SHALAT JENAZAH
Nama Kelompok 7 :
Abstrak: Sebagai mahkluk sosial kita harus saling membantu saudara kita yang
membutuhan. Karena kita tidak bisa hidup sendiri. Jika ada saudara kita yang sakit maka
hendaknya kita harus menjenguknya sebagai rasa sosial kita. Adapun jika ada saudara
kita yang meninggal kita berkewajiban untuk memandikan,mengkafani, menshalatkan,
dan menguburkan. Semua itu hukumnya fardhu kifayah yang mana jika salah satu
diantara mereka sudah ada yang melakukan maka kewajiban yang lain gugur.
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
ع ْال َجنَائِ ِز َوإِ َجابَةُ ال َّد ْع َو ِة ِ ق ْال ُم ْسلِ ِم َعلَى ْال ُم ْسلِ ِم َخ ْمسٌ َر ُّد ال َّساَل ِم َو ِعيَا َدةُ ْال َم ِر
Oُ يض َواتِّبَا ُّ َح
س ِ يت ْال َع
ِ اط ُ َوتَ ْش ِم
Artinya: Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima:
Menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar jenazah,
memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin. (HR. Al-Bukhari
dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)1
B. Hal-Hal yang Harus Dilakukan Terhadap Orang Sakit Parah
1. Orang yang sakitnya parah sehingga hampir menghembuskan
napas penghabisan hendaklah dihadapkan ke arah kiblat.
مOْ « ا ْق َر ُءوا (يس) َعلَى َموْ تَا ُك-صلى هللا عليه وسلم- ار قَا َل قَا َل النَّبِ ُّى
ٍ ع َْن َم ْعقِ ِل ْب ِن يَ َس
Artinya: Dari Ma’qil bin Yasar ra, Nabi Saw.bersabda,
“Bacakanlah surat Yasin pada orang yang hampir mati di antara
kalian.” (HR. Abu Daud, no. 3121; Ibnu Majah, no. 1448; An-Nasa’i
1
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2016),160
dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah, no. 1074. Kata Ibnu Hajar dalam
Bulugh Al-Maram, no. 538, hadits ini dianggap shahih
olehIbnuHibban)2
َ َ
ت
ْ َ جد
َ َم إِذ َا و
ُ ِّ وَاألي، ت
ْ ض َر
َ ح َ ْ َوال، ت
َ جنَا َزةُ إِذ َا ْ َ صالةُ إِذ َا أت َّ ُي ال َ تُؤَخ ِّْره
َّ ال: ن ٌ َ ثَالث
ُّ ِ ة يَا عَل
كُفُؤًا
Artinya: Tiga perkara wahai Ali bin Abi Thalib tidak boleh ditunda-tunda
yaitu shalat bila telah masuk waktunya, jenazah bila jelas matinya dan
janda bila telah menemukan jodohnya (HR. Ahmad)
Mengurus jenazah hukumnya fardlu kifayah, artinya jika dalam
suatu daerah terdapat rang yang meninggal dunia maka seluruh orang
islam di daerah tersebut wajib mengurus jenazahnya. Akan tetapi jika
sebagian telah melaksanakannay maka kewajiabn tersebut telah tunai
namun jika tidak seorang pun yang melaksanakannya semua orang
islam di daerah tersebut berdosa. Kewajiabn kaum muslim kepada
orang islam yang meningal adalag memandikan, mengkafankan,
menshalatkan dan menguburkannya.3
1. Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah adalah memebersihkan dan mensucikan
tubuh mayat dari kotoran dan n4ajis yang melekat padanya. Muslim
yang meninggal dunia wajib dimandikan. Kecuali yang mati syahid
tidak wajib dimandikan dan dishalatkan.. Jenazah laki-laki
dimandikan oleh laki-laki dan jenazah perempuan dimandikan oleh
perempuan kecuali suami istri atau muhrimnya. Apabila
dilingkungan itu si mayat satu-satunya laki-laki atau perempuan
maka jenazah tidak dimandikan tetapi ditayamumkan. Begitu pula
jika di daerah tersebut tidak ada air.
2
Ibid, 161
3
Tim Guru PAI, Fiqih, (Bandung: Akik Pusaka,2015 ),22
Cara memandikan jenazah hendaklah diperhatikan beberapa hal
antara lain:
َ َ ْإذ َوقَ َع عن راحلتِ ِه فَ َوق، َواقف مع النب ِّي صلَّى هللاُ علي ِه وسلَّ َم ب َع َرفَة
أو قال، ُص ْته ٌ بينَا رج ٌل
َ أو، و َكفِّنُوهُ في ثَوْ بَي ِْن، رOٍ ا ْغ ِسلوهُ بما ٍء و ِس ْد: النبي صلَّى هللاُ علي ِه وسلَّ َم
: قال ُّ َ ، ُص ْته
فقال َ فأ َ ْق َع
َّ ، ُ وال تُ َخ ِّمروا رأ َسه، ُ وال تُ َحنِّطُوه، ثَوْ بَ ْي ِه
فإن هللاَ ي ْب َعثُهُ يو َم القيام ِة يُلَبِّي
Artinya: Ada seorang lelaki yang sedang wukuf di Arafah bersama
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba ia terjatuh dari hewan
tunggangannya lalu meninggal. Maka Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda: mandikanlah ia dengan air dan daun bidara.
Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain, jangan beri minyak
wangi dan jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan
membangkitkannya di hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah
ِمن خير
ِ ض وكفِّنوا فيها موتاكم فإنَّها
َ من ثيابِكم البيا
ِ البَسوا
ثيابِكم
Artinya: Pakailah pakaian yang berwarna putih dan kafanilah
mayit dengan kain warna putih. Karena itu adalah sebaik-baik
pakaian kalian (HR. Abu Daud)
4
Ibid, 23
g) Setelah terbungkus, diikat dengan sehelai kain tali dari
potongan kain kafan pada ujung kepala, dada, perut, lutut dan di
bawah ujung kaki.
b.Beberapa Sunah dalam Mengkafani Jenazah
a) Kain kafan adalah kain yang baik, bersih dan berwarna putih.
Sabda
b) Mengasapi kain kafan dengan dahan kayu yang wangi tiga kali.
Sabda Rasulullah saw :
Artinya: Bila kamu mengasapi mayat asapilah tiga kali (HR.
Ahmad dan Hakim)
c) Kain kafan tidak menggunakan bahan yang terlalu mahal. Sabda
Rasulullah saw:
Artinya: Janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain kafan,
karena kain kafan itu akan hancur segera (HR. Abu Daud)
d) Mengkafani jenazah, tiga helai untuk jenazah laki-laki dan lima
helai untuk jenazah perempuan.
1. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan
luas. Sebaiknya masing-masing helai diberi kapur
2. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain
kafan memanjang lalu ditaburi dengan wangi-wangian.
3. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan
4. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar
sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan selembar demi selembar dengan cara yang
5. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan tiga atau
lima ikatan. Lepaskan ikatan setelah dibaringkan di liang
6. Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh badan jenazah, tutupkanlah bagian
auratnya. Bagian kaki yang terbuka boleh ditutup dengan rerumputan atau daun
kayu atau kertas dan semisalnya. Jika tidak ada kain kafan kecuali sekadar untuk
menutup auratnya saja, tutuplah dengan apa saja yang ada. Jika banyak jenazah
dan kain kafannya sedikit, boleh dikafankan dua atau tiga orang dalam satu kain
kafan. Kemudian, kuburkan dalam satu liang lahat, sebagaimana dilakukan
terhadap syuhada’ dalam perang
3. Menshalatkan Jenazah
Menyolatkan jenazah adalah mendo’akan, memintakan ampun
dan rahmat bagi jenazah tersebut. Dalam shalat jenazah
diperintahkan agar orang yang mengerjakannya mengikhlaskan do’a
dan memohonkan syafa’at bagi jenazah. Permohonan syafa’at dari
orang yang menyolatkan akan diterima Allah SWT.Rasulullah saw
bersabda:
5
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2016),167
ُ
ْ ُة كُلُّه
َ م يَشْ فَعُو
ن ً َ مائ َ ين يَبْلُغُو
ِ ن َ مِ ِ سل ُ ْ ن ال
ْ م َ م
ِ ة َّ صلِّى عَلَيْهِ أ
ٌ م َ ُت ي
ٍ ِّ مي
َ ن
ْ م ِ ما َ
ُ َل
ِه إِال َّ شُ فِّعُوا فِيه
Artinya: Setiap jenazah yang dishalatkan oleh seratus orang islam
yang semuannya memohon syafa’at baginya pasti deterima Allah
SWT
(HR. Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
Dasar hukum shalat jenazah :
Dari Abu Hurairah ra. ia berkata:
ِ ل الميOِ بالرجOم كان يُؤتىOَ َّل هللا ِ صلَّى هللا ُ عليه وسلOَ أن رسو
لدَينه منO ( هل تركO فيسأل. عليه الدين، ت َّ
ُّ َّ
) على صاحبِكمO قال ( صلواO وإال. عليهOء صلىOً وفاO أنه تركOء ؟ ) فإن حدثOٍ قضا
Semua syarat wajib dan syarat sah shalat fardhu menjadi syarat
dalam shalat jenazah kecuali waktu shalat. Pelaksanaan shalat
jenazah adalah sebagai berikut:
مامن مسلم يموت فيصلي عليه ثالثة صفوف من المسلمين إال أوجب
( (إال غفر له:وفي لفظ
6
Ibid, 171
a) Orang yang berjalan berada di sekitar jenazah dan orang
yang berkendaraan berada di belakang orang yang berjalan.
b) Orang yang mengantarkan disunatkan diam dan khusu’ tidak
membicarakan keduniaan dan hendaknya lebik banyak
mengingat Allah.
c) Membawa jenazah ke kubur hendaknya dilakukan dengan
segera.
d) Setelah dekat kubur sebaiknya membaca bacaan yang baik
(doa-doa) guan menghindari pembicaraan yang tidak baik.
Oِ ت ْالقُب
ُور Oِ َز َّوا َراO هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّمOصلَّى
َ ِ ل هللاOُ ْلَ َعنَ َرسُو
Artinya: Dari Abu Hurairah ra sesungguhnya Rasulullah saw mengutuk
wanita-wanita yang menziarahi kubur (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan
Tirmidzi)
Berkenaan dengan hadits diatas, Imam Qurtubi mengomentari
bahwa kutukan seperti dalam hadits itu hanya ditujukan kepada wanita
yang terlalu sering berziarah karena dapat menyia-nyiakan suami atau
dapat mengarah kepada pamer diri dan juga karena besar
kemungkinan menagis atau meratap dan lain sebagainya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ziarah kubur
1) Datang ke kubur dengan mengucapkan salam seperti
diajarkan Rasulullah:
ْ م ُم ْؤ ِمنينَ َوأتا ُك ْم ما تُو َع ُدونَ غَداً ُمؤَ َّجلُونَ َوإنَّاOٍ ْالسَّال ُم َعلَ ْي ُك ْم دَا َر قَو
إن شا َء
َهَّللا ُ بِ ُك ْم الحقُون
Artinya: Assalamu’alaikum hai orang-orang mukmin dan
orang-orang muslim yang berada di sini. Dan jika Allah
mengehendaki kami akan menyusul kmau. Kami memohon
kepada Allah agar kami dan kamu mendapar
kesejahteraan (HR. Muslim dan Ahmad)
2) Berdo’a bagi keselamatan dan kesejahteraan ahli kubur
dan memohonkan ampunan.
3) Berada disekitar kuburan dalam keadaan sopan seperti
layaknya berhadapan dengan orang yang masih hidup.
4) Selama berada di kuburan dianjurkan banyak mengingat
Allah SWT serta meningkatkan kesadaran bahwa manusia
pada saatnya akan menemui ajalnya.
5) Terlarang duduk-duduk serta membuang kotoran di atas
kuburan dan melakukan perbuatan maksiat. Rasululah Saw
bersabda:
PENUTUP
A. Kesimpulan