Afra Nafiul Ilma Q

015.06.002
Essay Irwan Syuhada S. Pi. M. Si

CHILD ABUSE & POLA ASUH PADA ANAK

Menurut WHO (world Health Organization) kekerasan adalah menggunakan

kekuatan fisik atau kekuasaan, ancaman atau perlakuan kasar dengan mengakibatkan
kematian, trauma, meninggalkan kerusakan, menyebabkan luka, atau pengambilan
hak.
Pengertian kekerasan pada anak (child abuse) adalah semua bentuk perlakuan
menyakitkan secara fisik atau emosional, penyalahgunaan seksual, pelalaian,
eksploitasi komersial, yang mengakibatkan cedera / kerugian nyata atau potensial
terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak. Kekerasan pada anak merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang utama dan terkait dengan jangka panjang negatif
effects pada kesehatan dan perilaku fisik dan emosional Secara umum, diperkirakan 1
miliar anak mengalami kekerasan setiap tahun tetapi ada keinginan yang semakin
besar dalam pengawasan penganiayaan anak
Child abuse pada anak didefinisikan sebagai segala perlakuan buruk yang
dilakukan terhadap anak ataupun adolesen oleh para orangtua, wali, atau orang lain
yang seharusnya memelihara dan merawat anak itu.
Child abuse pada anak didefinisikan sebagai segala perlakuan buruk yang
dilakukan terhadap anak ataupun adolesen oleh para orangtua, wali, atau orang lain
yang seharusnya memelihara dan merawat anak itu.
Diperkirakan, 75% korban penganiayaan seksual adalah anak perempuan,
dengan 40% terjadi di bawah usia 6 tahun dan 30% di atas usia 10 tahun
Etiologinya bisa disebabkan dari keluarga misalnya para orangtua, orangtua
yang agresif dan beberapa penyebab lainnya dari keluarga. Ada beberapa keadaan
yang dapat menimbulkan perlakuan yang salah pada anak diantaranya riwayat
keluarga, riwayat kecelakaan dari orangtua dan keterangan yang tidak sesuai serta
beberapa hal ainnya yang dapat memberikan damak yang salah terhadap
perkembangan anak.
Pada pemeriksaan fisik biasanya didapatkan tanda-tanda yang khas pada kasus
pelecehan atau perlakuan yang tidak sesuai pada anak misanya luka memar, terutama
di wajah, bibir, mulut, telinga, kepala, atau punggung. Sedangkan pada kasus
 kekerasan seksual terdapat nyeri vagina, anus, dan penis serta adanya perdarahan atau
sekret di vagina dan beberapa kondisi lainnya. Maka penanganan harus dilakukan
oleh suatu tim dari multidisiplin ilmu yang terdiri dari dokter anak, psikiater,
psikolog, petugas sosial, ahli hukum, pendidik, dan lain-lain. Akan lebih efektif jika
integrasikan menjadi satu sistem jaminan social termasuk di dalamnya untuk
kesejahteraan dan perlindungan anak.

PUBERTAS

Definisi adolescent (remaja) dan adolescence (masa remaja) berasal dari bahasa latin
Adolescere, yang artinya tubuh kearah kematangan baik secara fisik, psikis dan social.
Definisi adolescent (remaja) dan adolescence (masa remaja) berasal dari bahasa latin
Adolescere, yang artinya tubuh kearah kematangan baik secara fisik, psikis dan social.
Dimana masa pubertas dibagi dua yaitu priode remaja awal dan priode remaja akhir.
Meskipun masa pubertas relative memiliki priode masa yang singkat, namun biasanya
dibagi menjadi beberapa tahap yakni tahap prapuber, tahap puber dan tahap pascapuber.
Pada perkembangan remaja memiliki tugasnya yakni mencapai jubungan baru dan
matang, menerima fisik apa adanya, mencapai kebebasab emosional, memikirkan karir
dan lain-lain. Perkembangan yang terjadi pada masa remaja diantaranya perkembangan
fisik, perkembangan prilaku seksual, perkembangan intelektual, perkembangan emosi,
social dan moral.
Gangguan jiwa atau prilaku yang dapat terjadi pada remaja jika ada beberapa hal yang
tidak tercapai diantaranya stress, depresi, anoreksia, bulimia dan ketergantungan pada
narkoba atau alcohol. Faktor yang memyebabkan gangguan pada kesehatan remaja
diantaranya penyakit infeksi, masalah penyakit menular seksual, penyakit kronis dan
berbagai kondisi lainnya .Penanganan seorang anak menunjukan bahwa terjadi pubertas
secara dini atau terlambat hendaknya segera mendapatkan pertolongan dengan
memeriksakan yang bersangkutan pada dokter spesialis gangguan pertumbuhan dan
hormonal anak.