Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOKIMIA

“Katabolisme Protein”

OLEH

SULASTRI
A1J1 18 039

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT yang telah memberikan waktu, kesempatan,


dan kemudahan penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “katabolisme
protein” tepat pada waktunya. Penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekeliruan dan kesalahan baik dalam segi penulisan maupun materi dalam
makalah ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 26 Desember 2019

Sulastri

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Makalah .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

2.1 proses katabolisme asam amino ............................................................................ 3

2.2 Bagaimana proses transminasi .............................................................................. 4

2.3 proses deaminasi oksidatif .................................................................................... 6

2.4 Bagaimana proses siklus urea ............................................................................... 7

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme merupakan peristiwa yang menunjukkan semua


perubahan kimia yang menunjukkan semua perubahan kimia yang terjadi
di dalam tubuh dan organ tubuh.Metabolisme ini dibagi menjadi dua jalur
yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme merupakan jalur
metabolisme yang membebaskan energi dengan cara merombak molekul-
molekul yang kompleks menjadi molekul yang sederhana. Sedangkan
anabolisme merupakan penyusunan senyawa sederhana menjadi senyawa
yang lebih kompleks.

Makanan yang sudah dikonsumsi dan masuk ke organ


pencernaan akan dipecah oleh enzim yang ada di dalam sistem pencernaan
kita. Melalui reaksi katabolisme, protein dipecah menjadi asam
amino. Asam amino ini bisa digunakan sebagai sumber energi ketika
tubuh membutuhkannya.Asam amino juga bisa didaur ulang untuk
membuat protein atau dioksidasi menjadi urea.

Selain memecah protein, katabolisme juga bisa memecah


glikogen menjadi glukosa. Karbohidrat sederhana ini kemudian akan
melalui proses oksidasi yang dinamakan glikolisis. Dari reaksi inilah
energi dihasilkan.Sedangkan lemak akan melalui proses pemecahan yang
disebut hidrolisis. Proses ini menghasilkan asam lemak dan gliserol, yang
selanjutnya akan melalui reaksi glikolisis dan reaksi biokimiawi lainnya
hingga terbentuklah energi.

Energi yang dihasilkan dari proses-proses di atas disimpan


sebagai molekul adenosine triphospate (ATP). Banyak aspek dari
metabolisme sel, baik anabolisme maupun katabolisme, berkaitan erat

1
dengan produksi dan konsumsi ATP sebagai sumber energi, yang juga
berperan sebagai bahan bakar dalam seluruh proses metabolisme.

Olahraga seperti berlari, berenang, dan bersepeda adalah jenis


kegiatan yang merupakan latihan katabolis atau kardio. Ketika melakukan
aktivitas ini, detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan akan
meningkat. Latihan katabolis dapat membantu Anda menjaga kesehatan
jantung dan paru-paru.Namun sebelum melakukan olahraga kardio,
sebaiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter jika Anda memiliki
kondisi kesehatan tertentu.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang kami angkat untuk di bahas pada


makalah kami ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses katabolisme asam amino?
2. Bagaimana proses transminasi?
3. Bagaimana proses deaminasi oksidatif?
4. Bagaimana proses siklus urea?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah kami antara
lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses katabolisme asam amino
2. Untuk mengetahui proses transminasi
3. Untuk mengetahui proses deaminasi
4. Untuk mengetahui proses siklus urea

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Katabolisme Asam Amino

Secara sederhana, yang dimaksud dengan katabolisme


protein adalah jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan
dengan memecah molekul kompleks dari protein itu sendiri.Lebih lanjut,
proses katabolisme ini dibagi lagi ke dalam dua kelompok yakni
katabolisme aerob (melibatkan oksigen) dan juga anaerob (tanpa
melibatkan oksigen).

Protein merupakan makromolekul yang memiliki banyak peran


bagi tubuh.Molekul ini merupakan unit pembangun sel dan memiliki peran
fisiologis penting dalam bentuk protein enzim atau hormon. Protein
diperoleh dari makanan, dengan daging, telur dan susu sebagai sumber
utama. Protein terbentuk dari molekul asam amino yang saling berikatan
dengan ikatan peptida.Terdapat 20 jenis asam amino yang memiliki
struktur dan sifat yang berbeda-beda.Protein dalam makanan akan dipecah
menjadi asam amino dalam sistem pencernaan manusia. Enzim-enzim
pepsin, tripsin, dan protease akan memecah protein sehingga diperoleh
asam amino yang akan diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam
amino ini akan digunakan dalam proses sintesis protein membentuk enzim,
hormon, dan sel-sel baru.

Katabolisme asam amino adalah proses pemecahan molekul asam


amino menjadi molekul yang lebih sederhana untuk dibuang gugus
aminanya dan rangka karbonnya digunakan sebagai penghasil energi.
Katabolisme asam amino dapat terjadi apabila tubuh kelebihan pasokan
asam amino dari makanan (karena tubuh tidak bisa menyimpan kelebihan
asam amino) atau karena tubuh sangat kekurangan energi disebabkan
kelaparan yang sangat ekstrim.

3
Saat seseorang lapar, glikogen akan dipecah untuk menghasilkan glukosa.
Apabila glikogen telah terpakai, lemak menjadi pilihan selanjutnya untuk
digunakan sebagai sumber energi. Apabila lemak sudah terpakai, protein
akan menjadi pilihan terakhir tubuh untuk mencukupi kebutuhan
energinya.

Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam
amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat
dan protein), tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber
energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan
pelepasan gugus amina. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat
toksik bagi tubuh

Katabolisme asam amino menghasilkan gugus amina dan rangka karbon.


Gugus amina akan diubah menjadi urea untuk dikeluarkan dalam bentuk
urin, sedangkan rangka karbon akan digunakan sebagai sumber energi.

2.2 Proses transminasi

Transaminasi adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan


pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain.
Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino
dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat,
ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah
menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam
keto. Ada dua enzim yang penting dalam reaksi transaminasi, yaitu alanin
transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis pada
reaksi berikut:
alanin transaminase
asam amino + asam piruvat asam alfa keto + alanin

glutamat transaminase
asam amino + asam alfa ketoglutarat asam alfa keto + asam glutamat

4
Reaksi transaminasi bersifat reversibel. Pada reaksi ini tidak ada gugus
amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino
dietrima oleh asam keto.
Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan
terhadap asam piruvat-alanin sebagai satu pasang subsrat, tetapi tidak
terdapat asam-asam amino yang lain. Dengan demikian alanin
transaminase dapat mengubah berbagai jenis asam amino menjadi alanin,
selama tersedia asam piruvat. Gluatamat transaminase merupakan enzim
yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu
pasang subsrat, karena enzim ini dappat mengubah asam-asam amino
menjadi asam glutamat. Apabila alanin transaminase terdapat dalam
jumlah banyak, maka alanin yang dihasilkan dari reaksi transaminasi akan
diubah menjadi asam glutamat.

alanin + asam alfa ketoglutarat asam piruvat + asam glutamat

Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam rekasi tersebut adalah alanin-
glutamat transaminase.
Dari reaksi-reaksi di atas dapat dilihat bahwa walaupun ada beberapa jalur
transaminasi, namun asam ketoglutarat merupakan akseptor gugus amino
yang terakhir. Dengan demikian hasil reaksi transaminasi keseluruhan
adalah asam glutamat.
Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun dalam cairan
sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim. Piridoksalfosfat tidak hanya merupakan
koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi
metabolisme yang lain.
Transaminasi tidak terbatas pada gugus -amino. Gugus -amino pada
ornitin, tetapi bukan gugus -amino pada lisin – mudah mengalami
transaminasi.

5
2.3 Proses Deaminasi

Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam


glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat
dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat
dehidrogenase sebagai katalis.

asam glutamat + NAD+ asam alfa ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+


Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam
bentuk NH4+. Selain NAD+, glutamat dehidrogenase dapat pula
menggunakan NADP+ sebagai akseptor elektron. Oleh karena
asamglutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogense merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam
amino.
Dua jenis dehidrogenase lain yang penting adalah L-asam amino oksidase
dan D-asam amino oksidase.
H
L R C COOH + E FMN R C OH + NH3 + E FMNH2

NH2 O

L-asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein yang mempunyai gugus


prostetik flavinmononukleotida (FMN). Enzim ini terdapat dalam sel hati
pada endoplasmik retikulum dan merupakan enzim yang penting. D-asam
amino oksidase adalah juga enzim flavoprotein dan merupakan katalis
pada reaksi:
H
D R C COOH + E FAD R C OH + NH3 + E FADH2

NH2 O

Enzim ini mempunyai FAD sebagai gugus prostetik dan terdapat dalam sel
hati. Oleh karena D-asam amino jarang terdapat pada tubuh manusia,
maka fungsi D-asam amino oksidase belum diketahuidengan jelas.

6
2.4 Proses Siklus Urea

Siklus urea merupakan suatu reaksi pengubahan amonia (NH3)


menjadi urea ((NH2)2CO).Reaksi kimia ini sebagian besar berlangsung di
hati dan sedikit terjadi di ginjal.Hati menjadi pusat pengubahan amonia
menjadi urea berhubungan dengan fungsi hati sebagai tempat menetralkan
racun.
Tahapan reaksi pengubahan amonia menjadi urea terdiri atas 5 tahapan
reaksi (siklus urea), 2 tahapan terjadi di mitokondriaserta 3 tahapan terjadi
di sitoplasma.

Tahapan Siklus Urea:

a. Reaksi 1 Sintesis Karbamil Fosfat

Reaksi sintetis karbamil fosfat yang merupakan tahap yang pertama dari
siklus urea ini yang berlangsung di matriks mitokondria hati. Ion
ammonium, karbon dioksida, dan fosfat (yang berasal dari ATP)
sebagai bahan baku reaksi berkondensasi guna membentuk karbamil
fosfat dikatalisis oleh enzim karbamil fosfat sintase I, yaitu enzim yang
terdapat pada mitokondria hati organisme urotelik.

2 ATP yang dihidrolisis selama reaksi ini menyiapkan tenaga


penggerak untuk sintesis 2 ikatan kovalen-ikatan amida dan ikatan
campuran asam karboksilat-asam fosfat anhidrida dari karbamil fosfat,
dengan kata lain reaksi ini membutuhkan energi ditandai dengan adanya
perubahan ATP menjadi ADP (tampak pada skema reaksi). Selain
Mg2+ suatu asam dikarboksilat, lebih disukai N-asetil glutamat dimana
peranannya dalam reaksi ini sebagai kofaktor.Kofaktor ini
mengakibatkan banyak perubahan konformasional (penyesuaian
bentuk) dalam struktur karbamil fosfat sintase yang membuka (expose)
gugus sulfidril tertentu, menyembunyikan gugus lainnya, dan
mempengaruhi afinitas enzim untuk ATP.

7
Reaksi 2 Sintesis Sitrulin

Setelah reaksi sintetis karbamil fosfat kemudian ialah reaksi sintesis


sitrulin dimana reaksi ini berlangsung di matrik mitokondria hati pula
sama seperti reaksi sintesis karbamil fosfat. Pemindahan gugus karbamil
dari karbamil fosfat ke ornitin membentuk sitrulin + Pi (ortofosfat/ fosfat
anorganik), dikatalisis oleh enzim L-ornitin transkarbamoilase
mitokondria hati. Reaksi sangat karakteristik untuk ornitin serta
keseimbangan cenderung kuat ke sintesis sitrulin.

b. Reaksi 3 Sintesis Asam Argininosuksinat

Reaksi asam argininosuksinat merupakan reaksi pertama yang berlangsung


di sitosol hati, ditandai dengan masuknya ornitin (hasil reaksi sebelumnya
ke sitosol). Pada reaksi sintesis asam argininosuksinat, aspartat serta
sitrulin ini akan diikat bersamaan melalui gugus amino aspartat diikat
bersamaan dengan enzim argininosuksinat sintetase. Reaksi ini
memerlukan ATP yang ditandai dengan adanya perubahan ATP menjadi
AMP serta keseimbangan cenderung kuat ke sintesis arginosuksinat.

c. Reaksi 4 Penguraian Asam Argininosuksinat

Reaksi penguraian asam argininosuksinat berlangsung di sitosol


hati.Penguraian asam argininosuksinat memproduksi arginin dan asam
fumarat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim argininosuksinase, suatu enzim
yang berasa dari hati dan jaringan ginjal.Reaksi berlangsung melalui
mekanisme pembuangan trans. Fumarat yang dibentuk bisa dikonversi
menjadi oksaloasetat melalui reaksi fumarase dan melat dehidrogenase dan
kemudian ditransaminasi untuk membentuk kembali (regenerasi) aspartat.

8
d. Reaksi kelima Pembelahan arginin menjadi ornitin dan urea

Reaksi ini melengkapi siklus urea dan membentuk kembali (regenerasi


ornitin), substrat untuk reaksi 2. Pembelahan hidrolitik gugus guanidino
dari arginin akan dikatalisis dengan arginase, yang berada dalam hati
semua organisme ureotelik. Dalam jumlah yang lebih kecil, arginase juga
berada dalam jaringan ginjal, otak, kelenjar mamae, jaringan testikuler dan
kulit.Arginase hati mamalia diaktifkan oleh Co2+ atau Mn2+ Ornitin dan
lisin merupakan penghambat kuat yang bersaing dengan arginin.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai ikatan peptid


dan berasal dari monomer asam amino
2. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu :
1. Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian
atau
katabolisme dan dibentuk sel – sel baru.

2. Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan


terjadi

sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati.


3. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein
baru.
4. Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada
dalam
makanan.
3. Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino
yaitu.Transaminasi dan Deaminasi

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.edubio.info/2015/08/katabolisme-asam-amino-di-tubuh-
manusia.html

http://prachzpratama2.blogspot.com/2012/11/makalah-katabolisme-protein-
biokimia.html

https://www.gurupendidikan.co.id/tag/makalah-katabolisme-protein/

https://materi.co.id/siklus-urea/

11

Anda mungkin juga menyukai