntikkan obat anenstesi lokal dengan memasukkan jarum dibawah ujung kapsul
yang paling dekat dengan siku, kemudian masukkan sampai kurang lebih
sepertiga panjang kapsul pertama (1 cm ), trik jarum pelan-pelan sambil
menyuntikkan obat anastesi sebanyak 0,5 ml. Tanpa mencabut jarum geser ujung
jarum ke arah kapsul berikutnya, ulangi proses ini sampai jarum keenam
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 lebih kurang 5 ml di atas
ujung kapsul dekat siku.
Lakukan pada lokasi yang telah ditentukan, gunakan scalpel untuk membuat insisi
kecil (4 mm) dengan arah memanjang.
Masukkan ujung klem pemegang susuk secara hati-hati melalui luka insisi.
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar
panjang kapsul.
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan
jepit kapsul denga sudut yang tepat pada sumbu panang kapsul lebih kurang 5 mm
diatas ujung bawah kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik ke arah insisi dan
jatuhkan klem 1800 ke arah bahu klien.untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggunakan
kassa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut.Bila
tidak bisa dengan kassa, boleh menggunakan sisi tumpul scalpel.
Gunakan klem lain untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem
pemegang susuk dan cabut kapsul dengan pelan- pelan dan hati- hati. Setelah
kapsul dicabut, letakkan dalam mangkuk kecil berisi larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi. Kapsul dapat dihitung dengan mudah dalam mangkuk kecil untuk
memastikan keenam kapsul sudah dicabut.
Bila klien tidak ingin memakai susuk lagi, bersihkan daerah sekitar insisi denga
kasa antiseptik. Gunakan klem mosquito untuk memegang kedua tepi luka insisi
selama lebih kurang 10 – 15 detik untuk mengurangi perdarahan.
Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan bandaid atau kasa steril
dan plester. Tutup daerah insisi dengan pembalut tekan mengelilingi lengan untuk
homeostasis dan mengurangi perdarahan di bawah kulit.
Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakkan semua peralatan dalam larutan
klorin untuk dikontaminasi.
Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa, kapas, sarung
tangan / alat suntik sekali pakai)
Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam klorin .
Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih.
BAB 3
KESIMPULAN
Dengan ada nya program khusus seperti KB ini dapat mengatur pertumbuhan penduduk
yang berlebihan. Metode yang digunakan salah satunya yaitu alat kontrasepsi seperti IUD,
Implan, dll. Diperlukan konseling KB agar lebih efektif sebelum dilakuakn pemasangan dan
pengambilan kontrasepsi dan dapat meminimalisir efek samping yang di timbulkan akibat alat
kontrasepsi. Dengan lancarnya Program KB dapat menciptakan SDM yang berkualitas
mengurangi pertumbuhan yang berlebih.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo Sarwono. 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal. Yayasan Bina Pustaka :
Jakarta.hal 24-25
BKKBN. 2003. Kamus Istilah Kependudukan, KB dan Keluarga Sejahtera. Jakarta : BKKBN.
Dezarino, M., Ichsan, T. M. & Prabudi, M. O., 2012. Penggunaan kontrasepsi implan 2 batang selama 1
tahun. Majalah Kedokteran Nusantara, 42(2), pp. 73-74.
Putri, R. P. & Oktaria, D., 2016. Efektivitas Intra Uterine Devices (IUD) Sebagai Alat Kontrasepsi.
MAJORITY, 5(4), pp. 138-139.