Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Dosen Pengampuh Mata Kuliah: Ns. Sulasri, S,Kep.,M,Kep

Teori Keperawatan Madeleine M. Leininger

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 6

AKPER 1-A

Nur Annisa Juliana Ananda 219026

Nur Cahyani 219027

Nur Farahbiba Aslina 219028

Nur Insani 219029

Parju 219030

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMIK KEPERAWAYAN PELAMONIA

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Teori
Keperawatan Leininger” dapat terselesaikan.
Penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada  dosen
pengampuh Etika dan Hukum Keperawatan Ns. Sulasri, S,Kep.,M,Kep. yang
telah memberikan tugas ini kepada penulis sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis. Tidak sedikit
kesulitan yang penulis hadapi baik dari segi waktu maupun tenaga, tetapi
penulis menyadari juga bahwa setiap ikhtiar yang baik harus diiringi dengan
doa yang tulus sehingga kesulitan dapat teratasi. Kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini tetap penulis harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas segala
keikhlasan hati dan bantuan dari semua pihak  yang telah diberikan kepada
penulis, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Madeleine Leininger..........................................................3

B. Teori Kperawatan Madeleine Leininger..........................................5

C. Paradigma Keperawatan Madeleine Leininger...............................15

D. Kelebihan Teori Keperawatan Madeleine Leininger.......................17

E. Kekurangan Teori Keperawatan Madeleine Leininger...................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................18

B. Saran ..............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu,

keluarga, dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional,

keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek

keperawatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teori

keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai

profesi adalah mempunyai body of knowledge yang dapat diuji

kebenarannya serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada

masyarakat langsung.

Perawat dalam mempratikan keperawatannya harus memperhatikan

budaya dan keyakinan yang dimiliki oleh klien, sebagaimana yang

disebutkan oleh teori model Madeleine Leininger bahwa teori model ini

memiliki tujuan yaitu menyediakan bagi klien pelayanan spesifik secara

kultural. Untuk memberikan asuhan keperawatan dengan budaya

tertentu, perlu memperhitungkan tradisi kultur klien, nilai-nilai

kepercayaan ke dalam rencana perawatan.

Berdasarkan latar belakang di atas kami membuat makalah mengenai

penerapan teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan.

1
Hal ini ditujukan supaya lebih memahami teori model menurut Madeleine

Leininger dalam praktek keperawatan, agar perawat mampu melakukan

pelayanan kesehatan peka budaya kepada klien menjadi lebih baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud teori model Madeleine Leininger dalam praktek

keperawatan?

2. Apa saja paradigma keperawatan menurut Madeleine Leininger?

3. Apa saja kelebihan teori Madeleine Leininger?

4. Apa saja kekurangan teori Madeleine Leininger?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui teori model Madeleine Leininger dalam praktek

keperawatan

2. Untuk mengetahui paradigm keperawatan menurut Madeleine

Leininger

3. Untuk mengetahui kelebihan teori Madeleine Leininger

4. Untuk mengetahui kekurangan teori Madeleine Leininger

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Madeleine Leininger

Madeleine M. Leininger adalah perawat yang mempraksarai

keperawatan transkurtural dan merupakan pimpinan dalam teori

keperawatan transcultural dan teori human care. Leininger merupakan

perawat pertama yang mendapat gelar PhD dalam antropologi budaya

dan social. Pada tahun 1954 Leininger mendapat gelar masternya dalam

keperawatan jiwa dan ia juga memperaksarai berdirinya program pasca

sarjana untuk keperawatan jiwa yang pertama di university of Cincinnati.

Ketika di Cincinnati Leininger menemukan bahwa staf keperawatan

kurang memahami tentang faktor budaya yang mampu mempengaruhi

anak. Leininger juga mengamati bahwa hanya sedikit stafnya

mengetahuo tentang faktor budaya pada diagnosis dan treatment.

Sebagai mahasiswa doctoral ia mempelajari kebudayaan dan

menemukan antropologi sebagai ilmu yang menyenangkan. Dia tidak

hanya dapat mengobservasi fitur unik dari suatu kebudayaan tetapi juga

mengamati perbedaan dalam kebudayaan yang berkaitan dengan praktik

caring keperawatan. Dia mengembangkan asuhan budaya miliknya yaitu

culture care theory of diversity and universality, dan metode

ethnonursing. Penelitian Leininger ini telah membantu mahasiswa

3
perawat untuk memahami perbedaan kebudayaan dalam perawatan

manusia.

Leininger mengidentifikasi beberapa area umum dari pengetahuan dan

minat penelitian teoritas antara keperawatan dan antropologi. Leininger

meletakkan dasar untuk pengembangan keperawatan transkurtural, teori

culture care, dan perawatan berbasis budaya dalam bukunya yang

berjudul nursing and anthropology: two world to blend, dan dalam

bukunya yang kedua transcurtural nursing: concepts, theories, and

practice. Leininger mengidentifikasi konsep utama, ide teoritis, dan

praktek dalam keperawatan transkurtural dan menggunakan teori culture

care untuk banyak mempelajari kebudayaan. Mata ajar transcurtural

nursing pertama kali ditawarkan di university of Colorado pada tahun

1966 dimana Leininger merupakan professor keperawatan.

Di tahun 1974, Leininger diangkat menjadi dekan dan professor

keperawatan di College of nursing dan adjunt professor antropologi di

university of Utah salt lake city. Disana Leininger mengeisi program

magister dan doctoral dalam keperawatan transcultural. Teori asuhan

budaya miliknya telah digunakan diseluruh dunia dan terus berkembang

sesuai dengan penemuan pengetahuan dari berbagai kebudayaan.

Leininger menginisiasi terbentuknya ikatan keperawatan transcultural

nasional pada tahun 1974 dan mendirikan national research care

4
conference di tahun 1978 guna menfasilitasi perawat untuk mempelajari

fenomena asuhan yang manusiawi 1989.

Leininger merupakan salah satu penulis dalam dunia keperawatan

yang paling kreatif, produktif, inovatif, dan futuristic, yang menyediakan

materi-materi baru dan substantive mengenai keperawatan transcultural

yang berbasis penelitian untuk memajukan keperawatan sebagai disiplin

ilmu profesi. [ CITATION Pro17 \l 1033 ]

B. Teori Madeleine Leininger

Teori Leininger berasal dari dua displin ilmu yakni ilmu keperawatan

dan antropologi. Ia mendefinisikan keperawatan transcultural sebagai

area utama keperawatan yang berfokus pada studi komparasi dan

analisis dari keragaman budaya dan sub budaya di dunia dengan

memperhatikan nilai caring, ekspresi, kepercayaan tentang sehat sakit,

serta pola perilaku mereka.

Tujuan dari teori tersebut adalah untuk menemukan keberagaman dan

universalitas asuhan manusiawi dihubungkan dengan cara pandang

dunia, struktur sosial, dan dimensi lain, dan kemudain untuk menemukan

cara untuk menyediakan perawatan yang sesuai secara budaya pada

budaya yang sama maupun berbeda.

Keperawatan trankultural lebih dari sekedar kesadaran untuk

menggunakan ilmu keperawatan Asuhan budaya, tetapi juga

5
menerapkan praktik keperawatan yang sesuai dengan budaya dan

penuh tanggung jawab. Leininger menyatakn bahwa aka nada praktik

keperawatan yang merefleksikan praktik keperawatan yang didefenisakn

secara kultural, serta berdasarkan dan spesifik secara kultural guna

mengarahkan asuhan keperawatan yang disiapkan untuk individual,

keluarga, kelompok dan institusi.

Leininger membedakan antara keperawatan trasnkultural dan

keperawatan lintas transcultural. Keperawatan transcultural merujuk pada

perawat yang disiapkan dalam hal keperawatan transcultural, yang

berkomitmen untuk mengembangkan pengetahuan dan praktik dalam

keperawatan transcultural, sementara keperawatan lintas kultural

diartikan sebagai perawat yang mengaplikasikan konsep-konsep

antropologi. Ia menspesifikasikan keperawatan internasional dan

keperawatan transcultural sebagai berikut: keperawatan internasional

berfokus pada fungsi keperawatan di antara dua budaya: dan,

keperawatan transcultural berfokus pada beberapa budaya dan suatu

teori komparasi dan dasar praktik.

Leininger mendeskripsikan perawat transcultural generalis sebagai

seorang perawat yang disiapkan ditingkat sarjana yang mampu

menerapkan konsep, prinsip, dan Pratik keperawatan transcultural yang

telah di susun oleh perawat transcultural spesialis. Perawat trankulturan

spesialis sendiri disiapkan di tingkat pasca sarjana yang memperoleh

6
persiapan dan bimbingan yang mendalam dalam tentang pengetahuan

dan keperawatan transcultural. Seorang spesialis keperawtan trankultural

mendapatkan keterampilan kompetensinya melalui pendidikan pasca

sarjana.

Leininger meyakini dan mempromosikan sebuah teori yang baru

dengan tipe yang berbeda. Dia mendefenisikan theory sebagai

penemuan pengetahuan yang kreatif dan sistematis tentang sebuah rana

ketertarikan atau sebuah fenomena yang penting untuk di mengerti atau

menejelaskan fenomena yang belum di ketahui.

Leininger telah mengembangkan Culture Care Theory of Diversality

miliknya berdasarkan pada keyakinan bahwa seseorang dari budaya

dapat menerangkan dan mampu untuk mengarahkan tenaga profersional

untuk dapat memberikan perawatan sesuai dengan yang mereka

harapkan atau butuhkan dari orang lain. Budaya merupakan cara hidup

seseorang yang berpola dan bernilai yang dapat memengaruhi

keputusan dan tindakan mereka, oleh karena itu, teori ini diarahkan

perawat untuk menemukan dan mendokumentasikan dunia klien mereka

dan untuk menggunakan sudut pandang emic, pengetahuan dan praktik

dengan etic (pengetahuan profersional) yang sesuai sebagai dasar untuk

membuat keputusan dan tindakan keperawatan professional yang sesuai

dengan budaya. Culture Care merupakan teori keperawatan yang luas

karena mempertimbangkan prespektif kehidupan manusia yang holistic

7
serta keberadaannya dari waktu ke waktu, termasuk faktor-faktor struktur

sosial, pandangan dunia, nilai-nilai dan sejarah budaya, konteks

lingkungan , ekspresi bahasa dan bangsa (generic) dan pola professional

dilihat dari segi budaya.

Teori culture care adalah induktif dan deduktif berasal dari

pengeetahuan emic (dalam) maupun etic (luar). Teori ini tidak masuk

dalam teori middle range maupun teori makro, tetapi paling baik jika

dilihat secara luas dengan rana kepentingan yang spesifik.

1. Konsep Utama dan Defenisi Leininger

Konsep utama transkulturalal yang disampaikan oleh

Leininger, sebagai berikut:

a. Cultural Care

Nilai, keyakinan, norma, pandangan yang dipelajari dan

diasumsikan dapat membantu mempertahankan

kesejahteraan, kesehatan untuk meningkatkan kondisi dan

cara hidup seseorang

b. Worldview

Cara pandang individu terhadap kehidupannya sehingga

menimbulkan keyakinan terhadap makna dan nilai hidup.

c. Cultural and Social Structure Dimention

8
mencakup religius, kekeluargaan, politik dan aspek legal,

ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang saling

berhubungan dan berfungsi mempengaruhi perilaku dalam

konteks lingkungan yang berbeda

d. Generic Care System

Budaya tradisional yang diwariskan dipandang membantu,

mendukung, memperoleh kondisi kesehatan, memperbaiki

atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi

kecacatan dan kematian

e. Profesional system

sitem pelayanan kesehatan yang diberikan dipengaruhi oleh

kompetensi dan kapabilatas profesional dari Profesi kesehatan

yang dibentuk melalui proses pendidikan yang berkualitas

institusi pendidikan formal

f. Cultural Care Preservation

Upaya memfasilitasi tindakan professional dan mengambil

keputusan untuk memelihara nilai budaya sehingga mereka

dapat mencapai kesejahteraan, kesehatan, serta mampu

menghadapi kecacatandan kematian7.Cultural Care

Acomodation: Teknik negosiasi untuk memfasilitasi budaya

9
tertentu sehingga dapat beradaptasi terhadap tindakan,

pengambilan keputusuan yang berkaitan dengan kesehatan

g. Cultural Care Repattering

Menyusun kembali tindakan dan pengambilan keputusan

professional yang dapat membawa perubahan cara hidup

seseorang

h. Cultural Congruent / Nursing Care

Kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya/ keyakinan

dan cara hidup individu institusi dalam upaya memberikan

asuhan keperawatan yang bermanfaat.

Model konseptual tersebut kemudian di desain dalam “Leininger’s

Sunrise Model” dalam prespektif proses keperawatan melalui

pendekatan transkulturalal. Sunrise Model yang dikemukakan oleh

Leinenger merupakan teori yang relevandengan asuhan keperawatan

karena merepresentasikan proses pemecahan, mulai dari tahap

pengkajian, menegakkan diagnosa, intervensi dan implementasi

sampai evaluasi.

Teori sunrise model ini menjelaskan tentang bagaimana seorang

perawat sebelum melakukan asuhan keperawatannya kepada klien,

keluarga atau komunitas, perawat tersebut harus terlebih dulu memiliki

10
pengetahuan dan pandangan yang luas tentang struktur budaya dan

sosial, baik pada lingkungan yang luas maupun lingkungan yang sempit

[ CITATION Asm081 \l 1033 ]

Tujuan Leininger membuat teorinya dalam gambaran seperti ini

adalah menunjukkan gambaran visual untuk membantu perawat dalam

mengerti secara konseptualisasi komponen utama dari teori bagi

keperawatan, seperti teknologi, agama dan filosofi, hubungan

kekeluargaan dan sosial, nilai-nilai budaya, politik dan hukum, ekonomi,

dan pendidikan mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok dalam

kesehatan dan penyakit dan untuk memudahkan perawat dalam

mempraktekan teori. Selain itu teori keperawatan transkultural Leininger

juga bertujuan untuk memfasilitasi pengetahuan perawat tentang

perbedaan dan persamaan antara keragaman budaya dalam perawatan

humanistik, kesehatan, pola penyakit, keyakinan, dan nilainilai di antara

budaya

C. Paradigma Keperawatan Menurut Teori Leininger

Pemahaman perawat terhadap keperawatan transkulturalal

merupakan acuan dasar terhadap terlaksanana implemenatasi pelayanan

keperawatan dan terkait erat dengan dimensi teori dasar keperawatanHal

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Manusia (Human) sebagai Klien

11
Manusia adalah individu yang memiliki nilai dan norma yang diyakini

berguna untuk menetapkan pilihan, melakukan tindakan, dan

berkecenderungan mempertahankan budayanya pada semua situasi

dan tempat

2. Kesehatan

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki individu dalam

mengisi kehidupannnya dalam rentang sehat-sakit. Kesehatan

merupakan keyakinan, nilai, pola kegiatan untuk menjaga, memelihara

keseimbangan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam

konteks budaya. Pasien dan perawat mempunyai tujuan yang sama

yaitu mempertahankan keadaan sehat individu dalam rentang yang

adaptif. Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan meningkatkan

kemampuannya memilih budaya yang sesuai dengan status

kesehatannya melalui belajar dengan lingkungannya dan sehat yang

dicapai bersifat holistik dan humanistik.

3. Lingkungan

Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi

perkembangan, kepercayaandan prilaku individu dan dipandang

sebagai suatu totalitas kehidupan dimana individu dan budayanya

saling berinteraksi, meliputi lingkungan fisik, sosial dan simbolik

Lingkungan fisik adalah alam yang dibuat oleh manusia dan dapat

12
membentuk budaya tertentu, misalnya bentuk rumah di daerah panas

cenderung dibuat banyak ventilasi, rumah ditempat yang dingin

cenderung tertutup. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur

sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu dalam

masyarakat yang lebih luas seperti keluarga, komunitas dan tempat

ibadah sehingga harus mengikuti struktur dan aturan yang berlaku

dilingkungan tersebut. Lingkungan simbolik menyebabkan manusia

merasa perlu bersatu (melui bahasa, atribut) yang bermakna untuk

membentuk toleransi, tenggang rasa.

4. Keperawatan

Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang diberikan Profesi Perawat

kepada pasien dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari

sakit.

D. Kelebihan Teori Leininger

1. Merupakan perspektif teori yang bersifat unik dan kompleks, karena

tidak kaku memandang proses keperawatan. Bahwa kebudayaan

klien juga sangat patut diperhatikan dalam memberikan asuhan.

13
2. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti

Orem, Virginia Henderson, dan Neuman.

3. Teori transkultural ini dapat mengarahkan perawat untuk membantu

klien dalam mengambil keputusan, guna meningkatkan kualitas

kesehatannya.

4. Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering

ditemukan saat melakukan asuhan keperawatan

E. Kekurangan Teori Leininger

1. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri

sendiri dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai

macam konseptual model lainnya

2. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam

mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan

model teori lainnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Madeleine M. Leininger adalah perawat yang mempraksarai

keperawatan transkurtural dan merupakan pimpinan dalam teori

keperawatan transcultural dan teori human care.

Teori Leininger berasal dari dua displin ilmu yakni ilmu keperawatan

dan antropologi. Ia mendefinisikan keperawatan transcultural sebagai

area utama keperawatan yang berfokus pada studi komparasi dan

analisis dari keragaman budaya dan sub budaya di dunia dengan

memperhatikan nilai caring, ekspresi, kepercayaan tentang sehat sakit,

serta pola perilaku mereka.

Tujuan dari teori tersebut adalah untuk menemukan keberagaman dan

universalitas asuhan manusiawi dihubungkan dengan cara pandang

dunia, struktur sosial, dan dimensi lain, dan kemudain untuk menemukan

cara untuk menyediakan perawatan yang sesuai secara budaya pada

budaya yang sama maupun berbeda.

Paradigma keperawatan menurut leininger yaitu, manusia, kesehatan,

lingkungan dan keperawatan.

B. Saran

Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan bagi para pembaca

dapat lebih mengetahui lagi teori leininger dalam praktek kesehatan dan

keperawatan sehingga dapat meningkatkan motivasi yang positif dan

15
dapat meningkatkatkan motivasi untuk terus belajar dengan giat agar

dapat meneruskan dan mengembangakan ilmu-ilmu dari para ilmuan

terlebih dahulu kepada generasi berikutnya

16
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dr. Fr. Maria Susila Sumartiningsih, S. M. (n.d.). CHRISTIAN WORLDVIEWDALAM


PERSPEKTIFPENDEKATAN TRANSKULTURAL. Jurnal 1,
http://ejournal.stikesborromeus.ac.id/file/jurnal%201.pdf.

Prof Achir Yani S. Hamid, M. D. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka.
Singapore : Elsevier.

iii

Anda mungkin juga menyukai