Anda di halaman 1dari 28

PRAKTIKUM IMU RESEP 2

JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO

RESEP 1-3

DISUSUN OLEH:

NAMA : NURHIKMA
STAMBUK : G 701 18 155
KELAS :B
KELOMPOK : VI (ENAM)
TANGGAL : JUM’AT/ 23 OKTOBER 2020
ASISTEN : AN NISA UL MURSYDAH
NILUH AGNES KADOENA

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
RESEP 1
Nn. Alexa, 25 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat, bersin-bersin, rasa
panas dan gatal pada hidung dan disertai batuk. Hasil pemeriksaan menunjukkan
adanya peradangan pada mukosa hidung karena manifestasi dari rhinitis simpleks
(common cold). Hasil anamnesa didapatkan bahwa rhinitis disebabkan oleh
infeksi bakteri nonspesifik pneumococcus. Pasien didiagnosa menderita rhinitis
akut.

dr. Merdeka Sp., THT


SIP. No. 446/2502/419/3439/1-17
Jl. Urip Sumoharjo No.41, Makassar
Telp. (0411) 2345626
Makassar, 01 Oktober 2020
R/ Amoxsan tab 500 mg
S 3 dd 1 tab
R/ Paracetamol tab 500 mg
S 3 dd 1 tab
R/ Rhinos tab 500 mg
S 2 dd 1 caps
Pro : Nn. Alexa
Umur : 25 tahun
Alamat : mayjen kusuma no. 13

I. Kelengkapan Resep
dr. Merdeka Sp., THT
SIP. No. 446/2502/419/3439/1-17
Jl. Urip Sumoharjo No.41, Makassar Inscriptio

Telp. (0411) 2345626


Invocatio Makassar, 01 Oktober 2020
R/ Amoxsan tab 500 mg
S 3 dd 1 tab
R/ Paracetamol tab 500 mg Prescriptio
Signatura
S 3 dd 1 tab
R/ Rhinos tab 500 mg
S 2 dd 1 caps
Pro : Nn. Alexa
Umur : 25 tahun Subscriptio
Alamat : mayjen kusuma no. 13

Keterengan :
 Inscriptio
Nama dokter : dr. merdeka Sp., THT
SIP : SIP. No. 446/250/415/3439/1-17
Alamat : mayjen kusuma N0.13
Telp : (0411) 2345626
No :-
Tanggal : Makassar, 01 Oktober 2020
 Invocatio
R/ (Recipe) : Ambillah
 Prescriptio
Nama obat : Amoxan tab, Paracetamol tab, dan Rhinos tab
Komposisi : 500 mg, 500 mg, 500 mg
 Signatura
S (Signatura) : Tandai Pemakaian
3 dd (ter de die) : 3 kali sehari
2 dd (bis de die) : 2 kali sehari
1 (uno) : Satu
Tab (tablet) : Tablet
Caps (capsul) : Kapsul
 Subscriptio
Pro : Nn. Alexa
Umur : 25 tahun
Alamat : mayjen kusuma no. 13

II. Perhitungan Dosis


Karena pasien merupakan orang dewasa, sehingga tidak memerlukan
perhitungan dosis.

III. Penjelasan obat


1. Indikasi
a. Amoxsan
Infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan, infeksi saluran kemih dan
infeksi pada kulit (MIMS, 2020).
b. Paracetamol
Nyeri dan demam ringan sampai sedang (MIMS, 2020).
c. Rhinos
Alergi rhinitis dan flu, seperti pilek dan hidung tersumbat (MIMS,
2020).
2. Farmakologi
a. Amoxsan
Amoksisilin menghambat langkah transpeptidasi akhir sintesis
peptidoglikan di dinding sel bakteri dengan mengikat 1 atau lebih
protein pengikat penisilin (PBP), sehingga menghambat biosintesis
dinding sel yang mengakibatkan lisis bakteri (MIMS, 2020).
b. Paracetamol
Paracetamol menunjukkan aksi analgesik dengan penyumbatan
perifer dari generasi impuls nyeri. Ini menghasilkan antipirresis
dengan menghambat pusat pengatur panas hipotalamus. Aktivitas
anti-inflamasi yang lemah terkait dengan penghambatan sintesis
prostaglandin di SSP (MIMS, 2020).
c. Rhinos
Loratadine bertindak lama, non-sedatif antihistamin dengan sedikit
aktivitas antimuscarinik. Pseudoephedrine bersifat vasokonstrictor,
bekerja pada antioktor dan menghasilkan efek dengan menciutkan
mukosa yang padat di daerah pernapasan bagian atas (MIMS, 2020).
3. Interaksi obat
a. Amoxsan
Dapat mengurangi kemanjuran OC. Dapat meningkatkan efek
antikoagulan. Peningkatan risiko reaksi alergi dengan allopurinol.
Kadar darah meningkat dan berkepanjangan dengan probenesid.
Kloramfenikol, makrolida, sulfonamida dan tetrasiklin dapat
mengganggu efek bakterisidal dari amoksisilin (MIMS, 2020).
b. Paracetamol
Penurunan absorpsi dengan kolestiramin. Penurunan konsentrasi
serum dengan rifampisin dan beberapa antikonvulsan (misalnya
fenitoin, fenobarbital, karbamazepin, primidon). Meningkatkan efek
antikoagulan warfarin dan kumarin lainnya dengan penggunaan
jangka panjang. Peningkatan absorpsi dengan metoclopramide dan
domperidone. Peningkatan konsentrasi serum dengan probenesid.
Dapat meningkatkan konsentrasi serum kloramfenikol (MIMS,
2020).
c. Rhinos
Ketokonazol dan amp; turunan azole, makrolida; MAOI, alkohol.
Metildopa, mekamilamin, reserpin, alkaloid veratrum, dan beta;
-blocker, digitalis, antasida, kaolin (MIMS, 2020).
4. Kontraindikasi
a. Amoxsan
Hipersensitif terhadap amoksisilin dan penisilin lain (MIMS, 2020).
b. Paracetamol
Hipersensitivitas. Gangguan hati berat atau penyakit hati aktif
(MIMS, 2020).
c. Rhinos
Hipersensitivitas terhadap agen adrenergik. Penyakit KV seperti
insufisiensi koroner, aritmia; pasien yang menerima terapi MAOI
atau dalam 10 hari setelah penghentian pengobatan tersebut.
Glaukoma sudut sempit, retensi urin, hipertensi berat, PJK berat,
hipertiroidisme (MIMS, 2020).
5. Perhatian
a. Amoxan
Pasien dengan riwayat alergi dan beta laktam, mononucleosis
menular, gangguan ginjal, kehamilan dan menyusui (MIMS, 2020).
b. Paracetamol
Pasien dengan defisiensi G6PD, ketergantungan alkohol, malnutrisi
kronis atau dehidrasi, berat badan & lt; 50 kg; hipovolemia berat
(IV). Gangguan ginjal dan hati, anak-anak, kehamilan dan menyusui
(MIMS, 2020).
c. Rhinos
HTN, DM, hati & amp; insufisiensi ginjal; glaukoma, ulkus peptik
stenosis, obstruksi piloroduodenal, hipertrofi prostat, obstruksi leher
kandung kemih. Dapat menyebabkan penyalahgunaan narkoba.
Kehamilan & amp; laktasi. Anak; 12 thn. Lansia & berusia 60 thn
(MIMS, 2020).
6. Keamanan terhadap ibu hamil
a. Amoxsan
Menurut (MIMS, 2020) termaksud kategori B = baik penelitian
reproduksi hewan belum menunjukkan risiko janin tetapi tidak ada
penelitian terkontrol pada wanita hamil atau penelitian reproduksi
hewan menunjukkan efek samping (lain dibandingkan penurunan
kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada
wanita di trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester
berikutnya).
b. Paracetamol
Menurut (Basic Pharmacology & Drug Note, 2019) termaksud
kategori B = baik penelitian reproduksi hewan belum menunjukkan
risiko janin tetapi tidak ada penelitian terkontrol pada wanita hamil
atau penelitian reproduksi hewan menunjukkan efek samping (lain
dibandingkan penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam
studi terkontrol pada wanita di trimester pertama (dan tidak ada bukti
risiko pada trimester berikutnya).
c. Rhinos
Loratadine : Kategori B : mungkin dapat diterima. Penelitian hewan
tidak menunjukkan adanya risiko tetapi penelitian manusia tidak
tersedia atau penelitian hewan menunjukkan risiko kecil dan
penelitian manusia dilakukan dan tidak menunjukkan risiko (MIMS,
2020).
Pseudoephedrine HCl menurut (Medscape, 2020) termaksud kategori
C = gunakan dengan hati-hati jika manfaatnya lebih besar daripada
risikonya.

IV. Konseling
1. Deskripsi dan kekuatan obat
a. Amoxsan
Nama obat : Amoksan tablet
Cara pemakaian : Diminum melalui oral
Zat aktif : Amoxicilin
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan obat : 500 mg/tablet
b. Paracetamol
Nama obat : Paracetamol tablet
Cara pemakaian : Diminum melalui oral
Zat aktif : Paracetamol
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan obat : 500 mg/tablet
c. Rhinos
Nama obat : Rhinos SR
Cara pemakaian : Diminum secara oral
Zat aktif : Pseudoephedrine HCL dan Loratadine
Bentuk sediaan : Tablet
Kekuatan obat : 500 mg/kapsul
2. Jadwal dan cara penggunaan
a. Amoxsan
Jadwal : 3 kali sehari 1 tablet
Cara pakai : Bisa diminum dengan atau tanpa makanan
b. Paracetamol
Jadwal : 3 kali sehari 1 tablet
Cara pakai : Bisa diminum dengan atau tanpa makanan
c. Rhinos
Jadwal : 1 kali sehari 1 kapsul
Cara pakai : Dapat diberikan bersama atau tanpa
makanan, telan utuh, jangan dikunyah / dihancurkan.
3. Mekanisme kerja
a. Amoxsan
Menghambat sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri dengan
mengikat 1 atau lebih protein pengikat, sehingga menghambat
biosintesis dinding sel yang mengakibatkan lisis bakteri (MIMS,
2020).
b. Paracetamol
Bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus untuk menurunkan
suhu tubuh. Bekerja menghambat sintesis prostaglandin sehingga
dapat mengurangi nyeri ringan hingga sedang (MIMS, 2020).
c. Rhinos
Loratadine bertindak lama, non-sedatif antihistamin dengan sedikit
aktivitas antimuscarinik. Pseudoephedrine menghasilkan efek
dengan menciutkan mukosa yang padat di daerah pernapasan bagian
atas (MIMS, 2020).
4. Dampak gaya hidup
Untuk mengurangi gejala bersin pada rhinitis alergi dapat menghidari
faktor pencetus alergi seperti debu dan angin, memakai masker dan
menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan pola makan teratur dan
sehat, istirahat cukup dan berolahraga (Septriana, M, dkk, 2018).
5. Penyimpanan obat
Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya matahari langsung.
6. Efek potensial yang tidak diinginkan
a. Amoxsan
Mual, muntah, diare (MIMS, 2020).
b. Paracetamol
Mual, muntah, sakit kepala (MIMS, 2020).
c. Rhinos
Palpitasi, takikardia (MIMS, 2020).
RESEP 2
Tn. Wiro 40 tahun datang dengan gejala sesak, mengi, rasa berat di dada dan
batuk dan kesulitan untuk bernafas dan terengah-engah. Sesak bertambah berat
seiring berjalannya waktu dan sepanjang hari. Tn. Wiro bekerja sebagai buruh di
sebuah perusahaan semen dan juga perokok aktif. Dari hasil anamnesa Tn. Wiro
di diagnosa menderita PPOK.

dr. Prasetyo, Sp., P.


SIP. No. 446/2589/409/8939/1-11
Jl. Mayor No.41, Makassar
Telp. (0411) 566576
Makassar, 03 Oktober 2020
Cito!
R/ Ventolin inh 100 mcg no.I
S. u.c prn
R/ Teofilin tab 300 mg no.x
S 3 dd 1 tab
R/ Ambroxol tab 30 mg no.x
S 3 dd 1 tab
R/ Dexamethasone tab 0,5 mg no.x
S 3 dd 1 tab
Pro : Tn. Wiro
Umur : 40 tahun
Alamat : Lanraki no. 22
No telfon : 085342517181

I. Kelengkapan Resep
dr. Prasetyo, Sp., P.
SIP. No. 446/2589/409/8939/1-11
Jl. Mayor No.41, Makassar Inscriptio

Telp. (0411) 566576


Makassar, 03 Oktober 2020

Invocatio Cito!
R/ Ventolin inh 100 mcg no.I
S. u.c prn
R/ Teofilin tab 300 mg no.x
S 3 dd 1 tab Prescriptio
R/ Ambroxol tab 30 mg no.x
Signatura
S 3 dd 1 tab
R/ Dexamethasone tab 0,5 mg no.x
S 3 dd 1 tab
Pro : Tn. Wiro
Umur : 40 tahun Subscriptio
Alamat : Lanraki no. 22
No telfon : 085342517181

Keterengan :
 Inscriptio
Nama dokter : dr. Prasetyo, Sp., P.
SIP : SIP. No. 446/2589/409/8939/1-11
Alamat : Jl. Mayor No.41, Makassar
Telp : Telp. (0411) 566576
No :-
Tanggal : Makassar, 03 Oktober 2020
 Invocatio
R/ (Recipe) : Ambillah
 Prescriptio
Nama obat : Ventolin inh, teofilin tab, ambroxol tab,
dexamehasone tab
Komposisi : 100 mcg, 300 mg, 30 mg, 0,5 mg
 Signatura
S (signa) : Tandai
u.c (usus cognitus) : Pemakaian diketahui
p.r.n (pro re nata) : jika perlu
3 dd (ter de die) : 3 kali sehari
2 dd (bis de die) : 2 kali sehari
1 (uno) : Satu
Tab (tablet) : Tablet
 Subscriptio
Pro : Tn. Wiro
Umur : 40 tahun
Alamat : Lanraki no. 22
No. telfon : 085342517181

II. Perhitungan Dosis


Karena usia pasien masuk dalam kategori dewasa yaitu 40 tahun, maka
tidak perlu dilakukan perhitungan dosis.

III. Penjelasan obat


1. Indikasi
a. Ventolin
Obat pereda asma ringan, sedang atau berat (MIMS, 2020).
b. Teofilin
Bronkopasme akut, Bronkospasme kronis, Bronkospasme berat akut
(MIMS, 2020).
c. Ambroxol
Mukolitik, sakit tenggorokan (MIMS, 2020).
d. Dexamethasone
Anti-inflamasi atau imunosupresif, Penyakit radang sendi, Edema
makula diabetik,Edema makula sekunder akibat oklusi vena retina,
Uveitis, syok, Gangguan mata inflamasi, Peradangan otot (MIMS,
2020).
2. Farmakologi
a. Ventolin
Ventolin inhaler merupakan obat dengan kandungan Salbutamol yang
digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan seperti
asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Obat ini bekerja
dengan cara merangsang secara selektif reseptor beta-2 adrenergik
terutama pada otot bronkus. hal ini menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi karena otot bronkus mengalami relaksasi (MIMS,
2020).
b. Teofilin
Teofilin adalah xantin yang merangsang pernapasan, melemaskan
otot polos bronkus (bronkodilatasi), dan menekan respons saluran
udara terhadap rangsangan (aktivitas profilaksis non-bronkodilator).
Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, ia diharapkan
dapat mengerahkan efeknya melalui penghambatan fosfodiesterase
dan peningkatan adenosin monofosfat siklik intraseluler (MIMS,
2020).
c. Ambroxol
Ambroxol adalah agen mukolitik yang meningkatkan sekresi saluran
pernafasan dengan meningkatkan produksi surfaktan paru dan
menstimulasi aktivitas siliaris. Kegiatan ini menghasilkan
peningkatan klirens mukosiliar dan peningkatan sekresi cairan yang
memfasilitasi ekspektasi dan meredakan batuk (MIMS, 2020).
d. Dexamethasone
Dexamethasone adalah glukokortikoid yang sangat kuat dan bekerja
lama yang bertindak sebagai agen anti-inflamasi dengan menekan
migrasi neutrofil, menurunkan produksi mediator inflamasi,
membalikkan peningkatan permeabilitas kapiler, dan menekan respon
imun. Ia tidak memiliki sifat mineralokortikoid dan memiliki sifat
penahan Na minimal yang membuatnya sesuai untuk perawatan
kondisi di mana retensi air merugikan (MIMS, 2020).
3. Interaksi obat
a. Ventolin
Salbutamol & amp; obat penghambat nonselektif & beta, misalnya
propranolol; MAOI (MIMS, 2020).
b. Teofilin
Dapat meningkatkan frekuensi mual, gugup, dan insomnia dengan
efedrin. Peningkatan klirens dengan aminoglutethimide,
karbamazepin, isoprenalin, fenitoin, rifampisin, ritonavir,
sulfinpyrazone, dan barbiturat (misalnya fenobarbital).
Berkurangnya pembersihan dengan asiklovir, alopurinol,
karbimazol, simetidin, klaritromisin, eritromisin, siprofloksasin,
enoksasin, disulfiram, flukonazol, fluvoksamin, interferon alfa,
isoniazid, methotrexacin, mexapiletine, pentoloxifylline,
propazafilamin, dan oral Dapat meningkatkan kadar plasma dengan
vaksin influenza. Dapat menghambat efek agonis reseptor adenosin
(misalnya adenosin, regadenoson). Dapat melawan efek sedatif
benzodiazepin (misalnya diazepam, flurazepam). Dapat
meningkatkan risiko aritmia dengan halotan. Dapat mengurangi
ambang kejang dengan ketamin. Dapat meningkatkan pembersihan
ginjal litium. Dapat meningkatkan efek hipokalemia; kortikosteroid,
dan diuretik (MIMS, 2020).
c. Ambroxol
Dapat meningkatkan konsentrasi antibiotik (misalnya cefuroxime,
doxycycline, erythromycin, amoxicillin) di jaringan paru-paru
(MIMS, 2020).
d. Dexamethasone
Penurunan konsentrasi plasma dengan penginduksi CYP3A4
(misalnya barbiturat, karbamazepin, efedrin, fenitoin, rifabutin,
rifampisin). Peningkatan konsentrasi plasma dengan penghambat
CYP3A4 (misalnya eritromisin, ketokonazol, ritonavir). Dapat
meningkatkan pembersihan ginjal dari salisilat. Dapat meningkatkan
efek hipokalemia diuretik (acetazolamide, loop, thiazide), injeksi
amfoterisin B, kortikosteroid, karbenoksolon, dan agen perusak K.
Dapat meningkatkan efek antikoagulan warfarin (MIMS, 2020).
4. Kontraindikasi
a. Ventolin
Hipersensitif (MIMS, 2020).
b. Teofilin
Hipersensitif, porfiria (MIMS, 2020).
c. Ambroxol
Hipersensitif (MIMS, 2020).
d. Dexamethasone
Infeksi jamur sistemik; infeksi sistemik kecuali jika diobati dengan
anti infeksi spesifik. Perforasi membran drum (otic). Pemberian
vaksin virus hidup (MIMS, 2020).
5. Perhatian
a. Ventolin
Tirotoksikosis, hipokalemia. Terutama pada asma berat akut,
bersamaan dengan turunan xantin, steroid; diuretik. Pantau kadar K.
serum. Kehamilan; laktasi (MIMS, 2020).
b. Teofilin
Hati-hati pada penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, tukak
lambung, gangguan fungsi hati, epilepsy, kehamilan, menyusui,
lansia, dan demam (Basic Pharmacology & Drug Note, 2019).
c. Ambroxol
Hati-hati pada kehamilan dan menyusui, angguan ginjal, metabolit
ambroxol mungkin dapat terakumulasi di hati (Basic Pharmacology
& Drug Note, 2019).
d. Dexamethasone
Perhatikan pemakainan pada penderita hipertensi, gagal jantung,
DM, riwayat angguan kejang, gagal ginjal dan hati, serta kehamilan
dan menyusui (MIMS, 2020).
6. Keamanan terhadap ibu hamil
a. Ventolin inhaler(Salbutamol sulfat)
Kategori C = baik penelitian pada hewan menunjukkan efek
merugikan pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat harus diberikan hanya jika
potensi manfaatnya sesuai dengan potensi risiko pada janin (MIMS,
2020).
b. Teofilin
Kategori C = baik penelitian pada hewan menunjukkan efek
merugikan pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat harus diberikan hanya jika
potensi manfaatnya sesuai dengan potensi risiko pada janin (MIMS,
2020).
c. Ambroxol
Kategori C = baik penelitian pada hewan menunjukkan efek
merugikan pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat harus diberikan hanya jika
potensi manfaatnya sesuai dengan potensi risiko pada janin (Basic
Pharmacology&Drug Note, 2019).
d. Dexametasone
Kategori C = baik penelitian pada hewan menunjukkan efek
merugikan pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat harus diberikan hanya jika
potensi manfaatnya sesuai dengan potensi risiko pada janin (MIMS,
2020).
IV. Konseling
1. Deskripsi dan kekuatan obat
a. Bentuk sediaan obat dan cara pemakaian
- Ventolin inh
Bentuk sediaan : inhaler
Cara pemakaian :
 Lepas tutup inhaler.
 Berdirilah atau duduk dengan tegak.
 Kocok inhaler selama 5 detik.
 Miringkan kepala sedikit ke belakang, lalu tarik napas dan
embuskan napas panjang.
 Masukkan inhaler di antara gigi Anda dan tutup mulut
hingga rapat dengan inhaler.
 Tekan inhaler dengan cepat untuk melepaskan obat.
 Tarik napas segera setelah obat inhaler tersemprot keluar
agar obat masuk ke dalam paru-paru.
 Napas seperti biasa selama 3–5 detik.
 Tahan napas selama 10 detik untuk membiarkan obat masuk
ke dalam paru-paru.
 Tunggu sekitar 30–60 detik sebelum mengambil isapan
yang kedua.
- Teofilin
Bentuk sediaan : tablet
Cara pemakaian : 3 x sehari
- Ambroxol
Bentuk sediaan : tablet
Cara pemakaian : 3 x sehari
- Dexamethasone
Bentuk sediaan : tablet
Cara pemakaian : 3 x sehari
b. Nama dan zat aktif yang terkandung
- Ventolin Inh
Nama : ventolin Inh
Zat yang terkandung : Salbutamol (MIMS, 2020)
- Teofilin
Nama : Teofilin
Zat yang terkandung : Teofilin (MIMS, 2020)
- Ambroxol
Nama : Ambroxol
Zat yang terkandung : Ambroxol 30 mg (MIMS, 2020)
- Dexamethasone
Nama : Dexamethasone
Zat yang terkandung : Dexamethasone 0.5 mg (MIMS,
2020)
c. Kekuatan obat (mg/g) (Medscape, 2020)
Ventolin Inh : 100 mcg dan 200 mcg
Teofilin : 100mg, 200mg, 300mg, 450mg,
Ambroxol : 30 mg
Dexamethasone : 0.5mg, 0.75mg, 1mg, 1.5mg, 2mg, 4mg,
6mg, 20mg
2. Jadwal dan cara penggunaan
a. Ventolin Inh (Salbutamol sulfat)
Cara penggunaan ventolin Injaler yaitu pada pasien yang kesulitan
mengkoordinasikan penghirup dosis terukur bertekanan, pengatur
jarak volimatik dapat digunakan dengan ventolin inhaler (MIMS,
2020).
b. Teofilin
Diminum setiap 12 jam dengan dosis 200 mg, dapat disesuaikan
menjadi 300 mg atau 400 mg setiap 12 jam berdasarkan respon
klinis.Persyaratan dosis harus dipandu oleh konsentrasi teofilin
pasien, keamana dan tolerabilitas.Bisa diminum dengan atau tanpa
makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI, beberapa orang harus meminumnya saat
perut kosong (MIMS, 2020).
c. Ambroxol
Dikonsumsi 2 kali sehari atau 2 hari.Cara penggunaan harus
dikonsumsi bersama makanan (MIMS, 2020).
d. Dexamethasone
Diminum setiap 8 jam. Cara penggunaan harus diminum bersama
makanan (MIMS, 2020).
3. Mekanisme Kerja obat
a. Ventolin (Salbutamol sulfat)
Salbutamol bekerja dengan cara merangsang secara selektif reseptor
beta-2 adrenergik terutama pada otot bronkus. hal ini menyebabkan
terjadinya bronkodilatasi karena otot bronkus mengalami relaksasi
(MIMS, 2020).
b. Teofilin
Teofilin adalah xantin yang merangsang pernapasan, melemaskan
otot polos bronkus (bronkodilatasi), dan menekan respons saluran
udara terhadap rangsangan (MIMS, 2020).
c. Ambroxol
Bekerja meningkatkan sekresi saluran pernafasan dengan
meningkatkan produksi surfaktan paru dan menstimulasi aktivitas
siliaris, menghasilkan peningkatan klirens mukosiliar dan
peningkatan sekresi cairan yang memfasilitasi ekspektasi dan
meredakan batuk (MIMS, 2020).
4. Dampak Gaya Hidup
Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan cara cara
menghentikan kebiasaan merokok, meningkatkan toleransi paru dengan
olahraga dan latihan pernapasan serta memperbaiki nutrisi. Edukasi
merupakan hal penting dalam pengelolaan yang panjang pada ppok
stabil.Edukasi pada ppok berbeda dengan edukasi pada asma karena
ppok adalah penyakit kronik yang bersifat irreversible dan progresif,
inti dari edukasi adalah menyesuaikan keterbatasan aktivitas dan
mencegah kecepatan pemburukan penyakit (Susanti, 2015).

5. Penyimpanan Obat
a. Ventolin inhaler (Salbutamol sulfat)
Simpan antara 15-30 derjat C. Lindungi dari cahaya (Mims, 2020).
b. Teofilin
Caps/tab disimpan pada suhu 20-25℃(Mims, 2020).
c. Ambroxol
Simpan pada suhu 30°C.Terlindung dari cahaya dan panas (Mims,
2020).
d. Dexsametason
Disimpan pada suhu dibawah 25℃(Mims, 2020).
6. Efek potensial yang tidak diinginkan
a. Ventolin inhaler (Salbutamol sulfat)
Tremor, sakit kepala, takikardi (Mims, 2020).
b. Teofilin
Gangguan dan gangguan, rangsangan CNS, sakit kepala,
kecemasan, kegelisahan, pusing, pusing, tremor, palpitasi (Mims,
2020).
c. Ambroxol
Signifikan: jarang sekali, sindroma Stevens-Johnson, necrolysis
epidermal beracun (sepuluh), eritthema multiforme. Gangguan
pencernaan: mual, muntah, diare, dispepsia, mulut atau
tenggorokan kering, sakit perut, mulas, oral atau farngeal
hipoestesia, disgeusia. Berpotensi Fatal: jarang terjadi reaksi
anafilaksis (misalnya syok anafilaksis, angioedema, ruam,
urticaria, pruritus) (Mims, 2020).
d. Dexametason
Signifikan: penekanan adrenalin (misalnya hiperkortisolisme,
tekanan hipotalamik - pituiter-adrenal [HPA]); Kaposi sarkoma;
Myopathy; Gangguan perineal, gangguan kejiwaan, penekanan
pada kekebalan (misalnya infeksi sekunder, pengaktifan infeksi
laten, infeksi akut pada topeng); Meningkatnya tekanan intra-
okular, glaukoma sudut-terbuka dan katarak. Jarang, reaksi
anafilaksis gangguan endokrin: keterbelakangan pada anak-anak.
Gangguan mata: bakteri keratitis, iritasi mata dan pruritus, sensasi
terbakar, ketidaknyamanan mata. Gangguan umum dan kondisi
admin: kerusakan penyembuhan luka. Investigasi: kenaikan berat
badan. Metabolisme dan kelainan gizi: sindrom Cushing, obesitas.
Gangguan otot kuloskeletal dan jaringan ikat: Osteoporosis.
Gangguan sistem saraf: sakit kepala, atrophy otot. Euforia, depresi,
kecenderungan bunuh diri. Kulit dan gangguan jaringan subkutan:
kerapuhan kulit (Mims, 2020).
RESEP 3
Tuan Koko 40 tahun datang dengan keluhan pendarahan pada waktu defekasi
darah berwarna segar dan keluar dari anus beberapa saat setelah defekasi
pengeluaran lendir dan gejala-gejala seperti anemia pusing lemah dan pucat
tuanku didiagnosa mengalami hemoroid.

dr. Seatosa Sp., PD


SIP. No. 446/2502/419/3439/1-17
Jl. Loni No.41, Makassar
Telp. (0411) 566576
Makassar, 10 Oktober 2020
R/ Borraginol S supp. Tab no. X
S b. Dd supp. I

Pro : Tn. Koko


Umur : 40 tahun
Alamat : Tamalate no.78
No. Telfon : 0856782191

I. Kelengkapan Resep
dr. Seatosa Sp., PD
SIP. No. 446/2502/419/3439/1-17
Jl. Loni No.41, Makassar Inscriptio

Telp. (0411) 566576


Invocatio Makassar, 10 Oktober 2020
R/ Borraginol S supp. Tab no. X
Signatura S b. Dd supp. I Prescriptio
Pro : Tn. Koko
Umur : 40 tahun
Alamat : Tamalate no.78 Subscriptio

No. Telfon : 0856782191

Keterengan :
 Inscriptio
Nama dokter : dr. Seatosa Sp., PD.
SIP : SIP. No. 446/250/415/3439/1-17
Alamat : Jl. Loni No.41, Makassar
Telp : (0411) 566576
No :-
Tanggal : Makassar, 10 Oktober 2020
 Invocatio
R/ (Recipe) : Ambillah
 Prescriptio
Nama obat : Borraginol S
Komposisi : 15 g
 Signatura
S (signa) : Tandai
2 dd (bis de die) : 2 kali sehari
1 (uno) : Satu
Tab (tablet) : Tablet
 Subscriptio
Pro : Tn. Koko
Umur : 40 tahun
Alamat : Tamalate no.78
No. telfon : 0856782191

II. Perhitungan Dosis


Karena usia pasien masuk dalam kategori dewasa yaitu 40 tahun, maka
tidak perlu dilakukan perhitungan dosis.

III. Penjelasan obat


1. Indikasi
Wasir interna & eksterna, perdarahan hemoroid, luka pada anus (MIMS,
2020).
2. Farmakologi
Borraginol-S bekerja sebagai antiphlogistic (obat yang dapat mencegah
dan melawan peradangan), analgesik (penghilang rasa sakit), antiseptik,
antipruritik (penghilang rasa gatal) dan hemostatik (menghentikan
perdarahan) pada wasir, perdarahan hemoroid, luka dan luka bakar, serta
membantu pembentukan granulasi dan epitel luka ulserasi (MIMS,
2020).
3. Interaksi obat
Borraginol S memiliki kandungan prednisolone yang pada dapat
berinteraksi dengan bupropion, dimana kombinasi keduanya dapat
meningkatkan risiko kejang (MIMS, 2020).
4. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap kandungan obat (MIMS, 2020).
5. Perhatian
Hipersensitif terhadap kompenen obat - penggunaan pada ibu menyusui
dan hamil (MIMS, 2020).
6. Keamanan terhadap ibu hamil
Kategori C : Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin
(teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol
pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat
diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari
potensi risiko pada janin (MIMS, 2020).

IV. Konseling
1. Deskripsi dan kekuatan obat
Nama obat : Borraginol-S supp
Cara pemakaian : Dimasukkan ke dalam dubur
Zat aktif : Lithospermi radix extr, prednisolone,
lidocaine, cetrimide, aethylis aminobenzoate, lecithinum ovi. 
Bentuk sediaan : Tube
Kekuatan obat : 5 g/tablet
2. Jadwal dan cara penggunaan
Jadwal : 2 kali 1 aturan pakai diketahui
Cara pakai : Dimasukkan ke dalam anus atau dubur
3. Mekanisme kerja
Borraginol-S bekerja sebagai antiphlogistic (obat yang dapat mencegah
dan melawan peradangan), analgesik (penghilang rasa sakit), antiseptik,
antipruritik (penghilang rasa gatal) dan hemostatik (menghentikan
perdarahan) pada wasir, perdarahan hemoroid, luka dan luka bakar,
serta membantu pembentukan granulasi dan epitel luka ulserasi (MIMS,
2020).
4. Dampak gaya hidup
Terapi non farmakologi yaitu berupa makan makanan kaya serat seperti
sayur dan kacang-kacangan, buah gandum, tidak menunda buang air
besar dan tidak berjongkok terlalu lama dan banyak minum air putih
(Pitaloka, I, 2018).
5. Penyimpanan obat
Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya matahari langsung.
6. Efek potensial yang tidak diinginkan
Alergi pada kulit, terasa terbakar, pruritis, kemerahan, dan edema
(MIMS, 2020).

Anda mungkin juga menyukai