SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PRIMA INDONESIA
Jurusan D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM)
Jl. Raya Babelan KM 9,6, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babalan, Bekasi Utara 17610
Telp.: (021) 89134420 dan website: www.stikesprimandonesia.ac.id
Replikasi virus Virus bereproduksi melalui dua proses reproduksi, yaitu reproduksi siklus litik dan reproduksi siklus lisogenik, yang umumnya terdiri dari lima tahap reproduksi virus. Virus berkembang biak dengan menyebarkan atau menyebarkan dalam sel inang. Energi dan bahan untuk sintesis protein virus diperoleh dari sel inang. Virus ini menerima asam nukleat, yang membawa informasi genetik, menciptakan semua makromolekul yang membentuk virus dalam sel inang, sehingga virus yang baru terbentuk memiliki sifat yang sama dengan virus induk. Karena karakteristik virus yang dapat diproduksi adalah sekali interaksi dengan sel inang, Virion akan terurai dalam bentuk partikel yang diturunkan dari virus. Keberhasilan virus tergantung pada jenis virus dan kondisi resistensi sel induk. Seperti yang telah disebutkan, reproduksi virus terdiri dari lima tahap, yaitu; Langkah adsorpsi, langkah penetrasi, fase sintesis (Eklifase), langkah pematangan dan langkah lisis. A. Adsorpsi Virion (partikel virus lengkap) menempel pada reseptor sel inang spesifik menggunakan serat ekornya. Reseptor adalah molekul khusus dalam membran sel inang yang dapat berinteraksi dengan virus. Molekul reseptor untuk setiap jenis virus dapat menjadi protein untuk picornavirus atau oligosakarida untuk orthomyxovirus dan paramyxovirus. Ada atau tidaknya reseptor menentukan patogenisitas virus (mekanisme infeksi dan perkembangan penyakit), seperti virus poliomielitis, yang hanya dapat melekat pada sel-sel saraf pusat dan sel-sel usus primata. Virus dan reseptor CD4 T yang mengikat bersama dengan sel sistem kekebalan tubuh, rabies, dan reseptor asetilkolin, yang diduga saling berinteraksi. B. Tahap Penetrasi Langkah penetrasi adalah selubung ekor, yang kontras dengan pembuatan lubang yang dapat menembus dinding serta membran sel, dan kemudian virus memasukkan bahan genetiknya ke dalam sel inang, sehingga kapsid virus kosong atau mati. C. Tahap Sintesis (Eclifase) Pada tahap sintesis DNA, sel inang dihidrolisis dan juga dikendalikan oleh materi genetik genetik agar dapat menghasilkan asam nukleat (salinan genom), serta komponen protein dari virus. D. Tahap pematangan Hasilnya adalah bahwa Synstesis dalam bentuk asam nukleat dan protein berkumpul, menjadi partikel virus yang lengkap sehingga Virion baru terbentuk. E. Tahap lisis Fag menghasilkan lysosim, yang merupakan enzim destruktif dari dinding sel inang, merusak dinding sel inang, menyebabkan osmosis di dalam sel inang, sehingga sel inang menjadi lebih besar, dan kemudian, akhirnya, partikel-partikel virus yang memiliki baru keluar sel ibu yang diserang oleh sel inang lainnya.
Reproduksi Virus Secara Litik Dan Lisogenik
A. Reproduksi virus siklus litik Siklus litik terjadi ketika perlindungan sel inang lebih lemah daripada dibandingkan dengan kekuatan infeksi virus, sehingga tahap adsorpsi penetrasi, sintesis, pematangan dan lisis dapat terjadi dengan cepat. Virus yang dapat diperoleh selama siklus litik disebut virus virulen. Dalam siklus litik, sel inang rusak dan mati, membentuk virion baru. B. Reproduksi virus dalam siklus lisogenik Siklus lisogenik terjadi jika sel inang memiliki perlindungan yang lebih baik daripada kekuatan infeksi virus, sehingga sel inang tidak segera mulai bekerja tanpa kegagalan (pembelahan normal). Dalam siklus lisogenik, replikasi genom virus terjadi, tetapi tidak merusak sel inang. DNA fag berinteraksi dengan kromosom sel inang untuk membentuk profil. Jika sel inang yang berisi Profag dibagikan untuk produksi, maka Profag dapat diwarisi oleh kedua sel anak. Lumbung dalam sel inang dapat menjadi aktif dan keluar dari kromosom sel inang untuk dapat memasuki tahap siklus litik. Virus yang dapat diproduksi dengan siklus lisogenik dan litik juga disebut virus ringan, seperti fag, fag mirip dengan fag T4, tetapi ekornya