PERCOBAAN IV
“ANALISIS KUANTITATIF SEDIAAN OBAT SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE”
DI SUSUN OLEH :
NAMA : SITI ANISA
NIM : G701 18 097
KELAS / KELOMPOK : B / IV (EMPAT)
HARI/ TANGGAL :
ASISTEN : SYAMSUL LAKAHORO
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui cara
menganalisis kadar komponen aktif berbagai sediaan obat menggunakan
instrument spektrofotometri UV-Vis . Hal inilah yang melatar belakangi
dilakukannya percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan
Memahami cara menganalisis kadar komponen aktif berbagai sediaan obat
menggunakan instrument spektrofotometri UV-Vis.
Gugus Kromofor : -
Gugus kromfor : -
Gugus kromofor :
5. Paracetamol (FI III, 1979: 37)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama Lain : Asetaminofen
RM/BM : C8H9NO2/151,16
Rumus Struktur :
a. Furosemid
Timbang dan serbukkan 20 tablet. Sejumlah serbuk yang ditimbang seksama
setara dengan 200 mg furosemid, kocok dengan 300 ml NaOH 0,1 N selama
10 menit, tambahkan NaOH 0,1 N secukupnya hingga 500,0 ml, saring.
Encerkan 5,0 ml dengan NaOH 0,1 N secukupnya hingga 500,0 ml. Ukur
serapan larutan pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 271 nm.
Hitung jumlah furosemid pada panjang gelombang maksimum lebih kurang
271 nm adalah 595.
b. Parasetamol
Timbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 150 mg, tambahkan
50 ml NaOH 0,1 N, encerkan dengan 100 ml air, kocok selama 15 menit,
tambahkan air secukupnya hingga 20,0 ml, campur, saring. Encerkan 10,0 ml
filtrat dengan air secukupnya hingga 100,0 ml. Pada 10,0 ml tambahkan 10 ml
NaOH 0,1 N, encerkan dengan air secukupnya hingga 100,0 ml. Ukur serapan
larutan pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 257 nm. E(1%,
1cm) pada maksimum lebih kurang 257 nm adalah 715.
c. Asam salisilat
i. Larutan Uji (A)
Sejumlah serbuk yang telah dihomogenkan setara dengan lebih kurang 50
mg asam salisilat ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 100
mL, ditambah 50 mL asam sulfat 0,1 N, kocok dan diamkan selama 15
menit. Diencerkan dengan asam sulfat 0,1 N sampai batas tanda kemudian
disaring. Sejumlah 4 mL larutan ini dipipet ke dalam labu tentukur 100 mL
dan diencerkan dengan asam sulfat 0,1 N sampai batas tanda.
ii. Larutan Baku (B)
Sejumlah lebih kurang 25 mg baku pembanding asam salisilat ditimbang
seksama. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dilarutkan dengan
asam sulfat 0,1 N, dikocok dan didiamkan selama 15 menit. Diencerkan
dengan asam sulfat 0,1 N sampai batas tanda. Sejumlah 4 mL larutan
dipipet ke dalam labu tentukur 100 mL dan diencerkan dengan asam sulfat
0,1 N sampai batas tanda. iii.
iii. Cara Penetapan
Serapan larutan A dan B masing – masing diukur pada panjang gelombang
maksimum 302 nm menggunakan asam sulfat 0,1 N sebagai blanko.
Jumlah asam salisilat dalam cuplikan dalam mg (W) adalah:
W = Au/Ab x Bb x Fu/Fb
Kadar asam salisilat dalam bedak dihitung terhadap jumlah yang tertera
dalam etiket (Z) :
Z = W/Bu x 1/Ke x 100 %
Keterangan :
Au : Serapan larutan uji
Ab : Serapan larutan baku
Fu : Faktor pengenceran larutan uji
Fb : Faktor pengenceran larutan baku
Bu : Bobot cuplikan yang ditimbang dalam gram
Ke : Jumlah asam salisilat per gram bedak yang tertera pada etiket.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1.3 Sampel
a. Furosemide
1. Furosemide
2. Lapraz
3. Lasix
b. Asam salisilat
1. Bedak salicyl
2. Herocyn
3. Eladine
c. PCT
1. Mixagrip
2. Panadol
3. Sanmol
4. Neo rheumacyl
III.2 Cara Kerja
III.3.1 Furosemide
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang dan diserbukkan 20 tablet
- Ditimbang
20 tablet
- Dikocok selama 10 menit
NaOH 0,1 N 300 ml
+ Add 500,0 ml
- Disaring
NaOH 0,1 N
5 ml furosemide
10 ml NaOH 0,1 N
- diencerkan dengan air ad 100,0 ml
IV.2 Perhitungan
1. Pembuatan pelarut H2SO4 0,1 N
Dik : % = 98
bj = 1,84 g/ml
Bm = 98,07
Dit : N…?
Penye :
10 x % x bj x Valensi
N=
Bm
10 x 98 x 1,84 x 2
=
98,07
3606,4
=
98,07
= 36,77 N
Pegenceran = V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 36,77 N = 500 mL x 0,1 N
50 N mL
V1 =
36,77 N
V1 = 1,36 mL
2. Perhitungan sampel
2
Dik : Ke = 2 % x 60 g=1,2 g
100
Au = 0,301
Ab = 0,041
BTS (Berat Total sampel) = 60 g
Bs (Berat Sampel) = 50 mg = 0,05 g
Bu = 60 g
Dit : a. Berat sampel yang ditimbang
b. Faktor pengencer larutan uji
c. Faktor pengencer larutan baku
d. Jumlah asam salisilat/gram
e. Penetapan kadar asam salisilat
Penye :
a. Berat sampel yang ditimbang (Bb)
Bs
Bb = x BTS
Ke
0,05 g
= x 60 g
1,2 g
3g
=
1,2 g
= 2,5 g = 2500 mg
IV.3 Reaksi
C7H6O3 + H2SO4 C7H6O3 + SO3 + H2O
IV.4 Pembahasan
Spektroskopi UV-Vis salah satu bentuk spektroskopi absorpsi. Pada cara ini
cahaya atau gelombang elektromagnetik, dalam hal ini sinar UV-Vis,
berinteraksi dengan zat kemudian diamati oleh absorpsi sinar. Sesuai dengan
ukuran aatu besarnya energi yang dimiliki oleh sinar UV-Vis interaksi hanya
terjadi dengan kulit luar zat dan dari ini berasal nama “ Spektroskopi
Elektronik” kedalam cara ini termasuk antara alin Kalometri, Fotometri,
Spektrofotometri (Putri, 2017)
Tujuan dari percobaan ini yaitu kita dapat memahami dan mengetahui cara
menganalisis dan menentukan kadar komponen aktif berbagai sediaan obat
menggunakan instrument spektrofotometri UV –Vis.
Prinsip percobaan kali ini, yaitu menganalisis kadar komponen aktif pada obat
asam salisilat, paracetamol dan furosemid menggunakan instrument
spektrofotometri UV-VIS dengan cara pembuatan larutan induk suatu sediaan
obat yang kemudian ditetapkan kadarnya melalui pembacaan panjang
gelombang maksimum. Prinsip kerja dari Spektrofotometer UV-Vis yaitu
apabila suatu cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka
sebagian cahaya tersebut diserap (I), sebagian lagi dipantulkan (lr), dan
sebagian lagi dipancarkan (It).
Cara kerja pada percobaan ini yaitu dengan melakukan analisis pada obat
furosemid, paracetamol dan asam salisilat. Pertama, Furosemide dengan
menyiapkan alat dan bahan, lalu timbang dan serbukkan 20 tablet. Kemudian,
kocok dengan 300 ml NaOH 0,1 N selama 10 menit ditambahkan NaOH 0,1 N
secukupnya hingga 500,0 ml disaring. Lalu, diencerkan 5,0 ml dengan NaOH
0,1 N secukupnya hingga 500,0 ml dan diukur serapan larutan pada panjang
gelombang maksimum lebih kurang 271 nm. Kemudian, Dihitung jumlah
furosemid pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 271 nm adalah
595. Lalu didokumentasikan.
Kedua paracetamol, dengan menyiapkan alat dan bahan lalu ditimbang seksama
sejumlah serbuk tablet setara dengan 150 mg dan ditambahkan 50 ml NaOH 0,1
N lalu diencerkan dengan 100 ml air, kocok selama 15 menit. Kemudian,
ditambahkan air secukupnya hingga 20,0 ml dicampur dan disaring. Lalu,
diencerkan 10,0 ml filtrat dengan air secukupnya hingga 100,0 ml dan
ditambahkan 10 ml NaOH 0,1 N, encerkan dengan air secukupnya hingga 100,0
ml. Lalu, Diukur serapan larutan pada panjang gelombang maksimum lebih
kurang 257 nm. E(1%, 1cm) pada maksimum lebih kurang 257 nm adalah 715.
Kemudian, didokumentasikan.
Hasil dari percobaan yang kami lakukan yaitu didapatkan faktor pengencer
larutan uji yaitu 25 kali, faktor pengencer larutan baku yaitu 25 kali, jumlah
asam salisilat/gram atau W adalah 18,35 g dan penetapan kadar asam salisilat
yaitu 24,9 %.
Menurut (Ulfa, 2016) hasil dari penetapan kadar asam salisilat menunjukkan
sampel A mendapat kadar rata-rata 4,689% dan sampel B mendapat kadar rata-
rata 4,651%. Dari keseluruhan sampel, kadar asam salisilat dalam sampel A
sesuai dengan kadar yang tertera di etiket yaitu 4% serta memenuhi kadar
optimal asam salisilat sebagai zat keratolitik yaitu 3-10%. Sampel B tidak sesuai
dengan kadar yang tertera di etiket yaitu 10% namun masih memenuhi kadar
optimal asam salisilat sebagai zat keratolitik yaitu 3-10%.
V.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih mempelajari dan memahami setiap percobaan yang
akan dilakukan agar praktikan dapat mengerti. Serta diharapkan kepada
praktikan agar lebih banyak membaca, mengingat praktikum dilakukan secara
online.
DAFTAR PUSTAKA
ISO. (2019). ISO Indonesia Informasi Spesialite Obat Vol 48. PT ISFI penerbitan.
Jakarta.
Nazar, M., Hasan, M. (2018). Spektroskopi Moleku. Syiah Kuala University press:
Banda Aceh.
Sa’ad, A., dkk. (2019). Kandungan Rhodamin B Pada Sediaan Lip Tint Yang
Digunakan Mahasiswi Stikes Pelamonia. Media Farmasi Vol. XV No. 2.
Susanti, L., dkk. (2018). Uji Kadar Nitrit Pada Daging Burger Di Kota Bandar
Lampung Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Farmasi Lampung
7(1).
Sylvi., dkk. (2016). Modul Analisis Spektrofotometri Uv-Vis. Padang: Sekolah
Menengah Analis Kimia.
Ulfa, M, A., Nofita, N. (2016). Analisa Asam Benzoat Dan Asam Salisilat Dalam
Obat Panu Sediaan Cair. Jurnal Kebidanan Malahayati Vol 2 (2).